Dangerous Man ⛓️ Rivanno & Al...

By tinasopiatun

6.9K 3.1K 4.2K

21+ (FOLLOW SEBELUM MEMBACA!)⚠️ Setiap orang yang berjaya memiliki sisi gelap masing-masing, begitupun dengan... More

Dolcificante
pembuka
1.| Mr.Folkvar
2.| Mr.Folkvar
3.| Mr.Folkvar
4.| Mr.Folkvar
5.| Mr.Folkvar
6.| Mr.Folkvar
7.| Mr.Folkvar
8.| Mr.Folkvar
10. | Mr.Folkvar
famiglia Folkvar

9. | Mr.Folkvar

216 115 444
By tinasopiatun

Happy reading dude 🍻

•°•

"Kau urus semuanya, jangan lupakan bahwa mereka pernah menginjak-injak harga diri kita."

"Akan kupastikan semuanya berjalan sesuai rencanamu."

"Ajari Alfdis cara kerja kita Becca, dan ajak dia untuk turun serta di lapangan."

"Tapi Van—"

"Semua pencapaian, keberhasilan adalah niat dan tekad untuk melawan rasa takut, kau ingat?" Rivanno menatap dalam, iris mata Rebecca. Mencoba untuk meyakinkan bahwa semuanya ada didalam genggamannya. Begitupun dengan keyakinan seseorang.

"Baiklah, Van."

Rebecca mengingat semuanya, bahkan hal sekecil apapun yang diajarkan oleh Rivanno saat dirinya kecil dahulu.

"Keluarlah, dan hubungi saya tentang kelanjutan rencana Jendral itu," ucap Rivanno memerintah.

Rivanno dan juga perintahnya, adalah satu hal yang menjadi dominan dalam hidupnya. Dan mereka yang berada dibawah kaki tangannya wajib untuk menjadi patuh pada perintahnya.

Membunuh, kelicikan, kemunafikan menjadi suatu hal yang sering dirinya lakukan.

Dunia keras seperti ini membuatnya pintar-pintar dalam mengatur strategi, dengan membunuh yang menjadi jalan akhir dari suatu perselisihan.

Sudah banyak dari mereka yang masuk dalam perangkapnya menjadi seonggok daging yang terbujur kaku, itupun karena kesalahan yang mereka sudah perbuat. Memperdaya dirinya, maka bersiaplah untuk menghadapi neraka yang dia buat.

Mati atau tersiksa bukan pilihan yang akan dirinya berikan pada mereka yang dengan berani mencoba untuk membuatnya terperdaya. Akan tetapi bukan Rivanno Folkvar namanya jika tidak mengetahui rencana busuk apa yang mereka tanamkan dalam otak kecil mereka.

Lima langkah lebih maju, itulah cara kerja Rivanno Folkvar.

Bermain-main lah sepuasnya, maka akan ia pertunjukan seperti apa mainan sebenarnya.

____

"HAHAHAHAHAHAHA."

Tawa yang menggema seakan melodi kematian yang mengiringi, dengan merahnya ruangan akan darah juga banyaknya berbagai benda tajam di sekelilingnya.

"Kau menantikan hari ini kan kawan?"

Ucapan itu, bagaikan suara yang amat sangat mengerikan bagi siapapun yang mendengarnya.

Di tengah-tengah ruangan temeram ini, terdapat satu orang pria yang sudah lemah dan lesu, dengan banyaknya sayatan disekujur tubuhnya juga darah yang merembes begitu banyak.

"Ampuni saya tuan," lirihnya lemah.

"Ucapkan sekali lagi? Ampuni? Wohooo kawan, tidak semudah itu," ucapnya dengan kejam.

Ctarrr

Ctarrrrrrrr

Cambukan demi cambukan terus dilayangkan, membuat sang korban merasakan perih yang amat terasa.

Penyiksaan ini terus berjalan, tanpa ada dari mereka memberikan celah untuknya bernafas sebentar.

"Il Maestro vuole che tutto sia rivelato prima di morire," bisiknya dengan pelan. Memberitahukan tentang perintah yang tuannya berikan.

(Tuan ingin semuanya terungkap, sebelum dirinya mati.)

"Kau tahu. Kematianmu ada pada tanganku!!" ucapnya dengan lantang.

Dan ucapannya yang begitu lantang itu membuat sang korban merasakan pasrah karena ia tahu batas akhir hidupnya hanya sampai sini. Setidaknya sebelum semuanya berakhir, alangkah baiknya ia mengeluarkan apa yang menjadi bebannya selama ini.

"Liverpool memintaku untuk membuat kerja sama dengan kalian. Mengelabui kalian setelah aku mendapatkan kepercayaan kalian. Menipu daya kalian dengan alasan bahwa semuanya bukan rencana yang kami lakukan." Penjelasan yang diberikan olehnya membuat mereka paham. Semuanya sama seperti yang kemarin-kemarin. Demi harta dan demi tahta.

