Seperti Matahari Terbit

Por thia_nokoru

184 25 27

Fanfiction Naruto © Masashi Kishimoto Seperti Matahari Terbit © Thia Nokoru Uzumaki Naruto x Haruno Sakura R... Más

Berakhir, kah?
Kenangan
Peperangan Desa Padang Pasir
Kehidupan Yang Baru
Penyerangan Kembali
Keluarga Baru

Pertemuan

25 2 1
Por thia_nokoru

Festival kembang api di sebuah desa yang bernama Konoha kali ini dibuat besar-besaran. Festival ini dibuka untuk umum. Warga atau penduduk yang berasal dari luar desa diijinkan untuk masuk dan melihat-lihat acara festival kembang api ini.

"Hei, kau tidak mau datang ke festival Konoha?"

"Hm, aku sedang malas...."

"Ayolah, banyak mangsa di sana! Kau pasti akan dapat banyak!"

"Iya, sih, masa aku harus pakai baju yang seperti ini? Bisa-bisa aku nanti ditangkap karena dikira mau perang!"

"Hahaha... Itu tidak masalah, kau boleh pakai baju untuk para artis panggung di belakang."

"Wah, benarkah? Terima kasih, aku tidak mau memakai baju seperti gadis-gadis manis itu!"

"Sudahlah... Kalau kau berpakaian seperti gadis-gadis normal lainnya kau tidak akan dicurigai nantinya."

"Kau memaksaku juga agar kau dapat bagian, kan?"

"Hehehe... Kalau kau dapat banyak, jangan lupa bagian ku juga, ya..."

"Tck, dasar mata duitan!"

Gadis berambut merah muda panjang yang diikat ekor kuda tinggi itu menatap tajam pada sosok laki-laki yang hampir seluruh wajahnya tertutup oleh cadar yang dikenakannya. Sebuah rumah hiburan yang berada jauh di luar Desa Konoha tampak sepi hari ini. Biasanya rumah hiburan ini ramai pengunjung karena letak rumah hiburan ini berada di jalur utama yang menuju Desa Konoha. Banyak para petualang yang mampir untuk menginap atau sekedar menikmati hiburan-hiburan yang disediakan dari rumah hiburan ini. Di salah satu meja tempat hiburan itu, gadis berambut merah muda itu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju laki-laki yang memakai cadar yang sedang menghitung uang di meja kasir.

"Baiklah, kalau aku dapat banyak, aku boleh kan menginap disini gratis?"

"Kalau bagian ku banyak, kau boleh menginap disini gratis selama seminggu,"

"Seminggu? Dasar pelit!"

"Masih lebih baik daripada kau tidur di luar sana."

Tanpa membalas kata-kata laki-laki bercadar itu, gadis itu langsung berjalan menuju ruangan yang ada di belakang panggung musik.

"Apakah aku harus memakai baju kimono sexy ini??"

Gadis itu kini menatap sebuah kimono manis berwarna merah. Gadis itu berdiri di depan cermin besar yang ada di ruang ganti untuk para artis panggung berganti baju. Dengan pasrah gadis itu melepaskan satu-persatu pakaian yang dikenakannya dan menggantinya dengan kimono merah itu.

"Apa ini? Ini bukan diriku! Masih lebih baik pakaian ninja hitam itu daripada kimono ini!" gerutu gadis itu di depan cermin menatap dirinya yang sebenarnya terlihat sangat cantik.

"Apakah rambutku juga harus di rubah seperti para artis panggung itu? Sepertinya tidak perlu."

"Wajahku... Apa aku harus berdandan? Hm... Sepertinya pakai lipstik sedikit tidak apa-apa,"

Gadis itu mengambil sebuah lipstik berwarna merah delima di meja rias dan memoleskannya pada bibir tipisnya.

"Seperti ini? Wah... ini seperti bukan diriku!"

Gadis itu menatap penampilannya lagi di depan cermin, sepertinya ada yang berbeda dengan penampilannya dengan artis panggung yang biasa dia lihat.

"Artis-artis panggung itu biasanya selalu melebarkan leher kimononya hingga ujung pundaknya, seperti ini?"

BLUUSSHH

"KYYAAA... TIDAKKK...!!!"

Gadis itu memerah sendiri wajahnya ketika dia melebarkan kerah kimononya hingga ujung pundaknya. Hal itu membuat sedikit belahan dadanya terlihat.

