FairyTale

By januarynight

16.2K 846 25

More

FairyTale ??
Who is She ?? - Human or Fairy
Who is She? - Human or Fairy (2)
The Devil
Lembah Kematian
Langkah-Langkah Kecil

Harapan

1.7K 109 6
By januarynight

= Fairytale =

Suara merdu dari flute memenuhi indra pendengaran, perempuan cantik tampak berdiri di balkon istana. Mata nya seolah berbicara, ada kegundahan yang ia tutupi. Bahasa tubuhnya sangat tegang seolah ada belunggu yang mengurungnya. Namun semua ia tutupi dengan lembutnya suara yang keluar dari flute dan nyanyian nya.

Let it go, Let it go..
deo isang chamji anha..
Let it go, Let it go..
Naneun ije ddeonallae
Oneulbam naerin hayan naneun
eun sesangeul dwideopgo
na hollo namgyeo jyeotne
nae ane buneun baram
geochin pokpin dwego
Jeongmal himdeun mam
haneureun algetji
mam yeoljima, boyeojuji ma
neoreul gamdaweo sungyeo dweoya hae
geu amudo ne moseubeul alji mothage ..

"sedang apa kau?" tanya seorang pria tampan yang berjalan mendekati perempuan itu.

"Menikmati malam di fairytale. mungkin untuk terakhir kalinya" ucap perempuan itu dengan tatapan sendu. Pria itu membulatkan mata. ia terkejut dengan ucapan perempuan cantik di depannya.

"Apa maksudmu?" tanya pria tampan itu dengan raut muka bingung.

"Sisi , kau bisa ceritakan semua kepadaku" lanjut pria tadi memberi  keyakinan.

"perjalanan esok bukan perjalanan biasa. banyak rintangan yang akan menghadang kita. lawan kita bahkan bukan orang sembarangan. aku hanya takut akan mengecewakan fairytale" ucap perempuan itu dengan tatapan nanar. wajah nya mengadah keatas menahan buliran krystal luruh di pipi nya. Ia mencoba menatap bintang-bintang yang gemerlapan. Memastikan pria disampingnya tak mengetahui dia teramat rapuh.

"Kau boleh menangis. tak perlu kau tutupi. Menangis lah jika itu bisa melegakan hatimu" ucap pria itu sambil tersenyum simpul padanya. 

"Terimakasih tuan. emm maksudku digo" ucap perempuan itu mencoba untuk tersenyum.

"Terimakasih untuk apa?" tanya pria itu sambil memainkan harpa. menikmati hembusan angin yang secara perlahan menggores kulitnya.

"Terimakasih untuk semua nya." jawab sisi. pria itu tertegun sejenak.

"Aku belum melakukan apapun. jadi berhentilah berterimakasih seperti itu. bisa besar kepala ku ini" ucap pria itu mencoba mencairkan suasana. usaha nya tak sia-sia. sisi tampak tertawa kecil seperti biasa dengan mengatupkan mata nya. Digo tampak terkekeh.

"kenapa kau tertawa seperti itu digo?" tanya perempuan itu tiba-tiba. membuat digo menghentikan tawa nya.

"sudah kubilang kau sangat lucu saat tertawa" ucap pria itu tanpa sadar mencubit gemas pipi sisi. perempuan itu tercekat , baru kali ini ada seorang pria melakukan hal seperti itu. Selang beberapa menit kemudian ia menormalkan raut  wajahnya.

"Kenapa sisi?" tanya pria itu penuh selidik. Perempuan itu menggeleng cepat memberitahu bahwa dia baik-baik saja.

"benar kau tak apa-apa?. pipi mu merah padam. kau yakin tak sakit?" tanya pria itu dengan raut muka cemas. Tidakkah ia sadar, itu akibat ulahnya. mencubit gemas pipinya adalah hal yang membuncahkan rasa bahagia yang luarbiasa. Peri sisi tampak menggelengkan kepala pelan. meminta pipi nya agar tak merona.

