[BL] The General and His Fore...

By Wang_Aera

3.4K 387 54

Bertemu denganmu adalah takdir, Mencoba menjadi temanmu adalah pilihanku, Akan tetapi jatuh cinta denganmu ad... More

Bab 1 : Omong Kosong
Bab 2: Kau Gila!
Bab 3: Mabuk dan Bertingkah Tidak Masuk
Bab 4: Tanpa Sengaja Menciumnya
Bab 5: Bukankah Kau Selalu Lapar Pada Jam Seperti Ini?
6. Pengejaran Xiao Jinli Dimulai
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

9

107 14 2
By Wang_Aera

Berbagi Tempat Tidur
*********

Keesokan harinya ketika langit sudah mulai gelap, Xiao Jinli dan Chu He memutuskan untuk beristirahat di kota Wu. Mereka memilih sebuah penginapan yang terlihat sangat biasa.

Awalnya Xiao Jinli ingin pergi ke penginapan yang paling bagus di kota itu. Akan tetapi sekali lagi Chu He menolak dengan keras. Bahkan dia sudah bersiap akan memaki Xiao Jinli ketika pria itu akan berhenti di depan penginapan yang sedang diperdebatkan.

Pada akhirnya Xiao Jinli mengalah dengan kucing kesayangannya itu. Dan Chu He merasa sangat puas setelah Xiao Jinli mengalah.

Saat ini mereka berdua sedang berdebat dengan pemilik penginapan. Lebih tepatnya Chu He yang berdebat. Kenapa berdebat? Coba tebak.

Sudah pasti karena kamar penginapan yang hanya tersisa satu kamar. sedangkan para prajurit yang bersama dengan Xiao Jinli menginap di gedung sebelah. Dan juga mereka ada yang berjaga di luar. 

Chu He tidak percaya jika hanya ada satu kamar yang tersisa. Dan dia terus bertanya dan mengancam hingga si pemilik toko merasa kewalahan. Sedangkan Xiao Jinli hanya diam menonton di sampingnya. Sebenarnya dia sama sekali tidak mempermasalahkan tentang tidur berdua di dalam satu kamar. Jadi dia merasa tenang-tenang saja.

"Tuan, anda jangan begini. Kita juga menjalankan bisnis. Jika anda merasa tidak nyaman, anda bisa pergi ke penginapan lain. Bukankah ini sama sekali terlihat tidak masuk akal. Memang hanya tersisa satu kamar." si pemilik penginapan sudah lelah menanggapi Chu He yang ternyata sedikit keras kepala.

"Bukankah penginapan ini terlihat sangat sepi. Bagaiman bisa menjadi hanya tersisa satu ruangan untuk kami berdua." Chu He masih tetap pada pendiriannya.

"Apakah tuan baru pertama kali datang ke kota ini?"

"Memangnya kenapa jika baru pertama kali datang ke sini? Apakah ada aturan jika menginap di tempat ini harus sering berkunjung ke penginapan ini?"

"Tidak, tidak. Tuan, besok kota Wu merayakan festival bunga dan lentera. Jadi ada banyak pendatang yang berkunjung dan menginap di sini. Penginapan terlihat sepi karena para tamu sedang mempersiapkan perayaan." pemilik penginapan menjelaskan dengan sabar.

Chu He berbalik dan menatap Xiao Jinli. Dia sedang meminta pendapat. Dan Xiao Jinli menganggukkan kepala membenarkan perkataan si pemilik penginapan.

"Antarkan kami berdua ke sana. Kami menganbil kamar itu. Dan siapkan air panas untuk berendam." Xiao Jinli menarik Chu He dan meminta pemilik penginapan mengantar mereka ke kamar yang di maksud.

"Bak, baik." pemilik penginapan merasa lega ketika percakapan di akhiri dengan Xiao Jinli.

Chu He melirik Xiao Jinli dengan wajah cemberut. Xiao Jinli melihat ekspresi wajahnya dan kemudian membalas dengan senyum.

"Terima kasih. Dan jangan lupa air panasnya harus segera di bawa ke sini." Xiao Jinli memperingatkan si pemilik penginapan sebelum orang itu turun ke lantai bawah.

"Kenapa kau menghentikanku?" Chu He bertanya sabil berjalan dan duduk di kursi.

