TABELARD

Da InstigoWidya

849 398 924

Kumpulan peristiwa yang dialami oleh seorang perempuan bernama Santi Meswari akan dituang disini. Mengamati 1... Altro

1. Malam Menjadi Bagiannya
2. Masa Kecil Imut
3. Uang Pembawa Petaka
4. Dia Sebuah Angin
5. Makanan Untuk Teman
6. Kita Bertemu lagi
7. Berdampak Mengerikan
8. Sebuah Neraka Dunia
9. Dia Pernah Hilang
10. Cermin Nyata
12. Permainan Dunia
13. Beneran Gak Suci
14. Cerita Bumi Kesepuluh

11. Aku Sayang Ibu

54 31 99
Da InstigoWidya

Hayooo kembali lagii! ❤💘

----

Jangan tanya kondisiku gimana. Ini tuh keju, bukan squishy ya, Gembrot. Udah hidupku tragis, malah dibuat tambah tragis. Gak kebayang kalo posisiku lagi jadi manusia dipenyet gini terus.

Minimal itu dibawa enteng dengan sayang, kek. Kan ini keju mozarella. Kastanya tuh paling tinggi, tau. Jujur aja, kalo nih keju ada tangan, aku mau pukul kelamin si Brengsek ini sampe dia gak punya lagi.

Eh, beneran, hehe. Sadis sesekali gapapa, kan? Emang ada hukumnya?

Seharusnya yang dijera juga Argas di dunia Binatang itu. Eh, Bumi maksudnya.

"Beli keju sekecil ini juga dapet di tong sampah." Wah, sape nih yang ngomong gak dipilter?!

Main gonggong aja tuh mulut. Argas emang brengsek ternyata.

"Dikira dia bisa disamain sama Santi kali. Muak gue." Argas ngomong lagi tuh. Tapi kali ini bawa-bawa nama sakral.

Eh, Yanto. Maksud lo afah? "Cari muka terus." Lah? Nih bocah waras apa kage? Main ngomong sendiri.

Iya, aku lagi nyari muka emang. Menyedihkan banget tau jadi keju. Datar semua. Mana putih lagi. Mana pantat, mana muka, nih.

"Ma, Argas nyari warung dulu," ujar Argas setelah ngebolak balik badanku berkali-kali.

Pusing juga nih kepala, nok. Eh, kepalaku dimana, ya?

"Ngapain lo ambil keju gue? Higenis gak tangan tuh?" Wait, akhirnya si Pencabut nyawa datang juga.

Dia dateng dengan wajah garang gitu. Mirip dah jadi pencabut nyawa beneran. Apalagi rambutnya panjang sekebon.

"Tetangga gak diundang. Murahan gini gue bisa beli." Jleb.

Hah? Maksudnya murahan itu kejunya ato aku? Tapi aku juga keju, kan? Wkwkwk, lucu banget sih.

Langsung baper aku. Pengen nangis, fak. Mana mata gak ada lagi. Kan jadi gak bisa ngejelasin kesedihan yang aku rasain.

"Kenapa? Suka sama yang murahan?"
Aku syok banget. Tau itu balasan dari si Pencabut nyawa?

Bikin nyess, euy.

Tak!

Amnjik banget, ya?! Aku dilempar woi! Aku ini manusia, bukan keju! Wah, babi!

"Heran lo sama bokap gue?"

Itu adalah bisikan sebelum mereka adu mulut lebih keras dan menghebohkan suasana.

Apa kabar diriku? Aku terdampar disebuah lantai dari dapur kotor. Bayangkan bukan? Diriku yang sangat bersih dan putih ini, seketika menjadi taik.

Ya, beneran mirip taik, gimana lagi.

-

---

Aku kurang paham maksud dari si Pencabut nyawa ngajak aku ke dunia ini. Cuma, aku lama kelamaan jadi bersyukur tinggal disini. Ternyata.., Ibu suka memasak, ya?

Ketika semua orang udah pada bobok cantik, Ibu malah pergi ke dapur buat masak. Aku liat seksama dari tadi, Ibu masak beraneka macam olahan dari keju. Seneng liatnya.

Disatu sisi agak waspada, takut dijadiin bahan olahan sama Ibu waktu semua kejunya udah habis.

Untungnya aku ditaruh di ruangan terbuka. Otomatis bisa ngeliat cara kerja Ibu. Parah. Cantik banget. Ibu beneran seperti peri kupu-kupu yang diceritain Nenek dulu.

Tapi kenapa Ayah buta, ya? Padahal Ibu secantik ini. Kenapa mesti harus nyari istri lagi. Apa enggak cukup sama Ibu aja? Apa Ibu kurang cantik? Baik, ato kurang jago masak?

Aku kurang tau. Karena posisiku juga lagi gak punya hidung. Tapi dengan mata ini transparan ini, aku bisa ngeliat bahwa masakan Ibu menggugah selera.

Aku..., pengen dipeluk Ibu.

Aih, menyedihkan banget, sih. Alay aku ini tau.

Ah! Itu dia! "Sinta belum tidur?" Ibu bersuara!

Oh, karena si Sinta muncul. Maksudnya si Pencabut nyawa itu namanya Sinta?

