RAFILLA

By Abdiputri

5.4K 1.6K 3.1K

⚠ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠ "Dasar cowok kepala batu! Gak mau ngalah! Banyak omong! Tukang ngedumel! Aneh! Susah... More

Part01
Part02
Part03
Part04
Part05
Part06
Part07
Part08
Part09
Part10
Part11
Part12
Part13
Part14
Part15
Part16
Part17
Part18
Part20
Part21
Part22
Part23
Part24
Part25

Part19

172 46 232
By Abdiputri

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT YA!

※※※

Tak terasa liburan hanya tersisa 1 hari lagi. Dalam waktu 3 hari terakhir semenjak pulang dari puncak, Raffa menghilang tanpa kabar dari Alvaro dan Andra. Nomer Raffa juga sangat sulit untuk di hubungi, saat Alvaro dan Andra mencoba mengunjungi Raffa ke rumahnya, bi Asih selalu berbicara bahwa Raffa sedang keluar rumah. Alvaro dan Andra tentu mempercayai hal itu, karena tidak mungkin juga kan jika bi Asih berbohong kepada mereka berdua.


Kegiatan yang dilakukan oleh Alvaro dan Andra hanya sekedar bermain ponsel atau paling tidak bermain ps di kediaman rumah Andra. Tetapi kebetulan untuk saat ini Andra sedang berada dirumah Alvaro, dan di sana juga terdapat Aqilla dan Devira yang hendak mengajak Luna keluar rumah untuk berjalan-jalan, mereka ingin menghabiskan sisa waktu liburan sekolah sebelum berakhir.

"Eh btw kok gue gak liat si Raffa sih dari kemarin, dia kemana?" Tanya Devira yang sudah kembali ke kota asal sejak 2 hari yang lalu setelah menghadiri acara keluarganya di luar kota.

"Mangkanya itu, kita juga gak tau, dari kemarin-kemarin susah banget buat di hubunginya." Jawab Alvaro.

"Kenapa gak kalian samperin aja ke rumahnya?" Devira kembali bertanya.

"Udah, tapi tuh bocah selalu gak ada di rumah." Kini giliran Aqilla yang menjawab.

"Atau nggak tunggu aja sampe besok, kan besok udah mulai masuk sekolah." Usul Devira.

"Rencananya sih juga gitu." Sahut Andra.

Jika Aqilla pikir-pikir, sepi juga rasanya saat Raffa tiba-tiba hilang kabar seperti ini. Bukannya rindu, hanya saja Aqilla sedikit kehilangan sosok Raffa yang biasanya hampir setiap hari Aqilla selalu di ganggu oleh Raffa yang selalu menjahilinya. tapi sekarang sudah tak lagi yang membuat Aqilla darting oleh kelakuan jahil yang Raffa lakukan padanya. Entahlah, Aqilla juga sangat bingung pada dirinya sendiri.

Luna baru saja selesai bersiap-siap dari dalam kamarnya, ia membuka pintu kamar untuk segera menemui Aqilla dan Devira. Setelah itu mereka bertiga langsung saja berangkat jalan-jalan ke tempat yang mereka tuju. Mereka ingin menghabiskan satu hari masa liburannya untuk bersenang-senang sebelum kembali kesekolah besok.

※※※

Selepas pulang bermain bersama teman-temannya, Aqilla melakukan aktivitas seperti yang biasanya Aqilla lakukan bersama keluarganya, yaitu berkumpul bersama menceritakan kejadian yang terjadi di hari ini. Tak lama setelah itu, mereka melakukan acara makan malam bersama di dalam dapur sederhana yang mempunyai banyak kenangan.

Setelah selesai makan malam Aqilla masuk kedalam kamarnya untuk mempersiapkan alat tulis maupun kebutuhan lainnya yang akan dibawa besok kesekolahan.

