My Wild J [END] + SEQUEL!!!

By nxluvdiary

1.4M 58.1K 5.4K

21+ πŸŒšπŸ”ž FUTA/G!P BACA AJA🌚 PANDAI PANDAI MEMILIH BACAAN. ⚠️AREA πŸ”ž MATURE CONTENT 21+ NXL JARANG BUAT CERIT... More

Chapter - 1 || Who's J?
Chapter 2 || Ms. J
Chapter 3 πŸ”ž
Chapter 4
Chapter 5 || u r....πŸ”ž
Chapter 6 || πŸŒšπŸ”ž
Chapter 7 || ah sudah lah😭πŸ₯΅πŸ”ž
Chapter 8πŸ”ž
Chapter 9πŸ”ž
Chapter 10 || Accident
Chapter 12 || πŸ”žπŸŒšπŸ’¦πŸ”₯πŸ”₯
Chapter 13πŸ”ž
Chapter 14 🌚
Chapter 15
Chapter 16 || 🌚
Chapter 17 πŸ”₯πŸ€€πŸŒšπŸ”ž
Chapter 18
Chapter 19 πŸ”₯πŸ”₯πŸ”ž
Chapter 20 πŸ‘…πŸ˜
Chapter 21
Chapter 22 πŸ”ž
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25 πŸ”žπŸ”₯
Chapter 26
Chapter 27
Chap 28
Chap 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chap 33
Chapter 34
Chapter 35
36 EndπŸ‘‹
S2 GAK????
SEQUEL 1 (1/2)
SEQUEL 1 (2/2)
Sequel 2
Seq 3
Sequel 4
PROMOSI!!!

Chapter 11 || ...

28.8K 1.6K 93
By nxluvdiary

Vote before reading~

Comment and subrek~🙂😌

Udah itu aja 🔪

.

.

.

.

.

Happy reading~

Sudah hampir seminggu Lisa di RS untuk menjalankan terapi pada kaki nya dan melakukan medical cek up. Lisa masih merasa kan kesal dengan Jennie, tapi harus ia sembunyikan karena Lisa tak ingin Jennie mengulang kejadian sebelumnya.

"Lili... J datang..." Jennie dengan riang datang sambil membawa snack dan makan siang untuk dirinya dan Lisa. Karena katanya Lisa sangat bosan dengan makanan di rumah sakit.

Lisa sedang bermain game di ranjang ruangan nya, dia hanya terfokus pada ponsel nya dan sadar saat kecupan mendarat di bibir nya.

"Eoh.. hi.." Lisa merespon seadanya dan membuat Jennie murung. Lisa melirik dirinya yang berdiri di sebelah ranjang nya merasa tak tega. Dia tak ingin menyentuh Jennie, ia masih bimbang dengan dirinya yang selalu teringat dan membayangkan pria lain dan kekasihnya berada di apartement yg sama dan hanya berdua.

Walau tak di depan mata nya, bekas yang telah hilang di leher nya masih terbayang di mata nya.

Flashback 2 hari yg lalu...

"Hei.. Lili masih marah sama Nini?" tanya Jennie kepada Lisa yang sedang berbaring memunggungi dirinya duduk di kursi sebelah ranjang pasien

Lisa hanya menggelengkan kepala nya dan hanya memejamkan matanya. Jennie naik ke ranjang pasien dan merebahkan tubuh nya melingkarkan lengan nya di pinggul Lisa.

"Lili... Nini kangen sama Lili... Nini mau di peluk Lili lagi, Nini juga mau cium Lili lagi, Nini mau Lili les biologi lagi sama Nini.. pikiran Nini kacau Li... kerjaan Nini juga gak beres... konser Nini hampir gagal karena Nini tidak fokus... hiks... Nini tau Nini salah... hiks... jangan abaikan Nini... hiks... hiks..." Jennie menangis di punggung Lisa.

Lisa membalikan badan nya dan meletakan kepala Jennie berbantal lengan dirinya. Air mata tak berhenti mengalir dari mata kucing nya, membuat Lisa terenyuh melihat wanita di depan nya menangis tiada henti. Setau nya Jennie adalah orang egois, keras kepala, temperamental, dan tidak ingin meminta maaf kepada siapa pun, tapi.. kali ini ia menangis. Menangis karena dirinya.

