SAKURA-SENSEI

Od Joosekai

310K 16.5K 1.3K

Sasuke tergoda. Sensei-nya yang cantik itu berhasil menarik hatinya yang semula tak peduli hal apapun tak ter... Více

Chapter 1 : Prolog
Sedikit Nakal
Dering
Food
After Party
Sorry
Husband?
West Toilet
Divorce
Faint
Just an Ordinary Day
Bike and Helmet
Our Same Story
Wedding Album
Seductive Sensei
In the Morning
Now, Outdoor?
Coming Home
Morning Kiss
Bittersweet Hometown
Amusement Park Tragedy
MERCY
Regrets, Love and Plans
On the Table
Wanna say Helo to Sasuke?
A Special Day

Just an Ordinary Day 2

7.3K 551 19
Od Joosekai

Sakura-sensei
.
Chapter 12
.
Warning!
.
© Masashi Kishimoto
.
DLDR
.

.

.

Decitan suara sepatu memenuhi lorong basemen yang lampunya mulai redup. Sakura berjalan dengan terburu-buru, tetapi tangannya masih sibuk merogoh tasnya, memeriksa apakah ada benda yang dia tinggal. Pasalnya pagi ini dia terlambat, masalahnya adalah ibunya menelpon dengan segala nasihat dan petuahnya.

Sedangkan Sasuke berjalan santai, memasukan kedua tangannya ke dalam kantung jaket hoodie hitam yang dipakainya. Dan, dengan modisnya dia memakai topi putih polos dan juga anting kecilnya. Hanya saja hoodie-nya menutupi anting itu. Takut-takut Sakura melihatnya.

"Ada masalah?" Tanya Sasuke melihat Sakura yang baru saja memasuki mobil namun keluar lagi lalu membuka kap mobilnya.

"Kurasa. Ya Tuhan kita sudah hampir terlambat."

Sasuke hanya melirik Sakura sebentar lalu mencondongkan tubuhnya mengecek mesin mobil Sakura yang mengeluarkan asap.

Setelah menelaah segalanya, Sasuke menghembuskan nafas kasar. "Ini akan memakan banyak waktu. Naik bis saja?"

"Lebih baik begitu. Daripada kita terlambat."

Bis penuh dan sesak. Tentu karena mereka akan memulai aktivitas mereka. Mulai dari anak sekolah sampai ke pekerja kantoran, mereka semua terduduk menumpangi bis ini.
Tetapi Sasuke dan Sakura adalah salah satu yang tak mendapatkan tempat duduk. Mereka hanya berdiri sambil berpegangan pada handle grip.

Bis mulai melaju dan guncangan seringkali terjadi. Sasuke masih santai namun juga sedikit-sedikit memperhatikan Sakura di sampingnya.

Wanita itu tampil dengan pakaian formal, seperti guru-guru pada umumnya. Namun kesan glamor begitu melekat padanya.

Dia mengenakan blouse berwarna hijau pudar dengan kerah baju yang dipadukan dengan pita. Celana trousers putih membukus bagian pinggang hingga mata kakinya, menyembunyikan dua kaki jenjangnya. Lalu tas bahu berwarna putih juga turut dikenakannya. Tidak lupa make up tipis yang semakin mempercantik wajah jelitanya.

PLAKK!!

"Sasuke!"

Sakura menatap Sasuke tak percaya. Sedangkan seseorang yang duduk di depan mereka meringis kesakitan. Baru saja muridnya ini menggeplak seseorang!

"Kau gila?! Ini sakit sialan." Teriak orang itu sambil memegangi kepalanya. Ternyata dia seorang siswa seumuran Sasuke namun berbeda sekolah, terlihat dari seragamnya. Menatap Sasuke penuh amarah.

"Kau yang gila. Untuk apa kau menatap sensei-ku terus?"

Keributan itu berhasil mengalihkan perhatian para penumpang di bis. Ada apa gerangan ramai-ramai. Ternyata ada pria tampan marah-marah.

Mendengar perkataan Sasuke, lelaki itu langsung menatap Sakura. Kemudian mengangguk sambil menggumamkan kata maaf.