Dan tidak ada alasan lagi untuk mereka meminta penjelasan darinya, semua informasi telah tersampaikan tanpa dimintai terlebih dahulu, tugas mereka sudah selesai.

Menembak dengan yakin pada area dada, membuat peluru yang dilayangkan menembus hingga dalam, menyiksa siapa saja yang merasakannya mengalami kesesakan tubuh, dengan pasokan oksigen yang semakin terhimpit sedikit. Darah yang semakin merembes pada tubuhnya membuatnya terlihat mengenaskan, dengan segumpal darah yang mulai dikeluarkan olehnya dari rongga mulut.

Semuanya berakhir, begitupun dengan rasa sakit dan penyiksaan ini.

Semuanya benar, mati atau tersiksa bukan pilihan yang tepat untuk hidup. Dan ia menyesal sudah bermain-main dengan seorang Folkvar.

"Jacob kau bereskan semuanya, aku akan menyampailan berita ini."

"Apa aku bisa menolak?"

"Hahaha tidak kawan."

Semua kembali seperti semula. Hanya saja Jacob perlu membersihkan tempat ini dan membuang mayatnya pada suatu tempat.

"Hei Max, apa hanya aku yang harus membereskannya? Lalu Hasson?"

"Kau Hasson bantulah Jacob, dan kubur mayat itu," ucapnya memerintah.

Perintah yang dilayangkan Max padanya membuat dirinya tidak terima harus melakukannya dengan sendiri, lalu bagaimana dengan kembarannya itu? Menontonnya tanpa berniat untuk membantu? Jacob tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Sialan kau Jacob!!"

"Berhentilah mengumpat Son, bantulah aku agar kita segera menyusul mereka."

Pekerjaan yang seharusnya dilakukan sendiri oleh Jacob, kini ada Hasson yang membantunya. Membersihkan setiap jejak darah yang tercecer di lantai, membuka secara paksa lilitan rantai di sekeliling tubuh kaku tidak bernyawa itu, menarik dengan paksa mayat tuan Chang dan memasukannya pada karung besar yang sudah disediakan.

Jacob dan Hasson pergi dari ruang merah itu. Menarik mayat tuan Chang menuju sebuah lahan tempat di mana mereka mengubur paksa mayat tuan Chang pada tanah, tanpa memiliki penghormatan dan juga doa.

Mr.Folkvar

Dentuman kuat terdengar di setiap penjuru ruangan. Dengan ramainya orang yang tidak sadarkan diri. Aroma alkohol tercium dengan jelas, dipadukan oleh aroma asap dari rokok yang sebagian orang hisap, menjadikan hal biasa bagi mereka yang menyukai dunia malam.

Malam ini Rivanno membuat janji temu dengan Max dan juga Richard yang ikut serta bersamanya. 

"Bukankah kita sudah mempunyai kesempatan tuan Deron?"

"Yah, memang. Namun seperti yang kau tahu, bahwa saya akan mengabdi pada seseorang yang berkuasa dengan hukum," kata tuan Deron dengan congkak.

Rivanno yang melihat adanya perubahan rencana yang telah dia rencanakan hanya diam mengamati tuan Deron dengan terus menghisap  cigarette yang berada disela-sela jari tangannya. Sedangkan Max dan juga Richard langsung menatap Rivanno yang ternyata masih tetap santai tanpa memberikan reaksi apapun atas kerugian yang kini mereka dapatkan.


Karena tidak ada lagi keperluan. Deron segera bangkit dan pergi begitu saja.

“Tua bangka yang menjengkelkan!” umpat Max.

"Aku tahu semua ini pasti akan terjadi. Tetapi aku juga tidak menyangka penggerakan mereka akan secepat ini," ujar Richard.

"Mereka satu langkah lebih awal hingga menyebabkan kerugian besar," sahut Rivanno santai. Menegak dengan kasar cocktail yang telah dihidangkan.

"Sepertinya dendam Liverpool terhadap kita semakin membara Van," timpal Max dengan tertawa renyah.

Richard tertawa mendengarnya. "Hahaha kau benar kawan. Mereka mempunyai darah Yunani yang akan sulit mempunyai hati murni jika sudah menaruh benci."

"Jangan lupakan pertemuan selanjutnya pekan nanti di Milan," ucap Rivanno.

Mencoba melupakan hal yang baru saja terjadi Rivanno dan yang lainnya terus menikmati tegukan demi tegukan cocktail yang telah disediakan. Tanpa perduli jika nanti kesadaran mereka akan hilang setelahnya. Karena memang dunia malam sudah menjadi rutinitas yang sering dilakukan.

Merasa bosan dengan kegiatannya meminum alkohol. Rivanno mulai bangkit dan pergi meninggalkan pub ini. Banyaknya alkohol yang telah dia minum, membuatnya sedikit kehilangan kesadarannya dan berjalan sedikit limbung.

