AURELLIA; Antagonist Girl [EN...

By xxxstars_

13.8M 1.4M 120K

[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cint... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 15
Part 16
Part 17
Cast + Mau tanya
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
END
Epilog
Ekstra Part I
Ekstra Part II
Ekstra Part III
INFO PLAGIAT

Part 14

305K 32.8K 2.3K
By xxxstars_

Aurel yang sedari tadi tidur mulai membuka matanya, dia mengeryitkan dahi saat wajahnya menyentuh sesuatu yang keras namun nyaman apalagi hidungnya dipenuhi semerbak aroma musk yang membuatnya betah berlama-lama. Tangannya yang bebas menyentuh sesuatu di depannya, keras seperti batu namun seperti ada kotak-kotak seperti roti sobek.

Tunggu.

Sesuatu yang keras namun nyaman dan beraroma musk.

Aurel membuka matanya lebar hilang sudah rasa kantuknya lalu menjauhkan wajahnya dari sesuatu itu. Dirinya baru sadar jika sesuatu itu adalah dada Gevan, dia meringis menatap tangannya yang masih meraba perut Gevan yang six pack.

Dengan cepat dirinya menjauhkan tangannya dari perut Gevan namun ditahan oleh Gevan yang terbangun karena merasakan gerakan dari Aurel.

"Sentuh lagi gakpapa kok, Rel! Raba juga boleh," bisik Gevan dengan suara seraknya.

Aurel yang mendengar perkataan Gevan segera menjauh karena ketahuan, dia reflek menendang tubuh Gevan dengan keras hingga jatuh dari kasur.

Duagh.

Gevan meringis merasakan tubuhnya sakit akibat jatuh ke lantai yang dingin dan keras itu.

Gevan menatap tajam Aurel namun kembali menciut setelah melihat Aurel yang juga menatap tajam dirinya diiringi kedua tangan berkacak pinggang.

"Kok kamu bisa ada di kamarku?!" Tanya Aurel sambil menatap Gevan.

"Kan tadi aku udah bilang mau ke sini, Rel!" Jawab Gevan dengan merengut sebal, bisa-bisanya dia jatuh karena di tendang Aurel.

Gevan berdiri dengan tangannya mengelus pantatnya yang tadi mencium lantai lumayan keras. Dia berjalan tertatih-tatih menuju ranjang, Aurel yang melihat itu segera mundur hingga ia akan terjungkal ke bawah jika tangan Gevan tak menariknya lebih dulu.

Aurel mengelus dadanya hampir saja dirinya jatuh untung saja Gevan menolongnya.

"Kamu kok ceroboh banget sih Rel! Untung tadi aku tarik kalo enggak kamu udah jatuh!" Ucap Gevan dengan nada serius, dia melepaskan cekalan tangannya lalu bersandar di headboard. Seketika dia melupakan rasa sakit di pantatnya lebih mengkhawatirkan Aurel.

Aurel cemberut, "Ya kamu sih! Ngapain coba naik ke ranjang lagi."

Gevan mengeryitkan dahinya mendengar perkataan Aurel, dipikirannya apa salahnya dia berbaring lagi di ranjang namun dia tak terlalu memikirkan perkataan Aurel.

Gevan hanya menepuk sisi ranjang di sampingnya, "Sini duduk deket aku."

Aurel dengan patuh menurut, dia merangkak lalu duduk di samping Gevan. Gevan langsung menarik tubuh Aurel hingga berada di pangkuannya, lalu meletakkan kedua tangannya di pinggang Aurel agar Aurel tak beranjak dari pangkuannya.

"Ish..Gevan lepasin," ucap Aurel sambil tangannya mencoba melepaskan rengkuhan Gevan.

Gevan hanya menggelengkan kepalanya, dia sibuk memeluk tubuh Aurel dari belakang dan menghirup aroma Aurel yang menenangkan.

"Kamu kenapa sih Ka? Ada masalah apa?" Tanya Aurel ketika melihat sikap Gevan yang menjadi sedikit manja dari biasanya. Dia sadar ada yang disembunyikan oleh Gevan, dengan perlahan dia menyandarkan tubuhnya di dada Gevan dengan tangannya mengelus pelan tangan kekar Gevan.

Gevan menghela napas teringat kejadian tadi sebelum dia ke rumah Aurel, "Aku benci sama orang-orang yang hina kamu, Rel. Pengen aku hajar mereka, kamu juga diem-diem aja."

Aurel diam-diam tersenyum, dirinya sungguh beruntung memiliki tunangan seperti Gevan yang selalu melindungi dirinya.

"Udah gak usah dipikirin! Biarin mereka hina aku yang penting kamu ada di sampingku Ka! Lagipula aku mau main cantik aja, kalo adu otot percuma tonjokan aku belum tentu bikin sakit! Kalo sakit pun pasti cuma sebentar," Ucap Aurel dengan lembut, dirinya tak ingin Gevan merasa terbebani dengan hinaan orang-orang.

Gevan memutar bola matanya mana mungkin dirinya membiarkan orang yang menghina kekasihnya dibiarkan begitu saja, mereka harus diajari bagaimana menggunakan mulut mereka dengan benar.

"Kamu kapan bongkar keburukan cewek sialan itu?" Tanya Gevan mengalihkan pembicaraan mereka. Dirinya tak sabar memberi pelajaran pada cewek itu.

Aurel yang mendengar pertanyaan Gevan menyeringai tipis, dia sudah menyiapkan rencana untuk menghancurkan Jihan.

"Emang dia udah berangkat sekolah?" Tanya Aurel membuat Gevan gemas pertanyaannya dibalas dengan pertanyaan juga.

"Belum! Mungkin pas skors kamu selesai," jawab Gevan dengan acuh sambil mengecup bahu Aurel dengan pelan.

"Itu waktu yang bagus! Kamu kirim rekaman itu ke aku ya Ka! Aku mau bikin sambutan buat dia," ucap Aurel diangguki oleh Gevan.

"Oh iya besok aku mau pergi ke suatu tempat."

Mendengar hal itu tentu membuat Gevan mengeryit, "Mau kemana?"

"Kan udah aku bilang ke suatu tempat, tenang aja itu bukan tempat yang berbahaya cuma banyak cowok di sana!"

Mendengar kalimat terakhir Aurel membuat Gevan menolak tegas, "Gak boleh!"

Aurel melotot, dia menoleh menatap ke arah Gevan yang juga menatapnya.

"Kenapa gak boleh?!" Balas Aurel tak mau kalah.

"Banyak cowoknya, yang! Aku gak mau! Nanti kalo kamu digebet gimana, kami cuma milik aku," ucap Gevan dengan nada posesifnya dirinya tak ingin Aurel dilirik cowok lain kalau bisa Aurel hanya boleh melirik ke arahnya saja.

"Astaga Deka! Tenang aku gak bakal deket-deket sama mereka, please!" Ucap Aurel dengan tatapan memohon yang tentunya membuat hati Gevan yang sekokoh batu karang goyah.

Gevan memejamkan matanya sebentar, mana tahan dia melihat tatapan Aurel yang begitu menggemaskan itu.

"Baiklah! Tapi kamu harus kasih tau aku mau kemana!"

Aurel tersenyum lebar, dia mengangguk dengan cepat takut Gevan berubah pikiran.

"Apa rencanamu sebenarnya?" Tanya Gevan penasaran.

"Rahasia, nanti kamu bakal tahu kok!" Balas Aurel dibalas dengusan oleh Gevan.

Gevan sadar gadis yang ia peluk ini sudah berubah dan itu membuat Aurel semakin menarik di matanya, dia ingin melihat sejauh mana otak Aurel bekerja. Dia akan menyaksikan apa yang akan dilakukan Aurel untuk menghadapi Jihan.

Sejauh mana gadisnya ini berubah.

"Kok kamu gak mau ngasih tau sekarang sih Rel!" ucap Gevan dengan nada pura-pura merajuk.

"Nanti kamu tahu, Ka!" Balas Aurel dengan senyum misterius.

"Apapun yang kamu lakukan, kamu harus ingat! Ada aku yang bakal bantu kamu, kamu bisa suruh aku Rel! Cuma perkara mudah kasih pelajaran ke cewek caper itu!" Ucap Gevan serius, dirinya bisa melakukan apapun untuk perempuan di pelukannya ini.

"Mungkin bukan sekarang Ka! Aku mau terjun langsung buat kasih dia pelajaran, lawan dia itu aku bukan kamu," balas Aurel mengangkat tangannya untuk mengelus rahang Gevan.

"As you wish, my queen!" Bisik Gevan sambil mengecup pelan leher Aurel yang sontak membuat Aurel merinding.

***

Berbeda dengan situasi yang ada di markas Jervanos yang hanya tersisa tiga orang siapa lagi kalo bukan Bagas, Aidan, dan ketua mereka Dion.

Bagas membuka mulutnya setelah melihat ketiga sahabatnya meninggalkan markas.

"Liat gak cuma Gevan! Raddit sama Putra sekarang juga udah terpengaruh sama cewek itu," ucap Bagas tak habis pikir dengan kedua sahabatnya itu yang membela Aurel.

"Bener! Kurang ajar banget tuh cewek bikin geng kita kepecah gini!" Ucap Aidan dengan tangan mengepal, menurutnya dia tak salah semua adalah salah Aurel. Dan cewek itulah yang membuat geng mereka berantakan begini.

"Gue gak bakal biarin Aurel menang! Gue tahu dia sengaja bikin geng kita pecah supaya dia bisa deket sama lo bos!" Ucap Bagas diangguki oleh Aidan, mereka menatap Dion dengan bersungguh-sungguh.

"Gue gak bakal suka sama cewek itu! Dia udah bikin Jihan celaka," balas Dion.

Bagas dan Aidan pun sedikit tenang, mereka berdua mengangguk.

"Gue takut Gevan ketipu sama uler satu itu," ujar Aidan mengingat Gevan yang sudah menjadi budak cinta Aurel itu.

"Kita harus kasih pelajaran sama Aurel biar dia tahu siapa orang yang dia ajak bermain ini," ucap Bagas dengan bersungguh-sungguh.

"Tenang aja, gue bakal balas apa yang dilakuin Aurel ke Jihan!" ucap Dion dengan smirk terpasang di wajahnya. Ia akan memberi pelajaran pada Aurel yang telah membuat Jihan sakit dan ketiga sahabatnya terpengaruh.

°

°

°

°

°

°
Bersambung

Kita lihat rencana siapa yang akan berhasil, Aurel atau malah Dion😏

Maaf kalo aneh atau gak nyambung tulisannya soalnya ini barusan banget nulisnya, hari Selasa jadwalku padet banget eh pas banget bareng update ceritanya. Ya udah langsung capcus ngetik dan inilah jadinya apa adanya😌 awas entar kesandung typo

Jangan lupa vote, komen dan follow teman-teman! Terus masukin cerita ini ke reading list kalian atau bisa share cerita ini ke temen-temen kalian biar banyak yang baca hehe..

Sekian dulu yaa

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

~05 Oktober 2021

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 68.5K 44
Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus galak itu adalah musuh bebuy...
158K 1.8K 197
Aku merekomendasikan cerita yang udah pernah aku baca atau cerita cerita menarik menurut ku. Guys aku juga ngerekomendasiin beberapa Cerita terjemaha...
9.9M 1.4M 81
Helena Gain Xera, seorang gadis tomboy nan gila yang merupakan wakil ketua dari sebuah geng motor yang sangat terkenal. Dark Spider. Hidupnya masih b...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.5M 82.2K 53
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...