"tidurlah. besok perjalanan terberat untuk kita" ucap peri sisi. Digo menatap lekat perempuan itu seolah kagum. memang benar dia sangat kagum. bahkan sedari tadi dia hanya sedikit berkedip ,bisa di hitung kedipannya. Kecantikan dan kebijaksanaan peri sisi membuat ia jatuh cinta.

"Kau tak apa-apa?" tanya peri sisi membuyarkan lamunan digo.

"Hah--. tak apa-apa. Kau juga harus tidur" ucap digo sambil tersenyum.

Kedua nya berjalan kedalam istana menuju kamar tidur masing-masing. Tanpa mereka ketahui, mereka selalu melakukan hal yang sama. Saat pintu kamar tertutup, keduanya sama-sama bersandar dibalik pintu sambil tersenyum lebar. Kemudian sama-sama berbaring di ranjang menatap langit-langit kamar dan entah mengapa kedua nya membayangkan wajah orang yang mereka kagumi. digo membayangkan peri sisi, begitupun sebalik nya. Kedua nya sama-sama berucap 'Aku ingin tidur. berhentilah berputar di kepalaku' dan selang beberapa menit kemudian keduanya tertawa kecil.

***

Sinar matahari telah menyinari seluruh fairytale. Seorang perempuan telah bersiap-siap di kamar. memasukkan beberapa baju dan flute kesayangannya. Ia pun berjalan menuruni tangga menghampiri ruang rahasia. Dengan sidik jarinya ia bisa masuk ke ruangan itu. Sepasang suami-istri tampak terlelap di ruang itu. Perempuan itu mendekat.

"Ayah, bunda.. sisi harus berangkat mengambil krystal kehidupan itu. sisi berjanji akan pulang dengan selamat. Fairytale akan kembali seperti semula. sisi janji" ucap perempuan bernama sisi itu sambil mencium dalam kening orangtuanya.

Peri sisi berjalan keluar menuju halaman. menghampiri pria muda yang sedang memegang gitar berwarna biru pekat.

"Kau mau membawa itu?" tanya peri sisi sedikit mengejutkan pria yang sedari tadi sibuk memainkan gitar.

"iya. bolehkan aku meminjamnya?" tanya pria itu. peri sisi mengangguk mengiyakan. pria itu berdiri sambil membawa ransel berisi makanan pemberian dayang-dayang istana.

"Mari berangkat digo" ucap peri sisi sambil berjalan mendahului digo.

"Kau berjalan?" tanya digo dengan tiba-tiba.

"Tentu. sayapku akan menghilang ketika keluar dari fairytale. kita tak mungkin menunggangi keylee. dia terlalu lemah untuk perjalanan jauh" ucap peri sisi. Digo hanya diam memandangi perempuan itu. Dia masih cantik dengan gaun putih selutut tanpa lengan. flower crown tersemat indah di rambut panjangnya. Mata hazel peri sisi berbinar-binar.. amat cantik.

"digo..digo. kau tak apa-apa?" tanya peri sisi yang sedari tadi memahami bahwa digo hilang fokus.

"Aku tak apa-apa. mari kita jalan" ucap digo.

Keduanya berjalan ke barat mengikuti gulungan awan pekat. sangat kontras dengan fairytale yang terang benderang. Peri sisi berjalan dengan pelan, sesekali memainkan flute nya. Hutan mati adalah tujuan pertama keduanya. Hutan yang tandus dan banyak pohon tumbang. Jangan kira seperti hutan pada umumnya. Hutan ini sangat gelap tentu nya banyak rintangan yang akan menghadang keduanya kapan saja.

"Hutan mati" gumam peri sisi. Digo menoleh kearah perempuan itu ,menggenggam erat tangan peri sisi. keduanya berjalan beriringan.

"Kita akan baik-baik saja" ucap digo penuh dengan penekanan. Kaki mereka telah melangkah di dalam hutan mati. sayap peri sisi pun telah menghilang.

