Li Xian Empress

By saskavirby

1.2M 142K 4.3K

Rank #1 Permaisuri 28 Juni 2020 Rank #3 reinkarnasi Agustus 2020 Dia di bunuh secara keji oleh saudara tiriny... More

PROLOG
1. Kehidupan kedua
2. Proses yang mengangumkan
3. Waktunya tiba
4. Memanah
5. Kuda yang mengamuk
6. Kunjungan pertama kali dari Putra Mahkota
7. Keberangkatan
8. Kedatangan Putra Mahkota
9. Pemberontak
10. Perjalanan menuju Istana
11. Keterkejutan penghuni istana
12. Kesialan
13. Kissing
14. Teh Melati
15. Yihua
16. Pria misterius
17. Fakta di balik kebencian
18. Tamu tak di undang
19. Merenung
20. Dia aneh
21. Ungkapan hati
22. Pembicaraan dengan Shizhu
23. Perang
24. Perang 2
25. Tahanan
26. PURA - PURA
27. Kamu adalah aku
28. Awal Pembalasan
29. Taman bungaku
30. Hukuman
31. Kesialan berbuntut keberuntungan
32. Ku harap kau bersabar lebih sedikit
33. Selir Xu Yenn i
34. Tangkap
35. Shi Zhu hamil?
36. Sergapan paksa
37. Tagihan Hadiah
38. Celaka Mencelakai
39. Celaka Mencelakai 2
40. Selidik
41. Eksekusi
42. Tidak bisa menolak perintahmu
44. Kenapa harus ada Selir di dunia ini???
45. Kedai Yin Ann
46. Penginapan
47. Putra dan Putri Mahkota
48. Rencana lainnya
49. Itu bagian dari rencana
50. Time too.. pembalasan
51. Tentang perjodohan
52. Pesta
OPEN PO

43. Dia Ayahku?

9K 1.2K 33
By saskavirby

Lelah menunggu?

Iya, aku tau, itu bosan. Fine.

Sedang menjalani kehidupan nyata yg penuh realita. Asekk.

Yang biasanya bangun tidur masih sempet buka hp terus ngetik dikit, sekarang jarang banget karena anak udah mulai masuk sekolah TK. Tau sendirilah riwehnya Mama muda baru belajar jadi dewasa hehe
Intinya sedang menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Wkk..

Dan intinya cerita ini masih tetep lanjut smpe END.

Udah gitu doang kata pembukanya. Dan ini belum revisi ya.