"Memperhatikan orang asing terus menerus sangat tidak sopan. Perbaiki lagi etikamu. Namun aku meminta maaf atas namanya." Ucap Sakura yang mana membuat Sasuke membuang napas kasar. Kenapa coba Sakura harus meminta maaf.

Hei, kau menggeplak kepala seseorang Sasuke! Sangat tidak sopan!

Bis tiba di depan halte yang dekat dengan sekolah. Mereka berdua turun mengabaikan gumaman orang-orang di dalam bis, kebanyakan dari mereka memuji visual kedua bintang kita ini. Kalian pasti sudah menduganya.

Mereka berdua berjalan sepanjang jalan menuju kelas dan ruang kantor.

"Lain kali jangan menegur orang seperti itu. Aku menyuruhnya memperbaiki etika tetapi muridku sendiri pun kurang memperbaiki etikanya." Ujar Sakura mengiringi perjalanan mereka.

"Hn."

Sasuke hanya bergumam, dan Sakura mendesah pasrah.

Percakapan itu berakhir ketika Sasuke mempercepat jalannya. Berjalan jauh di depan Sakura, karena dilihatnya Naruto di depan sana.

Sakura hanya memandang kepergian Sasuke. Tidak habis pikir dengan tingkah laku muridnya. Baru saja semalam dia mengingatkan Sasuke untuk tidak berbuat nakal lagi namun paginya Sasuke kembali berulah. Seolah perkataan Sakura semalam adalah angin lalu.

"Hah… Kau sangat susah di atur, Uchiha." Gumam Sakura.

Ino sudah berada di mejanya, tengah menulis sesuatu di atas buku agenda miliknya. Sakura tebak itu adalah materi yang perlu disampaikannya di kelas, sebab Sakura pun sering melakukan hal yang sama.

"Pagi, Sakura. Tumben kau datang hampir terlambat." Sapa Ino.

"Hm. Ibuku menaburi aku banyak petuah. Aku sampai pusing mendengarnya."

Ino terkekeh. "Itu artinya ibumu khawatir. Takut-takut kau jatuh cinta pada buaya darat lagi."

Sakura menggeleng geli. "Padahal 'kan yang sering jatuh cinta sama buaya itu kau."

Ino mendelik. Lalu mendesah malas menanggapi Sakura.

"Ya bagaimana. Aku suka bad boy. Omong-omong, besok aku dan dia anniversary."

.

Sakura membasuh wajahnya. Bunyi aliran air yang mengalir dari keran tak lagi terdengar. Wanita itu mengoleskan sabun ke wajahnya perlahan-perlahan menimbulkan busa lembut dan menutupi wajahnya.

Sakura bersenandung. Entah menyanyikan lagu apa tapi suaranya terdengar sopan di telinga. Bahkan menurutku dia pantas menjadi penyanyi. Aw, wanita ini hampir sempurna.

Selesai dengan mencuci muka, kali ini mengoleskan masker wajah berwarna hijau. Mengoleskannya perlahan dan rapi. 

"Ahh…" Mendesah lega sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Sakura lupa kapan terakhir kali dirinya bersantai seperti ini. Melakukan hal yang di sukainya. Malam ini khusus untuk memanjakan diri, menuruti nasehat ibunya pagi tadi.

Dia tak memasak, hanya memesan makanan di luar. Sasuke bilang akan pulang terlambat dan makan diluar, Sakura harap kali ini Uchiha bungsu itu tidak akan berbuat kenakalan.

Karena sedang bersantai, Sakura memilih men-scroll ekstagram-nya. Melihat hal-hal menarik di sana. Dan matanya terhenti pada gambar sebuah box berisikan tas, bunga dan boneka. Sangat lucu di matanya.

Memilih untuk menyimpannya di galeri ponselnya. Dia akan membelinya nanti, karena saat ini keuangannya sedang menipis. Biaya perceraian ditanggung olehnya, dimana nominalnya sangat mahal. Tentu saja, pria seperti mantan suaminya mana mau membayar biayanya. Nafkah untuk Sakura pun sering nunggak. Sakura merasa bodoh. Kenapa dia bisa-bisanya mencintai pria itu begitu dalamnya.

Sudah cukup, tolong hentikan!

Sakura ingin menikmati waktunya dengan bersantai dan merilekskan pikirannya. Bukan malah memikirkan pria kurang ajar itu.