Lisa mengusap kepala Jennie dengan lembut, menyingkirkan helai rambut nya kebelakang telinga kekasih nya. Lisa menarik dagu Jennie, memaksa batin nya untuk mencium wanita di hadapan nya, mencoba menghilangkan bayangan buruk yang hampir seminggu ia ingat terus menerus.

Lisa melumat bibir ranum Jennie perlahan tanpa nafsu, Jennie yg tak sabar menarik tengkuk Lisa memperdalam ciuman mereka. Jennie sedikit bangkit dari tiduran nya dan membuat Lisa terlentang di bawah nya.

Tanpa melepas penyatuan bibir mereka Jennie mendorong masuk lidah nya yang di beri lampu hijau oleh Lisa tanpa harus menggigit bibir nya. Lidah mereka bertemu dan saling beradu, merasakan manis dari kedua nya saling bertukar saliva. Jennie menghisap keras dan mengemut lidah panjang milik Lisa bak lollipop.

Mereka melepaskan pangutan nya mengambil nafas dan terlihat benang saliva yg menjadi jembatan di antara bibir mereka. Jennie turun menciumi rahang tegas Lisa dan mengecup basah leher jenjang nya, menjilat dan menghisap hingga meninggalkan bekas memerah.

Lisa mendorong Jennie pelan dan menjauhkan nya dari hadapanya, ia langsung memunggungi Jennie kembali yang masih berada di kasur nya. Ia sangat ingin melakukan nya, tapi bayangan buruk dan bekas yang ada di leher milik kekasih nya terus menghampiri dirinya.

Jennie yang sudah sangat bernafsu harus mengurung kan niatnya, ia tak bisa memaksa Lisa mengikuti kemauan nya. Ia sangat takut Lisa membenci dirinya atas perbuatan yang akan berakibat fatal dengan hubungan mereka.

FB OFF...

"mm.. Lili makan siang dulu yah.. Nini ada bawain makanan kesukaan Lili." Jennie membuka kotak yg berisikan makanan untuk Lisa.

Lisa hanya pura pura fokus dengan ponsel nya, yg sebenarnya terjadi ia terus mencuri pandang kearah Jennie yg sedang menata makanan untuk dirinya.

Ia sudah tak tahan ingin sekali memeluk Jennie. Saat tangannya ingin terululur menarik Jennie...

Ckleekk...

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria dengan jacket denim nya di sana berjalan masuk. Mata Jennie dan Lisa terfokus di arah yg sama.

Jennie menghentikan aktifitas nya dan berjalan kearah pria yang masuk ke ruangan kekasihnya.

"Ada perlu apa kau kemari Hanbin?" tanya Jennie membuat Lisa mengerutkan dahi nya.

Siapa lagi laki laki ini... liat ke gua kek ngajak gelud..

"Tidak ada Jennie-yaa.. aku ke sini cuma mau menyampaikan apa yg di katakan Irene. Kamu akan mengisi acara Billboard malam ini, dan aku akan menjemputmu." Jennie mengangguk mengerti.

"Ya aku sudah tau. Terimakasih Hanbin." Hanbin tersenyum dan melirik tajam kearah Lisa.

"Oh yah.. ini aku ada bawa kan kamu bunga. Kan kamu juga baru sembuh. Jadi aku belum ngasih apa apa. Ini ucapan selamat atas kesembuhan kamu." Jennie menerima nya dengan senyum dan mengangguk.

Di kasih bunga emang ada acara kematian apa? -L

"Terima kasih Hanbin. Kau sangat perhatian." Hanbin tersenyum dan melirik Lisa kembali.

"ya udah. Kalau begitu aku balik dulu. Nanti malam aku jemput di apartement." Jennie mengangguk dan Hanbin mengusap pucuk kepala Jennie dan pergi dari sana. Lisa hanya memutar matanya malas.

Jennie berbalik dan meletakan bunga di atas nakas sebelah kasur pasien dan mengambil kotak makanan yg sudah ia sediakan untuk menyuapi Lisa.

