AURELLIA; Antagonist Girl [EN...

By xxxstars_

13.9M 1.4M 120K

[Part Lengkap] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [Reinkarnasi #01] Aurellia mati dibunuh oleh Dion, cowok yang ia cint... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Cast + Mau tanya
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
END
Epilog
Ekstra Part I
Ekstra Part II
Ekstra Part III
INFO PLAGIAT

Part 3

387K 35.8K 1.5K
By xxxstars_

Aurel berjalan mendekati geng Jervanos membuat bisikan-bisikan semakin jelas, tentu saja mereka menunggu apa yang akan dilakukan Aurel untuk menarik perhatian ketua Jervanos itu.

Aurel berjalan lalu berhenti tepat di depan Dion yang menatapnya dingin, tanpa mengatakan apapun Aurel melanjutkan langkahnya bahkan dia dengan sengaja menubruk keras bahu Dion.

Namun mereka terkaget-kaget melihat pemandangan yang langka itu. Aurel hanya melewati mereka terutama Dion, bisik-bisik pun semakin kencang melihat tingkah Aurel yang tak biasanya.

"Trik apalagi tuh yang digunain Aurel?"

"Sumpah? Aurel lewatin Dion?"

"Matahari masih terbit dari timur kan?"

"Aurel kesurupan kah?"

Dion dan anggota Geng Jervanos yang melihat tingkah cuek Aurel yang melewati Dion memiliki pemikiran yang serupa. Sekiranya mereka bertanya dalam hati apa yang telah terjadi sebenarnya?

"Gue bukan Aurel yang dulu, gue udah berubah," bisik Aurel entah kepada siapa.

Aurel melangkahkan kakinya untuk pergi ke kelasnya yang berada di lantai dua.

Kini Aurel telah sampai di kelasnya yaitu kelas XI MIPA 3, tanpa aba-aba dia langsung masuk ke dalam kelas.

Kelas yang tadinya ramai seperti pasar malam mendadak sepi seperti kuburan setelah melihat queen bullying datang ke kelas.

Bukan rahasia umum lagi jika banyak teman sekelasnya yang takut dan segan terhadap dirinya, julukan queen bullying dan latar belakang dirinya yang berasal dari keluarga kaya raya nomer 3 menjadikan dirinya semena-mena hingga tak ada satupun teman sekelasnya yang dekat dengannya bahkan mengobrol pun tak pernah.

Aurel menuju meja yang berada di depan papan tulis, ia melihat kursi di samping siswi berkaca mata tebal kosong.

"Kursi samping lo kosong kan?" Tanya Aurel tanpa basa-basi.

Lita, siswi yang terkenal pintar dikelas serta penampilannya yang cupu itu mengangguk dengan ketakutan.

Set.

Brak.

Kursi di sebelah Lita diduduki Aurel, membuat seisi kelas terkesiap kaget. Apakah petir menyambar di pagi yang cerah ini, atau matahari sudah terbit dari arah barat.

Sejak kapan Aurellia yang sombong dan angkuh duduk di kursi depan seperti itu kiranya pemikiran teman sekelasnya.

"Ehm, siapa nama lo?" Tanya Aurel menoleh ke arah Lita, Aurel memang tak mengenal siapapun dikelasnya.

Lita yang ditanya sudah berkeringat dingin, dengan terbata-bata dia menyebutkan namanya, "N-nama g-gue Li-lita."

"Oh nama lo Lilita? Semoga kita bisa berteman baik," ucap Aurel sambil tersenyum.

Lita yang mendengar hal itu menegang, entah kesialan apa lagi yang akan menunggunya. Dia bahkan tak mengoreksi namanya yang salah, dia lebih terfokus pada sesuatu hal yang menunggunya di depannya nanti.

"Lilita, entar gue pinjem buku catatan lo." Permintaan Aurel terdengar seperti perintah bagi Lita sehingga dia mengangguk dengan wajah ketakutan yang masih ketara.

Seisi kelas bengong mendengar perkataan Aurel, sejak kapan Aurel yang paling malas belajar dan bodoh itu meminjam buku pada Lita.

Kring..kring..kring..

Bunyi bel masuk bergema di seluruh sekolah, para siswa dan siswi yang tadinya bergosip tentang Aurel kembali ke tempat duduk masing-masing.

Tak berselang lama guru perempuan memasuki kelas dengan pandangan sedikit berbeda.

"Aurellia? Apakah kamu yakin duduk di depan sini?" Tanya Bu Astuti sambil membenarkan kaca matanya yang melorot.

"Yakin, bu." Jawab Aurel dengan singkat membuat guru matematika itu mengangguk.

Selama pelajaran matematika berlangsung, Aurel terus memperhatikan materi yang disampaikan Bu Astuti kadang-kadang dia menulis materi yang dianggap penting.

"Ada pertanyaan?" Tanya Bu Astuti setelah menerangkan materi tentang Matriks.

Aurel tanpa ragu mengangkat tangannya, "Saya bu, saya masih bingung tentang mencari determinan matriks ordo 3x3 bu."

Bu Astuti tersenyum dia mengira kalau Aurel telah berubah dengan senang hati dia pun mengulang kembali materi yang ditanya oleh Aurel.

Selama pelajaran berlangsung tak pernah Aurel mengalihkan perhatiannya dari papan tulis dan dari guru yang mengajar.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kini bel istirahat telah berdering.

