BLACK SWAN

By AnfaaDa

7.3K 2.9K 2.1K

[Camillo High School Series 2] "Kak Rey tau gak? Kadang tuh cowok suka gak sadar kalo kelakuannya bikin cewek... More

Annyeonghaseyo-!
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15

Part 9

459 172 87
By AnfaaDa

•••

9. Dinner [1]

•••

Revanya saat ini tengah berhadapan dengan Winda, orang yang membully Kinara pagi tadi.

"Apa?! Mau ngelabrak gue, lo?! Gue gak takut." Sentak Winda. Revanya jelas melihat raut pongah di wajah kakak kelasnya itu membuatnya berdecih dalam hati.

Revanya maju selangkah kemudian berjalan pelan memutari tubuh Winda sambil menyentuh pundaknya dengan satu jari. "Winda Clarissa. Aku denger-denger kakak juara olim sains tingkat Provinsi, right?"

"Dengan prestasi dan IQ yang bisa dibilang lebih dari siswa-siswi lain, apa kakak gak malu atas perbuatan kakak? Merundung seorang siswi hanya karena gosip yang beredar?"

Revanya berucap dengan raut tenang tanpa rasa takut sedikitpun. Revanya itu tipe orang yang gak pandang bulu kalo udah menyangkut keluarganya. Mau itu kakak kelas, adik kelas, seangkatan, cewek maupun cowok, sama saja di mata Revanya.

"Sekarang, aku mau ngajak kakak buat minta maaf ke kak Nara." Lanjut Revanya.

"Lo siapa berani nyuruh-nyuruh gue?!" Sentak Winda sambil mendorong pundak Revanya sedikit keras hingga sang empunya terhuyung ke belakang.

Kinara dan Kenzie yang sedari tadi sedang memperhatikan dari belakang dinding pun melangkah mendekati keduanya sebelum Winda melakukan kekerasan lain pada Revanya.

"Wuish, santai dong kakaknya. Mentang-mentang senior jadi semena-mena gitu sama juniornya." Celetuk Kenzie sambil melipat kedua tangannya.

Revanya terkekeh singkat, satu tangannya mengusap bahunya seakan sedang membersihkan debu. "Kalo kakak belum tau. Ayah kakak itu staff HRD di perusahaan ayah aku. So, sebelum aku ngelakuin hal yang gak seharusnya dilakuin, kakak mending minta maaf sekarang sama kak Nara."

Winda sendiri merasa terpojokkan sekarang. Namun pada detik berikutnya, ia hanya berdiam diri tanpa berniat melakukan apa yang Revanya inginkan.

"Apa susahnya si kak buat minta maaf? Ini pekerjaan ayah kakak loh yang jadi tar..--"

"Gue minta maaf, Nar. Gue gak bakal ngulangin lagi." Ucap Winda cepat. Air mukanya jelas menunjukkan keresahan. Mungkin Winda terlalu takut untuk jatuh miskin.

Revanya tersenyum mendengarnya. "Gitu dong. Btw, aku minta maaf kalo sifat aku barusan kasar sama kakak. Abisnya kak Winda ngeselin."

Winda menatap Revanya dengan bingung. Detik berikutnya ia memilih meninggalkan tempat itu karena risih ditatap kenzie dengan tatapan tajam sejak tadi.

Sepeninggal Winda, Revanya, Kinara, dan Kenzie tertawa bersama. "Sumpah gue kayak gak nyangka gitu punya sepupu yang tukang labrakable kayak lo. Gue baru tau lo bisa bikin orang takluk sama lo."

"Makanya, jangan remehin orang yang suka nonton film luar. Gitu-gitu mereka juga dapet pelajaran baru yang mungkin bisa ngebantu mereka di kehidupan nyata."

Revanya membawa helaian rambutnya ke belakang telinga. Ternyata Kinara yang orang terdekatnya sekalipun belum mengenal Revanya secara keseluruhan. Karena nyatanya, masih banyak fakta yang Revanya sembunyikan dari Kinara, serta kedua orangtuanya.

•••

Seorang gadis dengan gaun berwarna cream sedang duduk bersama seorang lelaki di bawah cahaya rembulan.

Keduanya hanya saling diam selama 15 menit terakhir.