"aaaa.. Ini makanan kesukan kamu sayang." Lisa membaringkan badanya kembali dari duduk nya dan memunggugi Jennie. Yang di punggungi merasa kebingungan dengan sikap kekasih kecil nya.

"Makan lah sendiri Jennie-yaaa... atau pergilah bersama pria itu. Untuk apa kau perduli dengan ku. Bukan nya kau akan pergi bersama nya malam ini. Apa lagi, kau mengatakan dia 'sangat perhatian' kepadamu." ujar Lisa penuh penekanan.

Deg

"Lili... jangan memanggil nama ku pliss.. panggil aku Nini... hiks... Hanbin hanya bawahan ku. Dia hanya supir ku sayang.. hiks" Jennie mulai menangis kembali. Lisa me rolling mata nya saat mendengar kata Hanbin. Ia sebenarnya tak tega kalau melihat kekasih nya menangis lagi. Padahal ia sebelum nya ingin sekali berbicara seperti dulu dengan kekasih nya. Tapi situasi tak mendukung.

Lisa mendudukan dirinya kembali di atas ranjang.

"Bawahan? Supir? Ada kah kata yang lebih sopan untuk memanggil kamu selain 'Jennie-yaaa'. Atau yang memang memperlihatkan kamu adalah atasan nya. Seperti contoh, nona Jennie atau ms. Kim, ms. Jennie. Banyak panggilan seperti itu. Bukan hanya memanggil mu dengan nama dan dia meng 'aku kamu' kan kamu, Jennie shi. Nona Irene saja yg sahabat mu masih memanggil mu dengan sebutan 'ms. Jennie' di depan ku dan teman temanku."

Jennie tersentak, ia baru menyadari panggilan Hanbin untuk nya.

"Dan kalau dia memang bawahan mu, haruskah dia mengusap kepalamu? Harus kah kamu tersenyum untuk nya? Haruskah kamu menerima karangan bunga darinya di depan ku? Kalau kamu menghargai ku sebagai kekasihmu, harusnya kamu buang saja bunga itu saat dia sudah tidak ada, bukan malah menyimpannya."

Jennie menangis semakin deras mengeluarkan air mata nya dan terus menggeleng karena memikirkan kebodohan nya.

Jennie meletakan makanan yg ia pegang dan memeluk erat leher Lisa. Ia menangis di pundak lebar milik nya.

"Maafkan Nini hiks... maafkan aku Lili.. Nini bodoh...hiks... Nini tidak bisa melihat situasi. Maafkan Nini pliss... Jangan marah lagi Lili.. Nini takut plis... hiks..." Jennie segugukan, hampir tak jelas apa yang di ucapkan tapi Lisa merasa sakit saat melihat kekasihnya menangis dengan sangat pilu.

Lisa membalas pelukan Jennie, mencium dan menghirup leher nya ber aroma vanilla.

"Ssstt.. sudah sudah.. jangan menangis lagi. Kalau Nini masih nangis, Lili cari pacar baru yang lebih bohai dari pada Nini." Jennie melepas pelukan nya dan memukul pelan bahu Lisa.

"Jangan cari pacar baru Lili.. atau Nini kurung nanti." Lisa tersenyum melihat kekasihnya kesal di depan nya.

Sekarang yang anak anak siapa? Dia atau aku?

"Kalau gitu buat aku percaya Nini. Aku mau, aku ikut di acara kamu malam ini. Aku tak ingin pria itu mendekatimu. Aku tau dia tak suka melihat ku bersama mu. Jadi biarkan aku ikut kemana pun kamu pergi."

"Tta-.. tapi tak mungkin Hanbin tak menyukai mu.. kalian kan-.."

"Kau percaya dengan ku atau dia Jennie?" Jennie membungkam mulut nya dan mengangguk.

"Nini percaya sama Lili..." Lisa tersenyum kembali dan mengecup bibir Jennie.

"Itu baru pacar Lili..." Lisa mengusap kepala Jennie dan yg di usap tersenyum.

Ini sekarang ganti genre kah? Judul My Wild J kenapa jadi aku yang takut sama Lili... thor.. tanggung jawab...

Nxl : Ngeliat kamu jadi baby cat itu gemoy J.. kata Lili kalau lagi marah, pengen nya jadi dominan, apa lg di part ini. Kasih aja lah yah...

