Harapan

1.7K 109 6
                                    

= Fairytale =

Suara merdu dari flute memenuhi indra pendengaran, perempuan cantik tampak berdiri di balkon istana. Mata nya seolah berbicara, ada kegundahan yang ia tutupi. Bahasa tubuhnya sangat tegang seolah ada belunggu yang mengurungnya. Namun semua ia tutupi dengan lembutnya suara yang keluar dari flute dan nyanyian nya.

Let it go, Let it go..
deo isang chamji anha..
Let it go, Let it go..
Naneun ije ddeonallae
Oneulbam naerin hayan naneun
eun sesangeul dwideopgo
na hollo namgyeo jyeotne
nae ane buneun baram
geochin pokpin dwego
Jeongmal himdeun mam
haneureun algetji
mam yeoljima, boyeojuji ma
neoreul gamdaweo sungyeo dweoya hae
geu amudo ne moseubeul alji mothage ..

"sedang apa kau?" tanya seorang pria tampan yang berjalan mendekati perempuan itu.

"Menikmati malam di fairytale. mungkin untuk terakhir kalinya" ucap perempuan itu dengan tatapan sendu. Pria itu membulatkan mata. ia terkejut dengan ucapan perempuan cantik di depannya.

"Apa maksudmu?" tanya pria tampan itu dengan raut muka bingung.

"Sisi , kau bisa ceritakan semua kepadaku" lanjut pria tadi memberi  keyakinan.

"perjalanan esok bukan perjalanan biasa. banyak rintangan yang akan menghadang kita. lawan kita bahkan bukan orang sembarangan. aku hanya takut akan mengecewakan fairytale" ucap perempuan itu dengan tatapan nanar. wajah nya mengadah keatas menahan buliran krystal luruh di pipi nya. Ia mencoba menatap bintang-bintang yang gemerlapan. Memastikan pria disampingnya tak mengetahui dia teramat rapuh.

"Kau boleh menangis. tak perlu kau tutupi. Menangis lah jika itu bisa melegakan hatimu" ucap pria itu sambil tersenyum simpul padanya. 

"Terimakasih tuan. emm maksudku digo" ucap perempuan itu mencoba untuk tersenyum.

"Terimakasih untuk apa?" tanya pria itu sambil memainkan harpa. menikmati hembusan angin yang secara perlahan menggores kulitnya.

"Terimakasih untuk semua nya." jawab sisi. pria itu tertegun sejenak.

"Aku belum melakukan apapun. jadi berhentilah berterimakasih seperti itu. bisa besar kepala ku ini" ucap pria itu mencoba mencairkan suasana. usaha nya tak sia-sia. sisi tampak tertawa kecil seperti biasa dengan mengatupkan mata nya. Digo tampak terkekeh.

"kenapa kau tertawa seperti itu digo?" tanya perempuan itu tiba-tiba. membuat digo menghentikan tawa nya.

"sudah kubilang kau sangat lucu saat tertawa" ucap pria itu tanpa sadar mencubit gemas pipi sisi. perempuan itu tercekat , baru kali ini ada seorang pria melakukan hal seperti itu. Selang beberapa menit kemudian ia menormalkan raut  wajahnya.

"Kenapa sisi?" tanya pria itu penuh selidik. Perempuan itu menggeleng cepat memberitahu bahwa dia baik-baik saja.

"benar kau tak apa-apa?. pipi mu merah padam. kau yakin tak sakit?" tanya pria itu dengan raut muka cemas. Tidakkah ia sadar, itu akibat ulahnya. mencubit gemas pipinya adalah hal yang membuncahkan rasa bahagia yang luarbiasa. Peri sisi tampak menggelengkan kepala pelan. meminta pipi nya agar tak merona.

"tidurlah. besok perjalanan terberat untuk kita" ucap peri sisi. Digo menatap lekat perempuan itu seolah kagum. memang benar dia sangat kagum. bahkan sedari tadi dia hanya sedikit berkedip ,bisa di hitung kedipannya. Kecantikan dan kebijaksanaan peri sisi membuat ia jatuh cinta.

"Kau tak apa-apa?" tanya peri sisi membuyarkan lamunan digo.

"Hah--. tak apa-apa. Kau juga harus tidur" ucap digo sambil tersenyum.

FairyTaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang