[BOYS LOVE] MAS AKSAβœ“ [END]

By Rossa_oca32

5.6M 440K 64.4K

"bibir lu aja deh yang buat gantiin rokok gue"-Aksara Satria Pratama. _______________________________________... More

01[who?]
02[meet an old friend again]
03[pulang bareng]
04[caffe]
05[nyari duit dari mana?]
06[vc?]
07[what?!]
08[not a girl but a boy]
09[basket]
10[saingan?]
11[anter pulang]
12[belom confes dah di tolak]
13[ekskul]
14[di jajanin]
15[ikut olim?]
16[tho the point]
17[keluarga Nita]
18[belajar bareng]
19[olimpiade]
20[olimpiade 2]
21πŸ”ž[hadiah?]
22[problem]
23[problem and who made it?]
24[problem 2]
25[suspicious]
26[rokok lagi]
27[a gift from Samuel?]
28[revealed]
29[naughty cat]
30πŸ”ž[punishment]
31[little cat apologizes]
32[Timezone]
33[Timezone2]
34[pergi?]
35[bastard]
36[why?]
37[pregnant?!]
38[martabak]
39[Alvaro]
40[mas Aksa?]
41[siapa?]
BONCHAP NIE πŸ˜πŸ€™
BONCHAP AGIE NIE πŸ˜πŸ€™
buka aelah kalo kepo
cek 1234

42 END

132K 9.3K 2.4K
By Rossa_oca32

Happy reading~

.
.
.
.
.



















































"Ini gue sayang."

Tubuh Argya membeku seketika,Argya kenal itu,itu suara,

Mas Aksa.

Argya melepaskan tangan yang ada dimatanya dengan kasar menoleh kebelakang dan,

Benar saja kalo itu mas Aksa!

Aksa senyum ganteng,"hai manis!"

Argya menatap Aksa dengan datar,"ngapain?"

"Mau ketemu sama lu,gue kangen." Aksa ingin memeluk tubuh Argya tapi lelaki cantik langsung berdiri dan menghindar.

Aksa mengerutkan keningnya,"Ar,lu gak kangen gue apa?"

Argya menggeleng,"enggak."

"Ar gue baru pulang loh,sambut gitu."

Argya terkekeh sinis,"pergi gak pamit pulang minta disambut? Lawak?"

Aksa menggaruk kepalanya,"ya... Gue kan mau peluk lu."

"Keluar."

Aksa melebarkan matanya,"apa?"

"Keluar."

"Ar--"

"Keluar mas Aksa!!"

"Ar pliss gue kangen sama lu."

"Terus? Gue peduli? Gak. Keluar!"

Aksa membuang nafas kasar lalu berjalan mendekati Argya,dan lelaki cantik langsung beringsut mundur.

"Sayang maaf."

Argya menggeleng ribut,"pergi!"

"Ar plis."

"Gue bilang pergi ya pergi!!" Argya berteriak frustasi menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya sambil menunduk.

Aksa menarik tangan Argya dengan kasar membawa tubuh Argya kedalam dekapannya.

Argya berontak,dia memukul dada bidang Aksa,"pergi! Keluar mas Aksa!!!"

"Sayang maaf,hey dengerin gue dulu." Aksa terus memeluk tubuh lelaki cantik mengelus punggung sempit itu.

"Pergi hiks! Keluar!!"

"Hey hey sayang gue ada alasan buat pergi ke Belanda." Aksa melepaskan pelukannya menatap wajah lelaki cantik yang sudah basah karena air mata.

Argya mengelap air matanya dengan kasar menatap Aksa,"apa?! Apa?!"

"Dengerin,gue ke Belanda disuruh sama bokap. Kalo gue gak ikut gue diancem,lu tau ancemannya? Nanti kalo gue nikahin lo,bokap gue gak bakal ngerestuin! Gue gak mau,jadi gue terpaksa ikut." Aksa memegang kedua pundak Argya menatap manik legam Argya yang terus mengeluarkan air mata.