"Aku tidak akan melebarkan kerah kimono ini!"

Setelah berkutat cukup lama di depan cermin, akhirnya gadis itu keluar dari ruang ganti dan berjalan menghampiri laki-laki bercadar itu.

"Wah, wah, wah... kau cantik sekali."

"Apakah kau tidak punya baju yang lebih biasa lagi dari ini?"

"Sayangnya tidak ada.... Cepat sana!"

"Aku berangkat, ya...."

Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk sampai di Desa Konoha, karena gadis ini adalah seorang ninja. Gadis itu sampai di depan pintu gerbang Desa Konoha. Ada empat orang yang berjaga di pintu masuk desa itu. Mereka tidak memakai pakaian tugas mereka, sepertinya untuk mengenali para penjaga di desa ini sulit untuk diketahui. Gadis itu berjalan dengan perlahan melewati pintu masuk Desa Konoha. Gadis itu disambut dengan ucapan selamat datang dan dibalas senyum manis oleh gadis itu.

Sangat ramai, desa ini penuh dengan orang. Hiasan-hiasan festival menggantung di sepanjang jalan. Gadis itu berjalan sesuai petunjuk menuju tempat festival berlangsung. Ini pertamakalinya gadis itu datang ke desa ini. Sepertinya desa ini sangat damai dan orang-orangnya terlihat sangat bahagia.

"Apakah aku bisa seperti mereka? Sepertinya tidak, itu cuma mimpi...."

Gadis itu terus berjalan menelusuri jalan-jalan di Desa Konoha, pandangannya memperhatikan setiap orang yang dilewatinya.

"Mudah," Gadis itu menyeringai menyeramkan.

Setelah puas memperhatikan dan sedikit menikmati acara festival ini, gadis itu ikut berkumpul di sebuah lapangan yang sangat luas tempat diadakannya festival kembang api dinyalakan. Saat orang-orang fokus menikmati kembang api yang meledak-ledak di gelapnya langit malam, gadis itu memulai aksinya. Satu kantong, dua, tiga, empat kantong sudah didapatkannya.

"Sepertinya cukup. Sebelum mereka menyadarinya, sebaiknya aku pergi."

Gadis itu tersenyum senang dan segera pergi dari tempat itu. Jalan desa sangat sepi, orang-orang sepertinya berkumpul di lapangan tadi, gadis itu berjalan tanpa menyadari ada seseorang yang sedang berlari dengan sangat terburu-buru dari belakangnya.

BRUUKK

Gadis itu terjatuh dengan keras ke tanah. Gadis itu merintih kesakitan.

"Maaf, Nona... kau tidak apa-apa?"

Gadis itu menatap tajam laki-laki yang ada di depannya. Tapi, yang membuat gadis itu bingung, kenapa wajah laki-laki itu terlihat malu? Gugup? Salah tingkah? Kenapa? Akhirnya gadis itu menyadari kalau kimononya itu terbuka, menampakkan kaki sampai paha gadis itu. Dengan cepat, gadis itu bangun dari jatuhnya dan masih menatap tajam laki-laki berambut kuning jabrik di depannya.

"Kau harus membayarnya karena telah melihatnya!" rutuk gadis itu dalam hati.

"Ma-maaf, aku tidak sengaja menabrakmu...."

"Ka-kakiku sakit...."

Gadis itu merintih sambil memegang kakinya. Laki-laki itu mendekat dan gadis itu pura-pura terjatuh saat akan berjalan, dengan sigap laki-laki itu meraih tubuh gadis itu dan membantunya untuk berdiri.

"Te-terima kasih,"

"Tidak apa-apa..."

Gadis itu tersenyum manis lalu pergi meninggalkan laki-laki itu yang terlihat bingung dengan wajah sedikit memerah.

"Yeah! Mudah sekali!"

Gadis itu kini sudah berada di luar Desa Konoha. Ia berjalan menuju rumah hiburan yang akan menjadi tempatnya tidur selama seminggu.

"Paman! Tambah lagi!"

Laki-laki berambut kuning jabrik itu kini sedang makan di kedai ramen. Sudah empat mangkok ramen dia habiskan seorang diri. Setelah menghabiskan mangkok ramen kelimanya, dia merogoh saku celananya untuk mengambil dompetnya.

