[FF] BE MINE •Markhyuck ^END

By eroz_theo

432K 48.5K 16.6K

Markhyuck ff Rate 18++ Dua anak rp gabut yang menuangkan ide dalam cerita Dua Author : Eroz dan Theo [Bagian... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
liat dulu
27
28
Numpang nanya
29
30
31 end
32
baca dlu bentar
33
34
35 [End]
Bonchap
Bonchap again
mau gak ?
Be mine part 2 publish !!!

25

6.8K 723 135
By eroz_theo

Jangan salah lapak. Ini Markhyuck punya. Bxb pula.

WARNING !!
MATURE + BDSM AREA
⚠️ 18+ 🔞💧
Mari berdosa bersamaku 🔞

[Berisi foto dan adegan kekerasan]
Jika tidak suka, skip saja. Intinya ngew*

Nb : Nama alat sesuai yang ada disitusnya. Klau penyebutannya di tiap negara beda, bkn salah saya. Itu salah wibu.ora. canda. Muachhhh

.

..

...

..

.

Jangan tanya bagaimana cara Haechan dan Mark yang kini berakhir di salah satu kamar hotel yang berjarak hanya 500 meter dari jalan utama depan rumah sakit.

Yang jelas, kini, dominannya terlihat sangat tidak sabaran membuka bajunya walaupun ia masih ingat untuk tidak merobek saja kaos nya itu sebab ia ingat mereka tidak sedang berada dirumah. Mark tentu tidak ingin berakhir dengan telanjang keluar dari hotel karna bajunya sobek.

Haechan juga tidak tinggal diam, dia melucuti seluruh pakaiannya hingga ia telanjang bulat terlebih dahulu. Menggigit ujung jari telunjuknya dengan mengamati Mark yang tengah kesulitan melepas ikat pinggangnya dengan pose yang sedikit membuat Mark tersentak kaget. Haechan benar-benar terlihat menggoda Mark.

"Emmhhh.... D-daddy~... ?" Ucapnya begitu seduktif di pendengaran Mark.

Haechan tersenyum geli melihat Mark yang gusar usahanya melepas gespernya tidak kunjung membuahkan hasil. Karna itu ia menarik tengkuk Mark dan membiarkan tubuhnya kembali terhempas ke ranjang seperti sebelumnya dengan melumat bibir lelaki camar itu.

Mark melupakan tentang ikat pinggang menyebalkannya itu dan menikmati setiap kuluman yang dipimpin Haechan dalam kungkungannya. Hingga akhirnya, Mark-lah yang mengambil alih permainan, ia mengetuk bibir Haechan agar ia membuka mulutnya lebih lebar, melesakkan lidah dan menjilati lidah Haechan yang juga sudah menyiapkan diri dengan permainan Mark.

"Why you so sexy to night ?" Ucap Mark disela-sela permainannya sekaligus memberikan akses agar Haechan bisa bernafas dengan normal.

"Aku selalu seksi setiap saat Tn. Jung"

Dengan sebelah tangan, Mark menahan tubuhnya agar tidak menghimpit tubuh kecil Haechan dibawahnya, sekaligus memberi ruang agar Haechan yang kini berhasil membuka gespernya dengan sangat mudah.

"Panggil aku daddy, Sweetheart."
Ucap Mark menarik keluar ikat pinggang dari kaitan celananya dengan sekali tarikan.

Sebuah seringaian keluar dari bibir tipis itu, alis camarnya yang unik, naik beberapa centi keatas. Mempertegas kilatan nakal yang liar dari mata elangnya yang tajam.

Entah apa yang terjadi dan yang akan dilakukan Mark, tapi gesper kulit berwarna hitam itu kini sudah mengikat kedua tangan Haechan dengan erat. Cukup erat karna ketika Mark menarik ujung gesper dan menekan kepala besi dari gesper itu, Haechan mengernyit kesakitan.

"Apa kau akan melakukan permainan sebenarnya malam ini Daddy ?"

Haechan bahkan tidak gencar untuk menggoda Mark. Sebelah kakinya dengan sangat tidak sopan bermain dengan menggesek-gesek area bawah Mark yang sudah menggembung keras

Dan laki-laki itu hanya asik mengelus bagian demi bagian tubuh Haechan. Mengantarkan rangsangan halus pada tubuh eksotis yang berhasil dia kuasai saat ini.

Sebuah anggukan menjadi jawaban awal, disusul sebuah jilakan di rahang kanan Haechan setelah dengan sedikit kasar, Mark menjambak submisive nya agar menengadah.

Haechan terpejam dengan setengah sadar. Jilatan itu terasa begitu memabukkan. Dengan tangan kiri Mark yang tidak berhenti menggerayangi tubuhnya bagian demi bagian, dan jambakan di rambutnya yang berganti menjadi elusan lembut.

