RAFILLA

By Abdiputri

5.4K 1.6K 3.1K

⚠ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠ "Dasar cowok kepala batu! Gak mau ngalah! Banyak omong! Tukang ngedumel! Aneh! Susah... More

Part01
Part02
Part03
Part04
Part05
Part06
Part07
Part08
Part09
Part10
Part11
Part12
Part13
Part14
Part15
Part16
Part17
Part18
Part19
Part20
Part21
Part22
Part23
Part24

Part25

139 23 144
By Abdiputri

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

※※※

Ketika Raffa hendak keluar melewati gerbang sekolah, ia malah menghentikan motornya saat melihat Aqilla yang berjalan sendirian melewati Raffa. "Heh macan, Lo gak bareng Devira?"

Aqilla terus berjalan melewati Raffa walaupun ia tau bahwa Raffa sedang berbicara dengannya.

"Woy.. macan betina!" Raffa kembali memanggil Aqilla, namun masih tak ditanggapi oleh sang pemilik nama.

Pssst!

Woii!

Heh!

Raffa terus memanggil Aqilla tetapi tetap saja tak di tanggapi oleh sang lawan bicaranya.

Benar-benar kesal rasanya terus di abaikan sedari tadi oleh Aqilla, bahkan Aqilla melewati keberadaan Raffa yang sebelumnya posisi Raffa ada di depan Aqilla.

Tanpa berpikir panjang lagi, Raffa menarik rambut milik Aqilla yang di ikat menjadi satu kebelakang, sehingga kaki Aqilla harus kembali melangkah kebelakang mengikuti tarikan rambut yang di jambak Raffa.

Untung saja situasi di sekitar lingkungan sekolah sudah mulai sepi, dikarenakan sebagian besar siswa siswi sudah pulang, jadi Aqilla tak menanggung malu lebih besar akibat ulah manusia menyebalkan yang pernah Aqilla temui di dunia ini.

"Lepas! Sakit anjir!" Berontak Aqilla memukul-mukul lengan Raffa yang menempel pada rambutnya.

Sebenernya Aqilla tak merasa benar-benar begitu sakit, karena Raffa hanya menarik rambut miliknya dengan pelan tanpa power full. Namun Aqilla lebih memilih mengatakan kesakitan agar Raffa segera melepas rambutnya.

Masih tak ada balasan apapun dari Raffa setelah Aqilla mengucapkan keluhannya.

"Lepas atau gue teriak!" Ancam Aqilla.

"Lo gak nyadar kalo barusan Lo teriak?" Sahut Raffa tanpa melepas jambakan rambut Aqilla.

"Salah gue apa woy, sampe di aniaya gini!" Sewot Aqilla saat ancamannya tak berpengaruh sama sekali.

"Salah Lo itu karena berani-beraninya ngacangin gue."

"Heh! Lo pikir Lo siapa?!" Sentak Aqilla.

"Siapa ya? Menurut Lo gue siapa?" Bukannya menjawab, Raffa malah balik bertanya.

"Orang sakit jiwa!" Ceplos Aqilla.

Raffa di buat kesal oleh jawaban Aqilla, tanpa ragu lagi ia semakin lebih menarik rambut Aqilla kebelakang.

"Raffa bego, sakit anjirr!" Umpatan itu berhasil keluar dari mulut Aqilla.

Raffa hanya bisa tertawa melihat raut wajah Aqilla yang penuh amarah.

Psikopat sinting, bukannya di lepas malah ketawa-ketawa di atas penderitaan gue. Batin Aqilla, frustasi.

Baiklah, jika dengan cara memohon tidak mempan saat ini, maka sepertinya Aqilla harus mencari cara lain untuk membebaskan rambutnya dari tangan biadab milik Raffa.

Aqilla menarik dan membuang nafasnya, ia diam dan berpikir sejenak untuk mencari cara agar terlepas dari Raffa.

Tak membutuhkan waktu lama, 1 ide terlintas di pikirannya.