45 menit selang makan malam berlalu, entah kenapa perut Aqilla saat ini masih terasa lapar. Aqilla kembali pergi ke dapur untuk mencari makanan ringan di dalam sana, sayangnya tak ada makanan ringan yang tersisa dalam bentuk apapun di sana. Stok cemilan di rumahnya habis, sepertinya bunda Lina belum membeli belanjaan lagi.

Saat ini jam menunjukan pukul 20.12 WIB. Aqilla berfikir sejenak, apa dirinya harus keluar untuk membeli beberapa cemilan di mini market? Tetapi sejujurnya saat ini Aqilla benar-benar sangat sungkan untuk keluar rumah.

Duh laper, mana mager lagi. Keluh Aqilla dalam batin sembari mengelus bagian perutnya sendiri.

Arghh, mau gak mau kayak nya gue mesti keluar deh buat cari makanan, dari pada tidur gue gak nyenyak. Aqilla kembali membatin dan sedikit frustasi.

Akhirnya Aqilla memutuskan untuk bersiap-siap, ia akan mencari sesuatu yang dapat membuat perutnya ini menjadi puas. Aqilla menuju minimarket yang jaraknya lumayan jauh dari jarak rumahnya, ia memggunakan Ojek pangkalan menuju tempat tujuan.

Di sana Aqilla membeli beberapa makanan ringan kesukaannya, Aqilla tak begitu banyak membeli makanan. Pikir Aqilla, biarkan saja bundanya yang membeli stok cemilan di rumah, karena uang yang saat ini di gunakan Aqilla yaitu uang simpamannya yang selama ini ia tabung.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 09.05 WIB. Setelah selesai membayar belanjaannya di minimarket, Aqilla keluar untuk mencari kendaraan yang akan ia tumpangi untuk segera sampai ke rumahnya.

Nihil, tidak ada Ojek, angkut, bus, ataupun kendaraan umum semacamnya. Tadinya Aqilla berniat untuk memesan Ojol, tapi sayangnya Aqilla meninggalkan ponsel nya dirumah.

Aqilla memutuskan untuk berjalan kaki, pikirnya dari pada ia terus berlama-lamaan berdiam diri menunggu transportasi yang tak kunjung datang, maka semakin lama akan semakin malam.

Aqilla memilih untuk lewat ke jalan perumahan menuju jalan pulang, sebenarnya ada rasa takut pada diri Aqilla, saat ini kondisi jalanan sangatlah terbilang sepi. Aqilla terus saja berdoa kepada tuhan, agar hal-hal buruk tidak terjadi seperti apa yang dipikirkannya sekarang.

Aqilla melebarkan matanya serta melepas genggaman belanjanya, ia benar-benar takut setengah mati, saat ada tangan seseorang yang memegangi pundak kanannya. Dengan cepat Aqilla langsung menepis tangan itu yang menempel dipundaknya.

"PERGI LO! GAK USAH GANGGUIN GUE!" Teriak Aqilla setelah membalikan tubuhnya sembari memukul seseorang yang ada di belakangnya menggunakan kedua tangan yang mengepal.

"TOLONG.. ADA PENJAHAT!" Aqilla kembali berteriak tanpa ada niatan untuk berhenti memukuli pria berjaket hitam yang ada di depannya.

Pria itu yang tadinya menunduk saat di pukuli Aqilla, kini langsung saja pindah posisi menjadi membelakangi Aqilla dan sesegera mungkin membekam mulut Aqilla menggunakan tangan kanan miliknya.

"GAK USAH TERIAK-TERIAK! NANTI KALO GUE DI GEBUGIN ORANG-ORANG GIMANA!?" Ujar pria itu.

Aqilla yang terlihat berontak tiba-tiba menjadi diam seketika setelah mendengarkan suara Pria berjaket hitam yang ada di belakangnya. Aqilla memutar sedikit kepalanya untuk melihat siapa pemilil suara yang terdengar tak asing bagi Aqilla.

Dugaannya benar, ternyata Aqilla memang mengenali suara itu, pemilik suara yang ia sangka penjahat itu adalah Raffa.

Raffa melepas bekapan Aqilla, yang juga menatap Aqilla dengan tatapan sinis.