Happy reading!!

~~~~

"Aku tidak sanggup berjalan," keluh Li Xian merengek.

Liu Xing Sheng menggelengkan kepalanya pelan, namun tak urung berjongkok di depan Li Xian. "Naik ke punggungku," ucapnya.

Dengan senang hati Li Xian menerimanya, dia segera berdiri untuk naik ke punggung Liu Xing Sheng. Saat para pria berbaju hitam itu sudah tidak ada lagi, karena mungkin mereka berfikir bahwa batang kayu yang masuk ke dalam air adalah mereka berdua.

"Mereka tidak akan datang lagi kan, Yang Mulia?"

"Aku tidak tahu, kenapa?"

"Kalau mereka mengejar kita lagi, apakah sebaiknya kita tidak kembali ke istana?"

"Maksudmu kita menginap di luar istana?"

"Itu bukan ide yang buruk."

Liu Xing Sheng tersenyum. "Apa itu artinya aku akan mendapatkan hadiahku malam ini?" godanya.

Li Xian memukul punggung Liu Xing Sheng pelan. "Jangan harap!"

Liu Xing Sheng terkekeh. "Aku mempunyai hak atas dirimu, Xian'er."

"Aku juga mempunyai hak atas dirimu, suamiku," balas Li Xian menoleh tepat di wajah Liu Xing Sheng.

Liu Xing Sheng tertawa renyah. "Kau sangat pandai membalas ucapanku."

"Aku belajar dari ahlinya."

"Aku sangat penasaran dengan dirimu di masa depan."

"Kalau ada kesempatan, aku pasti akan membawamu ke masa depan, Yang Mulia. Akan aku perlihatkan apa saja benda ajaib yang ada di sana, kau pasti akan terkagum-kagum melihatnya," tutur Li Xian senang.

"Benarkah?"

"Yaps.. kami menciptakan benda ajaib yang tidak kalian ketahui, di masa modern banyak sekali orang-orang pintar."

"Pasti di masa modern banyak kalimat yang sangat bagus dan indah."

"Yups.. itu benar."

"Lalu, apa itu disfungsi ereksi?"

Li Xian terdiam. "Darimana kau tahu kalimat itu, Yang Mulia?"

"Dari seseorang di masa depan."

Li Xian terdiam, tengah memikirkan kapan dia mengucapkan kalimat itu? Ah sepertinya waktu bersama Shi Zhu, memang jika berbicara dengan Shi Zhu bibirnya bisa mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti jaman ini. "Itu bukan sesuatu yang penting," jawabnya kemudian.

Liu Xing Sheng menurunkan tubuh Li Xian saat sudah tiba tak jauh dari rumah warga setempat. "Katakan padaku," tuntunya menatap lekat wajah Li Xian.

Mengalihkan tatapannya untuk menghindari intimidasi dari Liu Xing Sheng. "Sudah malam, kita harus segera mencari tempat istirahat," ucapnya mengalihkan pembicaraan, namun Liu Xing Sheng tetap bergeming.

Li Xian menghembuskan nafas pelan. "Baiklah, akan aku jelaskan nanti, ayo kita pergi, Yang Mulia," ajaknya menarik lengan Liu Xing Sheng.

Liu Xing Sheng masih bergemig di tempatnya.

Li Xian mengerucutkan bibirnya, entah dorongan darimana, dia berjinjit serta melabuhkan kecupan di pipi Liu Xing Sheng, yang seketika membuat sang empu memaku. "Akan aku jelaskan nanti, suamiku," bisiknya memohon.

Kedua sudut bibir Liu Xing Sheng terangkat melihat ulah Li Xian memohon dengan mengedipkan matanya, membuatnya kian gemas, hingga kemudian dia menggenggam jemari Li Xian untuk mencari penginapan.

°°°

"Putri.. anda dari mana saja?" sambut Linda riang melihat Li Xian yang pagi itu tiba di istana.

"Linda? Kau sudah sembuh?" sambut Li Xian nampak sumringah melihat pelayan pribadinya itu lagi.

Linda mengangguk, merasa terharu melihat Putri Mahkota begitu perhatian padanya. "Jangan mengkhawatirkan saya, Putri. Anda yang seharusnya saya khawatirkan."

Li Xian mengelus lengan Linda pelan. "Seharusnya kau senang saat aku mengkhawatirkanmu, kau bisa loncat-loncat untuk membalasnya," guraunya. "Eh, jangan!" cegahnya kemudian saat menyadari Linda hendak melakukan apa yang di katakan. "Aku hanya bercanda, Linda. Jangan sakiti dirimu sendiri, kau baru sembuh," dia berbisik. "Pasti banyak yang ingin kau ketahui dariku bukan?" bisiknya pelan.

Linda tersenyum dan mengangguk-angguk.

Liu Xing Sheng tersenyum kecil melihat Li Xian yang peduli dengan pelayannya. "Istirahatlah, Xian'er. Ada pekerjaan yang harus aku lakukan," ujarnya.

Li Xian berbalik, dia mendekat. "Apakah malam ini kau ingin aku buatkan teh, Yang Mulia?" bisiknya pelan.

Ekor mata Liu Xing Sheng melirik pada pelayan yang diam-diam mengulum senyum entah karena apa. "Aku tidak ingin merepotkanmu, istriku," balasnya.