"Disana,kalo lo mau tau. Gue disana sekolah,setelah lulus, gue belajar sama bokap buat ngurus perusahaan lah, Bangun perusahaan lah,sama rekan-rekan bokap gue yang ada di Belanda."

"Gue gak peduli! Yang buat gue kesel sama lo,kenapa mas Aksa gak ngasih tau gue kalo mau pergi?! Anak murid satu sekolah pada tau! Tapi kenapa Argya enggak?! Sengaja?! Iya?!"

Aksa memejamkan matanya sejenak sebelum berbicara,"iya gue sengaja."

Argya menepis tangan Aksa dari pundaknya,"kenapa?! Mas Aksa sengaja buat gue jadi kayak orang gila ha?! Maksud lu apa si?! Lo gak tau kan kalo gue hami--"

"Gue tau sayang,ya meskipun gue taunya kemaren,dari Sartika."

Argya mengerutkan keningnya,"lo ketemu sama Sartika? Dan lo udah balik kesini dari kemaren?!"

"Sayang-sayang dengerin dulu ceritanya."

Flashback on*

Di satu bandara yang terlihat sangat ramai oleh pengunjung terdapat satu wanita cantik yang sedang menunggu seseorang sambil duduk di salah satu kursi besi sambil meminum kopi capuccino nya.

Dia Sartika.

"SAR!"

Sartika menoleh ke sumber suara dimana ada kakak kelasnya yang baru saja turun dari pesawat sambil menyeret koper hitam dan mengenakan setelan jas hitam.

Terlihat sangat berbeda, jauh lebih tampan.

Dia Aksara satria Pratama.

Dahi Sartika mengkerut saat melihat ada satu perempuan berparas bule juga yang berjalan dibelakang Aksa sambil menggendong anak kecil perempuan, penampilan perempuan itu juga sama mengenakan pakaian kemeja.

"Apa kabar." Aksa tersenyum dia merangkul pundak Sartika.

"Baik kak." Sartika tersenyum kikuk.

"Kamu boleh pergi, bawa koper saya dan Carikan saya satu apartemen untuk saya menginap nanti malam." Ucap Aksa kepada perempuan yang sedang menggendong anak kecil.

Perempuan itu mengangguk lalu membungkuk sopan,"Baik pak, saya permisi."

Lalu perempuan itu pergi sambil menyeret koper hitam milik Aksa, dan menggendong bocah perempuan yang Sartika gak kenal.

"Kak gua mau ngomong sama lu."

.

"Kabar lo baik kan kak."

Aksa mengangguk dia meminum segelas minuman soda dan sedikit melonggarkan dasinya lalu menatap Sartika,"Argya-"

"Tadi itu siapa kak." Sartika menatap Aksa yang sekarang sudah menjadi pengusaha muda yang sukses itu.

Mereka berdua sedang berada disalah satu cafe.

"Yang mana?"

"Ya yang tadilah, cewe yang bawa anak, jangan bilang lu udah nikah terus ngehamilin anak orang."

"Ya gak lah, gua kan masih cinta sama Argya-"

"Terus tadi apa? Siapa?"

"Sekertaris gua, sekertaris pribadi, ya.. itung-itung buat pesuruh lah." Aksa terkekeh kecil dia kembali meminum minuman soda itu.

"Gak usah bercanda kak, lu udah hilang tanpa kabar, dateng-dateng bawa cewe sama ank pula, terus gimana sama Argya kak?"

"Itu sekretaris gua, lagian dia juga udah punya suami, kesini juga paling cuma ngurus kerjaan, terus ntar juga dia gua suruh pulang."

Sartika menatap Aksa intens,"lo gak bohong kan kak, lu itu udah punya anak kak."

"Ck udah gua bilang tadi itu bukan ana-"

"Anak lo sama Argya."

Aksa hampir saja tersedak minumannya sendiri akibat mendengar ucapan dari Sartika, dia melebarkan matanya dan untung saja dia gak menggebrak meja.

Aksa mengucek matanya,"lu gak bohong kan Sar."

"Enggak, waktu lu pergi ke Belanda besoknya Argya hamil."

"Terus sekarang anak lo sama Argya udah berumur empat tahun, laki-laki, namanya Alvaro Satria Pratama."

"Dia juga sekarang jadi anak yang pinter gak bandel kayak lo, Argya ngerawat Alvaro sendirian sama kakaknya."

"Jadi.. tadi gua agak kaget lo pulang tiba-tiba bawa cewe sama anak."

"Jadi gua udah jadi Daddy dong?!" Ucapnya antusias.

Aksa senyum lebar, dia menatap Sartika,"besok anterin gua mau ketemu sama Argya sama Aksa kecil!"

Sartika tersenyum senang, ia kira Aksa gak bakal se-antusias ini, apalagi udah empat tahun kapalnya hampir karam.

"Iya kak."

Flashback end*

Aksa menarik nafas dan membuang nafas setelah bercerita panjang lebar, lalu menatap Argya,"begitu sayang, jangan benci gua."

"Terus kenapa setiap gue chat lo! Lo gak pernah bales?!"

Aksa mengguyarkan rambut nya kebelakang,"hp gue disita,sebelum gue pergi ke Belanda gue sempet titip sesuatu ke Sheza iya kan? Dia ngasih ke elu kan? Gue juga nyuruh Rizki sama Reyhan buat jagain lo kalo lagi di sekolah."

"Bohong hiks! Mas Aksa! Gue benc--mpph!"

Aksa menangkup wajah Argya menyatukan kedua bibirnya dengan bibir Chaery itu,melumatnya kasar lalu setelahnya melepaskan ciumannya itu.

"Jangan benci gue Ar,yang gue bilang bener,plis gue berusaha disana se fokus mungkin biar cepet selesai,disana bisa aja gue stres mikirin gimana kabar lo,coba aja gue inget nomor hp lo nomer hp Rizki aja gue gak inget."

Argya menunduk menepuk-nepuk dadanya sendiri yang merasa sesak sambil terisak kecil.

"T-terus tadi siapa."

"Siapa apanya?"

"M-mas Aksa udah nikah?" Argya mendongak menatap tepat Dimata elang milik Aksa.

Aksa mengerutkan keningnya,"kata siapa? Mana cincin? Gue belum nikah sayang."

"Tadi mas Aksa pergi sama cewe kan?! Bawa anak juga!!"

Aksa tersenyum kecil membawa tubuh Argya kedalam dekapannya.

"Siapa mas?!" Suara Argya terendam di dada bidang Aksa.

"Itu sekertaris gue sayang."

"Bohong hiks! Mas Aksa yang bener!!"

"bener kok."

"Bohong! I-itu tadi siapa?!"

"Astaga sayang,itu sekertaris gue,dia aja udah nikah,terus itu anaknya."

"K-kenapa diajak?!"

"Au,katanya anaknya kangen sama neneknya. Udahlah gak usah ngomongin dia."

"T-tadi gue liat lu sama dia di toko mainan!"

Aksa terkekeh rendah,'' beliin mainan dong,buat Alvaro satria Pratama. Uuu so sweet banget nama gue dijadiin marga."

Argya menatap Aksa dengan galak,"apasi!"

"nih mas mau ngomong,Gue udah sukses,gue udah punya perusahaan sendiri,bisa ngasilin uang sendiri loh." Aksa menangkup wajah Argya ibu jarinya mengelus pipi tembam Argya yang basah bekas air mata.

Aksa senyum ganteng dia membelai wajah cantik Argya,"gue udah berhasil!dan gue udah bisa ngurusin hidup gue sendiri,ngambil jalan sendiri. Jadi gue kesini mau ngambil lo."

"Udah gue bilang kan kalo lo milik gue,dan sekarang gue mau milikin lo secara resmi."

"M-mas Aksa boong!"

Aksa menghela nafas panjang,tangannya mengelus kepala Argya,"sayang,gue disana gak ngelirik siapapun kok,ya... Meskipun banyak yang deketin gue-- eh! Tapi gue tetep jaga hati buat lu."

