ANRASKA FOR ADREA

By BellaCentyas

1.3K 569 360

Ini adalah kisah tentang Anraska sang ketua geng motor yang bernama Dargoza dengan kekasihnya Adrea. Sebuah t... More

ANRASKA
ADREA
01 - SMA Mutiara Bakti
02 - Lo Harus Tau
03 - Siapa Itu Daren!
04 - Di Tolak
05 - Pacaran!
06 - Perhatian Kecil
08 - Strategi Dan Rencana
09 - Mau Putus?
10 - Terpeletot-Jatoh-Mleyot

07 - Kejadian di Kantin

69 19 15
By BellaCentyas

ANRASKA FOR ADREA


Happy weekend guys💜

Aku kembali bawa part 7 untuk kalian.. Yuk langsung ramaikan..

Happy reading..

----

"Kurang ajar! Bisa-bisanya dia makan satu meja dengan Anras dan anggota Dargoza lainya!" ia menggepal jemarinya erat."Gue nggak terima! Jangan pikir dia udah menang."

"Lo mau kemana?" cegat temannya.

"Gue mau tunjukin dimana posisi dia sebenarnya." Ia pun beranjak meninggalkan kedua temannya.

Dengan langkah cepat ia menuju satu meja yang membuatnya benar-benar emosi sedari tadi. Ia tak terima melihat pemandangan seperti ini.

"Lo ngap-"

Byurr

Adrea terpelonjat kaget, segelas air minuman tiba-tiba disiram kepadanya. Bukan hanya dirinya, baik Anras dan yang lainnya pun ikutan kaget dengan apa yang terjadi.

"Woy, apeni maksudnya!"

Adrea menatap orang yang dengan sengaja menyiramkan air minum itu kepadanya. Apa maksudnya melakukan hal gila seperti ini!

"Woy cewek setres, maksud lo apaan nyiram minuman itu ke Adrea?" Alana mendekati gadis itu, Siska. Kakel yang melabrak Adrea kemarin.

"Dia, " Siska menunjuk Adrea,"Emang pantes diginiin."

Serlia ikut maju, "Apasih bacot. Mau nyari masalah lo sama kita!"

"Bilangin nih sama temen lo. Jangan mentang-mentang dia pacarnya Anras sekarang, dia sok berkuasa di sekolah ini."

"Pacar!"

"What! Pacar!" Kaget Alana, matanya membulat sempurna. Tak hanya Alana, baik Izela, Serlia, Mahes, Genta dan juga Endra benar-benar kaget dengan ucapan Siska barusan. Sejak kapan mereka pacaran! Kenapa tidak ada yang memberitahu!

Semua langsung menatap Adrea dan Anras bergantian.

Tuh kan, apa yang Adrea takutkan sekarang malah kebongkar.

Adrea menggepal jemarinya erat, ingin sekali ia patahkan tangannya, dan menyumpal mulutnya.
Tapi tidak, Adrea sudah berniat, tidak ingin bermasalah disekolah ini.

Tahan Adrea, tahan...

"Ya trus kenapa kalau Adrea sekarang pacarnya Anras! Apa urusannya sama lo?"

"Gue nggak terima ya. Temen lo ini sama sekali nggak pantas buat Anras." Ia mendorong Adrea. Hampir saja Adrea jatuh karna badannya yang tidak siap.

Tapi dengan sigap, Anras disampingnya menangkap Adrea kedalam pelukannya dengan erat.

Kini kedua pasang mata itu, beradu dalam tatapan yang begitu dekat.

Apa ini! Mata hitam legam laki-laki ini begitu jelas menatapnya. Jantung yang semula berdetak normal, kini seperti sedang berpacu dengan cepat. Bahkan untuk menelan saliva saja kini terasa berat.
Adrea nggak kuat! Adrea nggak kuat!

Siska semakin mamanas, apa yang ia lihat ini, benar-benar diluar keinginannya. Seharusnya Adrea dipermalukan, bukan malah mendapat perhatian Anras!

Adrea berusaha untuk kembali berdiri.
Anras melirik Siska dengan sorot tajam.

"Anras, dia nggak pantes buat lo, dia-"

"Urusan lo sama gue." potong Anras.
"Maksud lo apa dengan semua ini?" lanjutnya.

"Gue cuma mau lo sadar, kalau dia nggak lebih baik seperti yang lo tau, dia cuma manfaatin lo Ras." ucapnya dengan nafas yang menggebu,"Gue, gue yang lebih baik daripada dia." lanjutnya.

Anras menaikan alisnya sebelah,
"Lo siapa, berani ngatur pilihan gue?"

