[BL] The General and His Fore...

By Wang_Aera

3.5K 398 54

Bertemu denganmu adalah takdir, Mencoba menjadi temanmu adalah pilihanku, Akan tetapi jatuh cinta denganmu ad... More

Bab 1 : Omong Kosong
Bab 2: Kau Gila!
Bab 3: Mabuk dan Bertingkah Tidak Masuk
Bab 4: Tanpa Sengaja Menciumnya
Bab 5: Bukankah Kau Selalu Lapar Pada Jam Seperti Ini?
6. Pengejaran Xiao Jinli Dimulai
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

24

238 20 5
By Wang_Aera

Tidak Mungkin?!
************

"Su Lan Yi? Kenapa namanya terdengar tidak asing? Apakah aku pernah bertemu dengannya?"

Xiao Jinli menahan tawa ketika mendengar pertanyaan Chu He. "Tentu saja kau pernah bertemu dengannya."

Dahi Chu He mulai terlihat berkerut dan wajahnya menunjukkan kebingungan yang sangat jelas terlihat. "Kenapa aku tidak ingat."

"Apakah kau masih ingat dengan seorang pria berwajah cantik yang selalu mengikuti ku ketika aku pergi bersama denganmu, Jinyu dan ChuChu untuk menyelidiki kematian ayahku?" Xiao Jinli memberikan sedikit informasi.

Dan seketika Chu He merasa tercerahkan. Dia ingat pemuda cantik yang selalu mengikuti Xiao Jinli seperti perekat. Wajah Su Lan Yi memang cantik, bahkan gadis asli mungkin akan merasa malu jika disandingkan dengannya. Akan tetapi Su Lan Yi memiliki kekurangan di atas kelebihannya. Dia sama sekali sulit untuk tersenyum. Bahkan ketika Xiao Jinli atau yang lainnya melontarkan lelucon dan tertawa karenanya, Su Lan Yi hanya akan berdiri diam tanpa ekspresi.

"Dia?!"

"Ya. Itu dia."

"Tidak kusangka, selain berbuat onar dan bertingkah kejam. dia bisa di andalkan."

Xiao Jinli tertawa mendengar komentar Chu He tentang bawahannya. Memang Su Lan Yi memang sedikit teledor dan sedikit kekanak-kanakan. Akan tetapi dia sangat ahli dan beberapa bidang tertentu. Dan kali ini untuk kasus di kota Wu, Xiao Jinli menyerahkan masalah itu kepada Su Lan Yi.

"Menurutmu dengan wajah cantinya, apakah dia bisa menjalankan misi dengan baik?" Tanya Chu He dengan nada sedikit ingin tertawa.

"Kau belum tahu, dia sangat terlatih dalam hal ini. Bahkan Bai JingZi tidak ada apa-apanya. Dia seseorang yang terlatih." Xiao Jinli tertawa penuh arti.

"Baiklah. Dia memang terlihat sedikit tidak biasa. Aku mulai mengantuk. Tidak bisakah kita pergi tidur sekarang?" Chu He menguap.

"Bagaimana dengan buku medismu?"

Chu He memutar matanya. "Kau sudah membawaku ke tempat tidur dan membuatku memakai selimut, dan sekarang kau masih bertanya bagaimana dengan buku medis itu. Bukankah kau terlihat sedikit bodoh? Menjengkelkan."

Dan Chu He menarik selimut dan mulai memejamkan mata untuk tidur. Melihat bahwa Chu He seperti itu, Xiao Jinli tertawa dan kemudian memeluknya.

"Baiklah, aku yang salah dan bodoh. Mari kita tidur sekakarang."

Beberapa waktu kemudian, ketika sudah memastikan bahwa Chu He terlelap, Xiao Jinli mematikan lampu dan kemudian ikut tertidur bersama Chu He.

Keesokan paginya, bahkan itu belum sampai matahari terlihat, Chu He bangun terlebih dulu. Dia merasakan sesuatu seperti sedang bergejolak di dalam perutnya. Mulutnya terasa pahit.

Dengan perasaan setengah bangun tidur, dia bangkit dari tempat tidur dan berlari keluar dari tenda menuju ke samping tenda. Dia meuntahkan semua isi perutnya yang tentu saja hanya berisi air. Kepalanya berdenyut-denyut tiadk karuan. Perutnya seperti di remas-remas dari dalam.

Setelah beberapa kali muntah, Chu He merasa tubuhnya tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri. Dan perlahan-lahan pandangan matanya mulai tampak buram. Kakinya sudah tidak bisa dipertahankan lagi untuk tetap kuat berdiri. Perlahan tapi pasti, tubuhnya mulai melayang di udara.

Xiao Jinli yang sudah memperhatikan tingkah Chu He dari ketika pria itu melompat dari atas tempat tidur, hingga semua yang dilakukan di samping tenda, Xiao Jinli melihat semuanya.

