SECRET MURDERER

By Norhfizzh__

101K 5.4K 281

[ BEBERAPA PART AKAN DI PRIVAT, WAJIB FOLLOW DULU! SETELAH ITU VOMENT! HAPPY READING! ] [NEW VERSION] "Kau mi... More

PROLOGUE
Chapter 00 || Understand Well!
Chapter 01 || Mafia in Chicago
Chapter 02 || Modelling Agency
Chapter 03 || Crazy Psychopath
Chapter 04 || That Mysterious Girl
Chapter 05 || The Dangerous
Chapter 06 || Drunk girl is troublesome!
Chapter 07 || At in the midnight
Chapter 08 || Play or be played?
Chapter 09 || Who's the boss?
Chapter 10 || Who is she?
Chapter 11 || In Paris
Chapter 12 || The dark world that goes on
Chapter 13 || The ruler of the dark world
Chapter 14 || Every action is accounted for!!
Chapter 15 || Reoccur
Chapter 16 || The highest throne?
Chapter 17 || The Secret
Chapter 18 || Someone's fault?
Chapter 19 || Great offer?
Chapter 20 || The killer is back
Chapter 21 || Choose or be chosen
Chapter 22 || looking for it
Chapter 23 || Back To Agency
Chapter 24 || She is Crazy
Chapter 25 || Mistrust
Chapter 26 || Important
Chapter 27 || First time as a secretary
Chapter 28 || This is date twenty one
Chapter 29 || Weekend
Chapter 31 || My Grandpa birthday
Chapter 32 || Who Are You
Chapter 33 || In Maroko
Chapter 34 || Do you know who is in power?
Chapter 35 || Secret
Chapter 36 || Busy
Chapter 37 || Bad memory
Chapter 38 || The Murderer is back?
Chapter 39 || The Past

Chapter 30 || I'm Sorry

981 75 10
By Norhfizzh__

Jangan lupa vote dan komennya guys:)

Thanks All<3

Happy Reading

==================================


Vallen saat ini sedang berada di toilet. Setelah selesai berbelanja tadi, ia langsung saja pergi menuju toilet dan meninggalkan Raymond yang ada di parkiran.

Vallen ke toilet bukanlah untuk buang air atau apapun itu yang berhubungan dengan tempat ini. Tapi, dia hanya ingin menelpon seseorang yang sedari tadi mengganjal di pikirannya. Vallen membuka layar ponselnya dan mulai mencari sebuah nama kontak.

'Mr. Adzriel'

Begitulah nama kontak itu ditulis.

"Hallo?" ucap Vallen saat teleponnya mulai tersambung.

"Ya?" sahut orang yang ada di seberang sana.

"Bolehkah kita bertemu?"

"Sorry, I'm busy."

"Please..." mohon Vallen.

Tut.

Dan sambungan teleponnya pun diputuskan secara sepihak oleh Adzriel.

Vallen menatap nanar layar ponselnya. Apa benar Adzriel sedang sibuk sekarang? Ataukah ini hanya alibinya untuk membalas dendam terhadap Vallen?

"Ck, terpaksa aku harus melacaknya," gumam Vallen dengan ekspresi yang cemberut.

===============

 

"Mengganggu."

"Kau dapat telepon dari nona Vallen, Bos?"

"Hm."

"Dia berbicara apa?"

"Penting untukmu?"

Rendy bungkam tak lagi bertanya-tanya. Adzriel saat ini sedang berada dalam posisi mood yang sangat buruk. Entahlah, ia merasa hari ini sangat melelahkan dan tidak patut untuk dijalani.


"Rendy," panggil Adzriel.

"Ya, Tuan?" ucap Rendy.

"Bagaimana perkembangan tentang pelaku semalam?" tanya Adzriel.

"Aku tidak lanjut menyelidikinya karena sepertinya dia akan sadar jika aku terus mengikutinya," jeda Rendy. "Tapi, aku sudah memasang alat pelacak di mobilnya saat dia berhenti di suatu tempat semalam," jelas Rendy.

"Kau tahu letak mobilnya dimana?"

"Mobil itu ada di sekitar tempat perumahan yang sepi, sepertinya mobil itu tidak diparkir di rumah berpenghuni," tebak Rendy.

