ALFA

By uchihacia

6.9M 354K 13K

Gimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adal... More

PROLOG
1. AWAL KESIALAN
2. LION GENG
3. EMANG LO SIAPA?
4. CRAZY THING
5. KETAKUTAN GABY
6. MANTRA ATAU SIHIR CINTA?
7. KETAHUAN
8. FALLING IN LOVE
9. MERINDU
10. PROMISE
11. JEALOUSY
12. A PROBLEM OCCURRED
13. MENCOBA BERDAMAI
14. BAIKAN?
15. LOVE YOU
16. CAMER
17. PERINGATAN PERTAMA
18. MODUS
19. FRAUDSTER
20. RECEH
21. LAMPU IJO
22. BIANG MASALAH
23. DUNIA ITU SEMPIT
24. JEALOUSY part II
25. PERMINTAAN GILA
26. A PROBLEM part II
27. SURPRISE
28. SAH!
29. MALAM PERTAMA?
30. PINDAHAN
31. SI PALING PRIORITAS
32. MABAR
33. SUAMI IDAMAN
34.KESABARAN ALFA
35. LOVE (N) TRUST
36. ALFA KALAU LAGI CEMBURU
37. MILIK ALFA SEUTUHNYA
38. BERULAH
39. TERCIDUK (?)
40. FAKTA SEBENARNYA
42. STRATEGI
43. MASALAH SELESAI
44. OLAHRAGA-MALAM?
45. GREGET UDAH NGEBET
46. SOFT BOY
47. KATA MAAF DARI LIA (?)
48. MUNGKINKAH MUNGKINKAH MUNGKINKAH????
49. POSITIF ARTINYA????!
50. PERKARA SUSU
51. NGIDAM VERSI GABY
52. SEPATU JORDAN

41. SAYANGNYA ALFA

80K 5.1K 385
By uchihacia

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

Udah siap baca kelanjutannya?

Pokoknya kudu rame titik!!

Vote dan komen di setiap paragraf kalo perlu biar tembus target terus doubel up🔥🔥

Happy Reading

Dering ponsel berlogo apel digigit itu terus bergetar di atas meja. Sang pemilik menguap kecil, menatap bosan sekumpulan manusia di depannya yang sibuk bermain game online dengan serius.

Alfa berdiri lantas berjalan menjauhi teman-temannya yang kembali mengumpat karena hal sepele. Ahh masa bodo, ia benar-benar bosan.

“Hm?” Alfa mengangkat panggilan masuk dari Ervans.

Pemuda dengan seragam tak karuhan itu berjalan mencari tempat yang lebih sunyi saat Bagas berteriak seperti tarzan disusul anak-anak yang lain tak kalah kencang.

Lo dimana sekarang? tanya Ervans di seberang sana. Cowok itu terdengar sedang dalam perjalanan karena suara bising kendaraan yang saling bersahutan.

“Di gudang.”

Alfa terdiam sesaat ketika matanya melihat seorang gadis asing yang tak ia kenal masuk dan ikut bergabung bersama teman-temannya. Cantik sih tapi istrinya tetap nomor satu.

“Kenapa?” lanjutnya.

Cewek lo udah pulang gue tadi nggak sengaja lihat dia di halte.”

Mendengar hal itu Alfa reflek mengangkat punggung tangannya melihat jam tangan yang melingkar disana. Tanpa menunggu lama ia berbalik mengambil hoodie dan barang-barangnya kemudian pergi begitu saja tanpa berpamitan.

“Sendiri?”

Gaby? tanya Ervans memastikan.

“Hm.”

Gue lihat sih tadi sendirian aja.

“Oke, thanks.”

Panggilan berakhir. Alfa dengan cepat mengantongi ponselnya kembali kemudian berjalan tergesa-gesa menuju parkiran. Mengabaikan semua teriakan para gadis yang memanggil-manggil namanya tanpa malu.

Membuka kasar pintu mobilnya Alfa dengan asal begitu saja melemparkan tas dan barang lainnya ke jok belakang. Masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin beroda empat itu dengan kasar. Membawanya keluar menuju halte yang Ervans maksud.

