MALAIKAT KECIL ✔

Autorstwa wnafth

161K 13.1K 1.5K

FANFICTION (Uzumaki Naruto & Uzumaki Hinata) Disclamer: Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto Pair: Naruto, Hinata... Więcej

MALAIKAT KECIL
UZUMAKI BORUTO
Ayah dan Ibu
Uchiha Sarada
Alarm NaruHina
Piknik Reuni
Cucu dan Kakek
Bibi dan Keponakan
Boruto dan Kakashi
Setelah Beberapa Bulan
Bersama Ayah
Waktu Luang
Misi Sasuke
Misi Rahasia
Sebuah Pertanda?!
Kabar Gembira
Keadaan Naruto
Kembali ke Desa dan Kejutan Istimewah
Naruto Ngidam
Kunjungan Iruka
Mimpi Buruk
Uzumaki Himawari
Generasi Berikutnya
Kembali ke Rumah
Kecemburuan Boruto
Dua Tahun Berlalu
Liburan Bersama
Ulang Tahun Ibu
Mengenang Masa Lalu
Mendengar Cerita Paman Kakashi
Mimpi Buruk
Ketakutan Ayah
Ketakutan Ayah II
Perasaan Ayah dan Ibu
Ke Akademi Ninja bersama Ayah
Sisi Lain Ayah
Pelajaran Pertama
Penampilan Baru Ibu
Liontin Peninggalan Paman
Pertengkaran Ayah dan Ibu
Masalah Lainnya
Kesalahan Fatal
Ingkar Janji
Ayah Payah
Mencari Solusi
Mencoba Memperbaiki Segalanya
Misi Pencarian
Keadaan Boruto
Menepati Janji
Kesempatan Terakhir
Mulai Dari Awal
Keluarga Uzumaki Kembali
Menjelang Pelantikan Ayah
Bertemu Paman Gaara
Isi Hati Ayah dan Anak
Inspirasi Desain Jubah Hokage Ayah
Merawat Ibu
Tim 7 Tanpa Sasuke
Sehari Sebelum Pelantikan
Pesta Kecil-kecilan
Persiapan Yang Gagal Total
Malam Hari Setelah Pelantikan
‼️INFO‼️
Hari Pertama Nanadaime
Menunggu Ayah Pulang
Pringatan
Liburan yang Gagal
Boruto Benci Hokage
Boruto Benci Hokage II
Beberapa Tahun Berlalu
Makan Malam Bersama Setelah Sekian lama
Masuk Akademi Ninja
Anak Hokage
Ujian Chunin Dan Bencana
Akhir Dari Konflik Ayah dan Anak
Kunjungan Hokage Ketujuh ke negeri Tangga
Apa Yang Terjadi Pada Hokage?
Bantuan Teman-teman
Misi Penyelidikan
Masalah Utama Ditemukan
Apakah sebuah Solusi?
Kacamata Byakugan
Amano Chihare
Sepeda Motor
Sebuah Penyerangan
Misteri Dibalik Penyerangan
Kelanjutan Penelitian Chihare
Teka-Teki
Sebuah Harapan
Penelitian Berlanjut
Sebuah kemajuan?
Pergerakan Aneh
Akhir dari partikel kutub?
Cara Terakhir
Rencana Beresiko
Rencana Beresiko II
Latihan Berbahaya Dimulai
Kerja Sama dan Pengorbanan
Kerja Sama dan Pengorbanan II
Hanya Ada Hidup atau Mati
Akhir Yang Diharapkan
Normal Kembali

Mengerjakan Pekerjaan Ibu

1.2K 137 17
Autorstwa wnafth

Naruto akhirnya menggantikan Hinata untuk mengurus semua urusan rumah. Hinata sudah memberi tahu pekerjaan apa yang paling pertama harus Naruto lakukan, tak lupa Hinata memperingatkan sang suami untuk tetap sabar meski lelah karena Hinata tahu bahwa Naruto terkadang kehilangan kesabaran jika apa yang ia lakukan tak sesuai ekspektasinya.