"Ra-raffaa-" Ucap Aqilla tak menyangka.

"Apa, hah?" Sewot Raffa.

"Ngapain lo di sini?" Tanyanya.

"Bukannya minta maaf malah wawancara!"

"Gue gak sengaja, lagian salah lo juga, siapa suruh nakut-nakutin gue!"

"Siapa yang nakut-nakutin lo!? Gue tuh tadi ngeliat lo lewat pas gue lagi benerin ban motor gue yang bocor di sana." Raffa mengarahkan tatapannya ke bengkel yang tadi dilewati oleh Aqilla.

Aqilla membuang muka dari Raffa, Aqilla malu karena kesalah pahaman tadi membuat Aqilla memukuli Raffa dengan power yang lumayan keras.

"Lagian ngapain lo malem-malem keluyuran!?" Raffa kembali bersuara saat sejenak tak mendapat respon dari Aqilla

"Gue abis beli makanan diminimarket." Aqilla mengambil kantong plastik berisi makanan ringan yang tak sengaja ia jatuhkan tadi.

"Lo balik jalan kaki?"

Aqilla mengangguk.

"Tapikan ini masih jauh dari rumah lo."

"Iya gue tau."

"Mau gue anter gak?" Tawar Raffa.

"Kemana?" Aqilla malah balik bertanya.

"Ya kerumah lo lah, masa ke rumah gue!"

Aqilla membuang muka untuk yang kedua kalinya. Duh, kok gue jadi ngedadak bego gini sih. Batin Aqilla.

"Sorry gue gak fokus." Ucap nya pada Raffa.

"Kenapa? Gerogi ya deket gue?!" Tanya Raffa mengembangkan senyum di wajahnya.

"Dih kepedean banget!" Solot Aqilla

Raffa hanya tersenyum licik dengan penuh kemenangan. "Jadi gimana, mau gue anter gak!"

"Gak usah, gue sanggup kok jalan kaki."

"Yakin nih? Udah malem tau. Nanti kalo kejadian sesuatu yang nggak-nggak gimana?" Raffa malah menakut-nakuti Aqilla.

Aqilla menatap lingkungan sekitar, benar juga kata Raffa. Mau sampai ke rumah jam berapa jika ia berjalan kaki, di tambah lagi ini sudah malam, jangankan kendaraan, satu orang yang lewat saja tidak ada, selain Aqilla dan Raffa yang berada di jalan itu.

"Ngapain lo malah jadi nakut-nakutin gue!" Geram Aqilla

"Gue ngomong seadanya tuh." Raffa melipat kedua tangannya di atas dadan

"Ya udah gue nebeng bareng lo kalo gitu." Utus Aqilla.

Raffa mengangguk-angguk. "Tapi lo nunggu sampe ban motor gue selesai di ganti dulu." Raffa langsung berjalan menuju bengkel motor meninggalkan Aqilla.

Aqilla mengikuti Raffa, ia mulai mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki Raffa. Aqilla jadi merinding jika harus berjalan di belakang Raffa.

Mungkin sudah sekitar 5 menit Aqilla dan Raffa menunggu di bengkel, selama itu tak ada percakapan yang berlangsung di antara keduanya.

"Btw, lo kemana aja baru nongol sekarang?" Tanya Aqilla yang duduk di atas bangku panjang bersampingan dengan Raffa.

"Ngapain nanya gitu? Lo pasti kangen kan sama gue?" Jawab Raffa menaik-turunkan satu alisnya.

Aqilla memutar bola matanya jenuh. "Mulai lagi."

Raffa hanya tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Aqilla yang terlihat kesal.

※※※

YANG BELUM FOLLOW AKUN ABDI, YUK FOLLOW YUK!

* Abdiputri *

KLIK LAYAR BERGAMBAR ✩ BAGI YANG BELUM VOTE!

SEE YOU NEXT PART♡

Continue Reading

You'll Also Like

239K 18.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 222K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
3.6M 173K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 119K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...