Gadis itu kemudian menghela nafasnya sambil menunduk dalam, membuat sang lelaki langsung memeluknya dari samping.

Revanya. Gadis itu sudah duduk di bangku halaman rumahnya selama 30 menit sebelum akhirnya Galang datang dan ikut duduk bersama untuk menemaninya.

"Kak, rasanya disayang sama seorang nenek gimana sih? Pasti enak banget ya. Pengin deh sekali-kali dapet pelukan hangat dari oma."

Galang hanya diam tanpa merespon. Tangannya sedari tadi terus mengusap lengan Revanya berusaha menenangkannya.

"Kak Nara aja selalu di banggain sama oma, masa aku gak pernah si. Padahal aku udah belajar mati-matian buat dapet prestasi terus setiap tahunnya. Tapi oma tetep aja gak pernah bangga sama aku."

"Egois gak sih kak, kalo aku iri sama kak Nara?"

Setiap melihat Revanya seperti ini, Galang selalu merasa menjadi manusia paling beruntung karena mempunyai keluarga yang lengkap dan penuh kasih sayang.

Kalau boleh jujur, Galang gak suka Revanya yang kayak gini. Galang gak suka Revanya yang lemah karena keadaan. Kayak bukan Revanya yang Galang kenal.

Revanya yang Galang kenal itu selalu optimis, dia bakal ngelakuin semua hal yang menurutnya bisa membuat dirinya jadi lebih baik di mata orang lain. Terutama oma nya.

"Lo lupa? Opa lo kan sayang banget sama lo." Ujar Galang pada akhirnya.

"Dan yah. Menurut gue, lo terlalu egois kalo sampe iri sama Kinara. Biar gimanapun, Kinara juga ngerasain hal yang sama kayak yang lo alamin. Dia juga gak disukain sama opa nya kan?"

Revanya yang semula bersandar pada bahu Galang pun menegakkan badannya. "Barusan kakak ngomong gitu bukan karena lagi ngebela kak Nara kan? Bukan karena kak Nara mantan 'kesayangan' kakak?" Ucap Revanya sambil menatap curiga Galang.

"Menurut lo?" Alis Galang terangkat satu.

"Ya menurut aku si iya, sec..--"

"Revanya. Kamu bunda cariin kemana-mana tadi, ternyata di sini." Ucap Bella sambil berjalan mendekat.

Revanya memanyunkan bibirnya dengan ekspresi muka masam. "Bundaaa, Revanya gak ikut deh ya." Rengeknya.

"Loh kok gitu? Tumben, biasanya semangat kalo mau ketemu opa."

"Udah sana lo. Gak usah lebay." Galang menoyor pelan jidat Revanya. "Besok gue temenin beli lightstick EXO yang item. Baru punya yang putih kan lo?"

Revanya berbinar seketika setelah mendengar ucapan Gilang. "Serius?!" Tanyanya semangat membuat Galang mengangguk.

"Aaaa sayang banget sama tetangga akoh." Seru Revanya sambil memeluk erat lelaki itu.

Bella hanya tersenyum melihat interaksi mereka. Inilah salah satu alasan yang membuat dirinya ingin sekali menjodohkan anak gadis satu-satunya itu dengan Galang, tetangga mereka.

Hanya Galang yang bisa menghibur Revanya disaat-saat seperti ini.

•••

"Aduuh, cucu opa. Udah besar aja kamu sayang." Ucap sang opa pada Revanya.

Revanya tersenyum manis kemudian memeluk opanya. "Oppa gimana kabarnya? Sehat?"

"Sehat lah. Opa tuh kalo disana selalu mantengin foto kamu kalo lagi capek. Jadi stamina opa selalu terjaga." Opanya berucap sambil tertawa membuat Revanya dan kedua orangtuanya juga tertawa.

"Yaudah yuk, langsung masuk aja."

Dan disinilah Revanya sekarang, duduk diantara keluarga besar oma dan opanya. Ia duduk tepat di seberang Kinara, membuat keduanya saling menahan tawa jika tak sengaja melakukan kontak mata.

Sereceh itu humor mereka.

•••

[To be continued]

•••

Continue Reading

You'll Also Like

520K 39.3K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
943K 2.9K 19
21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik...
9.4M 392K 63
On Going (Segera terbit) Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di ke...
952K 67.2K 63
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...