"yosh saatnya.." Naruto mengambil ancang-ancang untuk membuat kagebunshin namun segera dihentikan oleh anak-anaknya.

"eh ayah mau apa?" tanya Boruto.

"membuat kagebunshin-ttebayo" jawab Boruto.

"tidak boleh" timpal Himawari.

"kenapa begitu?" tanya Naruto.

"ibu selama ini mengerjakan semuanya sendirian, jadi ayah juga harus sendirian-ttebasa"

"benar benar" Himawari membenarkan.

"heeehh..." keluh Naruto.

"masa ayah kalah sama ibu, ayah payah nih" Boruto berniat mengompori sang ayah.

"hihihi" tawa kecil Hinata.

"baiklah-baiklah ayah kerjakan semuanya sendirian" jawab Naruto tampak tak begitu bersemangat.

"ya sudah sana kerjakan" titah Boruto.

"baiklah" Naruto berjalan keluar kamar "benar-benar tidak ada yang mau membantu ayah?" Naruto berbalik dan memelas pada anak-anaknya.

"tidak" jawab cepat Boruto.

"Himawari, sayangnya ayah pasti maukan?" Naruto bertanya pada sang putri kecilnya.

"tidak mau, Hima mau disini bersama ibu" jawab Himawari juga ikut menolak.

"cepat ayah!" pintah Boruto.

"baiklah ayah pergi" akhirnya Naruto benar-benar meninggalkan mereka bertiga dan memulai pekerjaan rumah pertamanya.

Pertama-tama Naruto harus menyapu dan mengepel lantai rumahnya.

"pertama aku ambil sapu di.."

"TIDAK BOLEH PAKAI BUNSHIN LOH AYAH! INGAT IBU PUNYA BYAKUGAN KALAU KETAHUAN AYAH DIHUKUM" tiba-tiba Boruto berteriak dari arah kamar.

"IYA IYA, AYAH TIDAK AKAN PAKAI BUNSHIN" balas Naruto "mereka sampai meminta Hinata mengawasiku ya" lanjut Naruto bermonolog.

Naruto pun melanjutkan pekerjaannya.

"Harus mulai dari mana ini? dari atas? Baiklah aku mulai dari atas" Naruto membawa sapu dan juga skop sampah ditangannya menuju lantai dua rumahnya.

Naruto P.O.V

"aku mulai dari ruang kerjaku dulu deh" setelah ku buka pintu aku langsung terkejut "apa runganku selalu seberantakan ini?"

Kemasan mie cup ada dimana-mana, kertas-kertas sobek bercampur dengan tumpukan dokumen, serta gulungan-gulungan berserakan di lantai.

"Hinataaa maafkan aku" aku sadar aku sangat merepotkan Hinata selama ini, aku yang baru melihatnya saja sudah kelelahan huuffttt..

Ku mulai dengan membuang semua kemasan mie cup itu lalu membersihkan meja kerjaku, membuang kertas-kertas yang tak penting, menumpuk semua dokumen penting dengan rapi dan tak lupa ku amankan gulungan serta buku-buka di tempatnya.

Ku lap meja beserta foto-foto yang ada di ruangan ku, dan yang terakhir ku sapu lantai hingga bersih.

"ini baru satu ruangan dan aku sudah selelah ini? dan Hinata melakukannya setiap hari, istriku memang hebat-dattebayo"

Selanjutnya ku bersihkan setiap ruangan yang ada.

Setelah ku sapu, lalu pel, selanjutnya Hinata bilang aku harus mencuci baju-baju kotor.

"yosshhaa.. semangat Naruto" ucapku menyemangati diriku sendiri meski aku sudah lelah.

Naruto P.O.V End.

"apa kalian tak mau membantu ayah? kasihan dia sendirian" ucap Hinata.

"tapi nanti ibu sendirian" jawab Himawari.