"Ohhh... Shitttthhhh~ " Hanya itu yang mampu keluar dari mulutnya saat ini ketika kecupan dan jilatan itu mendarat di salah satu bagian sensitif dari tubuhnya, nipple.

Haechan menggegat bibir bawahnya sendiri. Menyalurkan perasaan geli, sakit dan hikmat disaat yang bersamaan ketika Mark, bukan hanya mengemut puntingnya, tapi menjilat, menggigit dan menggegatnya gemas.

Terlebih ketika tangan itu, mencapai bagian selatan Haechan dan mulai mengurutnya teratur disana. Memainkannya seperti memegang tongkat naik turun. Perlahan dan semakin gencar.

Haechan yang merasakan sengatan-sengatan listrik aneh diseluruh tubuhnya kini tidak dapat menahan diri. Ia menggelinjang nikmat dengan desahan yang sudsh tidak dapat ia atasi lagi dengan menggigit bibirnya sendiri.

"Akhhh Markhh.. Eghh.. C - cukuphh !! Akuhh ma -mauhh keluarhhh agghhhh"

Haechan tidak dapat berkutik banyak. Bahkan kini kedua tangannya hanya tergeletak tak berdaya di atas kepalanya. Bahkan hanya dengan kedua tangan dan mulutnya saja sudah hampir membuat Haechan menyusul orgasmenya.

Ketika Mark rasa Haechan akan mencapai pelepasannya, ia menghentikan segala aktivitas intim yang dia lakukan. Dan mengamati Haechan yang menatapnya sinis.

"Keparattt !!!" Umpan Haechan yang malah mendapat tawa keras dari Mark dengan kecupan kecil di bibirnya.

"Mengumpatlah hingga kau pingsan nanti sayang"

Laki-laki dominan itu turun dari kasurnya, dan menarik keluar koper yang berada di bawah tempat tidur yang mereka gunakan sekarang dan menaikkannya di sebelah Haechan

"Aku sudah memesan kamar ini dan memasukkan koper sebelum ke rumah sakit tadi." Mark cukup peka unutk menjawab kerutan heran di dahi Haechan.

Sayangnya, mata Haechan langsung membulat ketika ia melihat jika koper itu adalah sumber siksaan untuknya setelah ini.

"M-mark.."

Pita suara di dalam mulut Haechan serasa ikut bergetar ketika menyebut nama dominannya yang fokus mengeluarkan alat-alat serupa tali dari dalam kopernya yang Haechan bahkan tidak mengerti itu apa gunanya.

"Kau ti-tidak akan menggunakan semuanya kan Mark ?" Haechan bergidik ngeri melihat aneka stainless dan berbagai jenis vibrator serta alat siksaan lain di dalam koper Mark.

Mark terlihat menimbang-nimbang, ketika tali yang berusaha ia untaikan, malah melilit di kedua tangannya.

"Jika semua digunakan sekaligus, kau akan masuk ke UGD sekarang. Jadi aku akan menggunakannya beberapa saja"

Ingin rasanya Haechan menarik semua perkataannya selama ini. Ia merayu dan menggoda orang yang salah. Mark benar-benar menunjukkan sosok dirinya yang berbeda saat ini.

Bahkan kilatan matanya sekarang setelah melihat semua alat siksaan yang entah di dapatkannya dari mana itu, berbeda dengan tatapan lembut Mark Jung yang biasanya Haechan lihat.

"Ternyata aku sudah membangunkan singa tidur." Ucap Haechan menghempaskan kepalanya ke atas bantal lagi dan menatap langit-langit kamar hotel.

Tidak ada gunanya juga ia memprotes sekarang. Toh ia sebenarnya senang, mendapat permainan sebenarnya dari seorang Mark Jung. Walaupun setelah ini, ia tidak bisa memastikan bagaimana nasib tubuhnya.

Mark meletakkan tali-tali yang sudah berhasil disusunnya dengan benar di sisi ranjang. Mengambil sesuatu seperti karet kecil dari dalam kopernya lalu naik keatas tubuh Haechan yang menatapnya polos.

"Ada 2 hal yang perlu kau ingat. Pertama ..."

Mark memberi jeda yang panjang dengan menggenggam penis Haechan yang masih sensitif dan memasangkan plastic ring cock yang dipasangnya di bawah jamur penis Haechan.

Tujuannya, untuk mencegah keluarnya sperma ketika Haechan mencapai masa ejakulasinya. Menambah siksaan untuknya tentu saja.

".... Kau tidak boleh mencapai kepuasanmu, selain dengan izinku." Ucap Mark naik kembali dan mengecup pipi Haechan sekilas.

"Apa yang kedua ?" Tanya Haechan seolah menantang. Padahal ia setelah mati menutupi rasa gugupnya setelah melihat banyaknya logam-logam yang ia yakin akan bersarang di hole nya sebentar lagi.

