SULTAN | THE KING HOLKAY

Από rikakusmiati

168K 3.7K 417

》S2 Rahardika family 《 Sultan Devano Rahardika Sultan itu : • Sombong tapi humoris • Irit ngomong! Sekalinya... Περισσότερα

1. Gadis Ceroboh
2. Keluarga Aneh
3. Penawaran Kepala Sekolah
5. Surat Perjanjian
pengumuman
?

4. Pertengkaran

4.8K 566 46
Από rikakusmiati

UP LAGI NIH GUYS🥰
SEBELUM BACA VOTE AND COMEN DULU YA🥳

ABSEN DULU YO

KALIAN ASKOT MANA NIH?

TANGGAL BERAPA PAS BACA CERITA INI?

HAPPY READING ❤️

Dingin itu bukan hanya tentang suhu, tapi tentang sikapmu kepadaku!








#AuthorGalau

Queen menggigit jari telunjuknya bingung. Kini dia tengah berada di pinggir lapangan, menonton pertandingan bola basket antara kelas 11 IPS 2 dan kelas 11 IPS 4. Karena sekarang waktunya istirahat, banyak siswa-siswi yang menonton di pinggir lapangan. Banyak pekikkan kaum hawa yang menyemangati kelas 11 IPS 2, yang tak lain adalah tim Sultan. Sedangkan kelas 11 IPS 4 itu adalah tim Arya-si ketua OSIS.

Queen duduk di barisan paling belakang bersama Lolita dan Manda. Gadis itu menatap Sultan dengan berbagai pikiran di kepalanya. Bagaimana caranya dia mengatakan pada Sultan, kalau dirinya akan menjadi guru pembimbing untuknya?!

Memikirkannya saja sudah membuat Queen pusing bukan kepalang.

"Anjrit! Manda, liat baju si Viki belakangnya ada nama lo." Heboh Lolita. Sedangkan Manda, wajah gadis itu sudah memerah. Bagaimana bisa Viki menulis namanya di belakang baju basketnya. Mana pake love lagi, batinnya.

Dari arah lapangan, Viki tampak melambaikan tangannya pada Manda. Lelaki itu menunjuk kearah Manda, lalu membentuk love dengan kedua tangannya. Tak sampai itu saja, dia juga memberikan kiss bye jauh, membuat semua siswa-siswi bersorak heboh.

"Dia ngapain, sih! Malu-maluin aja." Celetuk Manda menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kayanya dia beneran serius deh sama kamu." Ujar Queen.

"Serius dari mana, Queen? Dia itu cuma main-main sama gue."

"Kalo menurut gue, apa yang di ucapin Queen barusan emang bener. Lagian kalo dia cuma main-main sama Lo, mungkin dia nggak akan ngejar-ngejar lo mulu." Timpal Lolita.

"Tau ah, pusing."

Pertandingan bola basket sudah di mulai 20 menit yang lalu. Queen tak terlalu menikmati pertandingan itu. Gadis itu masih sibuk mencari cara bagaimana berbicara kepada Sultan. Ia bahkan tidak menyadari bahwa pertandingan sudah selesai.

"Queen,,,"

"Hah?!"

"Iss,,, ngelamun mulu. Ayo ke kelas. Bentar lagi masuk."

"I-iya. Kalian duluan aja. Aku mau ke toilet dulu."

"Yaudah kita duluan, ya." Ucap Lolita sebelum pergi dari sana, diikuti oleh Manda.

Queen menatap kearah tim basket Sultan yang kini tengah duduk di sebrang lapangan. Mereka tampak merayakan kemenangannya dengan heboh. Di sana juga ada siswa perempuan yang bergabung bersama mereka.

Dengan perasaan gelisah, Queen mulai mendekat kearah mereka. Kedatangannya yang tiba-tiba tentu saja menjadi pusat perhatian. Termasuk Sultan. Lelaki itu menatap Queen dengan sinis. Dia masih kesal dengan kejadian di koridor tadi.

"Eh,, ada Neng Queen. Mau ketemu abang, ya?" Pede Abimanyu. Lelaki itu menyugar rambutnya yang basah dengan gaya so cool, membuat semuanya berlagak ingin muntah.

"N-nggak. A-aku mau ketemu sama Sultan." Lirih Queen. Ucapnnya barusan tentu saja membuatnya bingung.

Ada apa gerangan? pikir mereka.