"ibu sudah baikan, sana bantu ayah" titah Hinata.

"baiklah" jawab Boruto dan Himawari bersamaan.

Boruto dan HImawari turun ke lantai satu untuk membantu sang ayah menyelesaikan pekerjaannya.

"ayah?" panggil Boruto.

"eh?" Naruto sedikit terkejut melihat kehadiran dua buah hatinya "ada apa?" lanjutnya bertanya.

"papa kami ingin membantu" jawab Himawari antusias.

"benarkah?" Naruto terlihat sangat senang.

"ya.. ini juga karena ibu yang suruh-dattebasa" jawab Boruto.

"terimakasih sayang, baiklah setelah ini kalian bantu ayah menjemur pakaian" ucap Naruto.

Naruto menyelesaikan bilasan terakhirnya dan membawa satu keranjang pakaian ke halaman untuk dijemur.

"oh kalian tidak sampai? Tunggu ayah ambil kursi" Naruto langsung mencari kursi untuk sanga anak pijaki.

Naruto, Boruto dan Himawari menjemur pakaian diselingi candaan yang sering kali terlontar dari mulut Naruto. Hinata yang berada di lantai dua masih bisa mendengarnya samar-samar hanya tersenyum gembira melihat kedua anaknya akhirnya dapat menghabiskan waktu bersama sang ayah lagi.

Setelah menjemur pakaian, mereka bertiga menuju halaman belakang untuk menyiram bunga-bunga.

"Boruto siram bunga yang ada di halaman belakang menggunakan selang, Hima siram bunga-bunga ibu yang ada di depan menngunakan penyiram bunga, ayah mau potomg rumput yang sudah lumayan panjang" Naruto membagi tugas mereka.

"baik papa" jawab Himawari sambil mencoba mengangkat penyiram bunga berisi air.

"eh? berat ya sayang?" Naruto melihat Himawari kesusuhan mengankatnya "kalau begitu gantian saja, Hima yang-.." Ucapan Naruto terhenti.

"tidak mau" ucap Himawari "Hima ingin mnggunakan ini" lanjutnya.

"tapi kan berat" timpal Boruto.

"pokoknya ini" balas Himawari.

"sudah-sudah! Begini saja, airnya dikurangi saja ya agar Hima bisa mengangkatnya" saran Naruto.

Naruto akhirnya menuangkan setengah airnya ke sebuah ember.

Setelah itu mereka melakukan tugas mereka masing-masing namun Boruto sedikit jahil pada sang ayah, Boruto yang telah selesai menyiram semua tanaman tiba-tiba mengarahkan selang yang ia pegang ke arah sang ayah dan alhasil membuat Naruto terkejut.

"hahahaha... ayah basah" tawa puas Boruto yang berhasil menjahili Naruto.

"Boruto, ayah basah kan jadinya"

"biarkan saja, lagipula ayahkan belum mandi jadi mandi sekalian-ttebasa" jawab Boruto.

"oh begitu ya.." Naruto berjalan mendekati sang putra lalu mengejarnya "lari ayah cepat lo" ancam Naruto.

"ampun ayah, ampun hahaha" ucap Boruto sambil berlari.

"tidak akan ayah ampuni kali ini-ttebayo" jawab Naruto sambil terus berlari mengejar Boruto namun tiba-tiba sebuah semprotan air mengarah kepada mereka.

"HIMAWARI?!" sontak saja Boruto dan Naruto terkejut melihat Himawari yang memegang selang.

"hahahaha... kakak dan papa basah" tawa Himawari.

Naruto dan Boruto saling tatap tatapan lalu mengejar Himawari.

"awas ya.." ucap Naruto sambil terus mengejar kedua anaknya.

Sementara itu, Boruto dan Himawari sepakat untuk bekerja sama dan terus menerus menyiram Naruto menggunakan selang.

Mereka semua akhirnya basah kuyup.