Tak terasa waktu berlalu begitu saja. Sakura terpejam dengan masker yang masih menempel, ponsel tergeletak di atas dadanya dengan layar yang sudah menghitam.

CKLKK

Suasana rumah sudah sunyi, tak ada suara apapun kecuali jam bersar yang menempel di dinding.

Sasuke membuka sepatunya lalu setelah itu melenggang ke dalam kamarnya. Mandi air hangat akan sangat menyenangkan, karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas dan air sudah terasa dingin.

Bagaimana pun di sini adalah Konoha. Dibalik nama kota metropolitan, masih ada begitu banyak pegunungan dan lembah-lembah. Yang mana membuat suhu air terasa dingin setiap waktunya terutama bila sudah memasuki jam malam.

Akhirnya, Sasuke memasuki kamar mandi dengan tangan yang sibuk membuka kancing seragamnya satu persatu. Lalu melempar seragamnya ke keranjang baju kotor yang sudah menumpuk. Bisa dipastikan Sasuke belum mencuci baju-bajunya selama di sini. Atau kalian mau mencuci bajunya? Kalian pasti menemukan harta karun di sana.

Setelah melempar baju seragam yang membuatnya bertelanjang dada, Sasuke bergegas membuka celananya sehingga hanya menyisakan boxer hitamnya. Diturunkannya-

Lebih baik tak usah dilanjutkan, aku bisa pingsan kalau begini caranya.

Scene beralih kembali pada Sakura yang matanya masih terpejam namun perlahan-lahan terbuka.

"Uhukk…"

Sakura terbatuk, tenggorokannya terasa kering dan ia butuh minum. Tapi dilihatnya nakas hanya menyisakan lampu tidur yang belum dia nyalakan. Tidak ada air putih, Sakura memutuskan untuk ke dapur

Mengambil air dingin di kulkasnya, kemudian dituangkan ke dalam gelas. Menunggunya penuh sampai ujung gelas sambil memikirkan apakah anak bandelnya itu sudah pulang atau belum. Semoga saja pulang tidak membawa masalah.

Sasuke telah beres dengan keperluannya, saat ini tengah mengusap wajahnya dengan tissue. Lalu menguncir rambutnya lagi. Sebenarnya lumayan risih, tapi ini membuatnya lebih tampan.

Besok adalah hari libur, dan Sasuke memilih untuk begadang sambil mengerjakan sesuatu yang menghasilkan uang. Dan segelas kopi sangat dibutuhkannya saat ini.

Akhirnya Sasuke keluar dari kamarnya melangkah menuju dapur lalu didapatinya Sakura sedang membelakanginya sambil meneguk segelas air.

"Sakura." Tegur Sasuke.

Sakura menaruh gelasnya, lekas menoleh. Dan di-

"Waaaa!!!"

Kenapa kau berteriak Sasuke?

"Kyaaa!!!"

Kau juga kenapa berteriak Sakura?

"Sakuraaa!!!"

"Kenapa kenapa kenapa??!!" Panik Sakura yang malah sudah menghampiri Sasuke menggenggam lengan lelaki itu erat. Sama paniknya.

"Sial. Apa yang kau pakai di wajahmu??!" Ucap Sasuke masih berdegup jantungnya sebab melihat Sakura menoleh dengan wajah yang berlumur masker hijau yang sudah retak-retak. Sial. Kaget bukan main.

"Hah?"

"Wajahmu sangat menyeramkan!"

"Apa maksudmu kurang ajar!" Sewot Sakura, mendorong dada Sasuke tak terima wajahnya disebut seram. Padahal kenyataannya memang seram.

Coba kau bayangkan tengah malam seperti ini mendapati wanita sedang berdiri dengan wajah yang menghijau dan retak-retak. Sakura ku rasa kau sangat cocok bermain film horor sekarang!

"Wajahmu hijau!"

Seketika Sakura memegang wajahnya. Sial! Dia lupa kalau sekarang masker masih menempel di wajahnya. Bersiaplah besok pagi wajahnya akan mengering akibat terlalu lama menggunakan masker.

"Oh maaf aku lupa. Ini masker spirulina." Ucap Sakura sambil tersenyum tak berdosa.

"Kau hampir membuatku bertemu Tuhan lebih cepat."

