Acttledon : Butterfly Effect...

By Real_ohr

60.6K 7.7K 943

[n]. Butterfly Effect adalah istilah dalam terori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka... More

Chapter Zero : Receperint novum mundum
Chapter One : Wellcome back
Chapter Two : A cup of tea
Chapter Three : calidum noctis
Chapter Four : Baby
Chapter Five : er ist eifersüchtig auf mich
Chapter Six : La La La My Love
Chapter Seven : Made of greed
Chapter Eight : The God are Born
Chapter Nine : Sins
Chapter Ten : Prepare
Chapter eleven : Hoist the color
Chapter Twelve : Who's comming?
Chapter Thirteen : Noir
Chapter Fourteen : Noise
Chapter Fiveteen : result
Chapter Sixteen : Lucid Dream
Chapter Seventeen : Polite
Chapter Eighteen : Buterfly
Chapter Nineteen : Money
Chapter Twenty : Karina
chapter Twenty One : Pillow Talk
Chapter Twenty Two : Fire
Twenty Three : Demonstran
Twenty Four : Tragedy
twenty six : fault
twenty seven : Never ending problem
twenty Eight : talk
twenty nine : War zone
Terimakasih telah membuka halaman ini
thirty : Paradise
Thirty one : matchmaking
Thirty two: She knows

Twenty Five : Shoot

767 125 9
By Real_ohr

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya semangat nulisnya. Happy reading, hope enjoy it! Typo bertebaran!

Jisung mengepalkan tangannya ia menggunakan kekuatan yang di bantu iblis untuk pertama kalinya, Jisung berteleport ke Wegiston secepatnya dan ia sampai di wegiston tubuhnya sedikit lemas karena kekuatan ini memakan banyak darahnya.

Matanya meneliksik mencari keberadaan sang ayah, ia menemukannya Jeno baru saja keluar dari gedung pemerintahaan bersama para pejabat lainnya dan di sebelahnya ada sang Papa, Jisung mendekat ke arah mereka namun matanya seketika terbelak ia mendapati Sir Kevin merentangkan tangannya sebuah segel iblis keluar dari tangannya dan Jisung tau bahwa segel itu akan memakan jiwa korbanya.

"AYAH!" jisung mengeluarkan kekuatan apinya tanpa ia sadari namun terlalu besar sehingga mengenai banyak orang disana.

Jisung ternegah-engah setelah mengeluarkan kekuatannya di saat dirinya lemah, ia menatap sekitarnya yang terbakar, Jaemin bangkit setelah ia mendapat serangan mendadak, tangannya terkena luka bakar akibat serangan Jisung.

"Jeno!" Jaemin langsung menpoang tubuh Jeno di pahanya, Jeno meringis karena luka bakar di punggungnya cukup parah, Jaemin menoleh dan melihat Jisung tak jauh darinya berdiri terdiam.

"Jisung." Panggil Jaemin, Jisung menggelengkan kepalanya.

"tidak! Tidak!!" jisung menggeleng, ia merentangkan tangannya. Ia melihat keadaan ayahnya yang terluka namun cukup parah di bagian punggungnya ini karena ia melindungi Jaemin.

"aku tidak bermaksud melukai kalian, tidak!" Jisung memundurkan langkahnya. Ia segera berlari pergi, tidak seharusnya seperti ini kenapa ayahnya ikut terluka? Ia hanya ingin melindungi ayahnya.

Jaemin melihat sekelilingnya banyak yang terluka namun yang paling parah hanya Jeno, "Tolong hubungi medis!" Pinta Jaemin.

"Jeno bertahanlah." Jaemin mengusap pipi Jeno, keadaan Jeno masih setengah sadar.

Jisung berlari sejauh mungkin menghindari kerumunan, ia berhenti di pinggir sungai lalu menyenderkan tubuhnya pada pohon. Mengusap wajahnya kasar ia melakukan kesalahan harusnya ia tak memakai kekuatan iblisnya lagi harusnya ia bisa mencegahnya dengan cara lain, ia termakan hasutan iblis lagi.