Li Xian melotot, mencubit pelan lengan Liu Xing Sheng karena menyebut kata istriku dengan jelas, yang tentu saja bisa di dengar pada pelayan.

Liu Xing Sheng mengulum senyum. "Aku hanya tidak ingin kau kelelahan, istirahat saja. Dua hari lagi ada acara penting yang di adakan Kaisar."

"Acara penting? Apa?"

"Acara perjamuan makan malam dengan kerajaan lain."

Li Xian nampak terkejut. "Kenapa aku tidak tahu apapun?" protesnya.

"Kau akan tahu saat tiba waktunya," balas Liu Xing Sheng tersenyum kecil.

Li Xian mengerucut sebal.

Di tempat lain.

"Apa mereka tidak pulang semalaman?" tanya Shi Zhu yang turut memperhatikan Putra dan Putri Mahkota.

Nu Wa mengikuti arah tatapan Shi Zhu. "Aku tidak tahu, sejak kemarin aku sibuk menyalin kitab di perpustakaan."

Shi Zhu menoleh. "Apa kau berbuat kesalahan?"

Nu Wa menggeleng. "Permaisuri yang meminta bantuanku." Dia mendesah pelan. "Tanganku mau patah karena menyalin lima buku," keluhnya menyentuh pergelangan tangannya.

"Lima buku?" ulang Shi Zhu terkejut.

Nu Wa mengangguk. "Karena kau baru saja mengalami keguguran, sedangkan Selir Yenn i sudah tidak lagi berada di istana, pekerjaan itu dilimpahkan padaku," ungkapnya lesu.

Shi Zhu mencebik kesal. Seandainya dia menjadi Putri Mahkota, pasti dia tidak akan mendapatkan pekerjaan seperti itu, pasti dia bisa menikmati hari dengan bersantai dan bermanja dengan Putra Mahkota.

"Sepertinya Yang Mulia Putra Mahkota ingin segera mempunyai keturunan dari Li Xian," ujar Nu Wa lagi.

"Apa yang kau katakan, Selir Nu Wa?" protes Shi Zhu menyorot tajam.

Nu Wa menggerakkan dagunya ke arah Putra dan Putri Mahkota. "Yang Mulia lebih perhatian padanya, sering menghabiskan malam berdua."

Tangan Shi Zhu terkepal. 'Tidak akan aku biarkan.'

"Setelah kehilangan anak darimu mungkin sudah waktunya Yang Mulia membuat Li Xian hamil," celetuk Nu Wa lagi.

Shi Zhu menyalak tajam. "Apa yang kau katakan?! Aku tidak akan pernah membiarkan Li Xian mengandung anak dari Putra Mahkota," desisnya mengancam.

Nu Wa sedikit terkejut, kedua matanya mengerjap. "Apa yang akan kau lakukan, Selir Shi?" tanyanya penasaran.

"Kita lihat saja nanti," tanggap Shi Zhu menyeringai.

°°°

Perjamuan makan malam di adakan sangat meriah malam itu, tamu undangan yang datang dari berbagai wilayah hadir dengan wajah cerah serta tertawa bahagia layaknya melepas beban dan bertemu kawan lama.

Li Xian yang malam itu menggunakan hanfu berwarna kuning tampak membuat auranya semakin memancar karena kulitnya yang putih bersih. Dia mendesah pelan menatap perkumpulan para bangsawan di hadapannya yang sedang bergurau dengan Kaisar.

"Terimakasih atas jamuan malam ini, Yang Mulia, semoga negeri Hongling dan anda senantiasa damai dan bahagia," ujar seorang pria paruh baya mengangkat gelasnya.

"Tuhan memberikan berkat padamu, Yang Mulia. Sehingga bisa menangkap kepala pemberontak yang selama ini kami sudah hampir angkat tangan," sahut yang lain, tawa riuh kembali menggema.

"Semuanya berkat putraku, Putra Mahkota. Dia yang berhasil menangkapnya," balas Kaisar Hongling mengarahkan tangannya ke arah Liu Xing Sheng yang memberi hormat.

"Anda mempunyai putra yang luar biasa, Yang Mulia."

Kaisar tergelak. "Tentu kau juga mempunyai putri yang luar biasa," balasnya.

Li Xian menggeser duduknya lebih dekat dengan Liu Xing Sheng. "Yang Mulia, kau tahu siapa pria itu? Kenapa dia sejak tadi menatapku?" bisiknya pelan.

Liu Xing Sheng menatap arah tunjuk Li Xian, kemudian berbisik. "Kau tidak mengenainya?"

Kening Li Xian mengerut. "Sejak tadi dia menatapku dengan tatapan aneh, apa dia tertarik denganku?" Dia bergidik. "Pria itu sudah berumur lebih dari seabad," ujarnya bergidik.

Kini justru Liu Xing Sheng yang melotot terkejut.

"Apa? Kau tidak sadar bahwa istrimu ini sangat cantik," cetus Li Xian membela diri.

"Xian'er dia Ayahmu," ucap Liu Xing Sheng yang seketika membuat Li Xian terperangah.

"Apa?!" tanpa sadar Li Xian berteriak membuat tatapan mengarah padanya.

"Ada apa Putri Mahkota?" tanya Kaisar.

Liu Xing Sheng menunduk meminta maaf. "Maaf, Puti Mahkota terkejut karena aku menggodanya," jawabnya.

Sementara Li Xian masih bergeming. 'Dia Ayahku?'