"Tante masak apa malam-malam gini? Sinta cobain, dong." Si Sinta itu maju nyelupin tangannya ke adonan kue, terus main kobok gitu. Ish!

Parahnya lagi dia meluk Ibu! Itu Ibu aku, woi!

"Ini kue buat Santi. Biar besok pagi itu anak bisa sarapan dulu sebelum sekolah." Ibu ngejelasin dengan suara lembut.

Oh..., jadi kehidupan sebenarnya ini berbanding banget, ya? Agak kaget, hehe. Baru tau ada acara sarapan sebelum sekolah.

"Aku mau juga dong, Tante!" Si Pencabut nyawa keliatannya akrab banget sama keluargaku?

"Mau nginep sini juga? Atau nanti tante bawa ke rumah kamu? Boleh banget kok, sayang."

Sayang? Ibu sayang sama dia? Lalu.., sayang sama keju ini gak?

Ibu? Ibu? Dengar tidak?

"Mau ngungsi sementara, hehe. Habisnya bocah itu belum dateng." Ibu senyum lagi! "Yaudah nanti tante kirim, ya."

Ibu.., aku mau coba juga! Ibu! Gimana rasa kue buatan Ibu itu? Ibu!

"Makasih, tante! Muach!" Eh?! ITU IBUKUUUU!

GAK BOLEH DICIUM!

Rasa iri dengki ini menjalar kemana-mana. Ini pertama kalinya aku merasakan kecemburuan membara seperti ini. Rasanya beneran gak ikhlas ngeliat Ibu dicium oleh orang lain. Apalagi dia keliatan seumuran sama aku.

Apa aku emang ditakdirin gak punya Ibu disini?

----

Bercanda. Buktinya aku bisa ngeliat dengan kepala keju bahwa Ibu mencium anaknya sendiri. Yah, walau itu bukan aku. Maksudnya, bukan diriku yang ini.

Ibu mencium diriku di dunia ini. Bisa kuliat kalo rasa sayang Ibu kepada Santi itu besar. Hah, pengen join.

Tragis banget aku cuma bisa ngeliat interaksi mereka. Harusnya aku seneng. Harusnya aku juga bahagia bisa dicium dan dipeluk sama Ibu sendiri.

Tapi sayangnya..., itu bukan badanku. Itu badan satunya.

Brengsek banget si Pencabut nyawa itu, serius. Masa dia naruh aku dipintu kamar aku. Maksudnya si Santi ini. Sengaja keknya menumbuhkan rasa cemburu membara.

Mana aku gak bisa jalan lagi. Hah, sungguh tragis. Disaat Ibu udah meluk dan menemani si Santi itu tidur, disini aku kedinginan tampa kasih sayang dari orang lain.

Oh iya..., aku kan punya ayah.

"Syut! Banyak ngarep lo, ye. Pulang sama gue sini." Hopp! Siapa ini?

Gue ditarik, ditoel-toel kayak jeli. Untung sabar. Kayaknya si Sinta ini agak boong. Emang boong sih. Buktinya dia pulang ke rumahnya ngebawa aku.

Eh? Bukan rumahnya itu. Itu tuh, rumahku! Iya, rumahku di dunia sebelah! Kok iso?!

"Lo bingung? Sama, gue juga." Dih? Gimana ceritanya?

Dia malah mendelik serem. Lah salahku apa? "Lo respon, kek."

Lah, keju! Mana ada mulut nih?!

Si Sinta itu bersedekap dada. "Hah.., gue gak tau cara ngebalikin badan lo."

WOI! BERCANDA?!

Dia ngomong dengan wajah datar gitu. Maksudnya gimana?

"Ya.., sementara lo jadi keju sampe besok. Dalam 24 jam sihir gue bakalan habis di lo." Oh? Yang bener?

Si Sinta itu naruh gue diatas kulkas. Aih, untung aja gak didalemnya. "Gak kedinginan, kan?"

Oh iya! Aku kan telanjang! OMAYGAT!

"Cukup, kan?" Gak tau mau bersyukur ato kaga, tapi masalahnya ini aku dikasih tisu. Mana selembar lagi.

Gak ngaruh apa-apa sih.

"Pokoknya usahain mimpi buruk. Setelah kembali, gue akan jelasin."

Hm? Mimpi buruk?

Mimpi ketemu sama Pencabut nyawa tampan itu bisa, tidak?

-----

Salam, 3Mei 2023

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

18.9K 2.5K 27
"kenapa menunggu pelangi ? karna menurutku pelangi itu indah jika melihat pelangi itu bisa membuat ku bahagia walaupun hanya sementara" " Kenapa keb...
S E L E C T E D Da mongmong09

Mistero / Thriller

329K 17.3K 32
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
About Alena Da fanyww

Mistero / Thriller

385K 30.8K 75
[15+ / Death riddle; misterius; teka-teki; geng; mafia; kill; kekerasan; badas; sneaky brain; intelligence; action; trust] ^Dimohon Follow Sebelum Ba...
3.4K 365 15
𝐒𝐒𝐧𝐨𝐩𝐬𝐒𝐬: Baru saja Kayla memaki tokoh antagonis dalam novel 'Fall in Love' yang ia baca, Kayla tak menyangka, setelah kecelakaan, ia malah t...