AURELLIA; Antagonist Girl [EN...

By xxxstars_

13.8M 1.4M 120K

[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cint... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Cast + Mau tanya
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
END
Epilog
Ekstra Part I
Ekstra Part II
Ekstra Part III
INFO PLAGIAT

Part 6

396K 42.3K 6.3K
By xxxstars_

"Apa kabar, Gevan?"

Aurel bertanya sambil menatap Gevan yang di bawahnya, dia sungguh merindukan orang ini. Dulu dia terlalu fokus pada Dion hingga dia lupa jika ada yang mencintai dirinya dengan tulus yaitu Gevan.

Gevan, siapa yang tak tahu Gevan yang merupakan penyerang yang terkenal akan kebingasan dan kekejamannya di Jervanos, dia juga merupakan sahabat dari Dion. Pertunangan mereka pun hanya mereka berdua yang mengetahuinya, sahabatnya maupun sahabat Gevan tak mengetahui hal ini karena permintaannya dan Gevan dengan mudah menyetujuinya. Dulu dirinya tak ingin pertunangan ini membuat Dion semakin jauh darinya.

Bahkan menjelang kematiannya, Gevan berada di dekatnya. Aurel tahu siapa yang menangkap tubuhnya saat dirinya hampir jatuh setelah di tembak Dion, dia adalah Gevan. Sungguh, Aurel sangat bodoh menyianyiakan pria di depannya ini.

Aurel memeluk tubuh setengah telanjang milik Gevan, dia sungguh merasa bersalah pada Gevan.

Gevan yang merasa kaget mendapat pelukan dari Aurel diam-diam tersenyum tipis lalu membalas pelukan Aurel. Sesuatu hal yang sejak dulu ingin dirinya lakukan.

Dapat Aurel rasakan sebuah tangan mengelus rambutnya pelan tanpa terasa air mata mengalir begitu saja ke pipinya.

Dirinya menyesali semua yang dia perbuat pada Gevan, dia meluapkan semua rasa bersalahnya dalam tangisan.

"Hiks..hiks..Deka! Maafin aku..hiks," ujar Aurel dengan terisak.

Gevan yang mendengar perkataan Aurel sedikit menegang namun yang pasti dia ikut sakit mendengar Aurel yang menangis.

"Hey! Liat sini," ucap Gevan namun dijawab gelengan oleh Aurel, tentu saja Aurel malu pasti wajahnya jelek setelah menangis.

Gevan menjadi gemas, dia dengan lembut menarik wajah Aurel agar menatap wajahnya. Ada binar lucu di mata Gevan melihat wajah Aurel yang memerah terutama hidungnya.

"Kamu lucu."

Blush.

Wajah Aurel semakin memerah mendengar perkataan Gevan, astaga kenapa Aurel merasa malu. Aurel tak tahu kalau Gevan sangat meresahkan seperti ini.

Aurel kembali menenggelamkan wajahnya di dada Gevan namun dia baru sadar kalo Gevan tidak memakai baju. Wajahnya tambah memerah, ia mencoba bangun dari posisinya yang berada di atas Gevan namun tangan Gevan masih berada di pinggangnya.

"Lepasin," cicit Aurel dengan suara pelan.

Gevan baru sadar ternyata Aurel semenggemaskan ini, dia jadi tak rela jika Aurel menjadi milik orang lain. Membayangkannya saja membuat hatinya panas.

"Kalo minta maaf ngomongnya sambil tatap matanya dong," ujar Gevan.

Mau tak mau Aurel menatap Gevan, dirinya harus meminta maaf pada Gevan.

"Deka! Maafin aku yaa, aku udah jahatin Deka. Sekarang aku sadar, kalo cuma kamu yang ada di sisiku. Mulai sekarang aku bakal coba mencintai kamu," ucap Aurel dalam satu tarikan nafas membuat Gevan mengerjapkan matanya kaget.

"Kamu gak sakit kan?"

Aurel cemberut mendengar pertanyaan Gevan, dirinya benar-benar serius mengatakan hal itu. Jika dilihat-lihat sebenarnya Gevan ini lebih ganteng ketimbang Dion, Gevan memiliki tubuh tinggi besar nan kekar meski tak sekekar Deddy Corbuzier dan juga memiliki kulit tan eksotis membuat siapapun akan menoleh dua kali untuk melihat Gevan.

"Aku serius." Aurel berucap sungguh-sungguh.

"Terus Dion gimana?" Tanya Gevan iseng, dirinya tentu saja sedikit tak percaya mengingat betapa menggilanya Aurel mencintai Dion. Siapapun pasti tahu itu.

"Gak usah ngomongin dia, bodoh banget aku dulu kenapa bisa jatuh cinta sama dia," ucap Aurel dengan bersungut-sungut.

Terlihat jelas di matanya ada kilatan benci yang dapat Gevan lihat.

Gevan bangun dari tidurnya tanpa melepaskan rengkuhannya pada Aurel, dia bersandar pada kepala ranjang dengan Aurel berada di pangkuannya.

Aurel semakin malu kini ia berada di pangkuan Gevan dan kini dia lebih tinggi dari Gevan hingga bisa melihat wajah tampan Gevan. Jari lentiknya tanpa sadar mengelus wajah Gevan mulai dari alisnya yang lebat lalu berpindah ke hidung mancungnya.

"Maafin aku ya Ka!" Ucap Aurel meminta maaf lagi.

Gevan yang melihat perkataan tulus Aurel mengangguk, tentu saja dia dengan mudah memaafkan semua kesalahan Aurel.

"Kamu gak salah kalaupun kamu salah, aku bakal maafin kamu. Kita mulai dari awal ya," ucap Gevan dengan kedua tangannya terangkat menangkup pipi Aurel.

Aurel mengangguk menjawab perkataan Gevan, dia akan menggunakan kesempatan kedua yang Tuhan kasih dan tak membiarkan Gevan pergi dari sisinya.

Seakan ingat apa niatnya untuk datang ke kamar Gevan, Aurel menepuk dahinya pelan membuat Gevan menggeleng lalu mengelus dahi Aurel.

"Jangan sakiti dirimu, Aurel."

Aurel tersenyum meringis, "Maaf, aku lupa. Aku ke sini mau bangunin kamu buat makan malam."

Gevan merengut mendengar perkataan Aurel, dirinya masih ingin bersama dengan Aurel tanpa ada gangguan.

Aurel terkekeh pelan melihat raut wajah Gevan yang tak cocok dengan image nya yang selalu dingin dan datar itu.

"Kita makan di sini aja," ucap Gevan langsung mengambil ponselnya di nakas.

Tangannya dengan lincah mengetik sesuatu lalu kembali menyimpan ponselnya ke nakas.

Gevan kembali memeluk Aurel, dirinya sangat nyaman bisa memeluk Aurel sebanyak ini. Apalagi dirinya bisa mencium aroma Aurel yang membuatnya rileks dan nyaman.

Malam itu mereka habiskan dengan canda gurau, hal yang ingin Gevan sejak dulu lakukan.

"Deka?" Panggil Aurel membuat Gevan mengangkat wajahnya karena sedari tadi dia berkutat dengan makan malamnya.

Kali ini mereka sudah berada di meja makan yang ada di kamar Gevan. Meja makan yang hanya terdiri dari dua bangku itu diduduki oleh Aurel.

"Aku ingin memotong rambut panjangku," ucap Aurel membuat Gevan melebarkan matanya namun segera dia tutupi dengan baik.

"Kenapa?" Tanya Gevan, sebenarnya dirinya tak mempermasalahkan rambut Aurel mau panjang atau pendek sekalipun.

"Aku ingin buang sial," ucap Aurel asal membuat Gevan terkekeh alasan macam apa itu. Yang pasti apapun yang diinginkan Aurel pasti akan dia kabulkan kecuali untuk meninggalkannya.

"Baiklah, nanti kita pergi."

***

Di pagi hari Aurel sudah siap dengan seragamnya yang ia lapisi dengan sweater berwarna hitam polos. Setelah berpamitan dirinya pergi ke luar rumah namun sebuah motor sport berwarna hitam putih sudah terparkir rapi di depan rumahnya dengan seorang remaja berdiri di samping motor.

"Deka? Kenapa gak bilang kalo mau jemput? Kenapa gak masuk ke dalam?" Tanya Aurel beruntun tak menyangka Gevan sudah berdiri di depannya.

"Kejutan?" ucap Gevan sambil merentangkan tangan.

Aurel terkekeh sebentar lalu beranjak mendekati Gevan lalu masuk ke dalam pelukan Gevan.

Siapapun yang melihatnya pasti akan mengira jika mereka adalah pasangan yang serasi, bagaimana tidak Aurel yang mengenakan sweater hitam begitu juga dengan hoodie milik Gevan yang berwarna hitam.

Apalagi rambut keduanya yang di cat berwarna silver membuat siapapun dapat melihat seberapa serasinya mereka. Tadi malam memang Aurel memotong rambutnya menjadi di atas bahu, selain itu dirinya juga mengubah warna rambutnya yang berwarna cokelat menjadi silver. Gevan yang melihat itu pun menjadi ikut-ikutan mengecat rambutnya yang semula hitam legam menjadi silver.

Aurel segera melepas pelukannya lalu memamerkan cincin yang dia pakai di jari manisnya, ya cincin pertunangan mereka.