Sesampainya disana Alfa meramalkan doa pengusir setan saat matanya tidak sengaja melihat wajah datar Gaby dari balik kaca mobilnya. Setelah menarik napas dalam dan menyakinkan dirinya, Alfa memutuskan untuk segera membuka pintu mobil.

Ada sedikit rasa canggung ketika ia tersenyum ke arah Gaby sebab respon yang wanita itu berikan padanya hanya poker face. Membuat awan mendung tercetak jelas di wajahnya, apalagi ketika ia sadar ada gadis lain yang berdiri di samping istrinya.

Pupil mata Alfa membesar dengan detak jantung yang berdebar kencang. Walaupun ia tidak begitu ingat dengan jelas wajah gadis di sebelah Gaby tapi dirinya yakin gadis itu adalah Angel tunangannya Galang. Korban pelecehan yang Alfa sendiri tidak tahu siapa orang yang tega melecehkan serta menjebaknya berdua di dalam hotel dua tahun yang lalu.

Angel tersenyum lebar ke arahnya lalu tiba-tiba memeluknya begitu saja sampai membuat napasnya tertahan sesaat. Alfa merasa hawa dingin terasa di sekitarnya saat Gaby memandangnya tajam dari kejauhan. Dengan refleks Alfa mendorong Angel menjauh agar wanitanya tak salah paham padanya.

Tidak ingin berbasa-basi lagi Alfa langsung bertanya pada Angel apa alasan dia muncul kembali. Dan jawaban dari gadis itu sontak membuatnya tanpa sadar memeluk Angel karena tidak dapat membendung letupan-letupan emosi bahagia dalam hatinya.

Gadis itu kembali dengan kejutan yang luar biasa. Membawa sebuah fakta serta barang bukti yang mampu membuat Galang tutup mulut. Masalah yang selama ini membuatnya tidak bisa tenang kini mendapatkan titik terang.

Alfa menghela napas lega. Benar-benar sangat lega setelah tahu jika wanitanya, istrinya dan orang yang paling ia cintai selamat dari ancaman para musuh seperti Galang berserta anak-anak Fero lainnya.

•••🦋•••

Gaby masih tidak bergeming melihat aksi Alfa yang tiba-tiba memeluk gadis yang ia tahu sebagai Angel dengan erat. Ia bahkan melihat bibir pemuda itu bergerak seperti membisikkan sesuatu lalu tersenyum.

Entah kenapa hati Gaby sakit hanya dengan melihat hal itu. Hah yang benar saja, Sakit? Jangan bercanda dirinya tak mungkin cemburu pada gadis itu.

Gaby membuang napas jengah, lalu berjalan begitu saja melewati kedua orang yang masih setia berdiri di depannya. Tanpa minat Gaby tidak sedikitpun melirik ke arah Alfa maupun Angel. Ingat, ia sedang lelah jadi jangan mengganggu macan jika tidak ingin di terkam.

Sayang.”

Laki-laki brengsek yang ingin Gaby lenyapkan dari muka bumi setelah puas bermesraan itu mencekal pergelangan tangannya membuat langkahnya berhenti.

“Aku bisa jelasin—”

“Gue capek mau pulang,” sela Gaby cepat tanpa menoleh. Dengan kasar ia menghempaskan tangan Alfa yang sempat menahannya, kemudian melangkahkan kakinya kembali.

Angel yang melihat itu pun menjadi tidak enak. Ia sadar jika Gaby marah karena ulahnya yang memeluk Alfa begitu saja. Tidak ingin memperpanjang masalah buru-buru Angel melangkahkan kakinya hendak mengejar Gaby jika saja Alfa tidak menahan tangannya.

“Biar gue,” kata Alfa. Tarikan napasnya terdengar seperti dipaksakan. “Apartemen Citylofts, temui gue di sana malam ini.” Setelah itu ia berlari mengejar Gaby.

Langkah lebar Alfa berhasil menangkap lengan Gaby, menarik dan membawa wanita itu ke hadapannya secara kilat.

