Bad Boy

By LatifahNF_23

20.7K 1.5K 130

Stefan William As Stefan Dirga Yuki Kato As Yuki Tafarani Natasha Wilona As Wilona wesley Maxime Boutire As M... More

Pertemuan Pertama
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 9
Chapter 11
NEW STORY
Bagian cerita tak berjudul

Chapter 13

197 26 4
By LatifahNF_23

Hari ini adalah hari minggu. Cuaca hari ini begitu cerah. Langit begitu indah dengan warna birunya. Matahari bersinar dengan terangnya. Burung-burung bernyanyi seperti paduan suara yang indah. Bunga-bunga mulai bermekaran. Udara begitu segar di rasa. Angin mulai berhembus. Menggoyang-goyangkan rambut seorang gadis yang tengah menghabiskan waktunya. Gadis itu tengah duduk di sebuah bangku taman. Sembari mendengarkan musik dari headsetnya. Sesekali tangannya bergerak mengikuti alunan musik. Bibirnya juga berucap mengikuti lirik lagu tersebut.

"Yeah, you got that yummy-yum
That yummy-yum, that yummy-yummy
Yeah, you got that yummy-yum
That yummy-yum, that yummy-yummy
Say the word, on my way"

Gadis itu memutar lagu dari penyanyi favoritnya, Justin Bieber. Yuki sangat menyukai Justin Bieber, dan jika di lihat sekilas, Stefan begitu mirip dengan Justin. Dan gadis itu begitu bersyukur menjadi kekasih Stefan. Yuki merasa seperti berkencan dengan seorang Justin Bieber.

"Ekhm"

Deheman dari seorang laki-laki tak membuat Yuki bergeming. Padahal, laki-laki tersebut sudah duduk di sampingnya, tapi gadis itu masih fokus dengan musik yang dia dengarkan. Laki-laki tersebut menatap kesal kepada Yuki.

CUP!

Tiba-tiba wajah Yuki berubah menjadi merah. Gadis itu membuka hedsetnya. Dengan wajah kesal dan malunya, dia menatap laki-laki di sampingnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya, Stefan.

"Ish.. loe ngapain nyium gue?!" Teriak Yuki kesal. Berbeda dengan Stefan, laki-laki itu tampak santai. Tidak terganggu dengan suara cempreng Yuki.

"Terserah gue dong, bibir juga bibir gue. Mau nyium loe kek, loe kan cewek gue" ucap Stefan santai

"Woy.. ini tuh negara Indonesia, bukan budaya kita bermesraan di depan umum. Apalagi ciuman" ucap Yuki dengan galaknya

"Tapi bermesraan di tempat sepi kan?Mau kita coba?" Tanya Stefan menggoda Yuki, membuat gadis itu semakin di buat kesal olehnya

"Susah si ngomong sama cowok mesum" ucap Yuki dengan wajah judesnya

"Jadi gemes deh" ucap Stefan sembari mencubit kedua pipi Yuki, gadis itu semakin berteriak karena kesakitan

"Stefan, lepasin!" Teriak Yuki meringis

Stefan melepaskan cubitanya, lalu memeluk gadis itu dengan lembut. Membuat Yuki menjadi tenang. Berbeda dengan jantung mereka yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Malu Stef, semua orang liatin kita" ucap Yuki berbisik

"Gue nggak perduli apa kata orang, yang gue perduli cuma loe. Gue nggak tau apa jadinya gue tanpa loe, mungkin gue bisa mati" ucap Stefan sendu

"Loe tenang aja, gue nggak bakal ninggalin loe, gue janji" ucap Yuki semakin mempererat pelukannya. Mereka berdua tersenyum senang. Kecuali seorang laki-laki yang tengah mengawasi mereka. Verrel. Laki-laki itu menatap Yuki dan Stefan dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah kenekatan apa yang akan Verrel lakukan. Tidak ada yang tau seperti apa Verrel yang sebenarnya. Laki-laki itu menggepal tangannya dengan kesal.

"Sial!"

***

Hari ini cukup panas, padahal hari ini hari senin. Semua siswa siswi melakukan Upacara pengibaran bendera sang merah putih. Yuki mengelap keringat yang terus menetes.

"Panas banget sih" ucap Yuki kemudian, lalu gadis itu mengibaskan tangannya. Tak lama kemudian, seseorang menyodorkan sebuah kipas, tanpa menoleh Yuki pun menerimanya. Karena sudah tidak tahan dengan panas hari ini.

"Thanks" ucap Yuki kemudian

"Loe keliatan cantik kalau lagi berkeringat, jadi makin cinta deh gue" bisikan laki-laki itu membuat gadis itu merinding, meski tidak menatap wajahnya. Yuki sudah tau siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Stefan, pacar kesayangannya.

"Ish, loe ngapain baris di barisan kelas gue" ucap Yuki ikut berbisik, takut ketahuan oleh guru pengawas.

"Suka-suka gue dong" ucap Stefan santai. Ya, Stefan yang tadi memberi Yuki sebuah kipas.

