Drabble Namjoon

By Devsrn

15.8K 1.5K 227

Berisi cerita one shoot atau two shoot dari namjoon. yang sudah tau akun NJRapmonnie, nah sekarang aku pindah... More

Ayah
PENGUMUMAN
PENGUMUMAN 2
Missin' You Alone
Missin' You Alone (2)
Missin' You Alone (3)
Miss You Alone (4)
Missin' You Alone (5)
Missin' You Alone (6)
Missin' You Alone (End)
SINGLE PARENT (1)
SINGLE PARENT (2)
SINGLE PARENT (3)
Secret

Secret (2)

1.1K 117 17
By Devsrn

All is well, Joonie

.
.
.
.
.
.
.
.





Namjoon mengikuti langkah tegap sang ayah yang berjalan menuju ruang guru. Beberapa orang terlihat menunduk sopan dihadapan ayahnya, itu juga yang membuatnya menjadi semakin sedih. Ayahnya adalah orang terhormat, disegani seantero Korea, tetapi ayah harus menanggung malu karena memiliki anak sepertinya. Langkahnya terhenti saat ayah menahan tubuhnya, memegang bahunya membuatnya menatap sang ayah tak mengerti.

"Namjoon disini dulu, ayah akan masuk dan berbicara dengan kepala sekolah. Ayah akan panggil jika sudah selesai" namjoon mengangguk dan menatap ayahnya yang telah melangkah menjauh didampingi beberapa orang guru

Namjoon memilin jas sekolahnya, saat teman lain sudah menikmati liburan ia justru masih terjebak di lorong sekolah. Namjoon menatap beberapa gerak guru yang hilir mudik di hadapannya, ia juga lihat bagaimana media ada di lobby sekolahnya. Hampir semua media tahu tentang masalah ini, tentu saja ini akan jadi bahan yang hangat untuk dibicarakan.

********

"Silahkan masuk tuan min" kepala sekolah mempersilahkan wali muridnya ini untuk duduk di ruang tamu.

Yoongi merasa diterima dengan baik, tentu saja ia juga akan mengingat pelayanan baik ini. Yoongi menarik nafas sesaat dan mulai berbicara pada kepala sekolah

"Senang bertemu dengan anda, Kang seonsaengnim" yoongi dengan ramah menjabat tangan kepala sekolah namjoon.

"Agaknya aku tidak bisa berlama-lama, aku telah menjelaskan pada Kim ssaem jika aku ingin putraku tetap dinaikkan kelas" jelas yoongi tegas,

Kang seonsaengnim menjelaskan faktor apa yang sebenarnya membuat sekolah tidak berdaya untuk menaikkan namjoon, hal itu tentu akan dimaklumi yoongi. Yoongi terlihat meminta berkas yang sebelumnya telah ia pesankan pada Kim ssaem lekas ia tanda tangani.

"Anggap saja sepuluh beasiswa untuk siswa ini adalah bagian dari amalku--dan ini" yoongi mengeluarkan cek nya dan menuliskan nominal yang cukup besar untuk diserahkan pada kang ssaem.

"Ada tambahan sedikit dariku--"

Kang seonsaengnim terlihat terperangah melihat besaran nominal yang yoongi tuliskan disini, yoongi sendiri merasa aneh, apa nominalnya belum cukup.

"Apa masih kurang?"

"Tidak tuan, tidak. Ini sudah lebih dari cukup, dana ini bahkan bisa untuk beasiswa lima puluh anak dalam satu tahun" sahut kepala sekolah itu.

Yoongi sendiri mengangguk mengerti, ia menghela nafas sesaat lekas kembali berbicara pada kepala sekolah di hadapannya itu

"Maaf sebelumnya tuan kang, aku sebenarnya tidak suka cara ini. Aku harap kau tidak berpikir jika kegiatan politik ku juga seperti ini. Tetapi aku hanya ingin membuat putraku tidak tertekan, aku rasa kau cukup mengerti masa kelam yang dialami putraku setahun lalu" kang seonsaengnim mengangguk mengerti.

"Aku harap kau bisa menjamin putraku disini. Dan aku akan mengusahakan putraku belajar dengan sungguh-sungguh"

Yoongi lekas beranjak dari ruangan kepala sekolah, didampingi kepala sekolah dan beberapa guru mereka mencari namjoon. Anak itu terlihat tertunduk, yoongi tahu namjoon mungkin merasa malu.

"Namjoon--"

Namjoon lekas berdiri saat ayah dan kepala sekolah serta wali kelasnya mendekat ke arahnya. Ia mendengar bagaimana yoongi menjelaskan semuanya, tentang ia yang bisa naik kelas dan sebagainya.

"Terimakasih atas kerjasamanya tuan kang"

"Terimakasih, dewan min. Kami akan membantu namjoon meningkatkan kemampuan belajarnya"

Perhatian yoongi beralih pada namjoon, anak itu terlihat menunduk saja sejak tadi. Tangan dinginnya digenggam yoongi, ia tahu ayah cukup peka saat ini.

"Kau takut?" Tanya yoongi khawatir,

"Tenang, semuanya akan baik-baik saja" bisik yoongi sambil menggenggam jemari namjoon.

Yoongi mengikuti arah pandang namjoon dan menatap awak media yang sejak tadi memfoto keduanya. Yoongi melepas jasnya, menutup wajah namjoon dari sorotan kamera. Mereka keluar dengan bantuan beberapa anggota keamanan yang menjaga tubuh keduanya agak tak terdesak awak media. Media mulai merangsek kedua nya dan menghujani mereka dengan berbagai pertanyaan.

"Tuan min bagaimana tanggapan anda tentang kondisi kejiwaan putra anda yang dianggap tidak stabil?"//

"Apa rumor yang beredar itu benar? Apa benar putra anda tidak naik kelas?"//

"Tuan, apa tuan Seo ada dibalik kasus yang membelit anda saat ini?"//

"Apa anak anda depresi karena menjadi saksi kematian ibunya?"//

"Tolong beri tanggapan dewan min"//

"Dewan min telah kehilangan reputasinya, kunjungan ke sekolah bertujuan untuk melakukan negosiasi."// Yoongi mendengar seorang reporter membuat asumsi sendiri

"Dewan min telah melakukan kecurangan"//

"Dewan min tolong jawab kami, beri statement untuk kami semua"

Yoongi terus membawa namjoon masuk ke dalam mobil, anak itu terdengar menangis tetapi yoongi tidak ada waktu untuk menenangkannya saat ini. Setelah memastikan putranya berhasil masuk, ia kembali keluar dan memberikan keterangan pada awak media .

********

"Saya rasa kehidupan pribadi saya tidak untuk konsumsi publik, jadi tolong hargai privasi keluarga saya. Terimakasih"

Para awak media kembali mendesak yoongi meski dirinya sudah masuk ke dalam mobil. Mobil berjalan agak lambat sampai akhirnya berhasil keluar dari kerumunan.

Wajah seorang penyiar kemudian muncul dan menyimpulkan isi tanggapan yoongi kedalam satu ringkasan. Beberapa wanita yang sejak tadi memerhatikan breaking news yang ditampilkan dilayar tv memilih membuka obrolan mereka.

"Media terlalu ingin tahu, lihat wajah dewan min terlihat kecewa sekali"

"Benar, kau lihat bagaimana putra dewan min tak berani menatap media sama sekali, kasihan sekali anak itu"

"Tentu saja tuan min marah, lihat saja tindakan mereka membuat dewan min tertekan"

"Oh ya, aku dengar anak itu lupa ingatan, apa mungkin karena dia trauma karena jadi korban dan dia memilih melupakan semuanya?"

"Aku juga dengar kabar itu, dan kau tahu kasus pembunuhan dan perampokan itu juga janggal. Aku rasa tersangka yang ditangkap tidak bersalah"

"Tuan min bahkan tidak melanjutkan kasusnya"

"Dia tidak melanjutkan kasusnya karena anaknya mulai hidup normal, tidak mungkin semua berjalan seiringan. Dewan min pasti ingin menjaga kesehatan putranya"

Dokter Jung menatap para pegawainya yang sedang mengomentari tanyangan hari ini, bagaimana yoongi ada disana sebagai berita hangat hari ini. Ia tak terlalu khawatir pada yoongi, ia justru khawatir pada namjoon, anak itu sensitif sekali. Belum lagi efek jika namjoon terlalu tertekan, ia bisa sangat sedih sampai hilang kesadaran.

