VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!
※※※
"Kamu cuman pesen itu doang?" Tanya Jessyca saat melihat makanan yang di pesan oleh Raffa hanya seporsi cilok dan satu gelas es teh manis.
Belum sempat Raffa menjawab tiba-tiba suara dari mulut temannya keluar begitu saja dengan lantangnya.
"Si Raffa tuh lagi bokek, belum di kasih duit jatah." Celetuk Alvaro.
"Nah bener tuh, mangakanya ngirit jajan." Tambah Andra, ikut-ikutan.
"Ck, diem lo berdua!" Sewot Raffa.
"Lah kenapa? Emang kenyataanya gitu." Sahut Alvaro, tak kalah sewot.
"Let's order some more food, nanti aku yang bayar." Tawar Jessyca.
Raffa menggeleng. "Gak usah, masa cewek yang ngebayarin makanan cowoknya sih." Tolaknya berbicara halus.
Dugaan Jessyca benar, Raffa pasti akan menolak tawarannya. Ternyata sifat Raffa masih sama seperti dulu, Raffa selalu saja menolak tawaran yang di berikan Jessyca, ketika Jessyca hendak membayar sesuatu saat Raffa kebetulan sedang tak membawa uang dalam bentuk cash maupun card.
"Hey, siapa bilang aku cuman bayarin makanan kamu doang?" Ujar Jessyca. "Today's special, aku juga traktir temen-temen kamu makan sepuasnya." Sabmbungnya.
Andra memukul meja kantin, yang membuat teman-temannya terkejut. "Serius?" Seru Andra yang paling heboh di antara yang lainnya.
Jika sudah menyangkut perihal makanan Andra akan langsung bersemangat menanggapinya.
Jessyca hanya mengangguk merespon pertanyaan Andra.
"Kalo gitu gue mau pesen mie ayam, bakso, somay, batagor, cilok, es ang--" Ucapan Andra terhenti saat Alvaro memasukan bakso berukuran sedang kedalam mulut Andra.
"Di kasih hati, mintanya taik." Cerca Alvaro mengundang tawa bagi mereka yang ada di sana.
Andra kesulitan untuk mengunyah bakso yang sudah ada di dalam mulutnya, dengan terpaksa ia mengeluarkan bakso itu, sehingga bakso nya terjatuh ke lantai.
"Sialan lo Al!" Andra mendengus kesal setelah menyedot Es jeruk miliknya.
Alvaro sama sekali tak memperdulikan setiap dumalan yang keluar dari mulut Andra. Lagi pula Alvaro tak berniat untuk membalasnya, yang ada ia merasa sangat puas dapat menjahili sekaligus melihat wajah Andra yang saat ini sudah di pasang dengan raut wajah kesal.
Mereka kembali memesan makanan, tak lupa juga dengan minumnya. Meskipun sudah ada makanan yang dipesan sebelumnya, mereka rasa ini belum cukup. Di tambah lagi pesanan yang mereka pesan saat ini sudah ada yang membayarnya, alias gratis.
Sesuai yang di katakan Jessyca tadi, hari ini makanan yang mereka pesan telah di bayar keseluruhan-nya oleh Jessyca. Tentunya Raffa juga ikut memesan makanan, karena Jessyca tak hanya membayar makanan untuknya saja, melainkan untuk teman-temannya juga.
Di pertengahan acara makan mereka, tiba-tiba minuman milik Devira tersenggol oleh lengan Andra yang hendak mengambil tissue. Alhasil es Jeruk milik Devira tertumpahkan, untung saja tumpahan es Jeruk itu tidak mengenai siapapun, hanya sedikit mengenai rok Aqilla.
Dalam waktu sekejap, semua tatapan beberapa siswa maupun siswi yang ada di dalam kantin tertuju pada meja yang di tempati Aqilla serta teman-temannya, kemudian setelah itu siswa-siswi yang ada di dalam kantin kembali melakukan aktivitasnya masing-masing.
"Sorry Dev, gue gak sengaja." Ucap Andra diiringi dengan rasa penyesalan.
"Kalo gue sih gak masalah, tapi minumannya jadi kena rok Aqilla!" Sahut Devira
"Sorry Qill, gue bener-bener gak sengaja."
"Andra ceroboh banget sih." Omel Luna.