"Kalau mobil itu ada pergerakan, segera lakukan tindakan," tegas Adzriel.

"Siap, Bos!"

Tiba-tiba saja suara deringan ponsel menghentikan keduanya. Suara tersebut berasal dari sakunya Rendy. Rendy pun langsung saja meminta izin untuk pergi mengangkat telepon tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian ia pun kembali ke hadapan Adzriel dan berucap, " Bos, ada masalah tentang penyelundupan senjata kita."

"Senjata apa?" tanya Adzriel.

"Senjata api yang berasal dari Maroko."

"Tidak bisa dikirim?"

"Kalau kita tidak cepat-cepat nanganin kasus ini, nanti para anggota Pollox yang ambil alih," ucap Rendy yang membuat Adzriel mengernyitkan keningnya.

"Kenapa mereka bisa ikut campur?"

"Masalah senjata ini sudah sampai ke telinga leader. Dan dia sepertinya lebih percaya mereka buat ngatasinnya."

"Kenapa kita bisa kalau start?"

"Maaf, Bos ini kelalaianku," ucap Rendy penuh sesal.

"Kau tahu apa yang harus dilakukan?" tanya Adzriel yang membuat Rendy langsung mengangguk dan segera pergi meninggalkan ruangan.

Adzriel memijat sedikit keningnya dan segera keluar ruangan. Ia berniat untuk pergi ke suatu tempat guna menyegarkan pikirannya.

Beberapa saat kemudian saat ia telah menemukan tempat yang cocok, ia pun memutuskan untuk mampir sebentar di tempat tersebut.

Dan disinilah Adzriel, di sebuah tempat yang di kelilingi bangunan-bangunan arsitektur yang sangat unik.

Tempat ini dinamakan 'Chicago Cultural Center'.
Tempat dimana pusat kebudayaan yang paling populer dan sebuah pameran seni terlengkap yang ada di Amerika serikat.

Alasan kenapa Adzriel memilih tempat ini, karena ia ingin merelaksasi-kan sedikit pikirannya. Baginya sebuah tempat seperti gedung budaya dan seni adalah pilihan yang cocok untuk dikunjungi.

"Hallo, Mr. Adzriel," sapa salah satu karyawan yang ada disana. Ia memang sudah tidak asing dengan Adzriel, dikarenakan pria itu sudah beberapa kali berkunjung ke tempat ini.

Adzriel hanya mengangguk sekilas untuk sapaan tersebut. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya dan masuk semakin dalam ke gedung ini.

"Setidaknya tempat ini cukup tenang," gumam Adzriel.

"Kau yakin?" bisik seseorang dari belakang Adzriel.

Adzriel yang cukup terkejut pun sontak saja langsung membalikkan badannya dan mengeluarkan sebuah pistol yang ada di saku jasnya.

Beruntungnya orang tersebut tidak langsung ditembak oleh Adzriel, apalagi pria itu menodongkan pistol tepat di depan kepala orang itu.

"Wow!" respon orang itu karena tidak menyangka bahwa pria di depannya ini akan menodongkan sebuah pistol.

"Apa yang kau mau?" tanya Adzriel tanpa menurunkan senjatanya.

"Sebaiknya kau singkirkan benda ini dulu, Mr. Adzriel yang terhormat," ucap orang itu sembari tersenyum kecil dan jangan lupakan jari-jari tangannya yang bergerak memegang ujung pistol Adzriel guna mencoba menyingkirkan dari hadapannya.

Adzriel menarik nafasnya sejenak kemudian langsung saja kembali memasukkan pistol tersebut ke dalam saku jasnya.

"Saya kira kau akan memulai keributan dengan senjata itu," ucap orang itu, lagi.

"Kenapa? Kau takut?" tanya Adzriel pada orang itu.

"Takut? Oh ayolah, kau hanya membuat dirimu menjadi bahan tontonan jika mereka melihat perbuatanmu padaku," kekehnya yang membuat Adzriel berdecak kecil.

"Saya tidak mau diganggu, Nona Vallen," tegas Adzriel.

Vallen, gadis itu tidak menghiraukan ucapan Adzriel. Ia malah terkekeh kecil kemudian menatap mata pria itu.

"Kau tahu, saya datang kesini untukmu," ucap Vallen.

"Saya tak membutuhkanmu. Bukankah hari liburmu ini sangat sibuk?" sindir Adzriel.

"Kau masih marah?" tanya Vallen yang tak digubris oleh Adzriel. "Kau marah ya?" tanyanya sekali lagi.

"Saya tidak marah. Untuk apa saya marah?" ucap Adzriel.

"Oke, karena kau tidak marah, pertama-tama bolehkah saya berbicara informal padamu?" tanya Vallen. "Baiklah karena kau tidak marah saya akan bicara dengan santai. Lagipula kita tidak sedang dalam ikatan kerja hari ini," lanjutnya tanpa mendengarkan dahulu pendapat Adzriel.

"Menjengkelkan," gumam Adzriel yang masih dapat di dengar oleh Vallen.

"Aku hanya ingin minta maaf atas perlakuanku," ucap Vallen yang membuat Adzriel menolehkan kepalanya.

"For what?"

"Anything."

"Aku tidak membutuhkannya," ucap Adzriel yang membuat Vallen mencibikkan bibirnya.

"Oh ayolah, seharusnya kau memaafkan-ku," ucap Vallen. "Kau ini seperti orang yang marah karena cemburu saja."

"Kenapa kau berpikiran begitu?" tanya Adzriel.

"Kau tahu latar belakangku?" tanya balik Vallen namun tidak direspon oleh Adzriel. "Aku adalah lulusan terbaik di jurusan psikologi kampusku," lanjutnya.

"Jadi?" respon Adzriel.

"Aku sedikit bisa membaca raut wajahmu dan bagaimana sifatmu. Ternyata tidak salah aku memilih jurusan ini," senang Vallen.

"Jika tebakanmu salah?"

"Tak mungkin."

"Kau benar."

"Apa?" bingung Vallen mendengar ucapan dari Adzriel. Benar? Apanya yang benar?

"Kau serius cemburu?" tanya Vallen.

"Tidak," ucap Adzriel.

"Lalu ucapanmu tadi?" bingung Vallen.

"Aku tidak cemburu tapi sepertinya aku suka padamu."

"What?!" Blank! Vallen tidak bisa menebak dengan jelas maksud tujuan Adzriel berbicara seperti itu. Apa maksudnya tadi?

"Aku cukup tertarik padamu dan jika kau anggap sifatku tadi adalah rasa cemburu, anggap saja kau merasa bersalah karena telah pergi dengan pria itu."

"I'm sorry, tapi kau tak harus melakukan ini. Aku tahu otakmu sangat tertekan dan marah padaku," ucap Vallen dengan nada sedikit bercanda.

"Aku memang tertarik padamu."

Apakah Vallen salah dengar? Bos-nya itu apa benar-benar menyatakan perasaannya seperti itu? Atau itu hanya lah sebuah candaan saja? Ah, sepertinya Vallen harus menyingkirkan dugaan-dugaan tidak berguna seperti itu, mungkin saja dia harus mengurangi menonton sebuah drama agar tidak seperti ini.

"Kau lucu sekali, Tuan," ucap Vallen sembari tertawa hambar.

"Anggap saja begitu," ucap Adzriel dengan santainya.

Vallen diam sepertinya otaknya harus berpikir lebih keras sekarang. Memikirkan hal ini sungguh memusingkan! Ucapan tak terduga yang keluar dari mulut Adzriel berhasil membungkamnya saat ini.

"Aku memaafkanmu,"ucap Adzriel. "Oh, satu lagi kau boleh bicara santai kepadaku nantinya. Aku sepertinya mulai menyukai hal itu," lanjutnya seraya tersenyum kecil.

Adzriel mengusap lembut kepala Vallen kemudian pria itu langsung saja meninggalkan Vallen yang masih mematung di tempat.

Kosong, seperti itu lah otak Vallen sekarang. Ia tak menyangka akan mendapatkan hal yang semengejutka-kan ini! Niatnya yang ingin menjahili Adzriel, tapi kenapa malah ia yang kena serang seperti itu?

Sungguh, hal yang jauh dari prediksinya!

====================

02-10-23

"Kau akan selalu menjadi orang favoritku baik kini, maupun nanti."

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 48.6K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
994K 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.4M 134K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
1.4M 70.1K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...