Ia mengambil ponselnya dan hendak menelpon yoongi namun ia urungkan, ia tahu rasanya tidak tepat untuk menelpon yoongi saat ini. Ia melirik jam dindingnya, satu jam lagi ia bisa pulang dan bisa melihat keadaan namjoon.

************

Suara dari wartawan yang mengejar mereka tadi masih terasa berdenging dikepalanya, menyahut silih berganti seperti hendak menghancurkan kepalanya. Namjoon tahu dirinya kambuh, serangan panik memang tak kenal waktu saat datang. Ia merasakan bagaimana ayah terus membisikkan kata penenang, mengatakan semuanya baik-baik saja sambil menggenggam jemarinya yang gemetar.

"Joonie dengar ayah, semua akan baik-baik saja" suara ayah mulai terdengar dekat, ia bahkan mendengar suara ayah yang parau.

"Jangan seperti ini, jangan buat ayah takut. Kau harus kuat ya, yang dikatakan orang orang tadi tidak benar" bisik yoongi sambil terus mengusap air mata namjoon yang turun.

"Aku minta maaf, ayah. Maaf" ucap namjoon parau, jangan tanya seberapa takutnya dia sekarang.

Tubuhnya dibawa lagi ke pelukan ayah, membisikkan kata penenang lagi padanya. Lama rasanya ayah memeluknya hingga ia merasa perasaannya sudah mulai tenang dan suara ayah tak terdengar lagi.

"Anak ayah tidak salah, anak ayah hebat kok. Namjoon sudah melakukan yang terbaik, dan ayah bangga" driver yoongi pun menahan air matanya, andai media tahu perjuangan yoongi mengembalikan kondisi putranya.

"Sstt-- semua akan baik-baik saja, tenang ya" bisik yoongi pelan beberapa kali.

Mata sayu itu lama kelamaan terpejam, meninggalkan yoongi sendirian dalam sesalnya. Ia tahu putranya tak pernah baik-baik saja, dan kejadian hari ini benar-benar memukul telak mental putranya. Namjoon merasa bersalah, sejak tadi terus menangis mengatakan jika ia malu pada diri nya sendiri. Yoongi menahan sekuat mungkin untuk tidak menangis di hadapan namjoon, namun suara paraunya bahkan tak bisa berbohong.

"Pak Han, kita ke Soigne ya. Namjoon tidak mau makan sejak tadi"

*********

Hoseok meremat keras ponselnya, ia membaca trending Korea hari ini. Dan nama adiknya terpampang jelas disana. Ia memerhatikan dosen yang masih memberikan materi disana, sepertinya ini akan lama sekali. Jadi hoseok berdiri, dan meminta izin untuk pulang lebih awal.

Kakinya beranjak turun dari lantai tiga, hari sedang tidak cerah dan ini seperti perasaannya sekarang. Ia memasuki mobilnya dengan tergesa, hendak memacu kendaraannya untuk berjalan ke rumah. Sesekali ia memerhatikan ponselnya, ia tadi sempat mengirim pesan pada namjoon namun tidak ada respon sama sekali. Tak lama panggilan ayahnya masuk lekas ia mengangkatnya.

"Halo ayah, ada apa?" Tanya hoseok sambil memasuki mobilnya.

"Hobi bisa ke klinik ayah tidak? Ayah ada di klinik pusat, tolong ambil beberapa obat yang paman yoongi pesan, ada dewan kesehatan yang akan sidak jadi ayah tidak bisa pulang cepat hari ini" hosoek mengangguk tanpa sadar.

"Apa namjoon tidak baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

"Dia baik-baik saja, tak usah khawatir. Yang terpenting segera ambil obat ini, mungkin paman yoongi membutuhkannya" jelas jaehwan pada hoseok.