"Apa? Kau berlebihan sekali."

"Serius. Jantungku berdetak kencang waktu aku melihatmu." Ucap Sasuke sambil memegang dada kirinya yang masih berdegup kencang. Ckckck. Semoga kau tak serangan jantung di usia muda.

"Apa kau sedang menggombal?" Tuduh Sakura sambil menghampiri wastafel.

"Ya, aku sedang menggombal seorang hantu."

"Aishh!"

"Kau mau tidur?" Tanya Sasuke yang sedang meracik kopi ke dalam gelas.

"Emm mungkin nanti. Karena kaget aku jadi tidak mengantuk lagi." Jawab Sakura sambil berlalu untuk duduk di sofa ruang tengah dengan membawa setoples kue kering.

Tak berapa lama Sasuke pun menyusul dan mendudukkan dirinya di sebelah Sakura. Sakura pun menghidupkan televisi.

"Apa kau akan begadang?" Tanya Sakura.

"Hn."

"Kenapa? Begadang tak baik untuk pelajar sepertimu."

"Aku akan mengerjakan tugas. Sebentar lagi dikumpulkan."

"Oh. Kenapa tidak sore tadi? Kau kemana saja?"

"Aku pergi bersama Naruto. Berkeliling di mall."

"Serius? Kau tidak berbuat kenakalan 'kan?"

Sasuke menoleh tidak terima, "tentu saja tidak! Aku hanya berkeliling dan makan malam di sana."

"Baiklah. Awas saja kalau kau berbuat yang tidak-tidak." Ancam Sakura sambil matanya berfokus pada televisi yang menayangkan film bertema survival.

Karena adegan mulai menegangkan tak ayal membuat Sasuke pun fokus menonton film itu, melupakan tujuannya awalnya mengerjakan tugas. Tak apa lah. Kalau bisa dikerjakan besok, untuk apa dikerjakan sekarang? Itu prinsip orang malas.

"Tetapi aku penasaran, sebenarnya apa alasan kau dipindahkan?" Tanya Sakura ketika film sudah berakhir.

"Karena aku nakal."

"Aku tau kau nakal. Tapi kenakalan apa yang kau lakukan?"

"Banyak." Celetuk Sasuke.

Sakura mendesah pasrah. Terserahlah apa kata muridnya itu. Mungkin ada hal yang tak ingin dia ceritakan.

"Aku punya banyak kasus di sekolah lamaku."

Sakura mematung, menunggu Sasuke melanjutkan perkataannya.

"Aku dipindahkan karena aku berkelahi dengan salah satu siswa."

"Kenapa kau berkelahi?"

"Karena dia menyebalkan."

"Apa karena seorang wanita?" Cibir Sakura. Mengejek Sasuke. Karena biasanya laki-laki berkelahi karena wanita.

"Hn. Wanitaku."

Sakura melunturkan senyumnya. Kembali mematung setelah mendengar ucapan pemuda itu. Tidak tau kenapa, tapi ia tidak merasa nyaman.

Obrolan tidak lagi dilanjutkan, sebab tak ada lagi pertanyaan dari mulut Sakura. Dan Sasuke terlihat enggan menceritakannya lebih lanjut.

Suasana menjadi hening, entah apa yang dipikirkan keduanya. Sakura beralih menatap televisi walaupun sebenarnya pikiran tidak terpusat pada tontonan di depannya. Sedangkan Sasuke menundukkan kepalanya, sibuk dengan pikirannya yang aku pun tidak tau.
.

Pagi sudah menyambut. Setelah obrolan semalam yang berakhir dengan keheningan, kali ini mereka sudah beranjak dari kasur.

Jam masih menunjukkan pukul 6. Namun keduanya sudah siap dengan pakaian olahraga. Sasuke mengajak Sakura berolahraga secara paksa. Menggedor pintu kamar Sakura dengan membabi buta.  Sedangkan Sakura hanya pasrah dan menuruti keinginan muridnya.

"Aku masih sangat malas Sasuke." Gumam Sakura. "Kenapa kita harus olahraga sih."

"Kau ingin lemak menguasai tubuhmu?" Tanya Sasuke yang sedang melakukan peregangan.

"Apa kau mengatakan kalau aku gendut?"