"Lho? Kok tidak ada? Padahal aku tadi pulang ke rumah untuk mengambil dompetku, aku sudah memasukkannya ke saku celanaku!" Laki-laki itu terlihat panik.

"Eh, apa ini?"

Laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Seharusnya yang keluar dari saku celananya itu dompet kodok hijau miliknya.

"Sakura hitam? Apa ini? Bunga sakura berwarna hitam?"

"Kau kenapa, Naruto?"

"Ah, paman. Aku kehilangan dompetku. Di sakuku hanya ada sakura hitam ini. Hehehe... aku hutang dulu, ya...."

"Sakura hitam? Wah, Sepertinya dia sudah masuk ke Desa Konoha ini."

"He? Apa maksud Paman?"

"Kau belum pernah mendengarnya? Memang dia bukan penjahat terkenal, hanya seorang penjahat kecil. Sakura Hitam, itu julukannya. Aku pernah mendengar dari salah satu tamu yang makan di sini."

"He? Apakah dia seorang gadis?"

"Ya,"

"Masa gadis itu, sih? Tidak mungkin! Dia terlalu cantik untuk jadi seorang pencuri kecil."

Gadis itu menghampiri laki-laki bercadar. Senyum senang hadir di bibirnya.

"Ini untukmu! Kurasa cukup untukku menginap disini dan juga bagianmu."

Laki-laki bercadar itu membuka dua kantong uang dan menghitungnya, dia tersenyum dan memberikan gadis itu kunci kamar untuknya.

"Senang bekerja sama denganmu, Sakura Hitam...."

"Kau memang mata duitan, Kakuzu!"

Itulah awal pertamakalinya Sakura bertemu dengan Naruto.

ƪ(‾.‾“)┐

"Ughh... disini tuh, panas sekali..."

Sakura Hitam, begitulah julukan untuk gadis berambut merah muda ini. Dengan pakaian ninja hitamnya itu dia saat ini sedang berada di sebuah desa yang entah namanya apa, yang pasti desa ini begitu sepi dan cuaca di desa ini sangat panas. Penduduk desa ini sangat jarang, desa yang terlihat seperti akan mati.

"Hah! Kenapa juga aku harus melewati desa ini? Seharusnya aku melewati jalan yang satu lagi! Berlama-lama disini aku bisa mati kelaparan!" gerutu Sakura.

Setelah melewati desa ini, Sakura harus melewati hutan yang luas untuk sampai kembali ke penginapan atau tempat hiburan milik Kakuzu.

"Hutan, sepertinya aku harus mencari sungai lebih dahulu."

Dengan cepat, Sakura melompati pohon-pohon, menembus masuk ke dalam hutan dan mencari sungai. Akhirnya Sakura menemukan sungai dengan instingnya sebagai seorang ninja. Senyum lebar mengembang di bibir Sakura saat menemukan sebuah tas yang tergeletak sembarang di pinggir sungai. Dari dalam tas itu keluar dua buah apel segar berwarna merah yang membuat perut Sakura semakin berbunyi karena lapar. Sakura melirik ke sekitarnya, tidak ada tanda-tanda ada orang di dekat sungai selain dirinya. Karena dia ini seorang pencuri, jelas saja, sudah pasti apel itu akan dicurinya kalaupun ada yang memilikinya. Sakura mengambil dua apel itu dan segera mencucinya di sungai, lalu menaiki pohon dan duduk di batang cabang pohon sambil menyantap apel merah itu.

Tidak lama, Sakura bisa merasakan ada kehadiran orang lain selain dirinya. Sakura bersembunyi di atas pohon, menunggu siapa yang datang ke sungai.

TAP

Orang yang datang itu berhenti melompat tepat di depan sebuah tas yang tergeletak di pinggir sungai.

"HUUWAAA... KEMANA APELKU?!" teriak orang itu.

Sakura mengintip untuk melihat orang yang berteriak itu. Seorang laki-laki berambut kuning jabrik. Sakura hanya melihat sosok laki-laki itu dari belakang, karena laki-laki itu berdiri membelakangi Sakura.

"Hehe... sepertinya apel yang kumakan itu miliknya..." Sakura menyeringai senang melihat laki-laki itu yang kini kebingungan mencari apel miliknya.

"Aaaa... padahal aku lapar sekali...."

