Raise - Tsarina

Od Farmuhan

192 83 11

Ini adalah Anastasia Nikolaevna Romanova. Seorang putri dari keluarga Romanov yang dieksekusi mati oleh tenta... Více

Prolog
Bab 1 - Dewi Narrum
Bab 2 - Eksistensi
Bab 3 - Tesseract
Bab 5 - Ern dan Ven.
Bab 6 - Penghakiman.
Bab 7 - Izar Ernorucub

Bab 4 - Istana Kremlin

12 8 0
Od Farmuhan


Melihat bahwa Sofia tidak akan kembali dari Tesseract cukup lama. Jue lalu mengajak Anastasia untuk pulang.

Sejujurnya Anastasia tidak mau pulang karena ingin melihat dengan dekat Istana Kremlin yang menjadi pemandangannya. Tapi masalahnya akan terlihat aneh jika dia ingin melakukannya.

Akhirnya Anastasia ikut Jue saja tanpa berkata apa-apa.

Sayangnya, mereka harus berjalan kaki untuk sampai ke gerbang kota. Dan bicara soal pulang, Anastasia ini mau pulang kemana ya?

"Kau lelah, Elva?" tanya Jue selama perjalanan.

"Tidak." jawab Anastasia biasa.

"Aku harap ada rombongan pedagang lewat. Tapi entah kenapa hari ini sepi sekali. Apalagi taksi nggak mungkin lewat diluar wilayah kota, jadi kita harus sampai ke gerbang kota dulu untuk mendapatkan taksi."

Anastasia heran. Istana Pravda? Oh, mungkin yang dimaksud Jue adalah Istana yang mirip dengan Istana Kremlin itu. Jadi namanya Istana Pravda ya? Syukurlah pulangnya ke Istana itu. Anastasia soalnya penasaran dengan Istana yang benar-benar mirip Istana Kremlin itu.

—Sesaat ingatan tentang Istana Pravda mulai muncul. Tapi yang dia ingat hanya nama dan lukisan istana Pravda. Dia tidak pernah melihatnya dari jauh seperti ini. Kenapa?

Sayangnya ingatannya kabur lagi ketika dia berusaha mengingat kenapa dia tidak pernah keluar dari Istana Pravda. Tapi dia ingat jika dia pernah berada di dalam Istana. Meskipun itu, hanya kamarnya saja.

"Elva?" panggil Jue.

"Ya?" balas Anastasia.

"Kau terlihat diam sekali. Kenapa? Seingatku kau selalu berisik, terutama kalau tidak ada Sofia."

"Oh, benarkah?"

"Ya. Biasanya kau suka mengeluh kalau jalan seperti ini."

"Entahlah, kak Jue. Aku sedang berpikir."

"Berpikir? Tidak biasanya. Mungkin karena kau dulu sering sakit ya jadi tidak bisa cerewet seperti biasanya."

"Sakit?"

"Iya. Kau dulu kan pernah sakit......... ummm tunggu? Kau pernah sakit?"

"Kenapa kau sekarang bertanya kepadaku?"

"—Tidak, kau pernah sakit. Tapi kau sakit....... Sakit apa ya? Sialan aku tidak ingat sama sekali. Mungkin ini yang dimaksud Sofia tadi."

"Tadi itu sebenarnya tempat apa sih?"

"Tadi? Tadi apa?"

"Tempat yang remang-remang tadi. Yang banyak ruangan di sekitarnya."

"Ah itu. Tesseract."

"Tesseract?"

"Dunia lima dimensi untuk melihat alur waktu."

"Aku tidak paham."

"Sederhananya sih itu tempat melihat aliran waktu yang bercabang. Kau tahu, Elva? Dunia ini bergerak dengan aliran waktu yang bercabang hingga tak terhingga. Semisal saja aliran waktu yang sekarang kita jalani ini, aku dan kamu sedang berjalan bersama. Mungkin di aliran waktu yang lain dan berjalan bersama dengan aliran waktu kita, kita tidak berjalan bersama-sama seperti ini."

Anastasia mencoba memahami kalimat tersebut. Tapi pikirannya benar-benar kosong dan tidak mengerti apa yang dikatakan Jue.

Jue lalu menoleh kepada Elva. Dia tersenyum melihat adiknya yang mulai memberikan wajar datar tidak mengerti.

"Dari wajahmu, kau sepertinya tidak paham." ucap Jue.

"Sama sekali tidak." balas Anastasia, "Lalu apa hubungannya denganku dibawa kesana?"

"Sofia percaya, penyebab kita mengalami sakit kepala yang hebat kemarin adalah kamu."

"Aku?"

"Ya. Karena itulah Sofia mencoba meminjam Rubik milik Ernorucub—yang sayangnya, dia mencurinya—untuk mengakses Tesseract dan mencari bukti bahwa Dewi Narrum melakukan sesuatu kepada kita."

"Setelah kalian memiliki bukti. Apa yang kalian inginkan?"

"Sebenarnya yang ingin ini Sofia sih, jadi dia ingin menuntut jawaban dari Dewi Narrum."

"Menuntut?"

"Ya."

"Terus setelah itu?"

"Entahlah."

"Hah?"

"Tanya saja Sofia nanti. Aku hanya diajak saja soalnya. Kuharap dia tidak diadili sama 12 penjaga Horologia."

Horologia? Kata itu terdengar aneh bagi Anastasia. Sepertinya dia pernah mendengar kata tersebut. Bukan dari dunia ini, tentu saja. Tapi dunianya yang dulu.

Sepertinya terdengar seperti bahasa latin. Kalau tidak salah artinya sebuah seni mempelajari waktu. Apakah mereka yang disebut 12 Horologia adalah penjaga waktu? Anastasia terus berpikir hal tersebut sampai tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di gerbang kota.

Jue lalu meminta penjaga untuk mencarikan taksi untuk mereka berdua. Penjaga itu meminta Jue dan Anastasia menunggu sebentar.

Selama menunggu, Anastasia melihat-lihat sekitar. Bangunan-bangunan, pemandangan, serta aktivitas. Semuanya terlihat seperti abad pertengahan.

Misalnya saja banyak orang-orang yang masih menggunakan hewan sebagai alat transportasi. Ada becak dengan penarik manusia dan ada juga kincir air yang kalau di dunianya yang dulu, benda seperti itu sudah hampir tidak ada.

Bicara soal orang-orang. Ada beberapa yang kelihatan aneh bagi mata Anastasia. Yaitu, ada manusia yang seperti bukan manusia?

Mereka terlihat aneh. Ada yang memiliki telinga seperti kucing, ada yang seperti anjing, bahkan ada yang mukanya seperti singa tapi bertubuh manusia. Uniknya lagi, mereka punya ekor! Seakan-akan mereka manusia yang bergabung dengan hewan.

Selain manusia dengan perawakan hewan. Ada manusia-manusia lain yang sepertinya dia agak kenal perawakannya dari dongeng di dunianya dulu. Seperti manusia berkulit putih dengan telinga runcing, elf; manusia kerdil dengan jenggot lebat, dwarf; dan manusia dengan tanduk kerbau...... iblis kah?

Manusia-manusia dengan tanduk tersebut juga bermacam-macam. Selain ada yang bertanduk kerbau, ada yang bertanduk runcing, ada yang hanya satu tanduk. Kalau di dunianya dulu, Anastasia akan menganggap mereka iblis. Tapi di dunia ini? Mereka seperti manusia-manusia biasa pada umumnya.

Saling berinteraksi dan melakukan komunikasi sosial pada manusia umumnya.

"Tuan Jue. Taksi anda sudah saya pesankan." ucap seorang penjaga.

"Terima kasih. Ayo, Elva." jawab Jue sambil menarik tangan saudarinya.

Penjaga itu lalu memberikan hormat dengan menaruh tangannya di atas dahi. Hormatnya terlihat sama seperti hormat tentara yang ada di dunianya dulu.

Anastasia terus memandangi penjaga itu. Tapi sekarang bukan karena hormatnya, tapi karena penjaga itu memiliki telinga kucing dengan ekor.

Anastasia jadi penasaran, apakah telinga dan ekornya hanya hiasan? Atau benar-benar asli? Mungkin asli karena telinga penjaga itu turun ketika memberikan hormat.

"Ayo, Elva. Kamu lihat apa sih?" tanya Jue.

"Ah iya."

Anastasia lalu naik ke dalam kereta dan duduk di depan Jue. Kereta lalu mulai bergerak ketika kusirnya mulai memecut kudanya.

Anastasia yang masih penasaran dengan pemandangan di luar mencoba melihat-lihat keluar jendela. Dia masih heran dengan dunia baru yang sekarang menjadi tempat dimana dia lahir kembali.

Seperti sebuah dunia fantasi, jika Anastasia boleh jujur. Banyak sekali hal-hal aneh yang ada di kota ini, mulai dari sihir, makhluk manusia dari ras yang aneh-aneh, ada hewan seperti dinosaurus dan yang paling menarik bagi Anastasia, Wyvern. Makhluk berkepala naga dengan tubuh reptil—yang lucunya digunakan sebagai alat transportasi. Dia tidak menyangka jika dunia seperti ini ada. Dia kira selama ini hanya seperti dongengnya Hans Cristian Anderson, Lewis Carrol, atau Charles Kingsley. Jadi dunia ini benar-benar ada ya.

Meskipun begitu, Anastasia masih penasaran kenapa bangunannya seperti bangunan eropa pada umumnya. Memang terlihat seperti abad pertengahan, tapi beberapa ada yang moern seperti dunianya dulu. Benar-benar dunia fantasi yang aneh.

Jue yang melihat Elva bersikap seperti itu jadi sedikit tertawa.