"Bukankah pemilik penginapan itu terlihat sangat kasihan. Ah-He, tidakkah kau melihat bahwa pemilik penginapan itu sangat kasihan mendengarkan omelanmu yang keras kepala." Xiao Jinli duduk, dia meraih gelas dan menuangkan air ke dalamnya sebelum memberikannya kepada Chu He yang segera meminum air itu.

"Dia berbohong." 

"Oh, bagaimana kau tahu dia berbohong atau tidak" Xiao Jinli bertanaya tetapi tidak ada keantusiasan di dalam nada bicaranya.

"Walaupun di kota ini besok ada perayaan, tetapi penginapan ini hanya satu pertiga dipenuhi oleh tamu, jadi ada kemungkinan masih ada lima atau enam kamar yang kosong." 

"Bagaimana kau bisa yakin jika masih ada lima atau enam kamar yang kosong?" Xiao Jinli pura-pura terlihat tertarik dengan pembicaraan Chu He.

"Tentu saja dengan melihat buku tamu dan nomor kamar yang tergantung di belakang meja penerima tamu tadi. Apakah kau tidak melihatnya?" Chu He menatap Xiao Jinli.

"Lalu?"

"Lalu?" Chu He engulang kalimat itu dengan bibir terkatup. Dahi Chu He berkedut dengan tanggapan akhir pria itu. "Sudahlah, aku tidak mau berbicara denganmu lagi. Aku lelah."

Mendengar kata lelah dari mulut Chu He, Xiao Jinli segera bangkit berdiri dan menghampirinya. Dia memijat bahu Chu He dan Chu He segera merasa aneh dan geli melihat tingkahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Memijatmu. Bukankah katamu kau lelah."

Rahang Chu He serasa akan jatuh mendengar pria yang beberapa hari lalu masih berdebat sengit dengannya. Sebenarnya dia juga sudah merasa aneh semenjak malam mereka berbicara berdua setelah pesta pernikahan Chuchu dan Xiao Jinyu.

"Apa kau sama sekali tidak memiliki harga diri?" 

"Tentu saja aku punya."senyum cerah mengembang di bibir Xiao Jinli. Perkataan Chu He sama sekali tidak membuatnya marah.

"Kau..."

"Tuan, air panasnya sudah siap."

Sebelum Chu He bisa melanjutkan ucapannya, dia sudah di sela dengan kedatangan pelayang yang sedang membawa air untuk mengisi bak mandi. Xiao Jinli segera membuka pintu.

Setelah pelayan selesai mengisi air, Xiao Jinli segera menyuruh Chu He mandi. Sedangkan dia sendiri baru mandi ketika Chu He selesai membersihkan diri.

"Kita akan pergi setelah festival besok." Xiao Jinli berkata ketika mereka sedang makan malam di bawah.

Chu He yang baru saja mengabil daging di sumpitnya segera menjatuhkannya lagi. Dia menatap Chu He.

"Kenapa?"

Xiao Jinli menatapnya sambil masih mengunyah makanan di mulutnya. "Kita akan melihat festival. Dan Ah-He, anak buahku juga perlu bertemu dengan keluarga mereka."

Mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Xiao Jinli baru saja, membuat Chu He sedikit terkejut.

"Apakah anak buahmu ada yang berasal dari Kota Wu?"

"Ada. Bahkan di barak masih ada banyak orang dari kota di sekitar Qingzhou. Mereka sudah bertahun-tahun tidak mengunjungi rumah. Bukankah menurutmu sangat kasihan melihat mereka tidak bisa bersama keluarga mereka dalam waktu yang sangat lama." ucap Xiao Jinli dengan wajah yang terlihat seperti merasa iba dengan nasib para prajurit yang mengikutinya. Chu He pada akhirnya merasa tersentuh.

"Mereka terlihat sangat kasihan. Bisakah kita menambah satu hari lagi? Apakah itu akan menentang dekrit kaisar jika kita melakukannya?"

Sebuah senyum cerah muncul di bibir Xiao Jinli. "Tidak. Tentu saja tidak. Paman kekaisaran tidak akan merasa keberatan jika kita menambah satu hari lagi untuk berada di sini."

"Itu bagus. Biarkan mereka menikmati perayaan lentera dan bunga bersama dengan keluarga."