Sasuke menghentikan gerakannya. Sial. Dia tau ini. Wanita pasti akan memperumit keadaan hanya karena satu kata gendut.

"Bukan. Maksudku, jangan biarkan ada lemak di tubuhmu. Tubuhmu sudah bagus kok." Benar sekali. Dia sudah sering memperhatikan. Ehe.

"Cih." Akhirnya dengan terpaksa Sakura melakukan peregangan juga.

Beberapa menit berlalu. "Ayo" ajak Sasuke.  Memasuki taman mulai berjoging pelan.

Sakura menyusul dari belakang,  berjoging pelan-pelan walaupun sebenarnya enggan.
Emeraldnya terfokus pada punggung Sasuke. Memperhatikan entah apa.

Sejenak Sakura teringat perkataan ibunya. Bahwa punggung muridnya itu begitu lebar, tinggi badan proporsional, dan tampan.

Sakura menggeleng. Aish, dia pasti sudah gila karena telah mengagumi muridnya sendiri.

Tapi, bukankah mereka pernah melakukan hal yang lebih gila?

'sadarlah!' batin Sakura sambil menepuk pipinya yang mulus.

Kalian jangan iri. Keramik di rumah kalian pun aku yakin kalah mulus dengan wajah Sakura.

Emeraldnya kembali menatap ke depan dan apa yang selanjutnya dia lihat membuatnya mendengus.

Banyak sekali wanita berada di sini. Dan mereka melupakan joging mereka dan malah menatap Sasuke penuh minat? Yang benar saja!

Jangan katakan kalau Sakura iri!

Dia tidak iri. Dia bahkan melihat wajah tampan itu setiap waktu.

'kumohon sadarlah!' batin Sakura sekali lagi.

Kenapa pula dia jadi sering mengagumi muridnya itu?

"Woo seksi!"

Sasuke berhenti dan menoleh ketika telinganya mendengar sorakan tak sopan itu yang ternyata tertuju pada sensei-nya.

Sedangkan yang disoraki tetap berjoging menyusul Sasuke di depannya, tak mengindahkan pemuda-pemuda tidak sopan itu.

"Kenapa kau cepat sekali…hah…hah…" Gumam Sakura sambil terengah-engah.

Baru saja dia menumpukan lengan di lututnya, Sasuke memegang lengannya, menegakkan tubuh sintalnya dengan paksa. Sakura hanya bisa terkejut.

"Hei aku masih lelah." Ucap Sakura masih terengah-engah.

Dia tau Sakura lelah. Tapi mana mau dia berbagi pemandangan indah kepada pemuda-pemuda sinting itu.

Tak mengindahkan Sakura, Sasuke memilih membuka jaket parasut berwarna hitam miliknya. Menyisakan kaos oblong yang juga berwarna hitam, polos.

Sakura tertegun dengan apa yang di lakukan Sasuke selanjutnya. Yaitu melingkarkan jaketnya pada pinggang Sakura lalu mengikatnya erat-erat.

"Kenapa?" Tanya Sakura keheranan.

"Kau seksi."

Apa?!

Apa yang Uchiha Sasuke itu katakan? Dan lihatlah dia melenggang begitu saja! Tak memikirkan Sakura yang masih mematung dengan pipi yang memerah.

"Murid kurang ajar." Gumam Sakura. Menyusul Sasuke yang sudah berlari jauh di depannya.

"Istirahat dulu. Duduk di sini. Aku akan membeli air minum"

Sakura menurut, duduk di bangku panjang sambil masih terengah-engah dan meluruskan kakinya.

Tak berapa lama Sasuke datang membawa dua botol air mineral dan menyerahkan satu botol itu kepada Sakura yang lekas diminum wanita itu.

"Lelah?" Tanya Sasuke. Sedangkan Sakura hanya mengangguk.

"Apa kau tidak pernah berolahraga?"

"Aku berolahraga. Tapi aku tidak kuat berlari."

"Hn. Kau mau eskrim?"

"Hah?"

"Kau mau eskrim?" Tanya Sasuke sekali lagi seraya mengarahkan dagunya ke arah penjual eskrim yang sedang dikerumuni anak-anak.

"Boleh."