"Nggak gitu Ras, gue cuma mau lo tau, kalau gue itu cinta sama lo, gue-"

"Pergi lo sekarang." suruh Anras dingin.

"Ras, gue belum selesai ngomong!"

"Lo mau pergi sendiri atau gue yang nyeret lo." tukas Anras."Lo nggak mau kan lebih malu dari ini! Sebenarnya disini, lo sedang mempermalukan diri lo sendiri."

Apa yang Anras katakan memang benar, semua murid di Kantin saat ini sedang monyoroti mereka. Siska menatap Adrea penuh amarah, tangannya semakin terkepal kuat.

"Urusan kita belum selesai." kata Siska pada Adrea.

"Lo berani nyentuh Adrea, apalagi nyakitin dia. Lo berurusan sama gue." kata Anras dengan nada ancaman.

Dengan wajah yang sudah merah padam, amarah yang sudah tak tertahan, Siska segera pergi meninggalkan Kantin. Bukan hanya karena Anras menolaknya, tapi ia sangat-sangat malu, semua mata menyaksikannya dipermalukan begitu saja. Semuanya terjadi tidak sesuai yang diinginkannya.

Selang beberapa detik Siska meninggalkan Kantin. Adrea ikut menyusul keluar dari Kantin ini.

"Adrea lo mau kemana..!" teriak Alana, kemudian menyusulnya, diikuti Izela dan Serlia,"Adrea...."

Anras menatap punggung Adrea yang sudah pergi meninggalkan Kantin.

"Ini apaan sih anjir! Kenapa semua cewek pada tergila-gila sama lo Ras! Padahalkan disini masih banyak stok cowok ganteng, gue contohnya!" ujar Mahes bersuara.

"Ho-oh, gue juga heran, kek nggak ada cowok lain aja! Kan kasian yang jomblo, boro-boro kebagian! dapet perhatian aja kagak!" timpal Endra geleng-geleng.

"Eh- tapi ngomong-ngomong, lo sama Adrea beneran pacaran? Sejak kapan! Kenapa lo nggak ngasih tau kita!" Mahes nenepuk lengan Anras.

"Nggak tertarik ngasih tau kalian." jawab Anras dingin.

"Yeeeu takut dimintain pajak jadian lo? Halah pelit amat, nggak bakal langsung kering juga dompet lo."

"Lo mau kemana?" cegat Mahes saat Anras berusaha untuk pergi.

"Apasih!" tepis Anras.

"Udah, pergi aja Ras, lo susul Adrea, kasian dia." kata Genta.

Anras segera meninggalkan Kantin untuk menyusul Adrea.

--💜--

Minuman itu disiram tepat dibagian dadanya, membuat seragam Adrea sekarang benar-benar basah dan jadi terlihat transparan.
Adrea jadi tidak bisa keluar toilet dalam keadaan bajunya yang seperti ini.

"Gue nggak bisa keluar seperti ini!" kata Adrea sambil menyilang kedua tangannya di depan dadanya.

"Ya trus gimana!" sahut Alana.

"Gimana kalo lo pake sweater gue aja, itu lebih baik kan daripada lo keluar seperti ini!" kata Serlia.

"Ide yang bagus."

"Iya Dre, lo pake sweater Serlia aja dulu sementara." timpal Izela.

"Iya deh." jawab Adrea.

"Oke, gue ambil sweater gue dulu, kalian tunggu disini." ucap Serlia kemudian keluar dari dalam toilet ini.

"Jangan lamaaa" teriak Alana.

"Iya woy iyaaa"

--💜--

Adrea sudah mengenakan sweater Serlia yang berwarna pink salem itu. Baju seragamnya ia masukkan kedalam
paper bag, kemudian ia dan teman-temannya keluar dari toilet.

Adrea berjalan di depan, namun langkahnya tiba-tiba harus terhenti saat seorang laki-laki berdiri dihadapannya.

Adrea mendongakkan kepalanya, kemudian menghela nafasnya berat.

"Apa gue bisa bicara dengan Adrea!" ucap Anras seraya menatap Adrea yang kini sedang memalingkan wajahnya.

"Kalau mau bicara ya bicara aja kali!" ucap Serlia.

Alana menepuk pundak belakang Serlia, Serlia menyergit, kenapa Alana menepuknya!

"Bisa kok bisa," Alana segera mengajak kedua sahabatnya untuk pergi meninggalkan Adrea dan Anras berdua.

"Lah tapi Adrea!"

"Lo ngerti nggak sih! Maksudnya Anras itu cuma ingin berdua dengan Adrea nyet." Bisik Izela mengocehi Serlia.