"Kalo lo gak percaya,lo bisa nanya ke bokap gue,nanti kalo lo nanya dan jawabannya sama kaya apa yang gue bilang tandanya gue hebat!''

"Yakan? Coba bilang mas Aksa hebat gitu."

Argya menatap Aksa dengan mata berkaca-kaca,"gak!"

"Yaudah tapi maafin mas ya."

Cup

Aksa mencium kening Argya dengan lembut lalu tersenyum kecil tangannya merogoh saku celananya lalu mengeluarkan satu kotak kecil,lalu dia berjongkok dihadapan Argya.

Aksa membuka kotak itu lalu mendongak menatap lelaki cantik yang berdiri,"sayang."

Argya mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat isinya,itu.

Cincin!

"Ng-ngapain?"

"Because I can take a path, then I will choose you, Argya. To be my life partner."

"So...Will you marry me?"

"A-apa?"

"Jawab sayang iya atau mau."

Argya menggulum bibir tangannya meremat jas putihnya,"m-mas Aksa?"

"Iya,jawab aja sayang."

Argya ngangguk kecil,Aksa yang melihat itu mengangkat sebelah alisnya.

"Apa? Ngangguk-ngangguk itu apasi?"

Argya mengerucutkan bibirnya kesal,"is!"

"Ngomong sayang,iya atau mau."

Argya meneguk air liurnya sendiri dengan susah payah lalu menunduk,"i-iya Argya mau!"

"Oh shit lo gemesin banget." Aksa berdiri dan langsung mendekap tubuh Argya dengan erat dan Argya membalas itu.

Argya mendusel dusel di dada bidang Aksa,"m-mas Aksa jangan pergi lagi."

"Gak janji."

"Mas is!"

"Nanti kalo gue dipanggil Tuhan gimana?"

"A-apa?! Kok gitu ngomongnya!!"

"Hahaha mung--

Cup

"Argya gak suka sama kalimat itu!"

Aksa mengerjap-ngerjapkan matanya,dia masih ngelag.

Tadi pacarnya itu jinjit terus ngecup bibirnya singkat.

"Iya sayang,pake dulu dong cincinnya." Aksa menepuk nepuk pucuk kepala Argya lalu membuka kotak kecil tadi dan mengambil satu cincin bewarna putih dan ia takutkan di jari manis milik lelaki cantik.

Aksa juga memakaikan cincin yang satunya dijari nya sendiri dan tersenyum lebar,"dah! Bagus kan?"

Argya memerhatikan cincin yang sudah terpasang di jarinya,lalu ngangguk kecil.

Aksa mengelus kepala Argya membuat sang empu mendongak.

Cup

Aksa mengecup kening lelaki cantik dengan lembut.

"thank you very much love you."

"Argya sayang gak sama mas?"

Argya ngangguk.

"Coba ngomong."

"A-apa?"

"Argya katanya sayang sama mas,ngomong dong."

"Kan gak harus ngomong juga!"

"Harus dong,dokter cantik harus nurut sama Aksa."

"G-gak is!"

"Yaudah gue balik lagi aja ke belan--"

"Iya iya!! Jangan is!" Argya memeluk tubuh besar Aksa.

"Ngomong dong,nanti mas turutin apa yang Argya mau."

Argya menggulum bibir lalu mendongak menatap wajah Aksa,"a-argya,em.... Malu is!" Argya menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Aksa mengangkat sebelah alisnya terkekeh rendah, tangannya mengapit dagu Argya.

"A-argya sayang mas Aksa!" Diakhiri dengan senyum manis.

"Good baby boy." Aksa tersenyum tipis menutup matanya mendekatkan wajahnya ke wajah Argya tapi,

Cklek

"Papah!"

Dengan cepat Argya mendorong tubuh Aksa lalu menatap anaknya yang baru aja masuk ruangan sambil menarik kursi roda yang diduduki oleh Rio.

"Pah?"

"Kenapa? Kok kesini hm?"