Ketika dia melihat tubuh Chu He yang mulai goyah dan akan ambruk ke tanah, dia segera bergegas menghampirinya dan menangkap tubuh pria itu sebelum benar-benar jatuh ke tanah.

Xiao Jinli segera menggendong Chu He di kedua lengannya dan membawanya masuk kembali ke dalam tenda.

"Tidak perlu." Chu He manahan tangan Xiao Jinli ketika pria itu akan pergi meninggalkannya, dan dia tahu ayang sedang dilakukan Xiao Jinli.

"Kau sakit. Apanya yang tidak perlu. Aku akan memanggil tabib untuk memeriksamu." Xiao Jinli masih bersikeras ingin pergi, akan tetapi dia tidak memiliki niat untuk melepaskan genggaman tangan Chu He yang lemah. Dia takut jika dia benar-benar melakukan hal itu, Chu He akan memiliki rasa sakit tambahan.

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu menyusahkan yang lainnya. Ini masih dalam kondisi wabah. Jangan membuat keributan." Chu He berkata dengan lemah.

"Tidak. Aku akan pergi memanggil salah satu dari mereka."

"Jinli, aku benar-benar bisa mengatasinya." Chu He menatap Xiao Jinli dan berusaha meyakinkan pria itu.

Akhirnya masih dengan perasaan khawatir, Xiao Jinli memeilih menyerah dan duduk di sisi tempat tidur. Dia memegang tangan Chu He dan meremasnya pelan.

"Apa kau yakin kau baik-baik saja?"

"Hm." Chu He yang melihat bahwa Xiao Jinli sudah mulai terlihat tidak panik, memilih untuk memejamkan mata.

Xiao Jinli mengulurkan tangan dan mulai menepuk-nepuk pelan dada Chu He. Berharap dengan itu bisa sedikit meringankan perasaan Chu He. Dan Chu He merasa nyaman dengan hal itu. Walaupun mulutnya masih memiliki rasa pahit dan mual, Dia berusaha untuk merasa rileks.

Sampai akhirnya dia jatuh tertidur. Dan ketika bangun, Xiao Jinli masih berada di sampingnya. Akan tetapi di tangan pria itu ada semangkuk bubur hangat. Setelah membantu Chu He duduk, dia membantu menyuapinya. Pada awalnya Chu He menolak untuk di suapi, akan tetapi Xiao Jinli bersikeras.

"Pukul berapa sekarang?"

"Ini sudah hampir mendekati tengah hari."

"Aku akan membantu para tabib setelah makanan ini."

"Tubuhmu masih terlihat lemah."

Chu He menatap tajam Xiao Jinli dan menolak pendapat bahwa tubuhnya lemah. Melihat bahwa dirinya sedang dimarahi dalam diam, Xiao JInli hanya bisa menghela nafas dan menyerah.

"Baik, baik, baik. Kau tidak terlihat lemah. Lihat, petugas Chu He terlihat sangat sehat. Ayo, habiskan bubur ini sebelum menjadi dingin. Dan aku akan menemanimu untuk berkeliling hari ini."

Chu He entah bagaimana merasa sedikit senang mendengar perkataan Xiao Jinli itu. Dan dia mengangguk dengan puas.

Ketika suapan sudah tertelan habis ke dalam perutnya, Xiao Jinli segera membantu Chu He untuk membasuh muka dan memakai pakaian. Mereka keluar dari tenda dengan saling berjalan beriringan.

Suasana di tempat isolasi masih sama. Bahkan ada beberapa orang yang terjangkit wabah meninggal dan mayatnya di bawa keluar dari tempat isolasi untuk dimakamkan di tempat yang sudah disedikan untuk menghindari penyebaran wabah yang lebih luas jika mayat korban di kubur secara sembarangan.

Melihat apa yang ada di depan matanya, Chu He tidak bisa tidak merasa sedih. Dia sedikit merasakan sakit di hatinya jika ada yang berteriak kesakitan danmeninggal. Itu seperti mimpi buruk yang akan terus menghantui malamnya.

Chu He bertekad di dalam hati untuk segera menemukan penawar.

Mereka terus berjalan hingga di tenda dimana orang-orang sedang sibuk memasak obat. Para tabib memberi hormat kepada mereka berdua. Chu He bertanya tentang kondisi di tempat itu, dan dia mendapatkan penjelasan bahwa wabah itu sama sekali tidak mengalami perkembangan dalam pengobatan. Bahkan hari ini sudah ada lima orang yang meninggal.

Mendengar itu, Chu He kembali berdiskusi dengan para tabib. Dan dia menjelaskan tentang beberapa pengobatan yang dia baca dari buku medis keluarganya tadi malam. Dan mereka mulai bekerja. Xiao Jinli membantu seadanya sembari mengawasi pergerakan Chu He. Bahkan hal-hal kecil tidak luput dari matanya seperti ketika Chu He bersin dan kakinya terantuk kaki meja, Chu He melihatnya dengan jelas dan mata tajam.

sampai ketika beberapa jam kemudian, tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Para tentara membawa masuk tandu-tandu yang berisi orang-orang yang terkena cacar. Dan keadaan menjadi semakin tidak terkendali.