Gevan yang melihat itu ikut tersenyum tipis, tanpa disadari Aurel, Gevan melihat jari manisnya yang juga memakai cincin polos.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Gevan diangguki oleh Aurel.

Aurel menatap pak Budi yang berdiri di samping mobil, "Pak Budi! Aurel berangkat sama Deka, jadi Pak Budi gak usah nganter."

"Iya non, hati-hati di jalan."

Aurel mengangguk semangat, Gevan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aurel. Dirinya mengambil helm yang dia beli khusus untuk Aurel lalu memakaikannya pada Aurel.

"Aku bisa sendiri Ka," ucap Aurel lalu mengaitkan kaitan helmnya.

Tanpa menjawab Gevan segera melepas hoodie miliknya lalu mengikatnya pada perut Aurel untuk menutupi kaki Aurel saat naik motor nanti meskipun kini rok Aurel sudah tak sependek dulu tapi tetap saja dirinya tak rela miliknya dilihat orang lain.

Jika dulu Aurel akan menolak melihat tubuhnya yang biasanya diumbar ditutupi kini dia tak seperti itu, dia sudah sadar okey.

"Makasih, Deka."

Gevan mengangguk lalu menaiki motor diikuti oleh Aurel yang juga menaiki motor di bagian belakang.

Gevan segera memakai helm miliknya lalu menyalakan motor, Aurel segera melingkarkan tangannya di perut Gevan dapat dirasakan samar-samar perut terbentuk milik tunangannya itu.

Gevan diam-diam tersenyum melihat tangan Aurel, dia segera menjalankan motornya membelah jalanan untuk sampai di sekolahan.

Tak membutuhkan waktu lama kini mereka telah sampai di Alexander High School. Banyak siswa dan siswi yang berbisik melihat jok belakang motor dari pentolan Jervanos yang biasanya kosong kini diduduki seorang cewek.

Motor Gevan berhenti tepat di samping motor-motor milik sahabatnya, ya di sekolahnya ada parkiran khusus geng Jervanos.

Gevan melepaskan helmnya bersamaan dengan Aurel yang juga melepaskan helm miliknya sontak membuat semua siswa Alexander High School melotot kaget.

Bagaimana bisa pentolan Jervanos yang terkenal dingin nan kejam berangkat bersama queen bullying?

Anjirr itu mereka kok bisa bareng sih?

Gilaa kalo dilihat-lihat cocok juga mereka

Liat woyy rambut mereka samaan cuy!

Kiamat udah dekat ini mah!

Gue berasa liat ratu dan raja iblis anjer!

Damage nya gak ngotak!

Gevan merapikan rambut Aurel yang sedikit berantakan membuat pekikan dari para sisiwi.

Setelah rapi, Gevan mengulurkan tangannya yang disambut oleh Aurel.

Dengan wajah dingin nan datar milik Gevan, dia berjalan dengan tenang begitu juga dengan Aurel yang berjalan di sampingnya yang menampilkan wajah datar.

Dari tempatnya Aurel dapat melihat raut wajah Dion yang kaget.

Liat aja Dion, gue bakal balas semua yang lo lakuin, batin Aurel dengan seringai tipis.

Dion dan geng Jervanos yang berdiri di depan lobi juga kaget melihat sahabatnya bersama Aurel. Apalagi melihat betapa serasinya mereka berjalan berdua.

Diam-diam Dion mengepalkan tangannya melihat pemandangan di depannya itu.

°

°

°

°

°

°
Bersambung

Aneh gak sih? Aku nulisnya baru banget ini huhuhu

Kalo ada typo tandain ya🤗

Gak nyangka ternyata lumayan banyak yang baca cerita absurd ini, makasih banyak🥰🥰

Oh iya jangan lupa vote, komen, sama follow yaa. Tambahin cerita ini ke reading list kalian atau bisa share cerita ini ke temen-temen kalian biar tambah banyak yang baca hehehe.

Sekian dulu yaa

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

~16 September 2021

Continue Reading

You'll Also Like

37.3K 3.6K 62
[COMPLETED] Bisakah ia menentukan cintanya sendiri, mengharapkan sang kekasih kembali dan hidup bahagia bersama. Memulai awal kisah yang bahagia bers...
3.7K 757 25
Warning⚠️ Disini area para manusia baperan. Kalian akan dibawa masuk ke dalam hubungan yang membuat jiwa-jiwa kehaluan dan kebaperan kalian akan kelu...
6K 353 32
Dia gadis ku, gadis yang selalu membuatku mengeluarkan banyak ekspresi. Ai, panggilan untuknya. Bernama lengkap Netta Aisyah. Tidak ada yang bisa mem...
271K 25.3K 51
Tentang keseharian seorang balita gemas dengan mommy dan musuh bebuyutan-nya yaitu sang daddy. ー start : january 2023 end : march 2023