Shinra pun mengambil bagiannya dan kelompok Ken mengikuti Shinra.
"Mengapa kalian masih mengikuti kami?" Tanya Shinra.
"Ke-kemana tujuan kalian selanjutnya.?" Tanya Ken dengn gugup dan malu.
"Mungkin membeli ikan dan kembali ke ibu kota." Kata Shinra.
"Ikan?" Kata Raptharia dalam hatinya sambil tersenyum.
"Kami juga akan ke ibu kota bagaimanan kalau kita kembali bersama?" Kata Mai.
"Aku tidak keberatan." Kata Shinra.
"Baiklah." Jawab Mai.
Mereka pun pergi ke toko ikan dan mencari kereta untuk kembali ke ibu kota. Dalam perjalanan Ken bertanya.
"Sebenarnya siapa kalian? Mengapa kalian dapat mengeluarkan sihir sebesar itu?"
"Ya... sebenarnya dia kan yang mengeluarkannya. Kata Mikasa sambil menunjuk ke arah Shinra dan memalingkan wajahnya.
"Kau ingin melampiaskan padaku ya." Kata Shinra dalam hati.
"Y-ya aku kan penyihir dan aku sering melakukan latihan, jadi aku bisa melakukan itu." Alasan Shhinra.
"Oh dan juga apa-apaan senjata itu? Tidak mirip tongkat sama sekali." Kata Ken.
"Aa... mungkin yang bisa kukatakan hanyalah sedikit kau tau itu lebih baik." Jawab Shinra.
"Ha? Jawaban macam apa itu?" Kata Ken dengan nada yang kesal.
"Sudahlah Ken, maafkan temanku yang banyak tanya." Kata Mai.
"Ah tidak apa-apa." Balas Shinra.
Tidak lama kemudian mereka pun sampai di ibu kota.
"Baiklah sampai sini saja, sampai jumpa lain waktu." Kata Mai.
"Ya, sampai jumpa." Kata Raptharia.
"Dada hati-hati." Kata Yuri-Chan.
Shinra dan rekannya pun kembali ke penginapan dan beristirahat sebentar. Setelah beristirahat Shinra keluar sendirian. saat dia sedang berjalan sendirian untuk menikmati keadaan sekitar dia melihat ada beberapa ras setengah manusia yang ingin melecehkan gadis manusia di sebuah gang sempit. Shinra pun langsung menghampiri dan memperingatkan mereka.
"Kemarilah, ayo bermain dengan kami." Kata Ras seteangah manusia yang bejat itu.
"Tidak, tidak mau, siapapun tolonga aku." Kata gadis itu sambil menangis.
"Hei apa yang sedang kalian lakukan disini?" Kata Shinra.
"Ha? Siapa kau? Mau jadi pahlawan kesiangan." Kata orang bejat itu.
"Pahlawan kesiangan? Oh jadi kalian sedang melakukan kejahatan ya." Kata Shinra.
"Cih, teman-teman hajar dia." Kata orang bejat itu sambil menyuruh temannya menghajar Shinra.
"Huh, kalian ini benar-benar pembuat masalah ya." Kata Shinra.
"Diam kau!!" Kata orang bejat itu sambil memukul ke arah kanan Shinra.
"Sebab kalian ras setengah manusia dan manusia berseteru." Kata Shinra sambil menghindari pukulannya.
"Bacot!!" Kata Orang bejat itu sambil memukul Shinra dari segala arah.
Shinra terus menghindarinya, dan saat orang bajingan itu memukul secara bersamaan Shinra langsung menundung dan saat dia menunduk Shinra mendapat tendangan keras dari lawannya.
*bug*
Shinra terdorong kebelakang dan membuatnya membungkuk.
"Hah, hanya itu kekuatanmu." Kata orang bejat itu.
"Oi oi oi, aku kan belum melawan sama sekali." Balas Shinra sambil berdiri lagi
"Kalau begitu lawanlah kami." Kata orang bejat itu.
"Baiklah, kalau itu keinginan kalian." Kata Shinra.
Shinra tiba-tiba menghilang dari pandangan mereka.
Dimana dia?" Kata Orang bejat itu sambil melihat keseliling. Lalu Shinra muncul di belakang mereka dan menyerang leher mereka. Lalu mereka langsung pingsan.
"Baiklah nona apakah andan baik-baik saja?" Tanya Shinra.