Xiao Jinli mengambil alih komando dan mulai mengatur para penderita wabah. Dia mengatur semuanya dan hingga pada sore hari dia baru bisa kembali ke tenda obat dan memeriksa kondisi Chu He.

Chu He terlihat kelelahan dan dia sedang berdiri sembari menjaga api untuk memasak obat. Xiao Jinli menghampirinya dan memeriksa kondisinya.

"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit merasa lelah. Banyak korban yang bertambah hari ini. Apa kau sudah mengaturnya?"

"Sudah diatur dengan baik. Kemarikan. Biar aku yang memasaknya." Xiao Jinli mengambil alih kipas bambu yang berada di tangan Chu He. dan Chu He menyerahkannya dengan senang hati. Dia tidak bisa menolak bantuan, dia memang merasa lelah.

"Aku akan dud..."

Dan kesadaran Chu He menghilang saat itu juga. Tubuhnya hampir menghantam tanah jika Xiao Jinli tidak sigap menangkap tubuhnya.

Yang terkhir di dengar Chu He adalah suara Xiao Jinli yang berteriak memanggil namanya. Dan setelah itu dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Xiao Jinli dengan panik menangkap tubuh Chu He dan dia melemparkan kipas di tangannya begitu saja. Dia dengan panik segera memanggil tabib Wang yang kebetulan berada di dalam tenda obat.

Xiao Jinli segera membawa Chu He dan membaringkannya di tempat tidur terdekat. Rasa khawatir merayapi hatinya. Dia takut seandainya Chu He tertular cacar. Dia tidak akan memiliki penjelasan untuk di katakan kepada orang tuanya dan juga adik serta adik iparnya nanti. Dan banyak pemikiran negatif melayang di atas kepalanya. Kecemasan membuatnya tidak berhenti untuk gemetar.

Dia mempersilakan tabib Wang untuk memeriksa keadaan Chu He. Setelah memeriksa denyut nadi Chu He, tabib Wang sedikit mengerutkan kening. Tampak jika dia sedikit kebingungan. Xiao jInli semakin cemas.

"Apakah ada yang salah dengan kondisi Ah-He? Bagaimana keadaannya? Apakah dia terjangkit cacar juga?" Xiao Jinli bertanya dengan panik.

Tabib Wang memandang Xiao Jinli tanpa mengatakan apa-apa dan kemudian kembali memeriksa keadaan Chu He. Dari wajahny, tabib Wang terlihat mengerutkan dahi, dan masih memeriksa ulang hingga empat kali.

"Disepanjang hidupku ini, aku tidak pernah ragu dalam mendiagnosa penyakit seseorang. Bahkan yang paling sulit pun aku tahu. Akan tetapi kali ini..." tabib Wang menggeleng-gelengkan kepalanya.

Xiao Jinli yang melihatnya ketakutakan. Dia segera mendekati Chu He dan duduk di samping kepala Chu He.

"Tabib Wang, bisakah kau meyelamatkannya? Aku akan melakukan apapun untuk kesembuhannya. Aku mohon." Xiao Jinli terlihat akan menangis, dan tabib Wang merasa kasihan.

Setelah bangkit berdiri, tabib Wang terbatuk kecil dan kemudian mulai menjelaskan. "Sebenernya penyaikit petugas Chu tidak terlalu serius. Akan tetapi.." tabib Wang sedikit ragu untuk mengatakannya.

Xiao Jinli yang sudah tidak sabar dan panik sejak tadi, dia tidak bisa menahan lagi. "Katakan saja. Dan aku akan mencari cara."

Tabib Wang memandang Xiao Jinli dan kemudian beralih memandang Chu He yang masih tidak sadarkan diri. "Aku merasakan denyut kehamilan ketika memeriksa nadi petugas Chu. Awalnya aku ragu, akan tetapi aku sudah memeriksanya lagi sampai empat kali. Dan ini adalah hasil diagnosaku. Mohon Jenderal tidak marah dan salah paham." setelah mengatakan hal itu, tabib Wang segera keluar dari tenda karena ada yang memanggilnya untuk urusan darurat.

Mendengar penjelasan tabib Wang, Xiao Jinli seketika terdiam. Pikirannya kembali mengingat malam di kota Wu. Sebuah senyum muncul di bibirnya.

"Tidak Mungkin!?"

*********************

Mulai Minggu ini, updatenya cuman 1 bab perminggu.
Mohon maklum...
Makasih buat yang udah baca, dan terima kasih banyak buat yang udah nyempetin jarinya buat pencet bintang....

Continue Reading

You'll Also Like

692K 43.7K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
90.3K 6.2K 23
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...
879K 76.3K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
464K 30.6K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...