"Stefan, ngapain kamu di situ? Cepat kembali ke barisan kelas kamu" ucap seorang guru pengawas

"Baik bu" ucap Stefan dengan tenang. Laki-laki itu berjalan menuju barisan kelasnya. Wajar saja guru pengawas itu mengenalinya, siapa si yang tidak kenal dengan Stefan Dirga? Kalian tidak lupa siapa Stefan Dirga itu kan?

Yuki tersenyum menatap kepergian Stefan, Stefan benar-benar memperlakukan Yuki dengan Istimewa.

"Bucin" ceplos Maxime malas melihat adegan sok romantis dari sahabatnya itu.

***

Cuaca hari ini sungguh tidak bisa di prediksi. Di pagi hari, matahari bersinar dengan teriknya. Dan sekarang, seolah matahari menenggelamkan wajahnya. Awan putih berubah menjadi gelap, dan dengan derasnya air hujan membasahi bumi ini. Seorang gadis tengah berdiri di depan perpustakaan, ingin pergi tapi tidak membawa payung. Tidak ingin beradegan seperti film-film Bollywood. Menari di bawah guyuran hujan. Di kejauhan, seorang laki-laki tampan berjalan dengan payung hitam di tangannya. Seketika gadis itu menatapnya, merasa terhipnotis dengan kedatangan laki-laki tampan itu. Seperti adegan romantis di drama-drama Korea. Laki-laki itu berhenti di depannya dan tersenyum kepadanya.

"Ayo pulang" ajak laki-laki itu kemudian

"Kok loe tau gue di sini?" Tanya Yuki heran dan tersenyum secara bersamaan

"Hati gue yang bilang kalau loe ada di sini" ucap Stefan tersenyum

"Gombalan loe basi banget" ucap Yuki tertawa

"Biarin, yang penting loe ketawa" ucap Stefan cuek.

Yuki berjalan bersama Stefan di bawah payung hitam itu. Tak lupa Stefan menarik Yuki agar mendekat kepadanya, takut jika gadis itu terkena hujan.

"Gue berasa nonton Drakor deh" ceplos Wilona saat mendapati Stefan dan Yuki  tengah menerjang hujan dengan payung hitamnya

"Loe cemburu?" Entah dari mana, tiba-tiba Maxime sudah berada di sampingnya, membuat Wilona sedikit terkejut

"Loe hantu ya?" Tanya Wilona dengan kesal

"Mana ada hantu seganteng gue" ucap Maxime asal

"Cih.. sok ganteng loe, kalau loe ganteng, si Yuki udah jadi cewek loe" ucap Wilona kejam

"Hust" Maxime mandaratkan jari telunjuknya di bibir Wilona, membungkam agar gadis itu tidak berbicara

"Jangan mengungkit masa lalu" ucap Maxime tegas, Maxime terlihat biasa saja, berbeda dengan Wilona yang sedikit terkejut dengan perlakuaan Maxime. Jantung Wilona berasa mau copot saat jari Maxime menyentuh bibirnya.

"Sial!" Umpat Wilona kesal

"Kenapa? Loe marah sama gue?" Tanya Maxime bingung

"Loe itu.." Wilona tak bisa melanjutkan kata-katanya. Gadis itu pergi meninggalkan Maxime yang masih mematung.

"Aneh"

***

"Sial!" Teriak Verrel sembari membanting ponselnya, laki-laki itu geram dengan keromantisan Yuki dan Stefan.

"Loe bakal nyesel udah memepermainkan gue" ucap Verrel dengan wajah iblisnya, Gio sedikit terkejut dengan apa yang Verrel lakukan.

"Sabar bro, kita harus bermain dengan cerdas, jangan dengan emosi. Tahan emosi loe" ucap Gio mencoba menenangkan Verrel

"Kita pakai rencana B" ucap Verrel tegas

"Apa?!" Teriak Gio terkejut

"Loe gak denger? Harus gue ulangi?" Tanya Verrel dengan wajah kejamnya

"Loe gila?" Tanya Gio semakin terkejut

"Ya, cinta yang membuat gue gila" ucap Verrel mantap

Gio benar-benar tidak mengerti dengan jalan fikiran Verrel. Laki-laki itu sudah buta karena cinta. Gio tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak bisa menghentikan Verrel. Gio hanya pasrah dengan apa yang akan Verrel lakukan untuk memisahkan Stefan dan Yuki.

"Loe gak perlu lagi deketin cewek itu, udah nggak ada gunanya" ucap Verrel kemudian

"Okay" ucap Gio mencoba santai

"Kali ini gue akan memisahkan mereka dengan tangan gue sendiri, loe nggak usah ikut campur" ucap Verrel tegas

"Gue akan ikutin apapun perkataan loe" ucap Gio mantap

"Itu baru sahabat gue" ucap Verrel tersenyum.

Verrel tersenyum iblis, laki-laki itu begitu nekat. Entah apa yang akan dia lakukan untuk memisahkan Stefan dan Yuki. Yang jelas, laki-laki itu terlihat sangat mengerikan.

***
Esok harinya, langit begitu cerah. Secerah wajah Yuki. Tak henti-hentinya gadis itu tersenyum. Menghabiskan waktu bersama Stefan begitu indah. Yuki bahkan ingat setiap detik momen kebersamaannya.