Alvaro memincingkan matanya menatap lelaki dewasa yang lagi berdiri disamping papahnya.

"Om siapa?"

Aksa cengo,"Daddy kamu."

"Ha? Daddy?"

"Iya sayang," Aksa mengangkat tubuh kecil Alvaro lalu menggendongnya,"woahhh anak Daddy udah gede."

"Om ngapain gendong-gendong Varo? Terus kok ngaku-ngaku jadi Daddy-nya Varo."

"Iya, Daddy Aksa itu Daddy nya Alvaro." Aksa mengecup kedua pipi anaknya dengan sayang.

"Papah? Daddy? Em.... Coba liat." Bocah yang berumur 4 tahun itu menangkup wajah Aksa memperhatikannya dengan seksama.

"Iya! Betul! Daddy Aksa ganteng kayak Varo! Jadi... Daddy Aksa itu Daddy-nya Varo!!" Alvaro tersenyum lebar membuat lesung pipinya terlihat.

Aksa menggelengkan kepalanya kecil,"ada-ada aja," lalu matanya menatap Rio yang lagi bercanda sama Argya.

"Eh ada adek manis,siapa namanya?" Aksa memegang tangan kecil Rio.

"Is jangan pegang!!" Alvaro memukul lengan Aksa.

Aksa mengerutkan keningnya,"kenapa?"

"Punya Varo itu! Turunin Varo!!" Alvaro berontak dari gendongan Aksa lalu Aksa menuruti perintah anaknya.

Alvaro langsung mendekati Rio,berdiri didepan Rio memandangi Daddy nya dengan galak.

"Daddy gak boleh pegang Rio!"

"Kan cuma mau kenalan sayang."

"Namanya Rio!"

"Galak banget." Gumam Aksa kecil.

Argya yang memerhatikan itu hanya tersenyum kecil mengelus kepala Alvaro,"Varo kenapa kesini?"

"Varo laper! Rio juga laper! Iya kan Rio?"

"H-ha? I-iya." Cicit Rio.

Argya tersenyum lembut,"yaudah nan--"

"Ayo makan! Daddy traktir deh! Varo sama Rio mau makan apa?"

"Ayo kita ke macdonald dad!" Seru Varo semangat.

"Mau kesana?"

"Iya!! Rio kita kesana mau kan?" Alvaro menoleh kebelakang menatap Rio.

Rio cuma ngangguk kecil,"i-ikut Varo aja."

"Yaudah,Varo bawa Rio keluar dulu ok." Perintah Argya.

"Ok!" Alvaro mendorong kursi roda kecil itu lalu membawanya keluar dari ruangan Argya.

Aksa tersenyum bahagia,dia menatap Argya yang lagi buka jas putihnya. Aksa menarik tangan Argya membuat sang empu menoleh kebelakang dan dengan cepat Aksa mempertemukan bibirnya kepada bibir Cherry itu.

Aksa melumatnya perlahan dengan mata terpejam tangannya membelai pipi tembam Argya.

Dia rindu dengan bibir Cherry ini.

Selang beberapa menit Aksa melepaskan ciumannya menatap Argya yang wajahnya udah merah padam sampai telinga.

"Gue kangen."

"Ya ya ya! Gue laper!" Argya keluar dari ruangannya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Aksa terkekeh kecil lalu ikut keluar menyusul Argya.

⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾



"Mau pesen apa?"

"Mau ice cream dad! Yang ini!" Alvaro nunjuk satu ice cream coklat Yang ada di kertas menu.

"Kita makan siang,gak boleh makan ice cream." Ucap Argya.

"Mau ice cream pah! Varo udah lama gak makan ice cream!"

"Nanti,makan nasi dulu."

"Em... Yaudah! Rio juga mau ice cream gak?" Alvaro nengok kesamping menatap Rio.

Rio ngangguk-ngangguk aja.

"Iya nanti Varo sama Rio papah beliin,tapi makan nasi dulu ok."

"Ok!"

"Mau apa?" Aksa menatap Argya.

"******* Itu aja."

