Terlanjur Sah [On Going]

Per Lilianatari_

1.9M 251K 51.2K

Pulang sekolah bawa ilmu terdengar biasa, tapi pernah tidak mendengar pulang sekolah bawa suami? "Bisa bisany... Més

TS|| part 1
TS|| part 2
TS|| part 3
TS|| part 4
TS|| part 5
TS|| part 6
TS|| part 7
TS|| part 8
TS|| part 9
TS|| part 10
TS|| part 11
TS|| part 12
TS|| part 13
TS|| part 14
TS|| part 15
TS|| part 16
TS|| part 17
TS|| part 18
TS|| part 19
TS|| part 20
TS|| part 21
TS|| part 22
TS|| part 23
TS|| part 24
TS|| part 25
TS|| part 26
TS|| part 27
TS|| part 28
TS|| part 29
TS|| part 30
TS|| part 32
TS|| part 33 + Cast
TS|| part 34
TS|| part 35
TS|| part 36
TS|| part 37
TS|| part 38
TS|| part 39
TS|| part 40
TS|| part 41
TS|| part 42
TS|| part 43
INFO GC
TS|| part 44
TS|| part 45
TS|| part 46
TS|| part 47
TS|| part 48
TS|| part 49
TS|| part 50
TS|| part 51
TS|| part 52
TS|| part 53
TS|| part 54
TS|| part 55

TS|| part 31

30.7K 4.1K 844
Per Lilianatari_

Hai,ada yang nunggu up?

Happy reading and enjoy🌻

***************************








Dua minggu kemudian.....

Tak terasa waktu berjalan cukup cepat,ikatan antara Gevan dan Belva sudah berjalan hampir menuju angka satu bulan.

"Om Gevan,nanti malam ada kerjaan gak?" tanya gadis itu pada pria yang masih fokus menyetir mobilnya.

Gevan menoleh ke arah Belva sembari mengernyitkan dahinya.

"Gak ada,kenapa?"

"Belva mau ngajak om,"

"Kemana?"

"Om Gevan nanti malam ngelonte yuk di pinggir jalan." ajak Belva membuat Gevan yang tengah menyetir langsung menghentikan mobilnya secara mendadak.

Gevan menatap ke arah depan dan ternyata dirinya sudah sampai di depan pintu gerbang tempat Belva sekolah,pria itu langsung menatap gadis yang juga masih menatapnya.

"Ap--apa?"

"Nanti malam ngelonte yuk pinggir jalan." ulang Belva.

"Kamu mabok?" tanya Gevan tak percaya dengan ucapan gadis di sampingnya.

"Kamu kurang uang jajan? Stok es krim kamu jalan terus loh El setiap hari,kamu gak kekurangan fasilitas apapun. Terus sekarang kamu mau ngapain lagi? Jangan gila deh,kalo ngomong jangan ngelantur." tutur Gevan dengan nada sedikit kesal.

"Ck,bukan itu yang Belva maksud,om Gevan," ucap Belva sembari menepuk keningnya.

"Terus?"

"Lonte is lontong sate," ujar Belva membuat Gevan bernapas lega.

Awalnya Gevan panik dengan ucapan Belva yang mengada-ada seperti orang mabuk,namun setelah tahu apa yang dimaksud Gevan bisa kembali bernapas lega.

"Kalo ngomong jangan di singkat-singkat,kan jadi bikin salah paham,saya kira kamu kerasukan atau gak kamu mabok." ujar Gevan.

"Yaudah, sekarang kamu masuk kelas, sebentar lagi jam masuk." ujar Gevan membuat Belva langsung mengangguk.

Belva langsung meraih tangan Gevan dan menempelkan punggung tangan Gevan ke pipinya.

Kemudian gadis itu pun turun dari mobil dan langsung berlari masuk ke dalam sekolah tanpa mengucapkan kalimat apapun lagi.

Setelah Belva masuk dengan aman ke dalam halaman sekolah,Gevan pun langsung melanjutkan perjalanannya menuju ke kantor sebelum dirinya terlambat untuk memulai rapat dengan beberapa klien yang mungkin sudah menunggu di kantornya.

******

Belva berjalan melewati koridor sekolah,gadis itu hanya diam sembari menatap fokus ke arah depan. Sesekali dirinya tersenyum tipis saat melewati beberapa teman sekelasnya.

Langkah Belva berhenti saat seorang pria bertubuh tinggi berdiri di hadapannya sembari tersenyum manis.

"Hai." sapa Arion membuat Belva tersenyum lebar.

"Apaan sih hai-hai, biasanya juga teriak-teriak pake segala basa-basi." ujar Belva sembari terkekeh.

"Biar terlihat sopan gitu,bisa gak sih diajak serius dikit?!"

"Gue kan udah diseriusin sama laki gue Ar,emang lo mau gue seriusin?" gurau Belva membuat Arion tersenyum saat melihat Belva bisa kembali tertawa dengannya.

Setelah putusnya hubungan Arion dan Belva,kini mereka berdua kembali berteman dengan baik dan Arion mulai bisa melepaskan gadis di depannya.

Meski kadang dirinya masih terus bernegosiasi dengan pikirannya untuk melakukan hal yang sama sekali tidak dia inginkan,namun Arion terus menahan untuk tidak melakukan hal gila.

"El."

"Hm?"

"Gak jadi," ujar Arion sembari terkekeh dan dibalas senyuman oleh Belva.

"Pulang sekolah lo ada acara?" tanya Belva membuat Arion mengangguk.

"Nanti pulang sekolah gue mau ke makam papa,udah lama gak kesana." jawab Arion membuat Belva langsung menatap mata Arion yang berubah menjadi sendu.

"Gue boleh ikut?" tawar Belva.

"Gue bisa bolehin lo,tapi dia?" ucap Arion yang membuat Belva paham dengan 'dia' siapa yang dimaksud oleh Arion.

"Lo gak usah khawatir,biar nanti gue izin." ujar Belva membuat Arion tersenyum.

"Serius?" ucap Arion dan Belva mengangguk antusias.

"Yaudah,gue ke kelas dulu ya,nanti pulang sekolah lo susul gue di kelas." ujar Belva membuat Arion mengangguk.

"Iya,belajar yang benar ya cantik,gue ke kelas dulu," ucap Arion.

Setelah itu Belva langsung kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas sebelum bel berbunyi dan guru mapel datang lebih dulu ke kelasnya.

*******

Seperti yang sudah dijanjikan tadi pagi,kini Belva sedang menunggu Arion yang belum datang menyusulnya.

"Lo gak pulang?" tanya Neona.

"Gue lagi nunggu Arion," ujar Belva.

"Mau ngapain?"

"Mau ikut Arion ke makam papa nya,udah lama juga gue gak kesana." ucap Belva membuat Neona mengangguk.

"Lo udah izin kak Gevan?" tanya Neona membuat Belva menggelengkan kepalanya.

"Ini gue mau izin dulu." ujar Belva sembari menunjukkan ponsel miliknya.

Sumber rezeki-ku:)

Om Gevan

Hm?

Om udah jemput El?

Ini baru mau otw, kenapa? Mau ngajak ngelontong sate sekarang?

Bukan,Belva izin hari ini ada kerja kelompok sama Neona,nanti pulangnya sama Neona

Oh

Lah oh doang? Gausah cosplay jadi Elsa Frozen dah,sok dingin.

Yaudah,sebelum jam 5 sore kamu sudah di rumah.

Makasih

Belva kembali membaca pesannya dengan Gevan,dia menghela napas saat dirinya kembali sadar bahwa Belva berbohong.

Dia tidak yakin kalau dia jujur Gevan akan mengizinkannya,lagi pula Belva hanya ikut berziarah ke makam papa Arion dan setelahnya dia akan pulang.

"Lo bawa-bawa nama gue El?" tanya Neona saat dirinya sengaja membaca isi pesan Belva karena penasaran dengan alasan gadis itu.

"Maaf,tapi gue janji lo gak bakal kena kok."

"Lo kenapa gak jujur?"

"Gue bisa aja jujur,tapi takut dia ngamuk kalo tau gue mau ikut Arion," ucap Belva membuat Neona mengangguk paham.