"Ngapain lo mau ketemu sama gue? Oh,,gue tau, lo pasti mau minta maaf, 'kan sama gue gara-gara kejadian di koridor tadi? Kenapa? Nyesel lo cari masalah sama gue?" Cerocos Sultan angkuh.

"Anjir,,, ngomong lo cepet amat, Tan. Udah kaya orang yang lagi di kejar rentenir aja."

"Hooh. Ngomong lo ajip banget. Udah pates, 'tuh jadi penyiar radio." Timpal Viki.

"Whatt? Gue jadi penyiar radio? Punya duit berapa mereka mau bayar gue? Kalo cuma jutaan gue ogah! Anak SULTAN kaya gue harus di bayar ratusan juta."

"Astaganaga,,," Abimanyu menjambak rambutnya sendiri, kala mendengar nada sombong Sultan. Temannya itu udah kelewat bar-bar.

"Aku kesini mau bicarain hal penting sama kamu." Queen menatap kearah Sultan dengan takut-takut.

"Bicara apa? Sorry, gue nggak level ngomong sama rakyat jelata kaya, lo."

"Anjimm, lama-lama gue bisa gila denger ucapan lo." Heboh Viki sebelum pergi dari sana.

"Ya Allah, semoga temanku ini tidak kena Azab karena berkata julid dan sombong." Pekik Abimanyu dengan kedua tangan mengadah keatas.

"Bacot, Lo." Sinis Sultan. Lelaki itu kembali menatap ke arah Queen yang juga tengah menatap kearahnya. "Lo mau ngomong apaan? Buruan! Gue nggak punya banyak waktu. Orang kaya gue tuh sibuk. Nggak pengangguran kaya lo."

"Em,, a-anu,, aku,, k-kamu-,"

"Lo ngomong apaan sih! Gue nggak ngerti. Oh, atau itu bahasa rakyat jelata, ya? Sorry orang kaya, kayak gue nggak level dengernya."

Queen menatap Sultan dengan sinis. Lama-lama denger kesombongan Sultan ternyata kesal juga. "Kamu sombong banget sih. Bisa nggak jangan sebut aku rakyat jelata. Kamu emang kaya, tapi nggak usah sombong juga kali. Tiba-tiba miskin mendadak tau rasa." Berani Queen, membuat Sultan, Abimanyu dan semua yang ada di sana tercengang.

Berani banget, pikir mereka.

"Dasar rakyat jelata. Berani banget lo ngomong gitu sama gue. Eh, elo nggak tau aja harta bokap gue nggak akan abis-abis selama tujuh turunan. Bukannya miskin, tiap hari gue malah makin kaya." Celetuk Sultan berkacak pinggang.

"Dasar sombong."

"Oh, jelas! Gue sombong karena gue mampu."

Queen memutar bola matanya malas. Berdebat dengan Sultan hanya membuang-buang waktu. "Dasar pemarah, sombong, nggak ada ahlak."

"Yee,,,dasar rakyat jelata."

"Udah sombong, pemarah, so ganteng lagi."

"Emang gue ganteng. Udah ganteng, kaya lagi."

"Kaya matamu."

"Contoh holang kaya sesungguhnya adalah gue."

"Iya, kamu emang kaya. Kaya monyet." Teriak Queen sebelum pergi dari sana.

Sultan menganga di tempatnya. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, ada yang menyebutnya seperti monyet. Lelaki berusia 17 tahun itu semakin yakin, kalau mata Queen katarak karena tidak bisa melihat kegantengannya.

Gadis aneh!

💰💰💰

Queen uring-uringan di parkiran sekolah. Gadis itu masih merutuki kebodohannya yang menimpali ucapan Sultan tadi siang. Kalo begini jadinya, bisa-bisa Sultan menolak di ajari olehnya.

Bel sekolah sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu. Queen tak berniat beranjak sedikitpun dari parkiran khusus Geng Ambyar itu. Disana masih berjajar rapih motor-motor geng Ambyar, menunjukan kalo pemiliknya belum pulang.

Queen beranjak dari duduknya kala mendengar suara gelak tawa dan langkah kaki mendekati area parkir. Gadis itu yakin, itu adalah suara Sultan and the geng.

"Eh, neng Queen ngapain sendirian di sini? Lagi nungguin abang Unyu, ya?"

"A-aku mau ngomongin hal penting sama Sultan."

Sultan menaikan sebelah alisnya bingung. Dari tadi gadis itu selalu saja berbicara ingin 'ngomongin' hal penting dengannya. Sebenarnya apa yang ingin dia bicarakan padanya?!