"Tapi kan!"

"Udah ayok kita balik ke kelas." Alana dan Izela memaksa Serlia untuk cepat pergi meninggalkan Adrea dan Anras saja berdua.

Kini hanya tinggal Anras dan Adrea.
Adrea sama sekali tak menatap Anras, ia sedang bingung, kejadian di kantin tadi benar-benar diluar dugaan! Adrea pikir kakelnya itu, tidak akan berbuat sampai seperti itu.
Tapi ternyata!

Apa Adrea hentikan saja hubungan palsu ini!

Adrea yakin, Kakel nya tidak akan berhenti sampai disini.
Kakelnya itu sangat terobsesi dengan Anras. Apapun bisa ia lakukan untuk mendapatkan Anras dan menyakiti orang-orang yang berusaha mendekati Anras!

"Lo mikirin apa!" ucap Anras bertanya.

Suara Anras kini menyadarkan Adrea,
"Nggak ada."

"Lo nggak papa?"

"Enggak."

"Terus kenapa lo kayak bingung gitu!"

Adrea bergumam sebentar,"Kita batalin aja ya! Kita batalin semua perjanjian kita!" ujar Adrea memutuskan.

"Kenapa! Bahkan sampai hari ini lo sendiri juga belum ngasih tau gue, Lo butuh gue buat apa! Lo takut sama Siska?"

"Enggak. Bukan karena gue takut sama dia, tapi gue cuma nggak mau dia berbuat hal yang lebih buruk dari ini." jawab Adrea menjelaskan.

"Lo nggak usah khawatir, gue yang akan buat dia berhenti."

"Jangan. Lo jangan apa-apain dia-"

"Gue juga nggak bakal ngapa-ngapain dia, gue cuma mau peringatin dia buat berhenti gangguin hidup gue dan lo." potong Anras menjelaskan.

"Percuma, rasanya dia nggak akan ngerti.
Kemarin aja dia-" Hampir saja! Kenapa Adrea malah jadi keceplosan!

"Kemarin dia apa?" tanya Anras curiga. Sepertinya ada yang ditutupi oleh Adrea.

Adrea mengigit bibirnya bingung, sekarang dia harus jawab apa!

"Apa dia sebelumnya udah pernah jahatin lo lebih buruk dari yang tadi?!"

"E-enggak kok enggak." bohong Adrea. Ia nggak mau semuanya jadi panjang.

"Gue mau ke kelas, gue capek." ucap Adrea mengalihkan.

"Mau gue anter sampe ke kelas!" ucap Anras menawarkan.

"Nggak usah, emang gue bocah!" tolak Adrea. Yang ada nanti seisi kelas malah jadi menyorotinya.

"Beneran?"

"Ya iya." jawab Adrea, saat ini ia tak berani menatap wajah Anras.

Anras terkekeh, kemudian mengacak-acak puncak kepala Adrea gemas. Ia menatap lekat paras gadis dihadapannya saat ini, yang sekarang berstatus sebagai pacarnya.

Adrea memejamkan matanya. Ia dapat merasakannya dengan jelas, setiap sentuhan tangan Anras di puncak kepalanya.

Entahlah, perasaannya jadi campur aduk, tak bisa ia jabarkan. Yang pasti, Anras benar-benar sudah membuat jantungnya berdetak cepat tak karuan.

"Nggak jadi ke kelas!" goda Anras.

"Apasih." Adrea langsung berbalik dan berlari kecil meninggalkan Anras.

Anras masih berdiri dengan kedua sudut bibirnya yang masih terangkat sempurna.

Jujur, untuk pertama kalinya, Anras merasakan hatinya sangat nyaman didekat gadis itu, Adrea.

--💜--

Bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu, saat ini Adrea sedang berjalan menuju parkiran mobilnya.

"Kita duluan ya Adrea.." ucap Izela yang sudah didalam mobil bersama Serlia,
"Dahh Adrea.." dadah Serlia dan Izela yang sambil menyetir.

"Iya, daahh."

Kalau Alana! dia mah sudah lebih dulu pulang bersama gebetannya, Genta.

Adrea berjalan mendekati mobilnya yang tak jauh darinya saat ini.

"Mau pulang!"

Adrea tersentak kaget, ia sontak memutar badanya kebelakang, menoleh siapa yang bersuara di belakangnya.

Detik berikutnya, Adrea menghelah nafas, melihat sosok laki-laki yang saat ini sedang berdiri dengan sorot wajah datar menatapnya.

"Ada apa!" tanya Adrea.

"Pulang bareng gue." ucap Anras.