"Lilita! Gue ke kantin bareng lo!" ucap Aurel membuat Lita meringis dalam hati namun dia tetap mengangguk.

Kini mereka berdua berjalan beriringan membuat siapapun yang melihatnya menatap takut pada Aurel dan menatap iba serta kasihan pada perempuan malang seperti Lita yang berjalan di sampingnya.

"Di bawah gak ada uang Ta," ucap Aurel tanpa mengalihkan pandangannya ke Lita.

Lita yang merasa pun segera mengangkat wajahnya, dia seperti diprogram untuk melakukan apapun yang disuruh Aurel.

Kini mereka telah sampai di kantin sekolah yang terlihat luas dan juga berkelas.

Meja dan kursi yang ditata rapi dengan jumlah begitu banyak dan penjual yang berjualan makanan pun ditata sedemikian rupa sehingga kantin tampak elegan dan sedap dipandang.

Tak sedikit dari mereka yang menatap ke arah Aurel dan Lita yang berjalan beriringan, tentu saja Aurel yang sudah biasa menjadi pusat perhatian hanya menampilkan wajah datar berbeda dengan Lita yang menggenggam erat ujung roknya terlihat sekali dia gugup dan ketakutan.

"AUREL!!" Panggil seseorang membuat Aurel menoleh, dia melihat dua sahabatnya yaitu Rea dan Anggi.

"Sini Rel!" Ajak Anggi membuat Aurel mengangguk.

Kini mereka berdua telah sampai di meja Rea dan Anggi. Anggi dan Rea menatap sinis dan tajam pada Lita yang berdiri di samping Aurel.

"Heh! Ngapain lo deketin Aurel ha?! Pergi cewek cupu kaya lo gak cocok deket-deket sama Aurel," sentak Anggi membuat Lita beringsut berdiri di belakang Aurel, dia ketakutan.

Selama ini dia belum pernah dibully oleh kelompok Aurel namun kini sepertinya dia akan menjadi sasaran bullying.

"Dia bareng gue, jangan macam-macam, duduk samping gue Ta!" ucap Aurel dibalas tatapan tak percaya oleh Rea dan Anggi.

"Maksud lo apaan Rel?" Tanya Rea memastikan.

"Gue tahu lo pada gak budeg,"

"Udah gak waras lo Rel, mana Aurel yang gue kenal. Apalagi ini baju lo sama lo gak pake make up?!" sentak Anggi diangguki oleh Rea.

"Iya bener! Lo malah keliatan jelek Rel, yok gue bantu dandan gue bawa alat make up kok," pinta Rea.

Aurel ingin mengumpat dalam hati, dia tentu tau kedua sahabatnya ini tak pernah tulus bersahabat dengan dirinya. Mereka pura-pura baik di depannya namun membicarakan dirinya di belakang.

Apalagi Anggia Glory, dia memanfaatkan dirinya untuk menghancurkan hubungan Jihan dan Dion semata-mata karena dia juga mencintai Dion.

Berbeda dengan Anggi, Rea berteman dengan dirinya karena kekayaan miliknya. Dia terlalu bodoh hingga sebagian barang yang dimilikinya sudah berpindah tangan menjadi milik Rea.

Termasuk sebuah anting berlian yang digunakan Rea sekarang ini, dulu itu miliknya namun dengan alasan itu tidak cocok dengan dirinya, Rea langsung memintanya.

Di kehidupannya yang dulu Rea dan Anggi lah yang memanas-manasi dirinya untuk membully Jihan dan menyuruh dirinya untuk merubah penampilan menjadi seksi dan memakai make up tebal agar Dion meliriknya.

Namun bukannya melirik dirinya, Dion semakin jauh dari dirinya.

"Gue lebih nyaman gini," ucap Aurel membuat Anggi menggeram marah.

Aurel yang melihat itu diam-diam menyeringai tentu saja Anggi merasa khawatir melihat perubahannya karena dia semakin cantik dengan penampilannya yang sekarang.

"Lilita lo mau makan apa?" Tanya Aurel melihat Lita yang sedari tadi diam.

"Gue bisa pesen sendiri kok, Rel." Lita akan berdiri namun langsung dicegah Aurel.

"Gak, gue yang bakalan pesen. Lo duduk di sini aja. Awas lo berdua ngapa-ngapain Lilita," ucap Aurel dengan nada ancaman di ujung kalimatnya untuk Rea dan Anggi.

Lita ingin rasanya hilang sekarang, Aurel pergi kini dia harus bertiga dengan antek-antek Aurel.

Tolong ingatkan Lita untuk melakukan ritual buang sial.

Aurel berdiri dari duduknya lalu berbalik menuju para penjual untuk memesan makanan.

Namun dia tak melihat ada seseorang di belakangnya.

Tabrakan pun tak terelakkan.

Brak.

Prang.

"Aakhh.."

°

°

°

°

°

°
Bersambung

Akhirnya bisa update lagi.

Jangan lupa vote dan komen yaa, sama masukin cerita ini di reading list kalian biar banyak yang baca hehehe✌️

Kalian juga bisa share cerita ini ke temen-temen kalian yang suka sama genre cerita kayak gini👉👈
Biar yang baca tambah buanyak

Jangan ragu-ragu buat kasih kritik dan saran yang membangun di ceritaku yaa

Sekian dulu yaa

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

~10 September 2021

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 276K 47
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
117K 6.6K 72
[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, ja...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

1.6M 66K 56
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
3.3M 158K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...