"Kenapa loe, gila?" Tanya Maxime entah dari kapan sudah berjalan di samping Yuki

"Loe ngagetin gue aja deh, gue pikir loe hantu" ucap Yuki dengan wajah kesalnya

"Hantu seganteng gue mah gak ada yang takut" ucap Maxime terkekeh

"Narsis loe, gak usah sok ganteng deh loe. Gue mau muntah dengernya" ucap Yuki merasa geli

"Jahat banget loe sama gue" ucap Maxime memanyunkan bibirnya, kali ini Yuki semakin di buat geli oleh maxime

"Ikuy jahat" ucap Maxime dengan suara di buat seimut mungkin, membuat Yuki naik darah dan ingin menghajar Maxime.

Pletak!

"Aduh!" Teriak Maxime sangat terkejut.

Yuki baru saja memukul kepala Maxime dengan buku di tangannya. Padahal buku itu sangat tebal, pasti Maxime sangat kesakitan.

"Biar otak loe gak sarap" ucap Yuki lantang, gadis itu berjalan menuju kelasnya, meninggalkan Maxime yang masih kesakitan

"Kejam loe ki!" Teriak Maxime masih meringis. Tapi Yuki tampak tidak perduli.

"Sejak Yuki pacaran sama si Stefan, cewek itu jadi kejem" ucap Maxime kesal

Bugh!

Kali ini seseorang tak sengaja menabraknya.

"Sorry, gue buru-buru" ucap gadis itu terus berlari

"Tadi Yuki, sekarang Willona, apes banget gue hari ini" ucap Maxime begitu kesal, image coolnya entah kemana, mungkin tertinggal di rumahnya .

Saat Maxime masuk ke kelas, tiba-tiba...

"Ki, Stefan masuk rumah sakit!" Teriak Willona saat masuk ke kelas Yuki, Yuki yang tengang duduk langsung berdiri. Wajahnya begitu terkejut.

"Apa?!" Teriak gadis itu terkejut. Gadis itu berlari menuju Willona.

"Apa yang terjadi?" Tanya Yuki sedikit pucat, masih terkejut dengan kabar buruk Stefan.

"Ini bukan waktunya bertanya ki, Stefan sekarat, loe harus cepat kesana" ucap Willona tegas
Mereka berdua berlari keluar kelas.
Mereka berdua berencana ke luar sekolah, entah mengapa pintu gerbang terasa sangat jauh. Mereka berlari dari kelas menuju ke gerbang. Willona yang sudah sampai duluan mencari keberadaan Taxi, buru buru memanggil Taxi yang tiba-tiba lewat. Taxi berhenti di depan gerbang. Menyuruh Yuki untuk masuk.

"Pak ke Rumah Sakit Manggala" ucap Willona kepada sopir tersebut, sang sopir hanya mengangguk

"Hati-hati" ucap Willona kemudian

"Loe nggak ikut?" Tanya Yuki heran

"Hanya loe yang Stefan butuhin" ucap Willona mantap

"Thanks ya" ucap Yuki tulus

Yuki masih tidak percaya jika Willona adalah gadis yang dulu membencinya, dan bahkan membully dirinya. Lebih parahnya gadis itu berusaha memisahkan Stefan darinya. Seperti ketidak mungkinan yang kini menjadi mungkin. Dari atas sana, seorang laki-laki tengah menatap Willona. Laki-laki itu tersenyum dengan manisnya. Willona merasa seperti sedang di perhatikan. Gadis itu menatap ke Rooftop, terlihat Maxime yang tengah menatapnya sambil tersenyum. Laki-laki itu menunjukan ibu jarinya. Membuat Willona juga ikut tersenyum.

"Gue bangga sama loe" ucap Maxime lirih, bahkan Willona tidak bisa mendengarnya.

Ada orang lain yang tengah mengawasi mereka, Verrel.

"Rencana gue gagal!" Umpat Verrel dengan sangat kesal

"Gue masih ada rencana C, D, E, F dan akan buat lagi rencana sampai Z sekalipun. Gue gak akan biarin siapapun merbut Yuki dari gue, tolong di garis bawahi. Yuki cuma buat gue" ucap Verrel tersenyum evil

Bersambung..

Jumat, 8 April 2022

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 91 5
Irene yang awalnya hanya punya ayah di dlm hidupnya.Dia tak pernah tau dengan apa yang terjadi dengan ibunya.Pada saat ayah nya pergi meninggalkan ny...
117 65 7
Amisha terbangun di istana langit yang mencekam. Dipandu oleh kebingungan, yang terkait dengan masa lalunya. Kini dihadapkan pada rahasia identitasny...
30K 3.7K 31
Hubungan yang sudah terjalin empat tahun lamanya terpaksa kandas ketika Naeun dan Taemin memasuki tahun kedua mereka di perguruan tinggi. Tali yang s...
1.3K 146 19
'Sepasang luka dalam ruang yang sama.' Di hadapan orang, kita hanyalah manusia yang dituntut untuk tampil sempurna, terlihat baik-baik saja, kuat. -D...