Adrea mengernyit, maksud Anras apa!
Dia nggak lihat mobil di dekat Adrea!

"Gue bawa mobil sendiri." jawab Adrea menekankan.

"Gue tau."

"Ya trus kenapa-"

"Besok kan libur, dan gue belum tau rumah lo dimana! Terus minggu nanti gue mau jemput lo dimana coba?!"

Iya juga sih! Tapi kan Adrea lagi nggak tinggal dirumah! Rencana sih memang hari ini dia mau balik kerumah buat ketemu sama Mama Papa nya.
Tapi ya nggak sekarang juga!

"Kenapa malah diem!"

"Kalo gue bareng lo, mobil gue gimana?!"

"Tenang aja, gue bakal minta temen gue buat bawa mobil lo nyusul ke rumah lo."

Adrea menimang-nimang sebentar.
Kira-kira Anras bisa dipercaya nggak ya!

"Gimana!" tanya Anras,
"Em-Maksudnya, ayo cepetan." ralatnya.

"Kok gitu!"

"Buruan.. Gue juga ada keperluan habis ini."

"Oh ya udah, nggak usah kalo gitu. Gue bisa pulang sendiri nggak usah repot-repot anterin gue." balas Adrea kesal, "masalah rumah gue, tinggal gue share lock bisa." tambahnya kemudian dengan cepat membuka pintu mobilnya.

"Eh, maksud gue nggak gitu," cegat Anras.

"Apa! Lo ada urusan kan, ngapain repot-repot nganterin gue!" sindir Adrea.

"Maksud gue, jangan kelamaan mikir. Bentar lagi nih gerbang mau ditutup." ucap Anras meralat agar Adrea tidak salah paham.

"Pengalihan! Bilang aja nggak niat." Adrea beranjak untuk masuk kedalam mobilnya namun tiba-tiba ponselnya diambil dari tangannya.

"Eh, lo mau apa sama ponsel gue!" kaget Adrea saat ponsel nya tiba-tiba diambil.

"Sini balikin!" pintar Adrea, ia mencoba meraih ponselnya, namun Anras malah menyulitkannya dengan geser sana geser sini balik sana balik sini, supaya Adrea tidak dapat menjangkau ponselnya.

Menyebalkan!

"Anras balikiiinnn" teriak Adrea jengah, dia mau apasih sebenarnya!"balikin atau-" tiba-tiba ponsel Anras berdering.

"Nih," Anras mengembalikan ponsel Adrea,"Nggak usah takut, gue nggak buka apa-apa. Gue cuma naruh nomer ponsel gue ke ponsel lo." jelas nya.

Di ponsel Adrea memang tidak ada apa-apa! Memangnya ada apa! Adrea hanya tidak suka orang lain mengambil dan membuka ponselnya tanpa seizinnya.

Adrea memasang muka kesal, cowok dihadapannya ini selalu tidak bisa diprediksi. Ngeselin tapi- Ah sudahlah!

Anras menepuk-nepuk pelan pipi Adrea,"Jangan gitu mukanya.." Senyumnya, yang langsung mendapat tepisan dari Adrea.

"Udah, gue mau pulang." ucap Adrea kemudian menaruh tas-nya di dalam mobil dan menutup pintu mobilnya, setelah itu ia beranjak ke pintu mobilnya di sebelah kanan.

"Beneran nggak mau nih pulang sama gue!" tanya Anras menggoda.

"Nggak tertarik." balas Adrea."Yang ada jantung gue bisa copot kalau pulang bareng lo." ujar Adrea menambahkan, kemudian membuka pintu mobilnya.

"Kenapa bisa gitu!" tanya Anras terus menggoda.

"Jangan salah paham ya, maksud gue, lo bawa motornya pasti ngebut kan dijalan, secara lo anak motor, gue paling nggak suka diajak kebut-kebutan di jalan, apalagi di jalan Raya. Paham." kata Adrea, kemudian ia segera masuk kedalam mobilnya.

"Galak bener buk!"

Adrea menghidupkan mesin mobilnya, ia pun menjalankan mobilnya mundur kemudian membelokkannya ke kiri dan segera keluar dari gerbang Sekolah.

Setelah melihat Adrea keluar dari gerbang Sekolah, Anras pun segera beranjak pergi dengan motor besarnya.

--AFORA--


Tinggalkan jejak seperti biasa dengan komen dibanyak kolom komentar dan vote setelah baca yaaa

See you next part💜

Spoiler:
["Apakah ada Konspirasi!"]

BELLA CENTYA

Follow Bell
Ig @bellactyn_
    @bellstories_

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 133K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
7.1M 300K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
5.7M 296K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...