"kalian main-main ya" ucap Hinata yang tiba-tiba muncul sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

"ibu?" kaget Boruto dan Himawari.

"kenapa tidak istirahat saja sih?"

"kalian pikir aku bisa istirahat kalau kalian berisik seperti tadi?"

"salah ayah" ucap Boruto.

"Ayah? siapa yang memulai?"

"tapi tadi yang kejar kan ayah"

"sudah! Masuk bersihkan badan kalian, nanti kalian masuk angin" titah Hinata.

"maaf" ucap mereka bertiga bersamaan.

Skip.

Malam hari tiba, saatnya mereka semua beristirahat. Naruto yang lelah setelah mengerjakan pekerjaan rumah, sekarang punya alasan untuk bermanja-manjaan pada sang istri ditambah lagi anak-anaknya sudah terlelap.

"aku sangat lelah-dattebayo" keluh Naruto yang berbaring di atas paha sang istri.

"lebih melelahkan mana dengan pergi menjalankan misi?" tanya Hinata yang mengusap-usap rambut kuning milik Naruto.

"sama melelahkannya, membersihkan rumah, mengurus anak-anak, pergi ke pasar, apa kau selalu selelah ini setiap harinya?" jawab Naruto.

Hinata tersenyum menanggapinya.

"Hinata?" panggil Naruto.

"hm?"

"aku mencintaimu" ucap Naruto tiba-tiba.

"eh? ada apa ini tiba-tiba?" Hinata terkejut.

"aku tidak tahu kalau pekerjaan rumah akan semelelahkan ini-ttebayo, istriku sangat kuat karena melakukan ini setiap hari makanya aku berkata begitu" Naruto mendongakkan kepalanya menghadap Hinata.

"hahaha... kita semua melakukan peran kita masing-masing, Naruto-kun juga selalu lelah setiap kali pulang bekerja kan?"

"hm..." angguk Naruto "tapi jangan sakit lagi, aku khawatir" lanjutnya.

"iya.." Hinata menjawab sambil tersenyum

Naruto tiba-tiba meraih tangan sang istri yang berada di kepalanya lalu menciumnya.

"aku tidak tahu apa kita bisa selalu seperti ini sampai kita tua nanti tapi, aku tidak akan 'pergi' sampai aku benar-benar membahagiakanmu dan juga anak-anak" Naruto tiba-tiba.

"kenapa berkata seperti itu? Naruto-kun seolah-olah berkata kalau Naruto-kun bisa 'pergi' meninggalkan aku kapan saja" cemas Hinata.

"hahaha.. kan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah aku menjadi Hokage, dahulu ayah mengorbankan nyawanya demi desa dan aku pasti akan melakukan yang sama jika saja-.."

"desa pasti aman dan tidak akan terjadi sesuatu yang buruk, jangan berkata seperti itu lagi!" tegas Hinata.

"hahaha.. ada apa? apa kau takut kehilangan aku?" goda Naruto.

"tentu saja" nada bicara Hinata tiba-tiba meninggi "jika kau mau pergi ajak aku, aku mau ikut" lanjutnya.

"lalu anak-anak? Mereka butuh dirimu" jawab Naruto.

"ada ayah, dan Hanabi yang akan merawat mereka"

"tidak boleh begitu"

"kenapa? tadi Naruto-kun bilang akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ayah yondaime, kalau begitu jangan larang aku melakukannya juga"

"melakukan apa?"

"hal yang sama seperti yang dilakukan ibumu, Kushina-san"

"eh?" Naruto sangat terkejut mendengar penuturan Hinata "aku tidak ingin kau melakukan itu" lanjut Naruto.

"kalau begitu, jangan pernah tinggalkan aku!"

Naruto langsung memeluk sang istri tanpa menjawab pertanyaannya.

"kenapa diam saja?"

"aku tidak akan pernah mau meninggalkanmu" jawab Naruto sambil tersenyum.

"janji?"

Naruto hanya mengangguk sebagai jawaban.

