Lembah Kematian

1.3K 98 0
                                    

Suara merdu dari flute Sisi mengalun dengan sangat indah. Maurina menatap sisi penuh binar, seperti seorang fans yang bertemu dengan idola nya.

"Hey.. permainan kalian sangat menakjub kan" ucap maurina penuh dengan semangat.

"Kau berlebihan sekali Maurina" ucap digo

"Hey tuan -- kau hebat sekali memetik gitar dan kau peri yang cantik jelita, aku suka permainan flute mu. Andai Aku bisa seperti dulu, aku sudah pasti meminta mu mengajari ku"

Ketiga nya berjalan mengikuti arus sungai, sesekali waspada dengan keadaan sekitar.

"Dulu?" tanya Sisi pada Maurina

"Ya. Emm.. Sebenar nya aku juga peri, tapi Ratu Zora merubah ku menjadi unicorn saat aku tanpa sengaja memasuki Hutan Mati"

Sisi membulatkan kedua mata nya. Betapa kejam nya Ratu Zora bisa melakukan hal itu. Sebesar itukah ambisi Ratu Zora untuk menjadi penguasa, seenak nya menyihir seseorang menjadi binatang.

"Sudah ku duga" desis Sisi dengan geram.

"Tenangkan emosi mu" ucap digo sambil mengusap lembut punggung Sisi

"Aku berjanji akan mengalah kan dia, bukan hanya untuk Fairytale. Tapi juga untukmu Maurina" ucap sisi sambil mengelus rambut panjang Maurina.

Tanduk Maurina bersinar saat bersentuhan dengan Flute Sisi.

"Hey nona. Flute mu menggores tanduk indah ku" ucap Maurina dengan nada sebal

"Haha maafkan aku Maur--"

"Hey Hey.."

"Apa lagi Maur?" tanya Sisi sambil mengatupkan mata nya.

Digo menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi Sisi yang mengembung itu.

"Kau memanggil ku Maur--- aku tidak suka panggilan itu"

Sisi tertawa dengan lepas. Ternyata hanya gara gara nama Maurina jadi sebal begitu.

"Panggil aku Aurin"

"Nama yang indah" ucap digo dengan tiba-tiba

"Ah tentu saja tuan.. bahkan kalau kau lihat wujud asli ku , akan ku pastikan kau terpesona" ucap Maurina dengan penuh percaya diri

"Aku tidak sabar menunggu kau berubah Aurin"

Sisi hanya diam tak berniat mengganggu percakapan keduanya. Ia berjalan meninggalkan kedua nya. Ia membeku di tempat saat melihat tempat selanjutnya yang akan dia tuju.

"Kau tidak apa-apa?" tanya digo sambil menepuk pelan pundak Sisi

"Aku sedang tidak baik baik saja"

"Maksud mu?"

"Lembah Kematian" gumam Sisi lirih

Digo mengernyitkan dahi. Ia mengikuti arah pandangan Sisi, ia tercekat ketika melihat Kepulan asap di depan sana.

"Apa semua akan baik-baik saja?" tanya Digo

"Aku tidak tahu. Aku hanya takut salah melangkah"

"Ada Apa di kepulan asap itu?"

"Kepulan itu yang akan kita lewati"

Digo menatap Sisi tidak percaya. Ini benar benar perjalanan yang tidak pernah ia sangka. Bahkan nyawa nya adalah taruhannya.

"Di sana kita akan bertemu Dakon. Dia adalah naga penunggu lembah kematian. Paling tidak kita harus mengelabuhi dakon agar dia tidak melihat kita. Dan perlahan kita akan melewati titihan kecil di lembah itu untuk menyeberang ke tujuan selanjutnya. Jika kita gagal, maka kita akan mati sia-sia disana. Dakon akan membunuh kita"

FairyTaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang