The Owner of The Psychopath (...

By BlackStarofIN

368K 19.5K 3.9K

[21+] "You're mine, dangerous psychopath man." "I own myself, sweet baby girl." "Is that so? Well... we'll s... More

PROLOGUE
1 Keberangkatan
3 Meet Him
4 Dominic Griffin
5 Rekan Rumah Tangga
6 Puncak Duniawi (18+)
7 Panas Tubuh
8 Dekat Sekali (18+)
9 Mulai Bekerja
10 Proof
11 Pembuktian (21+)
12 Brutal (21+)
13 Pain
14 Dangerous
15 Pelaku
16 Mine
17 Tantangan (21+)
18 Pintar
19 Is That You?
20 Sakit
21 Best Gift (21+)
22 Reckless
23 Test
24 We'll See
25 Bet (21+)
26 His Past
27 Emotion
28 Name & Soul
29 Wait
30 He is Come
31 Krystal's Family
32 I'll Protect Her
33 Suap (21+)
34 The Mandate
35 Long Journey
36 New Identity
37 God
38 No Others
39 Touch (21+)
40 Safe
41 END : The Owner Of The Psychopath
Full Story

2 Kasus Pembunuhan Berantai

10.2K 783 67
By BlackStarofIN

Hello guysss...!!!  Welcome back to my storyyy...!!!!

Apa kabar kalian semua? Ada yang kangen cerita ini?  Hehe sebenernya tu Author maunya up pas votesnya udah 200, tapi kok mentok di 149 gk naik-naik, pdhal pembacanya udah 400. Jadi Author mau naikin dulu pamor cerita yg ini yah.

Yg mau saving the male lead,  besok bakal up. Makanya ikutin terus author dan pantengin dimanapun Author up okay..  😉

Oke tanpa berlama-lama,  hope you guys enjoy it, let's check this out...

Enjoy and happy reading...

*
*
*

United Kingdom of Great Britain and Nothern Ireland atau yang biasa disebut Inggris merupakan Negara yang menjadi salah satu Negara paling dituju di benua Eropa. Hal ini meliputi banyak hal dari segi ekonomi, politik, sejarah, karir, hingga pendidikan dan masih banyak hal lainnya. Hidup di Inggris tentu membawa pemikiran sendiri-sendiri bagi penduduknya, ada yang bangga, sedih atau mungkin biasa saja. Semua itu tergantung situasi dan kondisi bagi penduduk yang tinggal di Negara tersebut.

Namun tidak dipungkiri kalau hidup di sana memberikan gengsi bagi para penduduknya. Tentu saja bagi para penduduk dari luar Inggris atau bahkan dari luar Eropa. Bukan lagi rahasia kalau datang dan tinggal di Inggris memberikan rasa antusiasme tinggi bagi penduduk ataupun pengunjung yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah ratu Elizabeth itu. Termasuk juga Krystal.

Krystal baru pertama kali menginjakkan kaki di Inggris. Meskipun ia memiliki paman yang tinggal di sini, tetapi ia tidak pernah diperbolehkan untuk bepergian sendiri ke sini oleh orang tuanya. Tentu saja karena orang tuanya adalah orang tua yang protektif terhadap anak-anaknya, apalagi dirinya adalah seorang perempuan.

"Sweety!!!" panggil sebuah suara yang membuat Krystal segera mengenalinya.

Tampak paman kesayangannya yang sudah melambai padanya. Krystal segera berlari menghampiri pamannya dan memeluknya.

"Oh akhirnya kau sampai juga, bagaimana perjalananmu?" tanya Matt memeriksa seluruh tubuh Krystal.

"Sangat menyenangkan, akhirnya aku bisa juga ada di sini," jawab Krystal senang.

"Tentu saja, untuk ini Uncle sudah menghabiskan 3 jam penuh drama dengan ibumu di telepon, belum lagi 1 jam penuh ketegangan bersama ayahmu," gerutu Matt mengingat bagaimana usahanya untuk membujuk Annelish dan Zac untuk mengizinkan putri kesayangan mereka terbang ke sini.

"Hahaha aku percaya itu Uncle," balas Krystal menanggapi.

"Bahkan ayah kakumu itu masih mengirimkan orang ke sini, segitu tidak percayanya padaku," komentar Matt yang melihat 2 orang berpakaian hitam.

"Ah iya, Daddy mengirimkan 4 orang bersamaku Uncle," balas Krystal lagi.

"Empat? dimana lagi yang dua orang?" heran Matt karena tidak melihat 2 orang lagi.

"Mereka bisa ada dimana saja Uncle, daripada mencari mereka yang tidak akan ketemu, lebih baik kita segera pulang sekarang, aku sudah merindukan Aunty Rose dan juga Giselle" ucap Krystal menghentikan pamannya yang sudah siap bermain kucing-kucingan dengan orang-orang ayahnya.

"Oh benar juga, yasudah ayo," ajak Matt lalu menggandeng keponakannya dengan semangat menuju mobilnya.

***

"Krystal!!" pekik seorang gadis seumuran Krystal begitu melihatnya tiba di sebuah mansion.

"Giselle!!" Krystal balik memekik dan berlari memeluk gadis yang memanggilnya tadi.

"Sudah sampai ternyata, semakin cantik saja putri Aunty yang satu ini," celetuk seorang wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur dan menemukan dua gadis yang sedang berpelukan.

"Aunty, aku sangat merindukanmu," ucap Krystal yang kini melepaskan pelukannya dan beralih memeluk wanita cantik itu.

"Oh sayang, I miss you too," balas wanita itu memeluk balik Krystal.

"Kau tau? ibuku membuat banyak sekali makanan untuk menyambut kedatanganmu," celetuk gadis yang tadi menyambut Krystal.

"Benarkah?, kebetulan sekali aku sangat lapar, aku tidak memakan apapun selama di pesawat," balas Krystal dengan antusias.

"Tentu saja, ayo langsung ke meja makan," ajak wanita cantik itu dan menggiring kedua gadis itu bersamanya.

"Hey, bagaimana denganku?" protes Matt yang sejak tadi hanya menjadi penonton.

"Kau itu tinggal berjalan apa susahnya," balas wanita itu tanpa menoleh. Sibuk bercengkrama bersama dua gadis itu.

Matt menggeleng pelan dan mengikuti langkah istrinya bersama dua gadis itu menuju meja makan.

Wanita paruh baya yang masih cantik di usianya saat ini adalah istri Matt. Ia bernama Rose Vivian Howard, dengan rambut merah dan kulit putihnya yang menurun pada putrinya. Giselle Caitlin Howard merupakan putri satu-satunya pasangan Matt dan Rose. Giselle memiliki bola mata beriris hijau dengan rambut merah khas ibunya, ditambah dengan kulit putih susunya membuatnya tampak begitu menawan dan lembut. Namun sebenarnya sifatnya sama sekali tidak lembut. Ia cenderung pemberontak dan sembrono.

"Waah, ini semua Aunty yang memasak?" Krystal berdecak kagum melihat pemandangan banyaknya makanan di meja depannya.

"Tentu saja, dibantu dengan para maid di sini juga," jawab Rose bangga.

"Aunty sangat luar biasa, demi menyambutku yang bukan siapa-siapa ini sampai repot memasak ini semua," Krystal memuji Rose halus.

"Bicara apa kau ini, kau ini adalah putriku juga, sudah ayo makan," ajak Rose sambil mengambilkan makanan untuk Matt.

"Krystal nanti kau akan tinggal di sini kan?" tanya Giselle antusias.

"Umm, sebenarnya aku sudah membeli apartment di dekat tempat kerjaku nanti," jawab Krystal pelan merasa tidak enak.

"Hah? kenapa begitu?, kau kan sudah sepakat mau tinggal di sini, memangnya ayah dan ibumu akan mengizinkan?" protes Matt yang tidak mengetahui hal ini.

"Em, Uncle tenang saja, masalah aku membeli apartment, aku yakin Daddy sudah mengetahuinya, tapi dia tidak mengatakan apapun, jadi kurasa beliau mengizinkan," jawab Krystal.

"Yang benar saja? Zac mengizinkan?" Matt benar-benar tidak menyangka. Tentu saja selama ini ia tahu bagaimana ketatnya seorang Zachary Lincoln menjaga keluarganya.

"Aku yakin Daddy mengetahui segala yang aku lakukan, jadi tidak masalah aku berada di mana saja, toh ada orang yang menjagaku, Uncle juga mengetahuinya," balas Krystal lagi dengan senyum kecil.

"Hhh, baiklah jika itu keputusanmu," ucap Matt akhirnya.

"Tapi kau harus ingat untuk selalu menjaga dirimu sendiri dengan baik, jangan pergi sendirian, meskipun kau dijaga oleh orang suruhan ayahmu, ada banyak kemungkinan yang tidak pernah kita duga bisa saja terjadi," ucap Rose menyentuh lengan Krystal.

"Tentu saja Aunty, aku akan mengingatnya," balas Krystal.

"Aku juga akan berkunjung ke sana jika senggang, aku akan mengajakmu menikmati kota London," ujar Giselle dengan ceria.

"Tentu saja!, aku akan menunggunya!" balas Krystal semangat.

Mereka melanjutkan acara makan siang mereka dengan semangat. Keluarga Matt adalah keluarga yang hangat, berbeda dengan keluarga ayahnya Matt yang seorang pejabat kerajaan, tata krama sangat diperhatikan baik sedang santai ataupun makan. Mereka tidak diperkenankan untuk bicara saat makan.

***

"Aku ingin melihat apartment-mu, sudah lama aku ingin tinggal di apartment, tapi mereka tidak pernah mengizinkanku," ujar Giselle sambil memakan buah bersama Krystal dan kedua orang tuanya.

"Tentu saja, gadis sepertimu tidak akan bisa hidup sendiri, mengurus diri sendiri saja tidak becus, mau sok-sok tinggal sendiri," balas Rose pedas sambil memakan buahnya dengan anggun.

"Aku bisa mandi sendiri Mom," kesal Giselle.

"Mandiri itu bukan mandi sendiri, dasar bodoh," balas Rose santai.

"Hahahaha," Matt tertawa sendiri seperti orang konyol yang tiba-tiba tertawa sendiri.

Krystal hanya bisa tersenyum maklum. Ia tahu kalau Giselle bukanlah gadis yang akan memikirkan pelik kehidupan, lebih mementingkan kebebasan dan perasaannya. Maka hidup sendiri sudah pasti akan menjadi impiannya meskipun untuk memberi makan diri sendiri saja belum tentu mampu.

"Maaf Tuan, ada seorang polisi yang menanyai Anda," sela seseorang yang tiba-tiba masuk. Sepertinya adalah tangan kanan ataupun sekretaris Matt.

"Polisi?" Rose tampak bereaksi.

"Ah haha tidak perlu khawatir, aku akan menanganinya, kalian lanjutkanlah perbincangannya," ujar Matt yang berdiri kemudian pergi diikuti orang yang tadi.

Rose tampak gelisah. Ia menatap kepergian Matt dengan hati gundah.

"Ini pasti ada hubungannya dengan pembunuhan itu," ujar Giselle tiba-tiba.

Krystal yang sejak tadi memperhatikan pun tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Apa maksudnya ini Aunty?, Giselle?" tanya Krystal bingung.

"Ada pembunuhan yang terjadi di perusahaan Dad, korbannya adalah karyawannya, tubuhnya dimutilasi lalu disusun dengan rapi seperti semula," jawab Giselle yang tampak bersemangat.

Krystal mengerutkan keningnya. Pembunuhan seperti itu terjadi di perusahaan pamannya?, kenapa bisa?. Ia memperhatikan ekspresi Rose yang sejak tadi cemas.

"Aunty kenapa terlihat gelisah? bukankah Uncle hanya akan ditanyai sebagai saksi?" Krystal bertanya dengan hati-hati.

"Pembunuhan ini bukan pembunuhan biasa," jawab Rose.

Krystal semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Apa maksudnya Aunty?" tanya Krystal yang penasaran.

"Awalnya aku hanya mengira pembunuhan biasa, tapi setelah menonton TV, pembunuhan seperti ini bisa jadi merupakan termasuk kasus pembunuhan berantai," jawab Rose.

"Pembunuhan.. berantai?" beo Krystal. Sungguh ia sering mendengar kasus tersebut. Tapi baru kali ini menemukannya secara nyata.

"Tapi bukan itu masalahnya, dari cara pembunuhannya, diduga pelakunya bukan manusia biasa," tambah Rose.

Krystal kali ini mengernyit dalam. Apa maksudnya itu? bukan manusia biasa? jadi manusia siluman begitu?.

"Aku tidak mengerti," ucap Krystal.

"Maksudnya bukan manusia biasa itu manusia yang memiliki hati dan perasaan, bukan jin seperti yang kau pikirkan," celetuk Giselle.

Kali ini Krystal menatap ke arah Giselle meminta penjelasan.

"Dari kabar berita sih, sepertinya pelakunya itu psikopat, dugaan yang dicetuskan sejak 2 tahun lalu, tapi belum ditemukan siapa pelakunya, sampai sekarang," jelas Giselle menjawab ekspresi bingung Krystal.

"Dan sekarang ayahmu yang terkena kasus ini," lirih Rose dengan hati was-was.

"Aku jadi ingin bertemu si pembunuh itu," komentar Giselle.

Rose memelototi Giselle dengan garang. Bisa-bisanya putrinya berkata seperti itu di saat ayahnya bisa saja bertemu dengan orang berbahaya itu.

"Emm, Aunty harus tenang dulu, bukankah Uncle pergi bersama polisi? ada polisi yang akan menjaganya, Uncle akan baik-baik saja," ujar Krystal berusaha menenangkan Rose.

"Aku sangat mengkhawatirkannya," lirih Rose.

"Beliau akan baik-baik saja, percaya padaku," balas Krystal sambil memeluk Rose.

Krystal tidak tahu kasus apa yang sedang menimpa Inggris, pembunuhan berantai dengan terduga pelaku psikopat, dan pamannya yang juga ikut terkena dampak kasus ini. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja. Ia harap si pelaku cepat ditemukan dan ditangkap sehingga tidak mengancam keselamatan masyarakat lagi.

***

Seorang pemuda berhoodie hitam memasuki sebuah minimarket. Wajah tampannya hanya memandang barang dagangan dengan datar, tangannya tersembunyi di saku hoodie-nya. Tubuh tingginya melangkah dengan tenang. Aura mengintimidasi keluar dari tubuhnya, tapi tidak terlihat oleh orang di sekitarnya.

Ia mengambil cairan pembersih berjenis desinfektan beberapa botol. Lalu bergerak dan mengambil cairan pembersih luka. Bergerak dengan begitu tenang mengambil barang-barang yang diperlukannya.

Pemuda tampan itu menaruh keranjang belanjaan di meja kasir, membuat sang kasir yang seorang wanita menatapnya tak berkedip. Sungguh indah makhluk Tuhan yang satu ini.

Ditatap oleh kasir yang terpesona, pemuda itu hanya diam saja, memandang balik kasir tadi dengan tatapan kosong. Hal itu membuat sang kasir merinding, lalu mulai menghitung belanjaan si pemuda tampan.

Kini pemuda tampan itu berjalan seorang diri di pinggir jalan dengan kantung belanjaan di tangannya. Sejak tadi pandangannya tetap sama, datar dan kosong. Tidak ada kehidupan di dalamnya. Ia terus berjalan sampai kepalanya menoleh ke samping. Sebuah gedung besar yang bertuliskan salah satu merk kapal pesiar yang terkenal di dunia.

Wajahnya tidak mengeluarkan ekspresi, tetapi tatapannya terus mengarah ke gedung itu. Terus mengamatinya sampai sosoknya hilang di tengah kegelapan malam.

***

Krystal memasuki sebuah ruangan mewah yang cukup indah. Setelah semalam ia menginap di rumah pamannya, akhirnya hari ini ia bisa tinggal di sini. Sebuah apartment mewah yang terletak di jantung kota London, dekat dengan rumah sakit tempat ia akan bekerja.

Krystal meneliti ruangan demi ruangan yang akan ia tempati untuk beberapa tahun ke depan, ia tidak tahu. Setidaknya ia akan mengikuti arus nasibnya selama tinggal di sini.

Krystal mulai merapikan barang-barang yang ia bawa untuk ia susun di ruangan dan kamarnya. Apartment ini sudah memiliki fasilitas yang lengkap, ia tidak perlu repot untuk membelinya lagi.

Setelah berkutat selama kurang lebih 3 jam di tempat tinggal barunya, kini Krystal mengecek ponselnya untuk melihat pesan dari ibunya yang selalu hadir setiap hari. Krystal tersenyum melihat deretan pesan yang dikirim ibunya hari ini, apalagi setelah ia menceritakan kalau pamannya ikut terlibat dalam kasus pembunuhan berantai. Ibunya semakin overprotektif, bahkan ibunya sudah berencana akan terbang ke sini kalau saja ia tidak langsung membujuknya.

Krystal mulai membuka pesan dari saudara-saudaranya yang berkepribadian sangat bertolak belakang itu, membalasnya dengan senyuman. Lalu ia membuka juga pesan dari ayahnya yang intinya sama, memintanya untuk selalu hati-hati dan waspada. Jika ia tidak segera membalas pesan ayahnya dalam kurun waktu 6 jam, maka ayahnya akan mengirimkan beberapa orang lagi ke sini, ia sudah tahu itu, makanya ia buru-buru membalas pesan-pesan itu.

"Keluargaku sangat overprotektif, hahhh.... kuharap semuanya akan baik-baik saja," gumam Krystal.

***

"Perkenalkan ini Dr. Krystal Alaina Lincoln yang akan bekerja mulai hari ini," ucap seorang dokter berjas putih pada beberapa orang berjas putih dokter dan orang-orang berseragam perawat.

"Salam kenal, senang bertemu kalian, dan mohon bantuannya," ucap Krystal.

"Salam kenal, selamat datang dokter Krystal," balas salah satu dokter di sana.

Mereka menyelesaikan perkenalan singkat mereka sebelum mulai kembali ke kesibukan semula.

Krystal mengenal banyak hal di sini. Mulai dari mengenal rekan-rekan yang akan bekerja bersamanya sampai mengenal satu persatu ruangan di gedung ini. Mungkin tidak semua, tapi ia yakin ia akan mengenalnya seiring berjalannya waktu.

Hari pertama bekerja ia sibuk mengurus berkas kepindahan dan berkas pekerjaan serta daftar pasien serta pekerjaannya yang akan dijadwalkan mulai besok. Meskipun hanya mengurus berkas, namun hal itu tentu saja menguras tenaganya karena ia harus bolak balik mengurus ini itu.

Krystal menjatuhkan dirinya di kursi yang ia ketahui sebagai kursinya. Mengamati mejanya sambil merancang apa saja yang akan ia taruh di atas meja itu, dengan suara TV yang menemani di sana. Memikirkan semua itu sampai sebuah pesan membuyarkan lamunannya. Krystal segera membuka pesan itu.

'From : My Love Daddy

Are you okay?, kamu lelah?, perlu Daddy minta mereka untuk membantumu mengurus berkas?'

Krystal tersenyum membacanya. Ayahnya sudah tahu kalau dirinya tengah kelelahan. Entah bagaimana ayahnya bisa tahu, yang jelas sejak kecil sampai sekarang ia sudah terbiasa dengan ayahnya yang selalu mengetahui kondisinya kapanpun dan dimanapun.

Ia membalasnya dengan senyuman merekah. Ia akan menelepon ayahnya nanti malam. Setelah membalas pesan ayahnya, Krystal menyenderkan tubuh lelahnya di senderan kursi sebelum matanya membola terkejut mendengar suara TV yang sejak tadi menemaninya.

Sebuah acara berita yang menayangkan adanya pembunuhan yang kembali terjadi di gedung perusahaan kapal pesiar.

TBC
Gimana part ini???  Suka gakk???  Semoga kalian suka ya karena tentunya part selanjutnya akan lebih seru lagi dong.  Mau dilangsung-langsung, tapi gk bisa instant say.  Semua ada jalan ceritanya hehehe...

Oke buat kalian yg baca please tekan vote dan komen untuk bantu Author menulis dan menyelesaikan cerita ini yah.  Vomment itu wajib okayyy??? 

Oke, see you in the next chapter...

Continue Reading

You'll Also Like

813K 45.1K 55
⛔ Bocil ❎ ⛔ 18+ ✔ Agler King Axcellion, pria angkuh dan kejam terobsesi membuat Aline Scartlett William tunduk padanya. Sosok yang begitu mirip deng...
324K 16.7K 38
⚠️⚠️ Warning!!!! Mature Content. Attention : PLEASE DON'T COPY MY STORY!!! #Sequel Melt Her Heart Arthur Frederick Alfonso, pewaris tunggal kerajaan...
34.3K 851 9
Serial ke 1. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal den...
543K 27K 30
⚠️ 🔞🔞🔞⚠️ PANDAI PANDAI LAH MEMILIH BACAAN SILAHKAN BACA SESUAI UMUR NYA. DOSA DI TANGGUNG READERS :P . . . . . Lisa, seorang wanita yang sangat be...