"Lo mau ngomongin apaan? Kalo cuma mau ngajak ribut kayak tadi, gue males. Nggak level tau, Sultan kaya gue ribut sama rakyat jelata kaya, Lo." Sinis Sultan. Lelaki itu sudah bersiap ingin menaiki motor mahalnya, namun tangannya sudah lebih dulu di tahan oleh Queen.

"Ini penting."

"Dua menit! Cepetan lo ngomong. Gue nggak punya banyak waktu." Titah Sultan, membenarkan letak arlojinya.

"S-sebenarnya,, a-anu i-itu,, sebener-,"

"Yang jelas dong. Gue nggak ngerti bahasa rakyat jelata."

Queen menarik napasnya pelan. "Sebenernya kepala sekolah suruh aku buat jadi guru pembimbing buat ajarin kamu." Ujar Queen dengan sekali tarikan.

"Whatt! Lo jadi guru pembimbing gue? Ini gue nggak salah denger, 'kan?" Tanya Sultan menunjuk dirinya sendiri.

"I-iya."

"Lelucon macam apa ini?" Sinis Sultan. "Lo pikir ini lucu, heh?"

"Tapi aku lagi nggak ngelucu. Kepala sekolah sendiri yang nyuruh aku buat jadi guru pembimbing kamu."

"Tapi gue keberatan. Sorry gue nggak mau."

"Yaudah, kalo kamu keberatan, kamu ngomong sendiri aja sama kepala sekolah."

Sultan menatap Queen dengan sinis. Ia yakin, ini semua adalah ulah sang Daddy. Karena saat ia membawa rapotnya kerumah, sang Daddy marah besar melihat nilainya yang buruk dan di bawah rata-rata.

"Dahlah pusing gue. Intinya gue nggak mau diajarin sama Lo." Ujar Sultan sebelum pergi dari sana.

Lelaki itu tampak marah dan kesal. Dia membawa motornya keluar dari sekolah dengan kecepatan tinggi. Tujuannya sekarang, dia harus cepat-cepat pulang kerumahnya.

Apa-apaan Daddy-nya itu. Dia pikir Sultan masih kecil apa, sampai-sampai harus di ajari oleh si gadis ceroboh, Pikir Sultan.

Tidak bisa di biarkan!

💰💰💰

Devan duduk di ruang Tv bersama sang istri. Di umurnya yang sudah 42 tahun, dia lebih memilih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dan mengenai perusahaan, tentu saja Devan sudah percayakan semuanya kepada tangan kanannya, Andi.

Devan mengusap rambut panjang sang istri yang tengah bersandar di dada bidangnya dengan sayang. Istrinya itu tengah membuka room chat khusus para pekerja di toko kuenya. Devan melarang keras sang istri yang ingin datang ke toko kuenya. Jika ditanya apa alasannya, tentu saja karena dia tidak mau ada mata setan yang menatap sang istri dengan jelalatan.

Di umur 37 tahun, istrinya masih terlihat cantik dan muda. Bahkan wajahnya seperti gadis berusia 25 tahunan. Itu sebabnya, Devan tak akan membiarkan Nayra ke toko kue jika tanpa dirinya.

Suasana kediaman Rahardika tampak sepi. Hanya ada dia, istrinya Nayra dan para pembantu. Sementara Kinara, Sean dan Bundanya Bilqis, mereka tengah berjalan-jalan ke luar.

Brak

Devan dan Nayra terlonjak kaget kala mendengar suara pintu terbuka dengan kasar. Devan menatap Sultan dengan kesal. Untung saja dia tidak kena serangan jantung. Kalo itu terjadi, bisa-bisa Nayra-nya menjadi janda kembang.

"Sultan, kamu bisa, 'kan buka pintunya pelan-pelan?!" Kesal Devan.

"Daddy! Daddy apa-apaan sih suruh kepala sekolah cari pembimbing buat aku?!"

Devan beranjak dari duduknya. Lelaki itu hanya berdecak sebal. "Itu demi kebaikan kamu juga, Tan. Nilai kamu buruk banget! Daddy pengen nilai selanjutnya bisa lebih baik dari itu."

"Tapi Sultan nggak mau! Nggak usah cari guru pembimbing segala! Sultan bukan anak kecil." Sarkas Sultan tak terima.

"Nggak terima penolakan!"