Lisa sudah selesai makan di suapi Jennie dan terakhir minum susu coklat kesukaan nya. Jennie membereskan bekas makanan mereka dan membuang nya ke tong sampah bersama bucket yang ia terima dari Hanbin.

"Ya udah. Nini mau izin dulu ke dokter nya biar Lili bisa pulang hari ini, okeh." Lisa mengangguk dan lanjut memainkan ponsel Jennie. Ia memutus kan untuk memantau Jennie mulai sekarang dari pria yg ia tak suka kecuali kalau itu rekan kerja nya.

*

Jennie dan Lisa sudah berada di apartement, sambil menunggu Jennie berdandan Lisa memainkan game di ponsel Jennie.

"Sayang.. sudah belum? Lili jadi laper lagi." Lisa terus mengeluh karena Jennie yang tak ada beres nya dengan riasan di wajah nya.

"Sebentar baby.. cuma make up sedikit kok..." Jennie memberi polesan terakhir pada bibir nya.

"Bukan nya bakal di make up di sana yah?" Jennie mengangguk dan menoleh ke belakang melihat Lisa memberikan senyum.

Ting nong...

Mereka memusatkan perhatian nya kearah pintu. Saat Jennie ingin membukanya, Lisa menghalaginya.

"Udah. Biar Lili yang buka." Jennie mengangguk dan Lisa pergi ke pintu utama.

Cklek...

Pintu di buka dan memperlihatkan Hanbin di depan sana dengan penampilan formal dengan jas di tubuh nya.

"Sayang.. Supir kamu udah datang nih." Jennie muncul dari belakang Lisa, sedangkan yang di sebut supir merasa kesal dengan panggilan nya.

Lisa melingkarkan lengan nya ke pinggul Jennie posesif dan kekasih nya hanya membiarkan ia melakukan nya, mewajarkan hal yang terjadi.

Hanbin yang melihat perlakuan Lisa merasa geram, ingin sekali ia menghempas tangan Lisa segera. Ia menarik nafas nya dan membuang kasar.

"Jennie, kamu sudah siap?" tanya Hanbin dengan senyum termanis nya. Jennie menatap pria di depan nya dengan datar tanpa ekspresi.

"ehem.. begini Hanbin shi.. anda adalah bawahan kekasih saya sekaligus supir nya. Sebaik nya anda menjaga sikap anda tuan Hanbin shi, karena cara anda memanggil kekasih saya itu sangat kurang sopan. Anda bisa memanggil dirinya dengan sebutan nona Jennie, atau ms Jennie, atau lebih sopan lagi kalau anda memanggil nya ms. Kim. Dan berhentilah memakai kata 'aku dan kamu' saat berbicara dengan atasan mu. Itu tak pantas..."

Hanbin hilang kesabaran dan mendorong tubuh Lisa, ia hampir tersungkur ke belakang. Jennie membulatkan mata nya melihat perlakuan Hanbin kepada Lisa.

"HANBIN!!! APA YANG KAU LAKUKAN!!" Jennie menarik tubuh Lisa dan memeluknya.

"Maaf Jennie, tapi dia-..." ucapan Hanbin terpotong.

"Berhenti memanggil nama ku sembarangan Hanbin. Benar yang di katakan kekasih saya. Panggilan kau terhadapku itu tidak sopan dan seharus nya kau memanggil ku seperti yang di katakan Lisa kepadamu. Dan berhenti lah menggunakan kata 'aku kamu' saat kau berbicara dengan saya. Gunakan kata 'Saya dan anda'. Itu lebih tepat." Lisa menyeringai dan Hanbin menggerutu dalam hatinya.

"Sudah... Karena hal ini saya akan terlambat ke sana. Sebaiknya kita pergi." Jennie menarik lengan Lisa dan di kaitkan di lengannya.

Mereka memasuki lift menuju basement. Mereka berdua berdiri tepat di belakang Hanbin, saling menggoda dan mencumbu. Lisa menarik dagu Jennie melumat hingga memasukan lidah nya kedalam mulut manis kekasihnya. Mendorong tubuh Jennie pelan ke dinding lift dengan punggung beralas lengan Lisa.