“Gue bisa jelasin Seng ini cuma—”

“Lepasin!”

Gaby mencoba melepaskan tangan Alfa yang masih mencengkeramnya erat. “Gue bilang gue capek. Gue mau pulang denger nggak sih, lo?!”

Alfa menggeram frustasi berusaha menahan emosinya. Perlahan ia melepaskan cengkeraman tangannya. “Yaudah, ayo kita pulang. Gue bakal jelasin semuanya—”

“Nggak perlu,” potong Gaby. Wajahnya terlihat seperti ingin menangis. “Gue mau ke rumah Bunda.”

Gaby menggigit bibir bawahnya. Tidak bohong jika saat ini dirinya sangat merindukan kedua orangtuanya, terlebih pada sang Bunda yang selalu cerewet padanya. Begitu juga dengan Satria dan Ayahnya yang tak kalah ia rindukan.

Alfa menarik napas dalam dengan mata terpejam sesaat. Kenapa di saat masalahnya sudah menemukan jalan keluar malah muncul masalah baru yang runyam. Apalagi jika menyangkut istrinya yang terkenal gampang marah.

“Lo mau menghindar dari gue?” Alfa menatap pucuk kepala Gaby saat wanita itu menunduk.

“Gue cuma kangen sama Bunda bukan mau menghindar.”

“Perlu gue ingetin lo lagi bicara sama gue sekarang. Suami lo sendiri kemana arah mata lo? Lihat gue!”

Gaby menggigit bibirnya menahan desakan air mata yang mengumpul di pelupuk mata. Sejenak ia menarik napas sebelum mengangkat kepalanya dan berbicara.

“Gue cuma kangen sama Bunda bukan mau menghindar,” ulangnya dengan tegas.

Mata coklat Gaby bertemu dengan mata hitam Alfa. Membuat air matanya keluar tanpa bisa dicegah. Dengan cepat ia kembali menunduk, menyembunyikan wajah jeleknya. Tangannya bergerak menghapus air matanya secara kasar. Dasar air mata sialan, kenapa harus keluar sekarang?

“Kenapa nangis?” tanya Alfa maju selangkah, merunduk kemudian berbisik tepat di telinga Gaby.

“Gue—”

Sebelum Gaby menyelesaikan ucapannya, Alfa sudah dulu meraih dagunya. Mengangkatnya tinggi hingga ia mendongak, membuat jarak wajahnya dengan Alfa hanya terpaut beberapa senti. Bahkan hidung mereka nyaris bersentuhan jika salah satu dari mereka ada yang bergerak sedikit saja.

“Hm?”

Alfa kembali menyelami mata coklat milik Gaby yang terlihat merah dan sembab. Sebelah tangannya terangkat mengusap pipi Gaby lembut.

Lagi-lagi dirinya membuat wanita yang ia cintai menangis dan itu karena ulahnya. “Maafin gue, ya? Sumpah gue tadi nggak ada maksud apa-apa buat meluk Angel. Gue cuma lega karena masalah gue sama Galang bentar lagi bakal selesai. Dan keselamatan lo, orang yang gue cinta aman dari situasi ini.” 

Gaby bisa merasakan kejujuran dari setiap kata yang Alfa ucapkan. Sorot mata laki-laki itu terlihat tulus. Begitu juga dengan kehangatan yang ia dapatkan ketika jemari tangan suaminya masih terus mengusap pipinya dengan lembut.

Please, jangan gini. Gue nggak bisa jauh-jauh dari lo. Gue sayang banget sama lo, Gaby. Gue cinta sama lo, bukan Angel ataupun gadis lain tapi cuma lo yang gue mau.”

Alfa menyunggingkan senyum manis setelah berucap demikian. Dan dalam hitungan detik dirinya langsung mencium Gaby tepat di bibirnya.

Gaby terkesiap. Lebih tepatnya terkejut ketika mendapat serangan dadakan secepat kedipan mata saat Alfa tiba-tiba menciumnya bahkan di tempat terbuka di tepi jalan.