Sakura melihat laki-laki itu jatuh terduduk pasrah.

SRAAATT

JLEBB

Betapa kagetnya Sakura ada sebuah kunai yang melesat ke arahnya dan untungnya Sakura bisa menghindar, kunai itu kini menancap pada batang pohon tepat di depan wajah Sakura.

"SIAPA ITU?!" teriak laki-laki itu.

Sakura langsung melompat turun dari atas pohon dan berdiri berhadapan dengan jarak 20 meter dari laki-laki itu. Laki-laki itu tampak memicingkan kedua matanya karena wajah gadis itu dirasanya pernah dilihatnya.

"K-kau! Kau yang mencuri uangku, kan?" Laki-laki itu menunjuk Sakura.

Merasa dituduh mencuri uang laki-laki itu, Sakura memperhatikan sosok laki-laki berambut kuning jabrik itu. Sakura ingat, laki-laki yang menabraknya saat festival kembang api di Desa Konoha.

"Hn? Mencuri uangmu? Kapan?" tanya Sakura pura-pura tidak ingat.

"Kau ternyata seorang ninja! Ternyata benar, kau ini Sakura Hitam itu, kan?"

"Wah... Ternyata aku terkenal, ya? Hahaha..."

"Kembalikan dompetku!"

"Dompet yang mana, ya? Aku terlalu banyak mencuri, makanya aku sudah lupa dompet milikmu itu yang mana?"

"Dompet kodok berwarna hijau! Aku yakin hanya aku yang memiliki dompet seperti itu!"

"Kodok hijau? Tunggu sebentar..." Sakura merogoh saku celananya, rasanya Sakura membawa dompet kodok yang menurutnya aneh itu.

"Maksudmu ini?" Sakura mengeluarkan dompet dengan bentuk seekor kodok berwarna hijau.

"Iya! Cepat kembalikan!"

Sakura melempar dompet kodok itu pada laki-laki itu.

"HEH? ISINYA MANA??!!" teriak laki-laki itu.

"Ya sudah habislah..." jawab Sakura santai.

"Kauu..." Laki-laki itu tampak geram pada Sakura.

Sakura tersenyum menantang kepada laki-laki itu. Laki-laki yang bernama Uzumaki Naruto itu bersiap untuk menyerang Sakura yang menantangnya.

TRAANGG

Suara kunai yang beradu menggema di hutan yang sepi ini. Mereka berdua saling serang dan bertahan. Tapi, sepertinya Naruto tidak tega untuk melukai gadis pencuri itu. Saat bertarung, Naruto malah terpesona oleh gadis pencuri itu. Setiap gerakan yang dilakukan oleh gadis itu membuatnya terlihat sangat cantik.

GREEBB

"Tck, lepaskan aku!"

Akhirnya Naruto bisa mengunci gerakan Sakura dengan memeluk Sakura dari belakang.

"Huh! Sayang sekali gadis secantik dirimu kalau harus menjadi seorang pencuri," Naruto berbisik tepat di telinga Sakura, membuat Sakura bergidik geli.

"Lepaskan aku! Dasar laki-laki mesum!" Sakura berontak.

"Heh? Kau bilang aku laki-laki mesum? Jangan samakan aku dengan Paman Jiraiya mesum itu!"

"Aku tidak kenal Paman Jiraiya-mu itu! Sekalinya mesum! Tetap saja mesum! Lepaskan, Baka!!" Sakura meronta-ronta.

"Baik, baik, baik, asal kau tidak kabur!" Naruto melepaskan Sakura.

Sakura mundur beberapa langkah. Naruto tersenyum lebar menatap Sakura yang menatapnya dengan sinis.

"Ngomong-ngomong... apa yang kau lakukan disini?" tanya Naruto sambil mengambil tasnya.

"Tidak ada!" jawab Sakura ketus.

"Jangan-jangan yang mencuri apelku, kau, ya?" Naruto menatap Sakura sambil menunjukkan cengirannya.

Sakura heran dengan laki-laki di depannya itu. Dia selalu tersenyum lebar padanya.

"Kalau iya, kenapa?" tanya balik Sakura.

"Kalau kau yang memakannya... aku rela, deh..." ucap Naruto pasrah. Sakura tidak mengerti.