"sayapmu" gumam digo.

"sudah ku jelaskan tadi. hutan mati bukan wilayah fairytale" ucap peri sisi dan hanya di balas anggukan oleh digo.

"Kau lebih cantik tanpa sayap. kau seperti manusia sesungguhnya" ucap digo sambil menarik sudut bibirnya membentuk senyuman. Peri sisi hanya mengatupkan mata nya.

"Awas" teriak peri sisi sambil menarik tangan digo kuat-kuat. Hampir saja digo terperosok di lubang yang sangat dalam. Lubang itu tertutup oleh daun-daun meranggas.

"Terimakasih" ucap digo.

"Sudah kubilang. gunakan sepasang matamu dan mata hati. Melihatlah lebih tajam dari biasanya. Seluruh hutan ini hanya kamuflase belaka, ratu zora telah memasang banyak perangkap untuk kita. Buka mata hati mu, gunakan dengan tajam. Berfikir lah lebih keras dari biasanya" ucap peri sisi panjang lebar.

"Iya aku mengerti. Aku akan lebih berhati-hati" ujar digo dengan mantap.

Keduanya melanjutkan langkah dengan lebih berhati-hati. Hutan itu kian sunyi bahkan mereka kini telah sampai titik pusat hutan itu. Tak tahu arah barat timur selatan utara, mereka hanya mengandalkan iring-iringan awan pekat itu. Saat mereka melangkah terdengar bunyi ranting terinjak,

"Siapa itu?" tanya peri sisi penuh curiga. Keduanya memandang lebih tajam.

"Keluar dari persembunyian mu pengecut" desis digo sambil berputar memandang sekitarnya. busur panah melesat ke arah keduanya namun dengan cepat digo menarik peri sisi hingga terjatuh di tanah. Sementara busur itu telah menancap di batang pohon.

"Gerakan yang sangat cepat anak muda" ucap sebuah suara bass yang kian mendekat. Seorang pria paruh baya dengan rambut tergerai panjang tengah berdiri di depan keduanya.

"Siapa kau?" tanya digo penuh selidik. rahang nya mengeras.

"Nama ku zedric. satu-satu nya penghuni Hutan mati.. hal apa yang membawa kalian memasuki wilayah terlarang ini?" ucap pria itu.

"Aku ingin ke istana ratu zora. " ucap peri sisi.

"Kau sudah bosan hidup,hah? kau ingin mati konyol di tangan perempuan bengis itu" desis zedric dengan sorot penuh dendam.

"Urungkan niatmu atau kau akan mati. Aku bicara bukan tanpa alasan. Dulu hutan ini sangat hijau dan teduh, namun zora meluluh lantahkan semuanya. Hanya aku yang masih bertahan hidup" ucap zedric dengan tatapan sendu.

"Aku tak akan mundur. negeri ku buruh krystal kehidupan dan sekarang krystal itu berada di genggaman ratu zora" ucap sisi dengan raut muka percaya diri.

"Kau sangat keras kepala nona" desis zedric.

"Aku hanya tak ingin ingkar janji. Aku akan kembali kan fairytale seperti semula" ucap peri sisi.

"Semoga berhasil" ucap zedric sambil berlalu meninggalkan sisi dan digo yang masih duduk di batang pohon.

----------

Note : maaf jika banyak typo. ngetik nya setengah sadar. mata udah lengket banget pengen merem.

Gimana dengan part ini????

Continue Reading

You'll Also Like

51.4K 99 11
desmak
190K 6.2K 16
Tentang cyara dan pasien gilanya yang tampan.
894K 66.3K 71
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
434K 18.9K 55
WARNING⚠️TYPO BERTEBARAN‼️ {Cerita ini sudah di revisi,maaf kalau masih ada TYPO🙏🏻} **** bagaimana jika seorang gadis yang amat sempurna dengan waj...