"Sepertinya baru pertama kali ini kamu keluar dari Istana ya?" ucap Jue, "Dulu kamu sakit sih, tidak heran. Tapi aku masih lupa kamu sakit apa."

Anastasia tidak membalas apa-apa dan tetap memperhatikan ke luar. Dia sedikit penasaran apakah jalan-jalannya mirip dengan dunianya yang dulu.

Ternyata tidak.

Jalan-jalan yang dia lihat semuanya terlihat berbeda. Bahkan posisi toko-toko favoritnya dulu juga tidak ada. Yah, tentu saja tidak ada, mana mungkin kan ya? Anastasia jadi sedikit kecewa.

Hanya saja ada satu yang sama persis seperti dunianya dulu. Yaitu Istana Kremlin—yang di dunia ini bernama Istana Pravda.

Semua mirip sekali. Mulai dari gerbang, halaman, sungai, serta bangunan istananya.

Yang berbeda cuman penghuninya saja dan sebuah simbol bintang 9 besar yang berada di gerbang pintu istana.

Sesampainya di Istana Pravda, anastasia tetap terpukau dengan istana tersebut. Meskipun aslinya dia tidak merasa asing dengan Istana ini, tapi tetap saja membuat dia merasa takjub dengan keindahannya.

Anastasia sempat penasaran apakah Istana ini juga pernah ikut dipindah dari dunianya ke dunia ini? Atau ada orang yang pernah lahir kembali ke sini dan membangun Istana Kremlin favoritnya di sini?

Yah nanti saja dipikirnya. Soalnya Anastasia sekarang merasa sangat lelah setelah berjalan agak lama tadi.

Saat Anastasia dan Jue masuk. Mereka langsung disambut oleh para pelayan yang berjejer di kanan dan kiri. Tidak disangka, para pelayan itu juga tidak hanya ada yang manusia biasa, tapi juga manusia yang memiliki telinga hewan, tanduk, dan ras yang lainnya.

Anastasia lalu diantar oleh dua pelayan perempuan. Jue juga diantar dengan dua pelayan perempuan juga. Anastasia dan Jue mulai berpisah ketika mereka sudah pergi ke ruangannya masing-masing.

Saat Anastasia di antar ke ruangannya. Dia bisa melihat lorong-lorong di dalam Istana Pravda. Terlihat mirip seperti Istana Kremlin yang asli, tapi isinya berbeda. Ruangan-ruangan juga terisi oleh fasilitas yang tidak sama dengan Istana Kremlin. ANastasia merasa ini menarik sekali, kalau bisa besok mungkin dia ingin mencoba menjelajahinya—seperti kebiasaannya dulu.

Anastasia merasa agak lucu ketika dia mengingat kebiasaannya di dunianya yang dulu, ingin dilakukan di dunia yang baru ini,

Hanya saja, selama perjalannya ke ruangannya. Dia tertarik dengan dua pelayan perempuan yang mengantarnya. Pelayan pertama dia seorang perempuan berkulit putih, berambut coklat dengan telinga anjing, serta ekornya yang berayun. Sedangkan satunya berambut seorang perempuan berkulit coklat gelap, berambut pirang dengan telinga kucing. Berbeda dengan yang anjing, ekornya menegak ke atas.

Kalau dilihat-lihat, kesannya benar-benar seperti hewan aslinya. Meskipun begitu, mereka terlihat cantik.

Berhubung Anastasia masih benar-benar penasaran apakah telinga dan ekor mereka asli. Setelah dua pelayan itu mengantarkan Anastasia. Anastasia lalu meminta apakah mereka berdua bisa tinggal lebih lama di kamarnya.

"Kami bisa, Nona Elva." jawab pelayan yang memiliki telinga kucing.

"Bagus," balas Anastasia, "Ngomong-ngomong, nama kalian siapa?"

Dua pelayan itu saling menoleh masing-masing dengan wajah keheranan.

"Maaf, nona Elva," ucap pelayan yang memiliki telinga anjing, "Kami ini budak, kami tidak punya nama."

"Oh begitu? Maaf, Aku baru tahu."

"Tidak apa-apa nona Elva. Dan anda juga tidak perlu minta maaf kepada kami."

"Oh, baiklah."

Anastasia lalu menyuruh mereka berdua masuk ke dalam kamarnya.

Awalnya Anastasia tidak terlalu paham soal kamarnya ini meskipun dia sudah memiliki ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya. Tapi hebatnya dua pelayan itu langsung bergerak dengan cepat seakan-akan sudah mengetahui apa yang Anastasia inginkan. Mereka berdua membersihkan meja dan merapikan tempat duduknya. Setelah itu mereka berdua lalu berdiri di kanan dan kiri meja tersebut sambil mempersilahkan Anastasia untuk duduk.

Anastasia lalu menghampiri mereka dan memulai "meneliti" mereka sebentar.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

655K 54.1K 56
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
3.7M 364K 96
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
134K 14.6K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
1.2M 91.7K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...