Astagfirullahaladzim.

Kupu-kupu dalam perutnya berterbangan dan menari-nari ketika Gaby merasakan bibir suaminya bergerak semakin dalam. Tangan Alfa beralih menuju belakang kepalanya dan perlahan turun menuju tengkuknya guna memperdalam ciuman mereka.

Sadar akan tingkah laki-laki di hadapannya yang terlihat hampir hilang kendali, mata Gaby langsung terbuka dan secepat itu juga tangannya mendorong dada Alfa sekuat tenaga.

Alfa menggeram kesal melepaskan ciumannya meski hatinya tidak rela. Gaby menatapnya dengan pandangan tajam tapi berbeda dengan rona di kedua pipinya. Cute.

“Apa?” tanya Alfa tidak peka.

“Gila lo!” kesal Gaby seraya berkacak pinggang mencoba menatap sepasang mata Alfa yang sempat membuatnya tenggelam. “Sadar ini tempat umum Alfa!”

Bukannya takut dengan amarah sang istri cowok itu justru terkekeh. Ia maju selangkah sedangkan Gaby mengambil langkah mundur menjauhinya.

“Padahal gue yakin lo tadi juga menikmatinya, kenapa harus marah-marah?” Pemuda itu berusaha menahan diri untuk tidak menangkup kedua pipi Gaby dan kembali mencium bibir seksi wanitanya.

“S-siapa juga yang menikmati?”

“Tapi membalasnya,” ralat Alfa seraya terkekeh pelan saat melihat Gaby salah tingkah di depannya.

Gaby mengeram menahan kesal. Ia tahu cowok itu sedang menggodanya. “Dasar suami jahat,” cibir Gaby lantas berbalik, berjalan meninggalkan Alfa kemudian.

Alfa tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat Gaby kembali menghindarinya. Ia pikir setelah penjelasannya tadi wanita itu akan luluh tapi dirinya salah. Dengan gerakan cepat Alfa mengejar Gaby yang beberapa langkah jauh ada di depannya.

“Kenapa dari awal kita pacaran sampai nikah lo demen banget mancing emosi gue? Mau di bantai lagi bibirnya?” tanya Alfa menahan kesal.

Lagi-lagi perempuan dengan rambut panjang itu mendengus mendengar ucapan Alfa. “Maksud lo apaan sih nggak jelas.”

“Pulang bareng gue atau gue perkosa lo di sini?”

Pipi Gaby memanas. “Lakuin aja kalau berani.”

Alfa menggelengkan kepalanya tidak percaya. Istrinya bukan Gaby namanya jika mengindahkan ancamannya barusan. Dengan rasa jengah menghadapi sikap wanitanya Alfa memutuskan berjalan ke arah mobilnya seraya menggenggam tangan Gaby. “Masuk,” titahnya setelah membukakan pintu mobil.

Gaby menghentakkan kaki ke tanah dengan sebal, namun tetap mengikuti apa yang Alfa perintahkan. Wanita itu masuk ke dalam mobil dan duduk bersedekap dada dengan wajah merengut.

“Nggak usah nunjukin wajah minta di serang,” ujar Alfa setelah menempatkan diri di sebelah sang istri.

“Siapa juga yang nunjukin wajah minta di serang. Lo aja yang nafsuan.” Samar-samar Alfa mendengar gerutuan perempuan di sampingnya.

Alfa pun menyeringai, “Nafsu itu manusiawi Seng.”

“Dasar suami setan,” cibir Gaby.

Pemuda itu mendengarnya. Mengurangi laju kecepatan mobilnya saat lampu merah menyala, tangan kiri Alfa mengacak-ngacak rambut panjang Gaby dengan gemas. Ia bersyukur karena istrinya kalau marah pasti hanya sebentar, tidak seperti perempuan diluar sana yang kebanyakan sampai berjam-jam atau bahkan sampai berhari-hari untuk bisa diajak baikan.

Lucky Man.

Seng, percaya sama gue, kan?” tanya Alfa tiba-tiba.