Sakura hanya memperhatikan Sasuke yang berjalan ke arah penjual eskrim dan mengantri di sana, di belakang anak-anak yang juga sedang mengantri. Terlihat lucu. Hanya Sasuke saja yang terlihat besar di sana.

Tak berapa lama Sasuke kembali dengan membawa satu cone eskrim berwarna krem, rasa vanila.

"Ini." Diserahkannya kepada Sakura. "Aku akan bermain basket."

Lagi-lagi Sakura hanya memperhatikan. Sasuke berjalan ke tengah lapangan basket dimana sudah ada anak-anak muda yang akan memulai permainan.

Sekali lagi Sakura mematung, menatap Sasuke yang mulai mendribble bola. Kesana-kemari menerbangkan rambut hitamnya yang sudah digerai. Tak mengurangi ketampanannya, justru Uchiha Sasuke terlihat semakin tampan ketika berolahraga, yang mana pertama kali dilihatnya.

TES!!

Sakur mengerjap. Dirasakannya eskrim menetes melewati jari-jari tangannya.

Tak sadar Sakura melempar eskrim yang baru dimakannya sedikit. Tangannya sibuk membersihkan jaket Sasuke yang terkena tetesan eskrim berwana krem yang lumayan banyak. Oh tidak ini akan susah hilang kalau tidak di cuci.

Okay. Ucapkan selamat untuk jaket Sasuke yang mahal itu.

.

Sampai di rumah, Sakura bergegas mendekati mesin cuci dan memasukkan jaket Sasuke bersamaan dengan pakaian-pakaian kotor miliknya.

Sasuke tak ambil pusing dengan jaketnya. Dia masih berada di taman atau di mana, entahlah. Yang jelas dia belum pulang. Sakura pulang lebih awal dengan membawa jaket kotor Sasuke.

Selagi menunggu mesin cuci menggiling baju-baju kotor itu, Sakura kembali melamun.

Dia memang sering sekali melamun, namun kali ini bukan tentang mantan suaminya, seperti biasa yang dia lakukan.

Di lamunannya kini hanya ada Uchiha Sasuke dan pertanyaan di otaknya.

Kenapa dia mengagumi muridnya akhir-akhir ini?

Apakah itu wajar?

Apakah wanita lain pun sama seperti dirinya jika melihat Sasuke?

Lamunannya terpecah oleh kebetulan. Mesin cuci sudah berhenti menggiling, Sasuke datang dengan kantung plastik berisi cemilan, dan ponselnya berdering menampilkan nama Ino.

"Halo? Ada apa?"

"Sakuraaa!! Bantu aku!"

Sakura otomatis menjauhkan ponsel dari telinganya yang berdenging.

Dasar Ino cempreng!

"Apa?!" Bentak Sakura sambil membuka tutup mesin cuci.

"Ke rumahku sekarang! Penting! Ini penting sekali!"

TUT!

Telepon mati sepihak. Sakura menatap ponselnya heran.

Apa terjadi sesuatu pada Ino?

"Sasuke! Tolong jemur baju-baju ini ya! Aku ada kepentingan!" Ucap Sakura buru-buru sambil berlalu keluar apartemennya.

Sedangkan Sasuke mematung.

"What?!"

Meski uring-uringan, Sasuke akhirnya mendekati keranjang yang sudah terisi baju-baju yang harus dijemur. Membawanya ke balkon tempat menjemur pakaian.

Di tatanya satu persatu baju-baju milik Sakura pada jemuran yang tersedia, dengan ogah-ogahan.

Tangannya terhenti, sambil memegang kain berwarna hitam polos. Matanya menilik kain berbentuk segitiga dengan tiga lubang itu.

Wait... Apakah ini celana da-

Ekhem.  Sasuke hanya bisa berdeham menyadari apa yang dipegangnya.

Bersiaplah Sasuke! Ada satu lagi dalaman yang harus kau pegang. Ehe.

To be Continued...



A/N

Mohon maaf telat update 🙏🏼

Sekedar info, Joo update semau Joo, tergantung mood, krna Joo orgnya Moodyan😟

Sekali lagi Joo tegaskan, tidak ada hello Kitty di antara Sasusaku🤭

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

192K 11.1K 35
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
1.3M 114K 26
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
3.1M 173K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
4.7M 174K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...