"kenapa kau ragu memakai kekuatanmu? Kau harusnya bersyukur memilikinya." Jisung menoleh melihat bayangan hitam ada di hadapannya lagi.

"sialan! Aku tidak menginginkannya aku lebih memilih terlahir tanpa kekuatan sekalian gara-gara kekuatan sialan ini aku melukai ayahku!!!" Jisung marah bahkan nafasnya memburu karena amarah.

"setidaknya ayahmu bukan mati di tangan orang lain bukan?"

"tapi tidak di tanganku!! SIALAN!" Jisung melempar sosok hitam itu dengan batu seketika sosok itu menghilang, Jisung jatuh terduduk sembari menangis ia menyesal sekarang.

Sementara itu Jeno baru saja di larikann ke rumah sakit pusat untuk di tangani secara intensif, Jaemin juga sudah di obati lukanya ia hanya mengalami luka ringan di sekitar tangan dan pipinya, Jaemin masih menunggu dokter memberi kabar.

Clek!

Jaemin langsung bangkit lalu menghampiri dokter, Dareum yang mendengar kabar kedua orang tuanya terluka langsung segera menyusul ke rumah sakit.

"bagaimana keadaan kaisar?" tanya Jaemin.

"yang mulia kaisar mengalami luka bakar cukup parah di bagian punggung dan keadaanya saat ini kritis, kita tunggu perkembangan ke depannya sampai masa kritisnya lewat." ucap dokter.

"baik dok, terimakasih."

"sama-sama yang mulia, kalau begitu saya permisi." dokter melangkah pergi hanya tinggal suster yang sedang mengecek alat-alat.

Jaemin dan Dareum masuk ke dalam ruang rawat Jeno melihat Jeno masih terbaring tak sadrkan diri, Jaemin duduk di samping Jeno dan mengelus lengan Jeno dareum berdiri di sebelah Jaemin.

"dimana Jisung?"tanya Dareum, Jaemin menoleh menatap Dareum.

"entahlah, papa melihatnya di wegiston barusan." Dareum menyiritkan keningnya.

"untuk apa dia disana? Lalu luka bakar ayah— jangan-jangan." Jaemin menghembuskan nafasnya lalu mengangguk kecil.

"untuk apa dia melakukan itu?" tanya Dareum.

"entahlah."

Jisung kembali ke istana dengan wajah yang lesu Jisung melirik tatapan-tatapan para penghuni istana yang sinis, mungkin kabar soal Kaisar yang terluka karenanya sudah tersebar se antero istana, Jisung masuk ke dalam istana tidak ada satupun yang membantunya seperti biasa termasuk pengasuhnya sejak kecil.

"apa benar dia hendak membunuh kaisar untuk mendapatkan takhta?" gumam salah satu staff istana, Jisung tak memperdulikan itu.

Jisung menghentikan langkahnya saat di hadapannya ada karina, ia menatap Jisung dengan tatapan sedih Jisung hanya bisa terdiam.

"bisa kita bicara?" tanya Jisung.

"tentu, di taman saja." jawab karina.

Mereka ada di taman saat ini, Jisung menghembuskan nafasnya ia belum mau mulai bicara sementara karina menunggunya, rasa bersalahnya masih membekas dan terus menghantuinya saat ini, rasanya tak pantas ia pulang kembali ke istana.

"ada apa?" tanya karina.

"aku baru saja melukai ayah."jawab Jisung.

"aku tau, kenapa kau melakukan itu?" Jisung kembali menangis, sebetulnya Jisung adalah anak yang sensitive ia juga bisa menangis namun tidak di tempat umum.

"aku hanya ingin melindungi ayah dari serangan Sir Kevin, aku tidak bisa mengontrolnya saat aku mengeluarkan kekuatanku, harusnya aku hanya mengeluarkan kekuatan kecil saja." Ucap Jisung, Karina mengusap punggung Jisung, Jisung sudah menganggap karina sebagai sosok kakak yang selalu ada untuknya, buktinya dari ribuan penghuni istana hanya karina yang mau mendengarnya.