Sakura berjalan menuju sungai, ia berjongkok dan mencelupkan tangannya ke air. Dingin. Sakura mencuci tangannya dan kemudian membasuh wajahnya dengan air sungai yang dingin.

SRAAKK... SRAAKK...

Sakura dan Naruto mendengar suara orang yang mendekat kearah sungai. Mereka berdua saling lirik dan kemudian melompat ke atas dan bersembunyi di pepohonan. Mereka melihat ada lima orang laki-laki bertubuh besar dengan masing-masing orang memegang sebuah pedang yang terlihat sangat tajam.

"Hei, kita istirahat dulu disini!" Salah satu dari mereka merebahkan dirinya di bawah pohon yang ada di pinggir sungai. Keempat temannya pun mengikutinya.

Sakura menilai orang-orang yang bertubuh besar itu, sepertinya mereka hanya menang fisik saja, kekuatannya sepertinya lemah. Tipe penjahat kecil-kecilan seperti dirinya. Hanya saja Sakura lebih hebat dari mereka. Sakura melirik Naruto yang masih memperhatikan orang-orang itu, ini kesempatan Sakura untuk melarikan diri. Sakura tahu, Naruto itu lebih kuat darinya. Diam-diam Sakura dengan perlahan-lahan akan melompati pepohonan, tapi sepertinya lagi-lagi Sakura tidak bisa pergi dari sana, karena lagi-lagi sebuah kunai mengarah kepadanya, dan untungnya Sakura masih bisa menghindar. Sakura langsung melirik Naruto dan sepertinya dugaan Sakura yang menuduh Naruto melemparkannya sebuah kunai itu salah besar, karena Naruto kini sedang melompat ke bawah dan menyerang orang-orang yang ada di bawah sana.

"Kena kau..."

DEG

Sakura terkejut, ada seseorang di belakangnya mengacungkan sebuah pedang di lehernya. Sakura langsung menoleh ke belakangnya dan melihat salah satu dari lima orang besar itu menguncinya. Bagaimana ini? Berontak sedikit saja orang besar ini akan menghabisinya dengan pedang yang ada di lehernya.

"Sejak kapan kau?!" bentak Sakura. Sakura ternyata sudah meremehkan lima orang berbadan besar itu.

"Hehehe... kau cantik juga, ya? Aku rasanya ingin segera mencicipi mu..."

Sakura merinding mendengar ucapan orang di belakangnya. Sakura harus segera melepaskan diri dari orang berbadan besar ini.

Sakura dengan perlahan mengangkat tangannya untuk menahan tangan orang besar itu yang memegang pedang. Kesempatannya hanya sekali, dengan mengeluarkan seluruh tenaganya, Sakura menahan dan menjauhkan tangan yang mengacungkan pedang ke lehernya itu, dan dengan segera Sakura melompat menjauh dari orang besar itu.

"Sial! Dia lepas!" geram orang berbadan besar itu.

"Ayo maju! Aku tidak takut padamu!" tantang Sakura dengan seringai cantik Sakura.

Orang berbadan besar itu terpancing emosinya, dengan segera ia melesat menyerang Sakura dengan pedang-nya, Sakura dengan lincahnya menghindar dari serangan orang besar itu.

"Heh! Mudah!" seru Sakura senang.

Sakura segera menyerang, dengan sekali tinju, tinjuan Sakura mengenai wajah orang besar itu. Orang besar itu masih bertahan, padahal tinjuan Sakura begitu keras.

BUGHH

"KYAAA..."

Sakura tidak menyangka, saat ia meninju orang besar itu, ternyata orang besar itu sudah menyiapkan sebuah tendangan untuk Sakura. Tendangan yang sangat keras mengenai perut Sakura dan Sakura terjatuh ke tanah dengan keras.

Naruto melihat Sakura yang terjatuh ke tanah, entah mengapa ada rasa ingin menolong pada gadis pencuri itu. Tapi, lawannya ada empat orang, kalau mau menolong Sakura, Naruto harus mengalahkan empat orang ini dulu. Naruto juga seorang ninja, bukan sembarang ninja. Kemampuan ninjanya sangat hebat, dia juga sangat terkenal di desanya sebagai salah satu ninja yang berbakat dan mempunyai kekuatan yang hebat. Melawan empat orang dengan kemampuan yang sangat jauh di bawahnya itu mudah untuk Naruto. Sepertinya Naruto akan langsung menghabisi lawannya itu.