Aqilla lebih mendekatkan dirinya pada raffa setelah menemukan idenya, kemudian setelah itu dengan cepat kilat Aqilla mencabut kunci yang menempel pada motor Raffa.

"E-ehh! Sini balikin!" Titah Raffa.

"Ogah!" Ketusnya.

"Aqilla balikin kuncinya atau rambut Lo gue cabutin satu-satu sampe botak ke akar-akarnya!" Ancam Raffa penuh penekanan.

"Berani Lo cabut rambut gue walaupun sehelai, gue pastiin kunci motor ini gue lempar ke sungai Amazon!" Aqilla menunjukan kunci motornya pada Raffa.

Raffa tertawa renyah mendengar ancaman Aqilla. "Udah gak usah ngadi-ngadi! Cepet balikin kuncinya."

"Ya udah mangkanya lepasin dulu rambut gue! Baru abis itu gue kasih kunci motor Lo" Pinta Aqilla.

Tanpa aba-aba Raffa langsung melepaskan tangannya dari rambut Aqilla.

"Mana kuncinya!" Pinta Raffa memperlihatkan telapak tangannya.

"Ambil aja kalo bisa!" Aqilla menjulurkan lidahnya setelah itu ia berlari menjauh kan diri dari Raffa.

Sedikit tidak percaya rasanya, ternyata Raffa telah tertipu oleh ucapan Aqilla yang mengatakan akan mengembalikan kunci motor nya.

Jujur saja, Aqilla masih tidak terima di buat kesal habis-habisan oleh Raffa. Jadi ia pun berinisiatif untuk membalaskan semua perlakuan Raffa padanya, yaitu membuat Raffa sama kesalnya seperti apa yang tadi Aqilla rasakan.

Raffa menitipkan motornya pada penjaga sekolah yang kebetulan ada di sana. Setelah itu Raffa mengejar Aqilla untuk mendapatkan kembali kunci motor miliknya.

Jarak antara keduanya tak terlalu jauh, karena Raffa mampu menyusul Aqilla yang sudah lari terlebih dahulu. Mungkin jika di lihat dari segi nostalgia mereka seperti bocah laki-laki dan bocah perempuan yang sedang main kejar-kejaran.

Sungguh, Aqilla benar-benar sudah tak kuat lagi untuk berlari lebih jauh lagi menghindari Raffa.

Aqilla menghentikan langkahnya dengan nafas yang tersengal-sengal, sama halnya dengan Raffa yang terlihat sudah dibanjiri keringat di wajahnya maupun tubuhnya.

Padahal mereka berlari tidak terlalu jauh, tapi entah kenapa rasanya sangat melelahkan. Sepertinya ini efek karena jarang olahraga pagi, alias joging.

Aqilla melempar kunci motor itu ke arah Raffa, dengan cepat Raffa langsung menangkapnya. "Udah, gue gak kuat." Pasrah Aqilla.

"Sama, gue juga,"

Tanpa di rencanakan mereka berdua duduk bersama di atas rerumputan taman umum yang letaknya tak jauh dari tempat sekolah mereka, mungkin hanya berkisar ±500 Meter.

"Lo sih, pake acara ngambil kunci gue segala!" Ucap Raffa menyalahkan Aqilla.

"Lo yang mulai duluan narik rambut gue!"

"Siapa suruh gak mau nyaut,"

"Mangkanya panggil orang tuh pake nama biar di sahut,"

"Lah nama Lo kan emang macan,"

Aqilla melebarkan bola matanya lalu melempar kerikil kearah Raffa sampai  mengenai pundak kanan lengannya.

Raffa hanya tersentak. "Kasian gue sama calon suami Lo nanti."

"Kenapa?" Tanya Aqilla, heran.

"Pasti nih ya every second, every minute, every time, everywhere, always di KDRT-in terus sama Lo." Sungut Raffa dengan lantangnya.

Aqilla mengepalkan kedua telapak tangannya. "Dasar cowok gak mau ngalah! Kepala batu! Banyak omong! Tukang ngedumel! Aneh! Susah di atur! Intinya gue kalo ketemu sama lo itu bawaannya selalu pengen nabok muka lo tau." Ucap Aqilla panjang lebar, saat ini ia benar-benar merasa batas kesabarannya sudah habis.