Naruto melepas pelukannya dan menatap Hinata dalam-dalam.

"kau tahu, setelah perbincangan kita tadi, aku jadi sangat yakin kalau Hinata memang diciptakan hanya untukku" ucap Naruto.

"hah?" muka Hinata memerah.

"hahaha.. aku tidak pandai merayu ya?"

"sangat payah" jawab Hinata.

"tapi muka mu memerah tahu"

"sok tahu"

"hahaha.." Naruto tertawa melihat tingkah sang istri yang sangat lucu.

Naruto tiba-tiba menarik tangan Hinata dan langsung mencium bibir sang istri dibawah lampu kamar yang padam.

Hinata sangat terkejut karena Naruto melakukannya secara tiba-tiba.

Cukup lama mereka berciuman hingga Naruto bahkan terus mengeratkan pelukannya. Dikarenakan mereka yang hampir kehabisan napas, Naruto melepaskan ciumannya namun tidak dengan pelukannya.

"a-ada apa tiba-tiba melakukannya?" tanya Hinata.

"tidak, hanya karena aku ingin saja" jawab asal Naruto "kalau dipikir-pikir sudah lama kita tak melakukan itu ya?" lanjut Naruto.

"me-melakukan apa?" tanya Hinata yang pura-pura tidak tahu.

Tanpa menjawab, Naruto langsung mengarahkan tangannya ke belakang leher sang istri dan langsung menciumnya.

Hinata hanya bisa menelan ludahnya dan terdiam membiarkan Naruto menjajah tubuhnya, dia paham apa maksud Naruto sebenarnya tapi karena ini terlalu tiba-tiba akhirnya membuatnya sangat gugup.

"detak jantungmu terdengar dengan jelas" ucap Naruto yang menyandarkan kepalanya di dada Hinata "kalau kau tidak mau, tidak usah, kita tidur saja" lanjutnya.

"eh, bu-bukan sperti itu tapi.."

"hm?"

"a-aku hanya sedikit terkejut"

"jadi?"

"ka-kau bisa melakukannya lagi"

"hahaha.. muka mu merah tuh" goda Naruto.

"ish" kesal Hinata.

Naruto langsung saja membaringkan Hinata dan melakukan apa yang sedari tadi ingin dia lakukan.

"tadi katamukau lelah" ucap Hinata.

"tapi kalau untuk ini aku tidak lelah sama sekali-ttebayo" sambil terkikik geli Naruto menjawab.

"dasar" hanya itu jawaban Hinata lalu setelah itu ia tak sadarkan diri lagi, ia benar-benar dibawah kendali sang suami.

Malam yang panjang bagi kedua pasangan itu, mereka benar-benar seperti sudah lupa apa yang ada disekitar mereka, dunia serasa hanya milik mereka. Hingga pada akhinya mereka terlelap bersama.

.

.

Fyi: Maaf baru up lagi soalnya kemarin email aku tiba-tiba nggak bisa dibuka dan semua media sosial yang aku daftar pakai email itu juga nggak bisa kebuka termasuk wattpad jadi kemarin aku nggak bisa update deh dan sebagai permintaan maaf ku, part kali ini aku buat panjang wkwkwk.. adegan yang paling kalian suka tuh, udah ngaku aja ya kan? Wkwkwk..

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

26.4K 2.4K 67
Temari akhirnya memahami apa yang dirasakan Shikamaru setelah ia sendiri terjebak dalam misi hidup dan mati Ia mungkin adalah putri Suna, tapi ia mem...
81.7K 4.6K 79
Kelanjutan cerita dari Boruto The Last (2020 Version) & Boruto The Last (2023 Version) Dalam cerita penuh tekad, air mata, dan pertarungan epik, Uzum...
1.1M 107K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
124K 8.4K 101
{ Oneshot About ShikaTema } " di tengah teriknya dunia kau jadi bayangan yang membuatku nyaman " - Sabaku no Temari . " kau adalah cahaya yang mener...