"Baiklah ayah, aku kesana sekarang"

Hoseok lekas menginjak pedal gasnya dan bergegas menuju klinik sang ayah. Sepanjang jalan ini ia terus memikirkan hal apa yang bisa membuat mood adiknya membaik, setidaknya ia juga ingin membantu paman yoongi yang sudah berjuang keras hari ini. Ia tahu masa lalu namjoon tidak lah baik, jadi ia terketuk untuk terus melindungi adiknya itu dari hal buruk apapun.

**********

Namjoon tertidur di kursi mobil masih sambil menggenggam jas sang ayah, sedang yoongi coba membangunkan putranya untuk makan siang.

"Sepertinya batalkan saja pak Han, namjoon terlalu lelap. Kita pulang saja, namjoon tidak mau bangun ternyata" jelas yoongi pada drivernya, sesekali ia mengusap rambut namjoon yang basah karena berkeringat.

Padahal rencananya dia ingin membuat makan siang spesial untuk putranya, juga ingin membawa namjoon mengingat hal hal kecil yang dulu sering ia lakukan bersama ibunya. Ia memerhatikan wajah putranya, mengusap sisi kepala putranya, terasa goresan lebar di kepala putranya.

"Setiap mengingat ini, ayah selalu merasakan ketakutanmu, nak" batinnya dalam hati.

Itulah alasan mengapa ia bersikeras ingin namjoon nya naik kelas, semata untuk menjaga mental putranya agar tetap stabil. Jangan kan harta, jiwa nya pun diminta ia tak masalah yang terpenting putranya baik-baik saja.

***********

Namjoon menatap langit malam yang muram, malam tidak pernah lagi menunjukkan sinarnya sejak peralihan musim. Matanya menatap kosong langit malam hingga tanpa sadar seseorang telah berada di sisinya.

"Ayo ke sungai Han, kita naik sepeda disana" hoseok dengan pelan memecah lamunan namjoon.

Namjoon menghela nafas, menatap hoseok sesaat lekas menarik buku yang ada di sisinya. "Kita belajar saja kak, ajari aku matematika" ujar namjoon pelan.

Hoseok mencoba berbicara pada namjoon, anak ini agak keras kepala jika memiliki kemauan. Ia sih mau saja jika mengajarkan namjoon, tetapi lebih dari itu ia hanya khawatir jika namjoon terlalu memaksakan diri. Kedatangan yoongi mengalihkan pandangan keduanya, pamannya yang memakai baju santai itu terlihat duduk di sisi namjoon.

"Pergilah, main dengan kak hobi" bujuk yoongi sambil mengusak lembut kepala namjoon.

Namjoon menatap ayahnya sebentar lekas menggeleng, ia masih merasa bersalah pada ayahnya.

"Tidak apa-apa, ayah sudah siapkan sepeda lipatnya di depan rumah. Sana main. Nanti biar paman Han yang antar kalian berdua"

Hoseok melirik yoongi dan tersenyum, akhirnya pamannya yang kaku itu sedikit berubah. Hosoek menatap namjoon seakan meminta pertujuan. Dan ia tersenyum saat namjoon mengiyakan ajakannya. Yoongi memilih keluar, meminta pak Han untuk bersiap karena anak-anak akan keluar. Ia melihat putranya sudah memakai baju santai ditemani hoseok disampingnya. Yoongi tahu sikap kerasnya tidak bisa terus menerus ia pertahankan, ia kini berbalik memeluk namjoon menumpahkan semua afeksinya untuk putra semata wayangnya.

"Tolong awasi keduanya, jangan sampai mereka dalam bahaya" pesan yoongi pada sang driver.

"Selamat bersenang-senang"  ucap yoongi saat ketiganya mulai meninggalkan halaman rumah.


































Tebeeceeee

Haloooo..
Kembali lagi sama veve...

Lanjut???

Oh yaaa...
Happy Army day buat semua nya 💜
Selamat menunggu MV terbaru dari BTS💜💜💜
BIG HUG
VEVE💜

Continue Reading

You'll Also Like

106K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
458K 46.1K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1M 83.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
612K 61.1K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...