"Gue harap kak Gevan gak bakal tau,yaudah gue duluan ya soalnya Zou dah datang." ujar Neona membuat Belva langsung menoleh ke arah belakang,terlihat segerombolan pria sedang datang ke arah mereka.

"Udah izin?" tanya Arion.

"Udah," jawab Belva.

"Dibolehin?" tanya Arion membuat Belva mengangguk.

Tumben- batin Arion

"Yaudah yuk,keburu sore nanti lo dimarahin deh." ujar Arion dan dibalas anggukan oleh Belva.

"Kita duluan ya,"

"Hati-hati kalian," jawab teman-temannya bersamaan.

Setelah itu mereka berdua langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motor Arion dan segera menuju ke tempat pemakaman papa Arion.

******

Sesampainya di tempat pemakaman,Arion dan Belva pun langsung turun dari motor. Arion berjalan menuju ke arah penjual bunga, begitupun juga Belva yang mengikutinya dari belakang.

Belva menunggu Arion yang tengah membeli bunga untuk dibawa ke makam papa nya,pada saat dirinya tengah menunggu sembari bersenandung kecil.

Tanpa dia sadari sebuah motor datang dengan kecepatan tinggi dan menyerempet gadis yang sedang berdiri di pinggir jalan.

Belva terkejut dengan sebuah benda tajam kembali melukai lengannya hal itu langsung membuat Belva meringis menahan perih,matanya menangkap sekilas pengendara motor dengan pakaian serba hitam.

Dia kembali dibuat terkejut saat melihat belati dihadapannya,gadis itu tiba-tiba kembali ingat kejadian di gedung pada saat acaranya kemarin.

Belatinya sama?!- batin Belva.

Belva menahan sakit sembari memegangi lengan yang sebelumnya juga pernah dibuat luka oleh belati tersebut.

"Apa mungkin dengan orang yang sama juga?" tanyanya.

"Yuk El," ajak Arion.

Pria itu tidak menyadari dengan apa yang baru saja terjadi dengan Belva,sebab Arion baru saja selesai bertransaksi dengan pedagang bunga makam.

"Yuk," ucap Belva sembari menutupi lukanya agar Arion tidak curiga dengan apa yang terjadi dengan gadis itu barusan.

Di ujung jalan dekat arah masuk pemakaman,seseorang dengan pakaian serba hitam menoleh ke arah belakang sembari tersenyum miring.

"Rasakan derita sampai akhir," ujarnya dan langsung kembali menancapkan gas motornya.

******

Arion langsung mengantar Belva ke rumahnya tepat waktu,Belva melihat ke arah halaman untuk memastikan apakah mobil Gevan sudah terparkir apa belum.

"Dia belum pulang?"

"Belum,lo sekarang pulang cepat." perintah Belva dan dibalas anggukan oleh Arion.

Belva langsung berlari menuju ke dalam rumahnya,dia harus cepat-cepat membersihkan diri agar Gevan tidak terlalu banyak bertanya nantinya.

Belva membuka pintu rumah dan memastikan apakah Gevan sudah pulang atau belum.

"Oke,rumah sepi." ucap Belva sembari menghela napas.

Gadis itu langsung berjalan menuju ke arah anak tangga,dia ingin cepat-cepat menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri sebelum suaminya itu pulang.

"Udah selesai jalan-jalannya?" suara seseorang dari belakang langsung menghentikan kaki Belva saat ingin menaiki anak tangga.

Tubuhnya mematung saat mendengar suara berat dari arah belakangnya,dengan ragu gadis itu membalikkan tubuhnya.

Terlihat seorang pria dengan kemeja putih dan jas hitam yang berada di tangannya tengah melepaskan dasi  sembari menatap Belva.

"O--om Ge--van udah pulang?"

"Habis dari mana kamu?" tanya Gevan dengan nada dingin membuat Belva meneguk salivanya.

Gevan menarik lengan Belva dan membawa tubuh gadis itu hingga punggungnya sedikit terbentur tembok di belakangnya. Gevan menghadang tubuh Belva dengan kedua tangan dan menyangganya di tembok.

"Pulang sama Neona?" tanya Gevan lirih namun masih dengan nada dinginnya.

"Ma--af."