"aahh.. sayang.. kita bisa.. ahh.. melakukan nya di kamar..." Jennie mendesah dengan bisikan agar tidak terlalu di dengar, tapi tetap di dengar Hanbin yang sedang memunggungi mereka.

"Aku sangat merindukan kamu sayang, aku sangat merindukan tubuh mu yang seksi, dan dua gundukan kesukaan ku lalu..." tangan Lisa terulur ke vagina Jennie dan menusuk nya dengan dua jari di balik panty yang tertutupi skirt menempel di pinggul nya.

"Aku merindukan ini sayang..." Lisa melumat kembali bibir Jennie dengan rakus membuat Jennie yang sudah lama tak di sentuh sudah siap untuk di jamah.

"aaahhh... aku juga.. oohh.. merindukan mu sayang... aahh aku merindukan sentuhan ini..."

Ting...

Pintu lift terbuka dan Lisa melepas nya dengan senyuman penuh arti kepada Jennie, sedangkan yg di beri senyuman menggigit bibir bawah nya sambil membenarkan penampilan nya.

Hanbin berjalan di depan mereka sambil mengepalkan tangan nya. Kemudian ia membuka pintu untuk Jennie di sebelah dirinya tapi Lisa juga membukakan pintu di kursi belakang. Jennie tersenyum kearah Lisa dan masuk ke kursi yang di bukakan oleh kekasihnya.

"Hanbin shi. Jennie, kekasihku adalah atasan mu. Apakah pantas jika atasan mu duduk di sebelah mu. Kecuali saya yang membawa mobil, barulah Jennie duduk di sebelah saya Hanbin shi." ucap Lisa langsung menoleh kembali kearah Jennie yang sudah duduk sempurna di dalam lalu menutup nya.

Lisa masuk dari pintu sisi lain dan duduk di samping Jennie lalu Hanbin masuk ke kursi pengemudi.

Lisa melirik Hanbin dari spion, ia melihat wajah kesal Hanbin yang dari tadi sudah di tahan. Lisa menyeringai dan melihat Jennie di sebelah nya sedang mengscroll ponsel nya.

Lisa menarik tangan Jennie dan yang di tarik melihat kesebelah nya. Lisa menepuk paha nya agar Jennie duduk di pangkuan kekasih nya. Dengan senang hati Jennie berpindah posisi di pangkuan Lisa sambil memperbaiki posisi hingga mengangkangi wanita di bawah nya.

Lisa menatap dalam mata Jennie, dan sebaliknya begitu sambil meletakan lengan nya di leher panjang milik Lisa. Lagi, wanita jangkung itu menarik dagu Jennie dan melumat bibir kenyal nya, beradu lidah dan meninggalkan bekas di leher putih Jennie. Tak banyak, tapi cukup terlihat di depan umum.

"aahh.. sayang.. jangan buat aku menginginkannya... oohh yeah di situ..." Lisa meremas payudara Jennie dengan lembut membuat ia terus meggoyangkan pinggul nya di atas Lisa.

Jennie menikmati sentuhan dari wanita di hadapan nya, ia menjambak rambut Lisa ingin meminta lebih.

Ckiiiitttt...

Hanbin mengerem mendadak dan Jennie menoleh kebelakang nya menatap tajam Hanbin yang mengemudi.

"Maaf nona, kucing lewat."

Lisa merroling eyes nya dengan lazy menatap Hanbin in front nya.

Ah sudah lah. Di chapter ini tidak ada ngewong nya. Ntar next chap.. tunggu aja lusa. Udah lama gak chap ngewong... Awokwokwok

NB : Kalian tau sendiri kalau Nxl udah buat chap ngewong pasti udah gak ada ide...

.

.

.

.

.

tbc
Next lusa ~

Continue Reading

You'll Also Like

202K 2.5K 66
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
256K 35K 24
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
85.5K 11.1K 63
⚠️:some parts contain πŸ”ž Akibat ketamakan dan kekuasaan, Lee Sunghoon yang merupakan Pangeran Mahkota harus mati ditangan adik kandungnya sendiri, ya...
2.9M 208K 51
Apapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. π™π™–π™£π™œπ™œπ™– 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙀 π˜Ώπ™–π™­π™©π™šπ™§π™«π™£ Terim...