"Dimana-mana orang kalo ketemu sama gue itu terpesona liat muka ganteng gue, bukan malah pengen nabok! Dasar cewek Bawel! Crewet! Tukang nyerocos! Hobby nya nyinyir in gue terus!" Balas Raffa tak mau kalah.

"Bangga Lo? Cuma sekedar modal tampang doang, hah?"

Raffa berdeham dengan mengeluarkan suara batuk yang dibuat-buat. "Banggalah ketika mempunyai akhlak yang mulia, kayak gue nih contohnya."

"Lo yakin sama ucapan Lo?" Tanya Aqilla memastikan.

"Yakin lah." Jawab Raffa meyakinkan.

"Oke bagus."

"Kenapa?" Tanya Raffa merasa heran.

Aqilla tak menjawab pertanyaan itu, ia justru menatap sekeliling taman mencari penjual minuman yang biasa berjualan keliling di taman itu.

Aqilla memanggil bapak-bapak pedagang air mineral. Merasa dirinya terpanggil oleh siswi berseragam SMA lalu si pedagang itu menghampiri keberadaan Aqilla dan juga Raffa.

"Air mineral satu, temen saya yang bayar ya pak." Ucap Aqilla, matanya tertuju pada Raffa

"Lah, lah, kenapa jadi gue yang bayar?" Raffa terlihat kebingungan.

"Manusia yang akhlak nya mulia pasti selalu punya rasa ingin tolong menolong." Ujar Aqilla meluruskan maksud nya.

Aqilla tersenyum kemenangan karena dapat menjebak Raffa dalam kata kata yang di katakan nya tadi 'Bangga lah ketika mempunyai akhlak yang mulia'

Raffa langsung membayar 2 botol air mineral itu, pertama yang Aqilla minum dan satu lagi untuk dirinya. Mereka berdua sama-sama meminum air dalam botol nya masing-masing.

"Seger! gratis pula," kata Aqilla. "Thanks Raffa Mahesaz." Lanjut nya.

Raffa bermenye-menye. "Bisa-bisanya manfaatin keadaan!"

"Gue tuh gak manfaatin keadaan tapi gue cuma mau buktiin omongan Lo doang, udah itu aja." Tungkas Aqilla membela diri.

"Sama aja aqii."

"Nama gue Aqilla bukan Aqii." Koreksi Aqilla.

"Oh" Raffa tak berniat menanggapi.

"Anyway, Lo emang mau ngomong apaan tadi manggil-manggil gue?" Tanya Aqilla penasaran. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada hal itu, siapa tau saja ada sesuatu penting yang akan di katakan Raffa.

"Nanya doang."

"Nanya apa?"

"Lo gak bareng Devira, biasanya kan kalian selalu pulang bareng."

"Nggak, Devira hari ini lagi ada urusan."

Raffa kembali ber 'oh' saja.

"Lo sendiri kenapa gak bareng Jessyca?"

"Tadi dia di jemput sama supir pribadi ayahnya." Jawab Raffa.

"Kasian banget di tinggalin, mana masih muda." Ejek Aqilla melihat ke arah Raffa dengan tatapan miris dan langsung dibalas kembali oleh Raffa dengan tatapan sinis.

Aqilla bangkit dari duduknya. "Gue cabut duluan ah, pengen cepet-cepet rebahan di pulau kapuk soalnya."

※※※

YANG BELUM FOLLOW AKUN ABDI, YUK FOLLOW YUK!

* Abdiputri *

KLIK LAYAR BERGAMBAR ✩ BAGI YANG BELUM VOTE!

SEE YOU NEXT PART♡

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 99.9K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.2M 51.9K 45
BANTU PROMOSIKAN CERITA INI YA .. 🔞🔞 Terimakasih ... "Dia Langga adik sekaligus kekasih ku " Natan "Kamu milikku dan tetap menjadi milikku " Lang...
1.6M 99.2K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
2.9M 250K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...