"Kalau Sultan bilang nggak mau, ya nggak mau. Jangan di paksa." Teriak Sultan sebelum pergi dari sana.

"Mas,,, sebenernya ada apa?" Tanya Nayra. Wanita itu masih tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Guru pembimbing? Apa maksudnya?

"Hanya masalah kecil." Santai Devan.

"Mas yakin itu cuma masalah kecil? Dia keliatan kesel banget."

"Sudah biarkan saja. Biar nanti Mas yang urus. Ayo, sekarang kita harus mandi." Ucap Devan menggandeng sang isteri menuju kamar.

"Kita? Mandi?" Nayra tersenyum geli. "Kamu aja yang mandi. Aku sudah mandi."

"Tapi aku ingin mandi bersama istriku." Goda Devan.

"Ogah! Mandi aja sendiri. Udah tua juga."

💰💰💰

Acara makan malam kali ini terlihat sangat tegang dan sepi. Sultan yang biasanya cerewet, kini hanya diam. Lelaki itu tampak enggan membuka percakapan. Dari wajahnya saja sudah menunjukkan kalau dia tengah kesal. Kinara pun yang sepertinya peka dengan kekesalan sang kakak, tak terlalu banyak bercanda. Gadis itu hanya makan di sisi sang kakaknya, Sean.

"Habisin dulu sarapannya sayang. Kamu baru makan sedikit Loh." Ujar Nayra saat Sultan hendak beranjak dari duduknya.

"Aku nggak selera makan." Ketus Sultan.

Nayra hanya menatap sendu makanan yang tersisa di piring Sultan. Mendengar nada ketus sang putra, membuatnya sedih. Ini adalah pertama kalinya Sultan menjawabnya dengan ketus. Semarah-marahnya Sultan, dia tidak akan pernah berbicara tidak sopan begitu. Lalu sekarang?

Raut wajah Nayra yang merasa sendu, akan kesedihan membuat Devan tersulut emosi. Ia tak suka jika istrinya merasa sedih walau hanya sedikitpun.

"SULTAN! HABISKAN MAKANANMU!" Teriak Devan tegas.

Sultan mengentikan langkahnya. Dia membalikkan badannya menatap sang ayah dengan tajam. "Nggak mau! Nggak selera!"

"Kembali kekursi kamu, atau Daddy seret kamu dengan paksa." Tajam Devan. Dia tidak sedang main-main dengan ucapannya.

"Terserah."

Devan berdiri dari duduknya. Lelaki paruh baya itu menyeret paksa anaknya agar duduk kembali di kurinya. Dengan kasar Devan menyodorkan piring berisi makanan sisa Sultan tadi.

"Makan." Titahnya. "Ayo makan."

Sultan menatap makanan yang ada di piringnya dengan tajam. Tanpa aba-aba dia langsung menghempaskan ke lantai.

"KALAU AKU BILANG NGGAK MAU, YA NGGAK MAU!"

"Kurang ajar."

Plak

Nayra menutup mulutnya terkejut dengan apa yang barusan di lakukan oleh sang suami. Sementara Kinara, gadis itu kini sudah menangis ketakutan di pelukan sang kakak Sean.

"Kurang ajar! Berani sekali kamu membuang makanan buatan Mommy. Kamu bahkan berteriak di hadapan Daddy."

"Aku tidak akan melakukannya kalau Daddy tidak memaksaku duduk kembali di kursi ini."

"Kenapa hmm? Kenapa kamu tidak berselera makan? Apa karena guru pembimbing itu?" Tanya Devan sarkas.

Sultan memalingkan wajahnya kearah lain. Tentu saja alasannya itu! Dia marah dan kesal, dengan tindakan sang Daddy yang menurutnya salah. Harusnya dia, 'kan berbicara dulu padanya.

"Bunda. Bunda tolong bawa anak-anak ke kamar." Pinta Nayra pada Bilqis.

Setelah Kinara dan Sean pergi ke kamarnya, langsung saja Nayra menghampiri kedua orang berbeda usia itu.

"Ada apa ini, Mas? Kenapa kalian bertengkar seperti anak kecil, hmm?" Tanya Nayra mengusap dada sang suami, mencoba menenangkannya.

"Dia membuang makananmu sayang. Dia bahkan berbicara dengan nada tinggi di depanku." Ucap Devan dengan nada selembut mungkin. Dia tak ingin Nayra-nya syok.