"Ah, ak-aku tidak apa apa." Kata gadis itu.
Namun tangan gadis itu memar.
"Tapi tangan anda memar, biar aku sembuhkan." Kata Shinra sambil memegang tangan gadis itu.
"Ah, ba-baik." Kata gadis itu dengan tersipu malu.
MAGIC : FAST HEAL.
Setelah menyembuhkan gadis itu Shinra langsung berjalan menjauhinya.
"A-anu, bolehkan saya tau nama anda?" Kata gadis itu.
"Ah, anggap saja saya orang yang kebetulan lewat." Kata Shinra sambil terus berjalan.
Shinra pun pergi dari hadapan gadis itu. Kemudian Shinra pun kembali ke penginapan.
"Sepertinya jalan-jalan hari ini cukup, saatnya kembali ke penginapan." Kata Shinra sambil berjalan kembali ke penginapan.
Sesampainya di penginapan Shinra langsung naik ke atas dan menemui Raptharia dan yang lainnya.
"Oh kalian sudah bangun." Kata Shinra.
"Iya Tuan." Jawab Raptharia.
"Jadi Tuan apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Raptharia.
"Mungkin untuk sementara kita disini dulu, untuk mengumpulkan uang dan berlatih." Kata Shinra.
"Baik Tuan." Jawab Raptharia.
Keesokan paginya.
Shinra dan Raptharia berjalan keluar berdua untuk membeli beberapa obat-obatan lagi untuk persediaan menjalani quest. Saat Shinra sedang dalam berjalan dia tidak sengaja menyenggol seorang kakek-kakek yang pernah dia bantu.
*bug*
"Aduh." Kata kakek itu terjatuh.
"Maaf kek aku tidak sengaja." Kata Shinra sambil membantu mengambil barang bawaan kakek itu.
"Ah, tidak apa-apa kok nak." Kata kakek itu.
"Tunggu bukankah kamu kakek yang dulu yang pernah kubantu dan memberiku kalung itu kan." Kata Shinra.
"Oh kamu anak yang waktu itu ya." Kata kakek itu.
"Iya kek, tapi maaf kalung yang kakek berikan telah rusak." Kata Shinra.
"Oh tidak apa-apa, syukurlah kalung itu daat membantumu." Gumam kakek itu.
"Apa kek?" Tanya Shinra.
"Ah tidak apa-apa, baiklah kakek pergi dulu." Kata kakek itu.
"Boleh aku bantu kek?" Tanya Shinra.
"Ah tidak perlu kakek masih bisa kok." Kata kakek itu.
"Baiklah kek, hati-hati di jalan kek." Balas Shinra.
"Ya terima kasih nak." Kata kakek itu sambil berjalan menjauh.
"Baiklah mari kita lanjutkan jalannya." Kata Shinra.
"Baik Tuan." Balas Raptharia.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan dan kakek itu berteportasi ke markas rahasianya.
"Oh tetua bagaimana keadaan anak itu?" Tanya elf yang ada didekatnya.
"Kurasa anak itu baik-baik saja setelah kejadian yang menimpanya, tetapi kekuatan itu semakin besar." Kata kakek itu.
"Benarkah? Syukurlah kalau dia baik-baik saja, kami sangat khawatir saat dia kehilangan Mizuki dan mengamuk tak terkendali." Kata Elf itu.
Lalu 2 orang ras setengah manusia dan 2 orang manusia datang.
"Jadi bagaimana tetua dengan keadaan anak itu?" Tanya salah satu mausia yang ada.
"Dia baik-baik saja." Kata Kakek itu.
"Semua ini adalah salahmu Elf-san, karena membiarkan iblis itu masuk kedalam wilayahnya." Kata Salah manusia sambil menunjuk kearah Elf.
Elf itu langsung menunduk dan meminta maaf kepada tetua.
"Maaf atas ketidak mampuan saya melindungi wilayah para Elf." kata Elf itu sambil memnunduk.
"Tidak perlu meminta maaf ini juga kesalahanku tidak memberi mereka bantuan saat kesusahan." Kata kakek itu sambil memengang pundang Elf itu.
"Baiklah mari kita bahas hal yang masih harus kita hadapi." Kata Kakek itu.
"Baik, Tetua." Balas semua orng yang aa disana.
Mereka pun berjalan menuju ruang rapat untuk membahan hal yang penting.