Mereka menyelesaikan makan dengan agak sedikit lambat. Dan akhirnya Xiao Jinli tahu salah satu hobi terbesar Chu He, makan.

Bahkan dia bisa menjelaskan hampir semua komposisi dari semua makanan yang mereka makan malam ini. Chu He juga menjelaskan bagaimana cara mereka dimasak. Bahkan ketepatan memasaknya, Chu He menebaknya dengan benar. Dia benar-benar seorang foodie yang luar biasa.

Xiao Jinli mencatat hal itu di dalam otaknya. Sepanjang mereka makan, Xiao Jinli seperti seorang bandit yang sedang mengamati buruannya. Chu He sangat menarik di matanya.

"Bagaimana cara kita untuk tidur sekarang." Keluh Chu He ketika dia dan Xiao Jinli masuk ke dalam kamar.

Chu He mengamati satu tempat tidur yang sebenarnya bisa diisi dengan dua orang. Bahkan ditambah satu orang masih cukup, akan tetapi akan sedikit berdesakan. Bukan itu yang ada di dalam kepalanya sekarang. Dia memiliki rahasia yang sulit dikatakan. Dan hanya keluarganya yang tahu tentang rahasia itu.

Chu He menatap Xiao Jinli. Dan Xiao Jinli menatapnya juga. Seakan paham apa yang ada di dalam kepala rumit Chu He, akhirnya Xiao Jinli berjalan ke arah lemari dan mengambil selimut cadangan.

"Aku tidur di bawah dan kau bisa tidur di atas." Xiao Jinli membentangkan selimut itu di dekat kaki Chu He.

Akan tetapi Chu He menahan selimut itu dan menariknya. Xiao Jinli juga sudah banyak membantunya. Bahkan pria itu juga sudah berusaha untuk tidak menyinggungnya. Jadi menurut Chu He agak tidak pantas jika dia membiarkan orang yang sudah membantunya dengan bersikap seperti itu.

Akhirnya dia membuat keputusan yang sangat berat.

"Tidak. Kau bisa tidur di sampingku. Bagaimana jika nanti kau masuk angin setelah tidur di lantai? Bukankah itu semakin membuat ku merasa buruk." Ucap Chu He sembari melipat kembali selimut itu dan mengembalikannya ke dalam lemari.

Di belakang Chu He, Xiao Jinli tersenyum dengan samar. Dia memang sudah memperkirakan hal ini sejak mereka memasuki kota Wu. Dan dia juga yang menyuap pemilik penginapan agar memberikan hanya satu kamar kepada mereka berdua.

Sebagai seorang jenderal selain menang dalam perang, dia juga ingin menang dalam hal mengejar seseorang kan. Jadi ini salah satu langkah pengejarannya.

Ketika Chu He jatuh tertidur segera setelah dia mencium bantal, Xiao Jinli yang awalnya tidur dengan punggung membelakangi Chu He akhirnya berbalik.

Wajahnya sangat dekat dengan pria itu. Xiao Jinli mengamati setiap inci lekukan wajahnya. Dia mengangkat tangan dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Chu He. Dan dengan nakal tangannya merambat dan mulai menyentuh bibir merah muda Chu He.

Dan di detik berikutnya dia sudah mencium bibir itu. Hal yang sudah dia bayangkan selama mereka menempuh perjalanan ini.

Xiao Jinli merasa sedikit tidak puas ketika hanya menciumnya dengan sentuhan lembut. Dia ingin pria ini benar-benar menjadi miliknya. Akan tetapi dia menahan diri. Dia harus sabar jika ingin menjatuhkan orang seperti Chu He.

Tangan Xiao Jinli terulur dan memeluk Chu He di dalam pelukannya. Sedikit licik membawa keuntungan untuknya. Dan dia juga harus memikirkan strategi untuk besok.

Xiao Jinli tertidur dengan Chu He di pelukannya. Membawa mimpi indah ke dalam malamnya yang sedikit kesepian.

*********

Eaaaaa......
Masih pelukan ye, sabar....

Continue Reading

You'll Also Like

818K 2.8K 11
🔞 cerita ini mengandung adegan dewasa
575K 36.5K 63
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...
89K 9K 13
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
3.5M 358K 58
Bukannya pergi ke alam baka setelah insiden penembakan yang ia alami, namun pada saat membuka mata, pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah w...