"untuk apa kau mengeluarkan kekuatan apimu? Aku sudah bilang untuk tidak terlalu sering menggunakannya atau iblis akan menguasaimu, kau punya kekuatan teleport dimensi kenapa kau tidak memakainya? Kita sudah berlatih bersama bukan?" Jisung menundukan kepalanya.

"aku termakan hasutan iblis lagi, dia sudah betani muncul di hadapanku."

"siapa? Lucifer?" Jisung mengangguk.

"jika nanti dia kembali muncul di hadapanmu tolong lawan, kau harus bisa melawannya Jisung kau harus. Kau tidak ingin kan menjadi wadah untuk dia?"

"lebih baik aku mati lebih awal."

"perjalananmu masih panjang Jisung, kau masih terlalu muda untuk menyerah padah hal ini, walau semakin bertambahnya usiamu kau harus bisa melawan tantangan yang lebih besar lagi, aku tau kau kuat bahkan jika tak ada seorangpun di sisimu." Jisung mengangguk.

Jaemin tengah rapat mendadak bersama para viscount dan Count di ruang rapat istana setelah insiden barusan, Jaemin duduk di singgasananya di temani sir Taeil yang berdiri di sampingnya, untunglah Sir taeil ada di dalam ruangan dan belum keluar saat kejaduan berlangsung.

"baik mari kita mulai rapat darurat ini, disana sudah ada beberapa saksi yang melihat langsung kejadian termasuk yang mulia Empress." ucap salah satu viscount.

Rapat darurat ini dilakukan untuk membahas kemungkinan terburuk dan siapa pelaku di balik penyerangan barusan, Jaemin tidak bisa banyak bicara saat ini karen apa? Ia ingin melindungi nama baik sang anak, Jisung.

"untuk saat ini jika kemungkinan terburuk kaisar Jeno tidak bisa bertahan dengan keadaan maka takhta kaisar akan jatuh pada Jung Dareum ataupun Jung Jisung, namun salah satu saksi mengatakan kalau pangeran Jisung adalah dalang di balik penyerangan ini. Saksi mengatakan kalau pangeran Jisung mengeluarkan kekuatannya sehingga melukai kaisar dan beberapa staff disana." ucap salah satu petinggu istana.

"bisa aku bicara?" ucap Jaemin.

"silahkan yang mulia."

"pangeran tidak mungkin melakukan ini tanpa maksud tertentu bisa saja dia melakukannya karena ada sesuatu hal yang buruk, aku yakin itu aku papanya dan aku percaya pada anakku." ucap Jaemin berusaha membela Jisung.

"yang mulia—" jaemin memotong ucapan salah satu petinggi.

"—aku tau tabiat Jisung, dia tak mungki melakukan sesuatu tanpa maksud tertentu, dia anak yang baik dia tak mungkin melakukannya."

"yang mulia maaf, kami mendengar dari sir Eric yang mendengar percakapan pangeran dan nona karina tempo hari yang mengatakan kalau pangeran ingin sesegera mungkin mengambil takhta, mungkin saja itu maksud dia di balik penyerangan itu, dia anak pertama dan kemungkinan besar pasri takhta jatuh padanya." Jaemin terdiam, ia tidak bisa berkata apapun.

TBC

Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen aku tunggu yaa biar akunya makin semangat nerusinnya, see u..

Sunny pwark. Des 27, 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

133K 11.6K 8
"jeno - ya, bisakah kau bersamaku kali ini saja?" - lee jaemin short story about nomin.
67.2K 6.6K 38
Nanette, seorang pria muda dari kalangan bangsawan berhasil menikahi Jeconiah yang merupakan pewaris tunggal tahta Deunia. Dia adalah permaisuri yang...
85.7K 19.5K 21
✒ 노민 [ Completed ] Sandekala [n]. Pencekalan, atau yang sering orang ketahui adalah Waktu di penghujung senja. Ketika aku melihat dia memakan sebuah...
3.6M 352K 94
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...