"Jika kau bilang cukup. Aku akan berhenti. Dan menyingkirkan semua mainan ini. Lalu pergi."

Dahi Haechan mengernyit. Ingin rasanya ia bertanya apa maksud dari pergi yang Mark bilang, tapi laki-laki itu sudah turun dari atas tubuhnya dan melepaskan gesper yang mengikat tangan Haechan.

Mark melemparkan sebuah setelan berwarna hitam putih yang terlihat asing bagi Haechan.

"Pakai ini. Jadilah slave ku dengan benar baby." Mark kembali mengelus pipi Haechan dan langsung menggendongnya ke kamar mandi.

"Mandilah dulu. Ada sabun dengan aroma manis di dalam sana. Lalu pakai bajumu. Aku menunggu. Jadi cepatlah." Ucap Mark setelah menurunkan Haechan tepat di depan pintu kamar mandi. Lalu mengecup pipinya sekali lagi.

Sikap Mark benar-benar lembut sekarang, tapi nasib Haechan tentu akan berubah setelah ia keluar dari kamar mandi ini nantinya.

Haechan mandi dengan cepat, lalu melihat dengan kening berkerut dengan baju yang baru saja diberikan Mark. Ia baru pertama kali melihat pakaian seperti itu.

Haechan keluar dari kamar mandi dan mendapati beberapa tali sudah terikat di sisi lain dari kamar di langit-langit kamar yang rendah.

Sayangnya ia tidak menemukan Mark di dalam kamar, tapi dari hembusan angin yang menggerakkan tirai, Haechan tau Mark sedang berada di balkon kamar hotel mereka.

Haechan berjalan dengan langkah kecil lalu memeluk Mark dari belakang. Menikmati tubuh Mark yang bertelanjang dada, dan langsung bersentuhan dengan kulit perutnya yang tidak tertutup baju.

"Kenapa imajinasi sex mu sangat liar Tn. Mark Jung ? Kau membuatku terkejut." Tanya Haechan merapatkan tubuhnya karna merasakan hawa dingin yang menusuk masuk ke kulitnya.

Mark melepas dekapan Haechan padanya, lalu berbalik. Dan menatap sosok Haechan dengan pandangan lapar. Ia bahkan langsung membuang puntung rokoknya ke pot tanaman begitu saja, melihat bagaana tubuh Haechan terlohat begitu indah dengan mini maid dress yang diberikannya.


"Cantik dan wangi stoberi" Ucap Mark setelah memejamkan matanya beberapa saat.

Ia mengelus pinggang Haechan dan membawa laki-laki itu ke dalam dekapannya.

"Bisa kita kedalam sekarang ? Aku kedinginan."

"Tapi jika di dalam kau akan kesakitan." Seringai Mark kembali terlihat.

Ia menggendong Haechan ala koala dan meresapi bau buah stoberi yang menguar jelas di perpotongan leher Haechan.

Dan ketika Mark duduk di tepi ranjang yang otomatis Haechan berada di pangkuannya, Haechan hanya merapalkan doa dalam diam, berharap Tuhan akan benar-benar membantunya kali ini.

Mark hanya mengamati Haechan penuh nafsu. Haechanlah yang lebih dulu mengawali ciuman diantara mereka. Sedangkan, sebelah tangan Mark mengelus-elus punggung Haechan yang tidak tertutup bajunya, dan tang satunya lagi sudah berhasil mengambil eggs vibrator  yang sudah ia siapkan didekatnya.

Mark menyingkap rok mini Haechan dan mengelus-elus dua buntalan sintal disana. Jarinya dengan nakal bermain-main di lubang Haechan. Dan secara perlahan memasukkan vibrator telur itu di hole nya yang sudah cukup basah.

Haechan tidak merespon banyak. Vibrator itu masih terlalu kecil dibanding dengan penis Mark yang sudah mengobrak-abrik hole nya beberapa kali. Ia masih bergulum dalam kuluman dan jilatan dengan Mark. Bertukar saliva, melilit dan membelit lidah satu sama lain, menggigit bibir menyalurkan rangsangan pada tubuh masing-masing pasangan.

Hingga Haechan merasa, Mark sedang memasukkan hal lain lagi pada hole nya.

Benar saja, ia melihat bondage butt plug dengan ekor rubah berusaha dimasukkan pula ke dalam hole nya oleh Mark.

Haechan menggelinjang kecil dan menggigit bibir Mark ketika dominannya berhasil memasukkan benda asing yang terasa dingin menyentuh dinding-dinding rektumnya.

Kini pergumulan lidah mereka, terasa sedikit asin dengan bau amis khas darah, sebab Haechan berhasil melukai bibir dominannya. Tubuh Haechan terasa cukup sensitif sekarang. Apalagi ketika Mark mulai menyalakan vibrator yang berada di dalam analnya sebelum tersumbat dengan bondage butt berekornya.