"RASENGAN!"

Dengan sekali serangan, ke empat orang itu sudah terpental jauh dan tidak sadarkan diri. Naruto tersenyum, melihat ke empatnya sudah tidak sadarkan diri. Kini tinggal satu orang lagi yang kini sedang bertarung melawan Sakura. Naruto memperhatikan pertarungan Sakura dan orang yang berbadan besar itu, menurut Naruto Sakura lumayan juga.

DUAKH

BUAGH

BUGHH

Naruto merinding ngeri melihat jurus Sakura yang menurutnya seperti jurus monster. Naruto tidak menyangka kalau gadis pencuri yang cantik itu ternyata mempunyai kekuatan yang sangat besar seperti monster. Pertarungan dimenangkan oleh Sakura.

"Aku tidak menyangka kalau kau ternyata mempunyai kekuatan seperti monster..." kata Naruto sambil menggaruk-garuk pelipisnya yang tidak gatal.

Mendengar kata monster, Sakura langsung berlari menuju Naruto dan memberikan tinjuannya pada Naruto.

BUAGH

"Jangan bilang aku monster!" kata Sakura marah.

"Adududuh... aku kena tinjumu..." Naruto mengelus-ngelus pipinya yang sebelah kanan.

"Rasakan itu!"

Sakura menatap Naruto kesal. Sakura mengedarkan pandangannya, ternyata semua orang-orang besar itu sudah kalah semua. Mata Sakura menangkap barang-barang yang dibawa oleh para orang-orang besar itu, senyum senang merekah di bibir Sakura. Naruto menatap Sakura tidak mengerti yang tiba-tiba saja tersenyum senang seperti itu. Sakura segera berlari menuju barang-barang milik orang-orang besar itu dan mengobrak-abrik isi barang-barang itu dengan semangat. Naruto yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

"Mencuri lagi..." keluh Naruto.

"Yeah! Ada uang!" seru Sakura senang.

Sakura mengambil tiga kantong uang yang dia temukan. Setelah dirasa tidak ada yang berharga lagi, Sakura akan segera pergi dari tempat itu.

"Kau mau kemana? Hah?"

Baru saja Sakura mau melompat, rambut ekor kudanya sudah ditarik oleh Naruto dari belakang.

"SAKIT, BODOH!" umpat Sakura.

Naruto melepaskan rambut ekor kuda Sakura yang ditariknya. "Kau mau kabur?"

"Bukan kabur! Aku mau pergi! Lagipula, buat apa lama-lama di tempat ini? Aku tidak ada urusan denganmu!" ketus Sakura.

"Kau masih ada urusan denganku,"

"Urusan apa?"

"Kau sudah mencuri milikku,"

"Kau minta ganti?"

"Ya,"

"Sayang sekali, uang mu sudah habis. Apel mu sudah habis juga ku makan, jadi milikmu itu sudah tidak ada!" kata Sakura tidak merasa bersalah sama sekali.

"Kalau begitu, gantinya kau saja..." Naruto menyeringai lebar pada Sakura.

Sakura merinding melihat seringaian Naruto.

"Aku?" tunjuk Sakura pada dirinya sendiri.

"Ya," jawab Naruto santai dengan cengiran lebarnya.

BUGHH

"UGHH..." rintih Naruto.

Sakura langsung meninju perut Naruto. "BAKA!" Dengan segera Sakura melompat cepat dan pergi meninggalkan Naruto yang masih merintih kesakitan.

"He-HEIII...!!! Kuharap... kita bisa bertemu lagi..." ucap Naruto.

Sayangnya Sakura tidak mendengarnya, karena Sakura sudah melesat sangat jauh dari tempat Naruto.

Itulah pertemuan kedua Sakura dan Naruto.

Bersambung~

Seguir leyendo

También te gustarán

65.3K 4.6K 10
Namikaze Naruto, wanita yang sangat menginginkan seorang bayi. Saking menginginkannya, Ia berniat akan melakukan proses pembuatan BAYI TABUNG. Namun...
2K 161 12
Namikaze Naruto, seorang gadis cantik yang merupakan seorang aktris terkenal. bertemu dengan Uchiha Sasuke, selaku CEO Uchiha crop. Naruto tidak pern...
1M 86.5K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
156K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...