"Mbak!" Aksa memanggil salah satu pelayan.

"Iya kak? Mau pesen apa?"

"Saya pesen ***** "

Pelayannya nulis di note book kecil,"Ada lagi?"

"Udah itu aja."

"Oke ditunggu ya kak." Pelayanan itu membungkuk sopan lalu pergi meninggalkan meja Aksa.

Selang beberapa menit akhirnya pesanan datang,dan meja sudah terisi dengan banyak pilihan makanan.

Alvaro menatapnya dengan berbinar,"wahhh! Banyak!"

"Rio aku suap--"

"Varo makan,papah yang nyuapin Rio."

"Aku aja pah! Papah aja yang makan."

"Varo,kamu udah dipesenin loh, dimakan ya."

Alvaro mengerucutkan bibirnya,"yaudah."

"Sini Daddy aja yang siapin kamu,aaaaa."

Alvaro geleng,"gak mau dad,Varo bisa makan sendiri."

Aksa cuma senyum.

Argya menggelengkan kepalanya kecil lalu tangannya menyendok kan sesendok makanan yang tadi dipesan,"Rio makan ya,aaaa."

Rio membuka mulutnya lalu Argya menyuapkan sesendok makanan itu kedalam mulut Rio.

"Enak?"

"Enak!" Rio ngangguk sambil senyum.

Alvaro yang melihat itu melebarkan matanya,"ha?! Giliran Ama papah aja senyum mulu,giliran Ama Varo aja jutek banget."

Aksa terkekeh kecil melihat anaknya yang misuh-misuh ngeliat gebetannya,tangannya mengelus kepala anaknya lalu membisikkan sesuatu.

"Nanti aja kalo udah gede pdkt'an mah."

Alvaro noleh,menatap Daddy-nya,"pdkt'an emang apa?"

"Nanti kamu juga ta--"

"Mas Aksa ngajarinnya!" Argya menatap Aksa dengan marah.

Aksa cuma nyengir ngerangkul pundak kecil anaknya,"enggak kok,Varo kan Daddy beliin Varo mainan loh."

"Tadi Daddy bilangnya bukan itu! Pdkt apaan dad!!"

Argya menghela nafas panjang,"Varo kalo lagi makan gak boleh berisik,kan udah papah bilangin."

Alvaro mengerucutkan bibirnya,"Daddy yang ngajak Varo ngomong."

"Yaudah makan ya,katanya mau beli ice cream."

"Oh iya!" Alvaro melahap makanannya.

Aksa tersenyum kecil mengelus rambut Alvaro.

Argya tersenyum lembut dalam hati dia sangat berterima kasih,karena semua sudah kembali semula,dia sangat berterimakasih kepada yang diatas.


































-----END-----









































Finally happy ending sayang😽💘

Maaf kalo endingnya gaje ya🙏 maaf juga kalo ceritanya ngebosenin n berantakan:))))

Dan makasih buat yang udah mau mampir dan ngeramein nih cerita😻😚

Sayang deh buat kalian readers ku tercintaaa 😣💗💗

Bonchap? Yes or no?

Ketemu lagi di cerita selanjutnya~

Dadah~~~

Continue Reading

You'll Also Like

51.1K 6.2K 65
book 2 of adore you susah ya, punya pacar ambis? olim lagi, olim terus. !bxb area !lil bit english
21.8K 1.7K 22
" gue ngga suka non lo kaya gitu, gue ngatur ya demi kebaikan lo. " bentak Ohm. " sakit ya, ternyata perjuangku mempertahanin lo ngga berbuah hasil...
15.2K 2K 70
15+ ⚠️ Yohan merasa tidak bisa bergerak, bernapas, berkata, bahkan mendengar, dan ditempat dia berada selalu gelap sepanjang waktu. Jika Yohan tahu k...
71.1K 2.7K 21
Ketika rasa benci, nafsu, dan cinta menjadi satu. Siapa yang akan menolaknya? Mature content ? Gif and Picture vulgar ? Boy x Boy NC-21 Rated M