Okey. Haechan masih bisa mengatasinya, karna Mark cukip punya hati untuk tidak langsung menekan tombol max di alat picu vibratornya.

Mark kini mengangkat Haechan dan mengarahkannya disalah satu sisi kamar, dengan sebuah tali yang sudah tergantung dengan kokoh disana.


"Masukkan kakimu" Ucap Mark setelah menurunkan Haechan dan sedikit kesulitan untuk mengangkatnya lagi. Haechan menurut setelah berpegangan pada Mark, ia memasukkan kedua kakinya bergantian ke dalam lubang kaki dari spinning sex swing itu.

Setelah berhasil, Mark menarik eratan pada kaki Haechan, sehingga kaki Haechan sedikit terangkat dan memperlihatkan postur bawahnya yang menggiurkan mata Mark saat ini.

"Akhhh Markhhh" posisi ini yang membuat vibrator di dalam analnya semakin masuk.

Mark berdiri di depan Haechan. Mengamati wajah memerahnya, dengan kedua tangan menggenggam tali kekang disisi tubuhnya dengan desahan kecil. Mengamati bagaimana bondage butt itu bergerak sedikit-sedikit karna vibrator dan rektom Haechan yang ia kedutkan sendiri.

"Nikmat baby ?"Tanya Mark sambil mengusap pipi Haechan lembut. Menghadiahi ia sebuah kecupan kecil, sebelum Mark kembali ke sisi ranjang dan mengambil alat penyiksaan yang lain.

Mark mengambil beberapa alat yang membuat Haechan memicingkan matanya kesal.

"A-apahh kau akanhh memakaikannya semuahh ke tubuhkuhh ?"

Haechan mengumpat dalam hati karna ia bahkan tidak bisa bicara dengan normal saat ini. Rasa yang menjalar di tubuhnya begitu menggairahkan untuknya. Penisnya yang sudah menegak sejak tadi, kini mulai terasa ngilu, karna tertahan ring cock yang terpasang disana.

Matanya menangkap sebuah besi panjang kecil yang dibawa Mark. Ayolah, haechan cukup tau jika itu adalah plug stainless steel male uretra.

"M..mark.. Tunggu duluhhh. Ja-jangan... AKHHHHhhhhh"

Haechan gagal untuk memohon pada Mark, sebab laki-laki itu sudah menanamkan benda logam tersebut di dalam lubang kencingnya.

Tubuh Haechan mulai melemas. Bahkan, ketika Mark memasangkan borgol dengan lapisan bulu-bilu halus ditangannya, ia bahkan tidak menyadarinya.

"Hei." Ucap Mark berusaha menyadarkan Haechan yang terlihat seperti orang yang hendak tidur. Tanpa Mark tau jika Haechan sedang berusaha mengendalikan tubuhnya atas alat-alat mainan Mark ini.

"Tinggal satu lagi sayang."

Dan alat terakhir yang dipasang Mark, adalah nipples clamp dengan mainan lonceng kecil.

Mark menggerayangi dada Haechan terlebih dahulu. Memilinnya gemas lalu memasang alat itu.

Tubuh Haechan yang mulai berkeringat dan menggelinjang sedikit membuat bel kecil di clamp nya berbunyi.

Puas dengan karya ciptaannya, Mark menarik tengkuk Haechan lalu meraup belah basah itu dan mengulumnya lembut. Tangannya memutar plug uretra di ujung penis Haechan. Mengantarkan sengatan listrik ke tubuh atasnya yang membiat bel di kedua nipplenya berbunyi cukup nyaring.

Mark melepaskan pagutannya setelah menggigit bibir Haechan hingga terlihat cukup bengkak disana. Ia kagum dengan hasil karyanya yang terlihat negitu indah untuknya saat ini.

"Aku akan mandi dulu. Bersenang-senanglah dengan mainanmu sayang." Mark mengelus rahang Haechan dan turun memukul pantat sintal submisive-nya tersebut.

Mendengar perkataan Mark, Haechan hanya bisa terbelalak dan menggeleng kuat-kuat.

"Ti- tidakhhh Markhhh Enghhhh Ma - Markhhhh.."

Tapi sayang, laki-laki yang baru saja menunjukkan sisi liarnya kali ini itu, sudah masuk ke dalam kamar mandi dengan bersiul kecil menyenandungkan sebuah lagu dari seorang solois kesukaannya.

.
..
...
..
.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

68.1K 7.3K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
41.9K 5.1K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...
38.6K 4.4K 36
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
42.2K 2.4K 23
Jarang tersenyum, sedikit berbicara. seakan Ia hanya menggunakan tatapan matanya sebagai sarana untuk menyampaikan semuanya. namun terkadang melempar...