"Udah-udah gak papa kok, lagian cuma ketumpahan dikit doang." Lerai Aqilla agar masalahnya tak menjadi besar. "Gue ke toilet dulu, buat ngebilas ini." Sambung Aqilla.
Aqilla meninggalkan kantin dan berjalan menuju toilet. Di dalam sana Aqilla sedikit membilas rok yang tadi terkena tumpahan es Jeruk tadi menggunakan kedua tangannya dengan air bersih.
Aqilla hendak keluar dari dalam toilet itu setelah selesai membersihkan roknya, niatnya ia urungkan saat tiba-tiba mendengar percakapan dari tiga Cewek yang tidak Aqilla ketahui siapa saja orangnya.
Cewek itu menyebut nama Raffa, Aqilla, dan Jessyca di dalam percakapannya, sehingga Aqilla memilih untuk mendengarkan perbincangan apa saja yang mereka bicarakan terkait dirinya.
"Gue baru tau, kalo ternyata si Aqilla sama si Raffa itu gak pacaran." Kata si cewek ke1.
"Masa sih?" Tanya si cewek ke2 memastikan.
"Iya, tadi pagi aja gue liat si Raffa gandengan tangan sama murid baru dari jurusan IPS." Ujar si cewek ke3.
"Nah bener banget, katanya sih cewek itu pacarnya si Raffa." Lanjut si cewek ke1 memberi kepastian.
"Seriusan?" Tanya si cewek ke2 masih tak percaya.
"Sumpah, Cantik banget anjir ceweknya, kaya blasteran bule-bule gitu." Sambung si cewek ke3.
"Jelas cantik lah, si Raffa nya juga ganteng, gue aja pernah suka sama dia waktu dulu sebelum gue pacaran sama si kribo." Lanjut si cewek ke1.
"Gue denger-denger dia baru aja balik dari Eropa." Lanjut si cewek ke3.
"Tajir dong ceweknya." Lanjut si Cewek ke1.
Si cewek3 mengangguk. "Iya, katanya sih papah si ceweknya itu punya beberapa cabang perusahaan di berbagai negara."
"Beruntung banget si Raffa bisa dapetin cewek itu." Ucap si cewek ke1.
"Please, stop ngomongin mereka berdua! Telinga gue berasa panas dengernya!" Pinta si cewek ke2.
"Kenapa? Lo masih suka sama si Raffa sampe sekarang?" Balas di cewek ke3.
"Udah lah, mending berhenti berharap! Saingan lo itu terlalu berat buat di kalahin." Lanjut si cewek ke1.
"Gak akan! Malahan yang ada harapan gue jadi bertambah lagi." Kekeh si cewek ke2.
"Apa emang?" Tanya si cewek ke1.
Si cewek ke2 tersenyum licik. "Gue berharap mereka berdua cepet-cepet putus."
Setelah mengatakan itu, si cewek ke2 berjalan ke arah pintu keluar dari ruangan itu, lalu di susul juga oleh kedua temannya dari belakang.
Aqilla keluar dari dalam toilet itu, untung saja situasi di sana sepi, tak ada siapa-siapa selain Aqilla dan ketiga cewek yang baru saja pergi dari sana.
"Sebenernya mereka punya masalah hidup apa sih sama gue, sampe ngegibahin gue segala lagi." Sewot Aqilla lalu mencibirkan bibirnya.
"Eh biarin aja deh, biar sekalian dosa-dosa gue berpindah tuh ke mereka, jadi mereka bertiga yang nanggung." Aqilla melipatkan kedua lengannya di atas dada.
Aqilla menghentak-hentakan kakinya. "Arghhh, tapi tetep aja gue gak terima!" Kesal Aqilla, kembali mencibir.
"Gue doa-in semoga aja mulut mereka pada sariawan gede-gede selama seminggu. biar gak ada lagi korban pengibahan kaya gue selanjutnya."
Setelah Aqilla selesai mengumpat pada ketiga cewek yang membicarakan dirinya tadi, Aqilla segera kembali ke kantin untuk menemui teman-temannya di sana serta melanjutkan aktivitas makannya.
※※※
YANG BELUM FOLLOW AKUN ABDI, YUK FOLLOW YUK!
* Abdiputri *
KLIK LAYAR BERGAMBAR ✩ BAGI YANG BELUM VOTE!
SEE YOU NEXT PART♡