Rival [Markhyuck]

By jis02ngxx

1.2M 112K 6.3K

"Sampai kapanpun kita itu rival, Mark Jung!" * * * Mark dan Haechan adalah rival dari sekolah menengah pertam... More

Prolog
Rival O1
Rival O2
Rival O3
Rival O4
Rival O5
Rival O6
Rival O7
Rival O8
Rival O9
Rival 1O
Rival 11
Rival 12
Rival 13
Rival 14
Rival 15
Rival 16
Rival 17
Rival 18
Rival 19
Rival 20
Rival 21
Rival 22
Rival 23
Rival 24
Rival 25
Rival 26
Rival 27
Rival 28
Rival 29
Rival 30 M
Rival 31
Rival 32
Rival 33
Rival 34
Rival 35
Rival 36
Rival 37
Rival 38
Rival 39
Rival 40
Rival 41
Rival 42
Rival 43 M
Rival 44
Rival 45
Rival 46
Rival 47
Rival 48
Rival 49
Rival 50
Rival 51
Rival 52
Rival 54
Epilog
Bonus Chapter
Bonus Chapter
Rival S2!!

Rival 53

21.2K 1.7K 208
By jis02ngxx

Haechan sudah di tangani oleh dokter Taeil di dalam sana. Mark sedang duduk di kursi tunggu sambil menunduk, penampilan Mark sangat kacau. Bagaimana tidak kacau melihat Haechan jatuh dengan darah mengalir. Apalagi Mark sudah menunggu 2 jam lamanya, tapi Taeil tidak keluar-keluar.

Mertua dan orangtua nya akan segera datang. Mark hampir saja lupa menghubungi mereka karna panik dan khawatir sama Haechan.

Lalu tak lama suara langkah kaki yang cepat yang berasal dari keluarga Seo dan Jung. Yang sampai pertama adalah Ten dan Ten langsung memberi pertanyaan kepada Mark yang makin membuat kepala Mark pusing.

"Haechan bagaimana Mark? Kenapa bisa sampai jatuh dan kamu ada dimana saat itu, hah?"

Johnnya mengelus pundak Ten agar tenang.

"Tenang, sayang. Jangan buat Mark semakin pusing dengan pertanyaan mu. Kita cukup tunggu dokter keluar, oke?"

Ten memeluk Johnny sambil menangis dan Johnny membalas pelukan nya. Johnny juga sama sedihnya, anak bungsu nya tengah kesakitan di dalam sana dan Johnny tak bisa melakukan apapun. Walaupun sudah dua kali mengalami hal seperti ini, tetap saja Johnny khawatir. Maksudnya, Johnny pernah di posisi Mark dua kali, pertama kelahiran Hendery dan kedua baru Haechan.

Taeyong sudah duduk di samping Mark dengan memeluk Mark. Jaehyun hanya diam tidak tahu harus melakukan apa.

Kemudian pintu di buka oleh Taeil dan semua yang ada di sana langsung mendekat ke Taeil untuk bertanya kondisi Haechan.

"Haechan gimana? Anak saya baik-baik saja kan, dok?"

"Keduanya tidak apa-apa kan?"

"Mereka selamatkan, dok?"

"Cepat beri tahu kami bagaimana kondisi Haechan di dalam sana!"

Taeil jadi pusing dengan pertanyaan yang di lontarkan kepadanya. Bagaimana mau menjawabnya kalau setiap Taeil mau buka mulut sudah di dului oleh pertanyaan yang baru.

"Diam! Harap tenang, ini di rumah sakit."

Semuanya langsung diam saat Taeil berucap tegas. Mark yang tadi diam saja berganti bertanya.

"Istri saya keadaan nya bagaimana, dok?"

"Tidak baik. Haechan mengalami pendarahan banyak dan harus segera melakukan operasi, jika tidak ibu dan bayinya akan tiada."

Jantung Mark seperti berhenti berdetak mendengar kata tiada yang keluar dari mulut Taeil.

"Ya. Segera laksanakan operasi itu," ucap Johnny tegas.

Johnny tadinya tidak mau menjawab biar menantunya saja, tapi melihat kondisi Mark membuat Johnny yang menjawab.

"Baiklah."

Taeil masuk lagi, tak lama keluar bersama dua suster yang mendorong ranjang besi di tempati Haechan yang masih pingsan.

Mark berdiri dan menahan ranjang besi itu. Mark ingin menyentuh dan mencium seluruh wajah Haechan memberi semangat, walaupun Haechan sedang pingsan.

Jaehyun tersenyum kecil melihat anak sulungnya begitu sayang pada istrinya. Mark yang seperti ini mengingatkan Jaehyun waktu kelahiran Mark pertama. Jaehyun juga melakukan apa yang Mark lakukan pada Haechan.