Pandangan Rivanno mulai mengabur. Namun begitu, Rivanno masih dengan jelas ingat rute jalan yang harus dirinya lewati. Tujuannya saat ini bukan kembali pada tempatnya tinggal, melainkan pada suatu tempat yang ingin dirinya singgahi barang sebentar.

Bodyguard yang berjaga di halaman pub mengenal siapa Rivanno dan memang jika dalam kondisi seperti ini mereka akan dengan patuh mengantarkan Rivanno pada tempat tujuan, sama seperti kali ini.

Tubuh Rivanno yang limbung di tompang dengan sigap oleh mereka, membantu Rivanno seperti apa yang ditugaskan.

"Mari tuan saya antar.."

Dengan suara yang terendam oleh bising, Rivanno bergumamkan alamat yang ingin dirinya tuju. "Darkhouse"

Mobil yang mengantarkan Rivanno berjalan dengan lancar, mempermudah Rivanno untuk segera sampai dengan cepat.

Dengan bangunan tinggi yang berada di sekelilingnya, mobil itu terus melaju hingga tanpa perlu memakan waktu yang lama mobil ini sudah sampai dengan cepat.

Bodyguard yang bertanggung jawab untuk mengantarkan Rivanno kembali menopang tubuh Rivanno menghantarkannya agar sampai kamar yang akan Rivanno singgahi.

Namun sepertinya, Rivanno yang masih memiliki kesadaran melepaskan tompangan yang diberikan pada tubuhnya. Dan kembali berjalan dengan tertatih namun memiliki arah yang pasti.

Para pegawai yang bekerja tidak cukup berani untuk menawarkan diri membantu Rivanno, mereka cukup takut dan juga segan jika harus berurusan dengannya.

Lama berjalan menuju tempat tujuan membuat Rivanno sedikit demi sedikit kembali mendapatkan kesadarannya, walau tidak sepenuhnya.

Peningnya kepala membuat Rivanno memampah kan diri pada dinding, berharap lift yang dia masuki segera sampai.

Memejamkan mata adalah cara Rivanno menghalau pening yang semakin menyerang.

Ting

Dengan bantuan lift yang dia naiki kini Rivanno telah sampai pada lantai kamar yang ingin dia tuju. Dengan kartu akses yang dis miliki, Rivanno dapat dengan mudah keluar dan masuk pada setiap ruangan, dan tentunya karena penthouse ini miliknya.

Ketika pintu kamar terbuka, yang Rivanno dapati hanya sepi dan hening. Rivanno tidak menemukan seseorang yang ingin dirinya jumpai, sampai ketika pada arah ruangan utama, Rivanno segera masuk tanpa permisi.

Merebahkan tubuh lelahnya pada samping seseorang yang tengah berbaring lelap. Tanpa berniat membangunkan seseorang di sampingnya Rivanno mendekatkan tubuhnya berharap mendapatkan kehangatan yang dikeluarkan oleh suhu tubuh orang itu.

Memeluk dari belakang tentunya mampu menyadarkan orang itu dari lelapnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya serak, khas orang bangun tidur.

"Bukankah sudah jelas, beristirahat di sampingmu" jawabnya santai yang semakin menarik kembali tubuh wanita itu untuk mendekat dan memeluknya dengan erat.

"Apakah kau memberi izin nona?" tanya Rivanno serak. Dengan tangan yang mulai lancang menggoda, memberikan rangsangan panas pada tubuh wanita itu.

“Tanpa perlu bertanya, lakukanlah. Berikan kepuasan yang selalu mereka dambakan darimu.” Jawaban nakal yang diberikan oleh wanita itu membuat Rivanno terkekeh pelan.

Dengan tidak tinggal diam, kedua tangan wanita itu mulai mengalungkan tangannya pada leher Rivanno menarik lembut sejumput rambut lebatnya. Memberikan sisi menatang pada Rivanno.

Dan tanpa membuang waktu lebih lama. Permainan panas pun akhirnya dimulai. Tanpa saling memberikan celah untuk berhenti barang sejenak. Menciptakan gairah panas yang menggelora, membuat keduanya saling membutuhkan sentuhan satu sama lain.

TO BE CONTINUED ✨
°°°

Terimakasih ya sudah membaca...

Sertakan votenya ya gadis-gadis cantik 🍻

¹⁸²²⁸

Continue Reading

You'll Also Like

357K 2.5K 12
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
STRANGER By yanjah

General Fiction

233K 26.4K 33
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
1M 111K 48
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
Threesome By abcdfg

General Fiction

163K 447 10
🔞 hanya untuk 18+ untuk adek adek di larangan baca kecuali tanggung sendiri akibatnya !!! Lapak penambah dosa ⚠️⚠️ 80% isinya ngentot!!!