Gaby hanya bergumam tidak jelas tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan lurus di depannya.

Walaupun Gaby selalu berusaha untuk percaya dengan semua hal yang Alfa katakan, tetapi dirinya tidak bisa berbohong jika hatinya sakit saat mengingat bagaimana pemuda itu memeluk perempuan lain selain dirinya.

Alfa yang mendengar jawaban dari Gaby tersenyum kecut, wanita itu pasti masih marah padanya karena kejadian tadi. Seharusnya ia sadar sebagai seorang suami dirinya harus bisa menjaga perasaan istrinya. Bukan malah terang-terangan berdekatan bahkan sampai memeluk Angel yang statusnya adalah orang asing dalam hidupnya.

Menepikan sejenak mobilnya di jalanan sepi, Alfa melepas safety belt yang melilit tubuhnya kemudian berbalik menghadap sepenuhnya pada sang istri. Tangannya bergerak menggenggam jemari mungil Gaby seraya menatapnya intens.

“Kamu mungkin berpikir kalau aku nggak peduli,” ujar Alfa serius. “Tapi sebenarnya aku gini karena aku sangat peduli. Bilang aku harus gimana biar kamu percaya sama aku?”

Gaby masih diam membisu sambil menggigit pipi bagian dalamnya. Kenapa disini seolah-olah malah dirinya yang salah? Kenapa Alfa selalu pintar menjungkir balikan perasaannya dengan perubahan sikap dan perkataannya? Atau memang dirinya yang kekanak-kanakan karena tidak bisa memahami Alfa dan terlalu egois?

“Sayang.”

Perempuan itu kembali menangis tanpa suara dengan air mata yang perlahan turun membasahi kedua pipinya. Dan hal itu malah semakin membuat hati Alfa sakit ketika melihatnya.

“Istri aku kenapa jadi cengeng gini sih?” gurau Alfa mencoba menghibur sambil menyeka air mata Gaby yang membasahi pipinya. “Udah ya jangan nangis lagi ntar mata kamu merah kayak Uchiha.”

Gadis itu mendengus, lalu memukul dada Alfa pelan. “Bisa-bisanya wibu disaat yang gak pas,” cibir Gaby kemudian terkekeh sambil mengusap hidungnya yang berair dengan punggung tangan.

“Maafin aku ya kamu tadi pasti kesal sama sikap aku yang kekanak-kanakan di depan Angel.” Gaby menunduk malu mengakui kesalahannya.

Alfa terkekeh mendengar pengakuan Gaby yang terdengar seperti bocah yang ketahuan berbuat nakal. Dengan sayang ia membawa wanita itu ke dalam pelukannya. “Buat apa aku kesal? Aku malah suka lihat istri aku cemburu kayak gini, kelihatan tambah seksi kalau lagi marah.”

“Emang iya?”

Cowok itu menumpukan dagunya di bahu Gaby dengan sesekali menghirup aroma manis tubuh istrinya yang telah menjadi candunya.

Your perfect.”

***
TBC

Aaaaaa ... Tolongg aku baper sama ketikan sendiri huaaaaa, terus apa kabarnya kalian yang masih pada jomblo haha pasti ikutan baper jugaa🤣😭😭

Rasanya pengen teriakkk kenceng terus nusuk orang nggak sih???!!!

Kalo begitu mari kita kepoin si tukang baperin anak orang dulu gaesss

Cocok sih pantes jago bikin hati pembaca
meleyot tiap baca😭😭🔥

Btw, mau ngomong apa nih sama Alfgaby??

Jangan lupa vote dan komen biar tembus target ya!

Continue Reading

You'll Also Like

863K 6.1K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
94.7K 5.6K 35
Kakak Tingkat > my first love Start : 01 Okt 22 Pub : 09 Des 22 End : 17 Agus 2024
772K 21.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
69.9K 4K 22
" Hyuck kena kanker darah stadium dua " ketika Jung Donghyuck anak ke 4 pasangan Jung yang di tuntut untuk menjadi sempurna di banding yang lain, an...