Terakhir Mark mencium bibir kering Haechan. Sesudah itu membisikan kata penyemangat untuk Haechan.

"Semangat, bear. Saya selalu ada di sini untukmu dan bayi kita."

Mark mundur saat sudah selesai dan suster kembali membawa Haechan ke ruang operasi.

* * *

Suasana saat menunggu selesainya operasi Haechan sangatlah sunyi. Tidak ada satupun yang membuka suara ataupun bergerak, hanya ada suara nafas mereka. Mark menyandarkan kepalanya ke dinding sambil memejamkan matanya. Di dalam hatinya, Mark terus merapalkan doa untuk Haechan dan bayinya.

Kalau Ten jatuh tertidur di pelukan Johnny, sementara Taeyong hanya diam dengan Jaehyun yang merangkul pundaknya.

Mark sangat gemas dengan pintu yang tak kunjung di buka juga. Mark ingin sekali mendobrak pintu dan masuk melihat Haechan. Tapi Mark tidak boleh gegabah, Mark harus sabar dan percayakan semuanya pada Tuhan serta dokter.

Beberapa menit kemudian barulah pintu di buka oleh Taeil. Mark pertama yang mendekat ke Taeil dan bertanya. Para orangtua hanya diam karna sudah di wakili oleh Mark.

"Bagaimana kondisi bayi dan istri saya?"

Taeil menghembuskan nafasnya, "bayi nya selamat dan lahir dengan sehat, tapi Haechan..."

"Kenapa? Haechan baik-baik saja kan!?"

"Pendarahan yang Haechan alami bertambah parah setelah mengeluarkan bayinya. Dan sekarang ini Haechan koma, entah kapan dia akan terbangun."

Mark terdiam kaku dengan bayangan Haechan yang jatuh dan di perjalanan menuju kemari terlintas di kepalanya lagi. Di dalam dirinya merasa menyesal, kalau tahu begini Mark memilih tidak akan mempunyai anak. Jikalau di beri pilihan juga, Mark akan memilih Haechan daripada bayinya. Tapi kenapa malah bayi nya yang selamat?! Sedangkan Haechan yang koma!

Mark hilang akal sampai membenci anak nya yang baru saja lahir ke dunia. Mark merasa ini salah bayi nya, kalau saja bayi nya tidak lahir mungkin pendarahan yang Haechan alami tidak akan parah.

Lalu Mark langsung masuk ke dalam. Setelah di dalam Mark bisa lihat bayi nya sedang di urus oleh salah satu suster. Mark menatap lurus ke bayinya yang tampak sangat kecil dan rapuh. Hatinya mendesir tapi juga menghangat. Mark jadi ingin menangis karna sempat membenci anaknya sendiri, padahal kejadian ini tidak ada sangkut pautnya dengan anak nya yang baru beberapa detik lalu lahir.

Mark berjalan ke arah bayinya yang di gendong suster.   Dan suster menyadari jika ayah dari bayi ini datang mendekat.

"Bayinya laki-laki dan sangat sehat sekali," ucap suster itu.

Jari Mark terulur dan menyentuh pipi tembam yang memerah milik bayi nya. Suster itu tersenyum lalu menyodorkan nya ke Mark, bermaksud Mark yang ganti menggendong nya.

"Mau menggendong nya?"

Mark angguk dan ambil alih bayinya ke gendongan nya. Mark sangat takut saat memegang bayi nya, rasanya seperti rapuh sekali dan Mark harus berhati-hati.

Sesudah di gendongan Mark bayi itu perlahan membuka mata nya dan melihat tepat ke mata Mark yang juga menatapnya.

"Oh Tuhan, dia sangat mirip dengan saya."

Mark berkaca-kaca seraya memegang jari mungil milik bayinya yang di balas erat oleh bayinya. Seketika Mark tersenyum lebar dan para suster tersenyum malu-malu karna Mark terlihat hot daddy sekali. Walaupun penampilan nya acak-acakan, tetap tidak memudarkan aura karisma nya.

"Maaf, bayi nya akan saya bawa ke ruang rawat bayi."

Mark tidak rela rasanya, tapi walau begitu Mark harus memberikan bayi nya ke suster.

Dua suster pergi keluar dan di sambut heboh oleh para orangtua di sana, lebih tepatnya hanya para ibu yang heboh.

Selepas dua suster itu pergi Mark melangkah ke Haechan yang terbaring lemah di hospital bed. Mark duduk di kursi lalu sentuh pipi Haechan yang masih tembam. Tidak sadar Mark meneteskan air matanya.