"Awalnya saya percaya kamu kerja kelompok,tapi pas lihat kamu pulang sama cowok itu tiba-tiba saya hilang kepercayaan."

Belva menundukkan kepalanya dan menatap ke arah bawah, terlihat sepatunya dengan sepatu milik Gevan bersentuhan, itu berarti jarak dirinya dengan suaminya itu sangat dekat.

"Angkat kepalanya,buat apa nunduk? Ngerasa salah? Kenapa harus bohong,kamu bilang ada kerja kelompok tapi malah kenyataannya jalan-jalan sama mantan kamu itu?"

"Belva habis ikut Arion ke makam papa nya, Belva takut kalo jujur nanti gak dibolehin." jawab Belva lirih.

"Udah tau gak dibolehin masih aja nekat,pake bohong segala lagi."

"Udah berani bohong sekarang?! Saya harus gimana biar kamu gak dekat sama dia lagi? Pindah sekolah?!" ujar Gevan membuat Belva langsung menggelengkan kepalanya.

"Bel--va janji gak bakalan bohong lagi," ujar Belva.

Gadis itu tak berani menatap Gevan yang matanya sedang menunjukkan amarah pria itu,dengan tatapan tajam Gevan hal itu membuat Belva paham bahwa suaminya itu tengah marah.

Gevan memajukan wajahnya membuat Belva reflek menutup matanya.

Tinggi Belva hanya sebatas dada Gevan, sehingga membuat pria sedikit menundukkan kepalanya.

"Anak nakal harus di?"

"Ma--rahin." jawab Belva dengan mata yang masih ditutup.

"Terus di?"

"Hu--kum." jawab Belva lagi.

Tangan kanan Gevan beralih membelai pipi Belva perlahan, sehingga membuat tubuh gadis itu merinding.

"Om Ge--van sadar,jan--gan kaya gini Belva masih sekolah." ujar Belva yang merasa was-was karena jarak wajahnya dengan Gevan hanya beberapa senti saja.

"Om tobat," ujar Belva dengan mata yang masih tertutup.

"Kira-kira ini manis gak ya?" tanya Gevan sembari menunjuk bibir mungil Belva dengan telunjuknya.

"Om insaf," ucap Belva.

Gevan langsung membawa tubuh Belva seperti membawa karung beras dan membawanya pergi menaiki anak tangga. Belva terkejut saat Gevan mengangkat tubuhnya secara mendadak.

Mampus,macan ngamuk kira-kira bahaya gak ya?- batin Belva.

Ceklek

Anjir buka pintu kamar,gak gak gak om Gevan marahnya bisa di toleransi gak ya? - batin Belva.

Gevan langsung mendudukkan tubuh Belva di atas ranjang,hal itu membuat Belva kalang kabut saat Gevan menahan pinggang rampingnya.

"Kalo sekali lagi bohong,ini bakalan saya ambil." ujar Gevan sembari menunjuk bibir ranum Belva.

Bibir gue mau diambil? Gimana caranya,om Gevan emang suka bercanda- batin Belva.

"Minta maaf sekali lagi." perintah Gevan.

"Belva minta maaf,janji gak akan ngulangin lagi." ujar Belva.

"Jangan janji, takutnya nanti diingkari. Cukup minta maaf dan berusaha gak ngulangin lagi,oke cantik?" ujar Gevan membuat Belva mengangguk.

"Good girl."

Cup

Belva terkejut saat Gevan mengecup pipi kanan gadis itu,ini pertama kalinya seorang pria setelah papa Belva berani mengecup pipi nya dan pria itu adalah suami Belva sendiri.

"Baru pipi aja kaget," ujar Gevan sembari terkekeh.

"Yaudah sekarang mandi habis itu kita makan malam." ucap Gevan membuat gadis itu tersenyum.

"Tapi Belva belum dapat jatah es krim hari ini," ujar Belva.

"Nanti kita beli, sekarang kita mandi dulu."

"Ki--ta?"

"Maksudnya kamu mandi disini dan saya mandi di kamar sebelah." ucap Gevan membuat Belva mengangguk.

"Oh kirain,"

"Emang mau?"

"Gak!!" ketus Belva membuat Gevan tertawa.

*****

Setelah mereka membersihkan diri,kini mereka sudah berada di ruang makan untuk makan malam.

Terlihat Belva yang sudah cantik dengan baju tidurnya sedang memakan makanannya,hingga kejadian tadi sore langsung menghentikan aktivitas makannya.

"Om Gevan." panggil Belva membuat perhatian Gevan teralih kepadanya.

"Hm,kenapa?"

"Lihat," ujar Belva sembari menunjuk lengannya yang terluka tadi.

Gevan terkejut saat melihat goresan diluka Belva semakin parah.

"Kenapa itu?!" pekik Gevan sembari menggeser kursinya mendekat ke arah gadis itu.

"Tadi sore pas ikut ke makam papa Arion ada motor yang nyerempet, padahal Belva udah dipinggir dan gak ngehalangin jalan."

"Terus?" tanya Gevan dengan tatapan khawatir.

"Belva kira orang itu gak sengaja,tapi pas lihat lengan kok perih dan ya gini,malah tambah sakit dari sebelumnya." ujar Belva membuat Gevan mengusap pelan luka.

"Tadinya udah kering,tapi malah kebuka lagi lukanya gara-gara digores sama belati lagi."

"Belati?"

"Heum,belatinya sama kaya pas waktu itu nusuk lengan Belva, sekarang Belva makin curiga kalo orang itu sengaja." ujar Belva.

"Ssshh,ngilu saya lihat lukanya,kamu lihat orang yang nyerempet?"

"Enggak,yang saya lihat cuma orang itu pake baju serba hitam." ujar Belva.

"El,saya takut lukanya makin parah kalo gak ditindaklanjuti sama dokter,kita kerumah sakit sekarang ya?" ucap Gevan membuat Belva menggelengkan kepalanya cepat.

"Belva takut lengannya di suntik,"

"Gak sakit cuma kaya di gigit semut," ujar Gevan.

"Semut amazon,gak intinya gak mau!!"

"Belva dengerin saya, kalo lukanya makin parah nanti aktivitas Belva ke ganggu,lagian kalaupun disuntik sakitnya cuma sebentar." bujuk Gevan.

"Enggak mau!!"

"Habis suntik kita beli es krim sepuasnya." ujar Gevan mengeluarkan jurus andalannya untuk membujuk Belva.

"Es krim?"

"Iya,tadi saya lihat ada es krim versi terbaru di iklan,yakin gak mau beli? Kita bisa borong loh." ujar Gevan.

"Versi baru? Woah,ayo kita beli!!" pekik Belva senang.

"Eits,kita ke rumah sakit dulu baru kita borong es krimnya,gimana?" tawar Gevan.

"Tapi takut disuntik om Gevan," lirih Belva.

"Yaudah kalo gak mau,biar aja nanti kehabisan." ujar Gevan membuat Belva langsung mengangguk dengan terpaksa.

"Iya Belva mau,tapi janji nanti kita borong semua es krim versi barunya?" ujar Belva sembari menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji cantik," ujar Gevan sembari menautkan kelingkingnya dengan kelingking Belva.

"Oke ayo,Belva pake baju tidur aja ya." ujar Belva membuat Gevan mengangguk.

"Iya suka-suka kamu aja,saya ambil kunci mobil dulu,kamu habisin dulu makannya." ujar Gevan dan langsung pergi mengambil kunci mobilnya.

Belva tersenyum saat dirinya mendapatkan perlakuan manis dari Gevan,persis seperti papa nya yang selalu membujuk Belva dengan es krim jika gadis itu sedang marah.

Gak tau udah cinta apa belum,intinya ngerasa bersyukur waktu di seret nikah.

*******












TBC.

Gimana? Kurang seru ya?

Siapa sih yang nyerempet nak tengilnya om Gevan?

Keep fighting 🔥 stay tune, stay healthy and stay with my story 💜

Jangan kemana-mana tetap stay disini oke? Hahahaha😭maksa

:mohon koreksi jika ada kesalahan dalam penulisan dan kalimat yang membingungkan

Siap part 32? Gas ngengg🚙

Continua llegint

You'll Also Like

597K 29.4K 38
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
2M 99.6K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
4.8M 256K 57
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
466K 24.5K 35
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...