"Apakah dia sungguh Putri Mahkota?"

"Dia terlihat berbeda."

"Sangat cantik."

"Benar, sepertinya dulu dia tidak seperti itu. Sudah berapa tahun usiaku sehingga tidak melihat perubahannya," sahut yang lain terkekeh.

"Bukankah dia yang pernah mengalami penyakit kulit mematikan itu, ya?"

Dengungan semakin menggema dengan tatapan tamu undangan yang mengarah pada Li Xian. "Sudah-sudah," Kaisar menengahi. "Dia memang Putri Mahkota Shao Li Xian dari Negeri Shaoling," terang Kaisar.

Kaisar memberi isyarat pada kasim, yang kemudian muncullah para wanita di hadapannya tamu untuk melakukan pertunjukan, Selir Shi Zhu ada di antara mereka untuk menunjukkan tarian.

"Kau sungguh tidak mengenalinya, Xian'er?" tanya Liu Xing Sheng.

Kepala Li Xian menggeleng. "Dia tidak mempunyai wajah yang sama dengan Papaku di jaman modern," balasnya berbisik.

"Kau bisa berbicara dengannya saat acara sudah selesai," ujar Liu Xing Sheng menenangkan.

Sedangkan Li Xian tampak bingung, entah apa yang membuatnya heran, apa karena wajah Ayah Putri Mahkota yang sesungguhnya tidak sama dengan orangtuanya di masa modern? Dia menelan kue beras di hadapannya dengan paksa untuk menghindari tatapan dari pria yang sebenarnya adalah ayahnya. Ah, bukan. Ayah dari Li Xian yang lain.

.

.

.

Bonus

∆∆

Acara pertunjukan bakat wanita Putra Mahkota tengah berlangsung, tiba saatnya pertunjukan menunggangi kuda serta memanah. Li Xian yang mempunyai postur tubuh lebih berisi dari ketiga Selir nampak terlihat sangat gugup, karena hanya dia satu-satunya yang tidak bisa memainkan anak panah.

Saat sudah saatnya kuda berpacu, Li Xian tidak berani untuk mengangkat anak panahnya karena benar-benar takut akan terjatuh dari kuda, jemarinya menggenggam erat tali kuda.

Selalu saja seperti itu, sejak dulu dia tidak bisa bermain anak panah, dan setiap tahun adu bakat di adakan, hanya satu yang dia kuasai, yaitu menari, selebihnya dia tidak pernah memberikan penampilan yang baik.

Telinganya seakan tuli untuk mendengarkan para penonton yang bersorak untuk Selir Shi Zhu, seharusnya teriakan semangat itu digemakan untuknya sebagai Putri Mahkota. Tapi, itu tidak pernah terjadi, mungkin karena dia tidak mempunyai kemampuan layaknya Putri Mahkota.

Li Xian benar-benar merasa heran dengan tubuhnya yang tidak bisa ramping, padahal dia sudah meminum ramuan khusus dan juga tidak memakan makanan yang bisa menaikkan bobot tubuhnya, entah apa yang salah dia tidak mengerti. Juga bintik hitam di wajahnya yang tidak juga pudar meskipun berbagai obat sudah dia konsumsi, bahkan ayahnya khusus membawakan obat untuknya saat kembali dari gunung untuk melaksanakan tugas. Tapi, lihatlah, itu tidak memberikan efek apapun padanya.

Sebenarnya berat badan Li Xian kala itu sekitar 60kg, tidak terlalu gendut jika diukur berdasarkan tingginya yang 160cm. Hanya saja, jika dibandingkan ketiga selir, dia jauh terlihat lebih gemuk.

Saat acara di mulai, tidak sengaja Liu Xing Sheng melihat sekelebat bayangan hitam di sudut, dia segera beranjak dan meminta izin pada Kaisar. Dia berlari mengejar para pria berbaju hitam itu hingga memasuki hutan, namun mereka tidak terlihat lagi. "Ming Hao, cari mereka, aku yakin mereka melakukan sesuatu," titahnya.

"Baik, Yang Mulia."

Saat itulah Liu Xing Sheng melihat kuda yang ditunggangi Li Xian melintas, dia segera mengejarnya, namun sayang Li Xian sudah terjatuh duluan dan pingsan.

"Li Xian, bangun, Li Xian," ujar Liu Xing Sheng menepuk pipi Li Xian.

Sekelebat bayangan hitam kembali muncul, antara membaws Li Xian ke istana atau mengejar pria itu, Liu Xing Sheng memilih opsi kedua. "Bawa Putri Mahkota ke istana," titahnya pada prajurit yang menghampirinya, kemudian dia berlari mengejar pria berbaju hitam itu.

∆∆

.

.

.

Rabu, 1 September 2021
Saskavirby

Tanggal cantik
192021

Continue Reading

You'll Also Like

407K 27.2K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
637K 67.2K 67
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
627K 31.9K 44
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
187K 16.6K 18
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...