"Aku tidak akan melakukannya jika Daddy tidak mencari guru pembimbing untukku."

"Kau -,"

"Sebenarnya ada apa ini? Apa yang kau sembunyikan dariku, Mas."

"Sayang, aku hanya mencari guru pembimbing untuknya belajar. Apa itu salah?"

"ITU SALAH! JELAS-JELAS SALAH! DADDY MENCARI GURU PEMBIMBING UNTUKKU DAN SAMA SEKALI TIDAK BERTANYA DULU APAKAH AKU SETUJU ATAU TIDAK!"

"Kau! Dasar anak kurang ajar. Berani sekali kau membentak Daddy."

"Kenpaa? Daddy keberatan jika aku membentak Daddy?"

"Tenang, Mas." Nayra mencoba menahan tubuh sang suami yang hendak menampar Sultan lagi. Namun karena tenaganya yang tak sebanding dengan tenaga Devan, alhasil dia terdorong kebelakang. Kepalanya membentur kearah meja dengan kencang.

"Nayra."

"Mommy."

Pekik keduanya. Mereka menghampiri tubuh tak berdaya Nayra dengan kaki gemetar. Rasa takut tiba-tiba menyeruak kedalam hati mereka, kala melihat darah mulai mengucur di pelipis orang yang paling berharga di dalam hidup mereka.

"Kau harus bertahan sayang. Cepat kamu panggilkan dokter Sultan."

"I-iya."

💰💰💰

Sultan menatap sendu sang Mommy yang terkulai lemas di atas ranjang. Di dalam kamar itu hanya ada dirinya dan sang Mommy. Sedangkan sang Daddy berada di luar kamar, karena sang Mommy mengusirnya dan mengatakan ingin berbicara empat mata dengannya.

"Bagaimana keadaan Mommy? Apa sekarang sudah lebih baik?"

"Iya. Mommy sudah lebih baik." Lirih Nayra.

"Maafkan Sultan, Mommy. Gara-gara Sultan, Mommy jadi terluka." Sesal Sultan. Lelaki berusia 17 tahun itu menundukkan kepalanya di hadapan sang Mommy, menunjukkan betapa dia menyesal karena telah berdebat dengan sang Daddy.

"Iya, nggak papa kok sayang. Mommy ngerti, kamu hanya nggak mau di kekang sama Daddy. Tapi, Mommy yakin kalo Daddy lakuin semua itu demi kebaikan kamu juga." Lirih Nayra.

"Vano."

Sultan menatap sang Mommy seketika. Panggilan itu, adalah panggilannya ketika masih kecil. Sudah lama ia tak mendengar ada yang menyebutnya dengan sebutan 'Vano'. Dan ia yakin, jika Mommy-nya menyebutnya dengan nama itu, itu artinya dia tengah serius.

"Iya, Mommy."

"Kamu mau, 'kan di ajarin sama guru pembimbing." Sultan masih terdiam. "Seenggaknya sampai nilai kamu di atas rata-rata."

Sultan masih terdiam. Lelaki itu menatap sang Mommy dengan sendu. "Iya, Sultan mau. Demi Mommy dan demi nilai Sultan kedepannya."

"Makasih sayang."

"Iya sama-sama, Mom." Setidaknya Sultan bisa membuat sang Mommy bahagia dengan cara ini.

Dan soal si Queen yang menjadi guru pembimbingnya, lihat saja nanti. Dia akan membuat gadis itu mengundurkan diri dengan sendirinya.

Queen, gue akan buat Lo menderita!

TBC.....

GIMANA-GIMANA SUKA SAMA PART INI??

SATU KATA BUAT PART INI?

SPAM COMEN UNTUK PART SELANJUTNYA 🥳

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI SAMA TEMEN-TEMEN KALIAN YA🤗

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INSTAGRAM AKU:

• rikakusmiati_
• RikaStory11

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN TIKTOK AKU DI :

• Rikakusmiati2908

BANTU LIKE VIDEONYA YA😇

❣Rika
     Garut, 18 Agustus 2k21

•See You•



























































Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

RAYDEN Από onel

Εφηβική Φαντασία

3.4M 211K 65
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
My Twilight Από Elsa yunita

Εφηβική Φαντασία

3.4M 163K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
IGNITES Από Murti Mutolaah

Εφηβική Φαντασία

849K 41K 58
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
ALGASYA ; STEP BROTHER Από jiaaa

Εφηβική Φαντασία

12.2M 754K 56
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...