"Bangun, bear. Saya tidak sanggup melihatmu seperti ini." Mark menunduk dan bahu nya bergertar. Mark baru menangis lagi, terakhir kali Mark menangis sewaktu Taeyong di rawat di rumah sakit karna jatuh dari tangga. Itu waktu Mark masih duduk di sekolah menengah pertama.

Di ruangan itu menjadi saksi bisu bagaimana rapuhnya Mark karna koma nya Haechan.

* * *

Sudah 4 hari dan Haechan belum juga bangun dari komanya. Tapi Mark tidak pernah menyerah. Mark selalu menemani Haechan dan kadang pula mengajak Haechan berbicara tentang banyak hal, yang paling sering Mark bicarakan tentang bayi mereka.

"Baby sangat ceria, dia selalu tersenyum kesemua orang yang menggendong nya. Tapi... Baby selalu menangis tiba-tiba saat mae atau mommy membicarakanmu. Mungkin, baby merindukan mommy nya. Maka dari itu segeralah bangun, kami semua sangat merindukanmu. Terutama saya dan baby juga.  Ini sudah 4 hari, sampai kapan kamu akan tetap seperti itu? Apakah rasanya nyaman?Sampai-sampai kamu tidak mau bangun juga."

Mark mengecup tangan Haechan. Lalu pintu di buka oleh Jeno yang gendong bayinya. Adik dan teman-teman Haechan ada di sini. Mereka sudah melihat Haechan satu persatu dan terakhir Jeno, karna laki-laki itu baru datang. Jeno sangat sibuk dengan kuliah nya.

"Baby terus nangis, bang. Udah di gendong sama semuanya tetep nangis juga." Jeno memberikan bayi itu ke Mark dan di gendong dengan senang hati oleh Mark.

"Tidak apa, mungkin baby hanya merindukan mommy nya."

Jeno melirik ke Haechan lalu mencubit tangan Haechan.

"Bangun gembul! Anak lo tuh nangis terus karna kangen sama lo. Ga bosen apa tidur mulu. Pokoknya lo harus bangun, kalo ngga abang bakal kawin lagi buat kasih mommy baru buat baby."

"Hus, jangan asal bicara kamu, Jen. Mana mungkin saya kawin lagi."

"Stts.. Diem bang, gue sengaja biar si gembul bangun. Eh tapi udah ga gembul lagi deh."

Benar, Haechan tidak seberisi dulu lagi. Pipinya juga menirus, mungkin karna tidak makan selama 4 hari.

"Yaudah gue keluar. Dadah baby, paman keluar dulu ya. Kamu gangguin tuh mommy kamu biar cepet bangun." Jeno toel pipi bayi itu yang hanya diam menatap tidak mengerti apa yang di ucapkan Jeno barusan. Namun, bayi itu tetap tersenyum saat Jeno menoel pipi tembab merah nya.

Jeno pun pergi dan kini tinggal Mark dan bayinya yang menemani Haechan.

"Ayo sayang sapa mommy." Mark menidurkan bayinya di samping Haechan. Seolah paham apa yang Mark pinta, bayi itu memegang baju Haechan dengan erat sambil menatap ke wajah Mark yang tersenyum.

"Rindu mommy ya? Sabar, sebentar lagi juga mommy bangun."

Setelah mengatakan itu bayi nya menangis kencang. Mark kaget langsung menggendong dan menepuk pantat nya.

"Kenapa nangis? Cup.. Jagoan nya daddy jangan nangis dong."

Bayi nya tetap menangis. Saat Mark fokus menenangkan bayinya, tangan Haechan bergerak  dengan mata terbuka perlahan membiasakan bias cahaya masuk ke matanya.

Haechan menengok ke Mark lalu memanggil nama Mark pelan.

"M-mark."

Mark tidak mendengar karna bayi nya masih menangis juga. Haechan berusaha coba panggil Mark sekali lagi.

"M-mark."

Telinga Mark mendengar suara Haechan langsung menoleh dan melebarkan matanya dengan jantung yang berdebar.

"H-haechan."

Tbc.

Bayi ny g mti ko
Sya tdk sejahat itu 😇

Continue Reading

You'll Also Like

324K 25.4K 54
Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi yang menguras tenaga - seorang kapten polisi dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan yang memb...
31.9K 2.8K 23
Zhong Chenle, siapa yang tidak kenal dengan pria yang satu ini,,, ya dia adalah penyanyi remaja yang terkenal di China, Korea, Amerika, dan di Austra...
362K 44.2K 27
[ STATUS COMPLETE ] Zhong Chenle, Siapa yang tidak kenal seorang Cucu Konglomerat ini ?! Anak Sultan, Murah senyum, Wajah manis, dan suaranya yang be...
334K 23.9K 31
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...