Where Dreams Begin (Kylie#2)...

Por emslenora

156K 24.3K 3.2K

Perkataan Kylie yang bersumpah untuk membuktikan kepada Dante bahwa ia bisa bahagia dengan caranya sendiri me... Más

Where Dreams Begin (Kylie#2)
Cast
Prolog
Move On
New Journey For Kylie
Good Morning, Neighbor
Love At The First Sight
The Healing Process
Carmen El Agua
Who 'the hell' Are You?
Season Of Love
The Power Of Kylie Montgomery
La Alhambra
Because Of One Picture
Past And Future
Meet The Another Clan Leader
Will You Date Me?
You Deserve To Be Fighting For
Ceasefire
I Know You Adore Her
Welcome To Granada, Mr. Turner
Nice To Meet You, Sir
She Lied To You
My Love, My Life, My Wife Soon
Someone Will Come For You
Move To Another Place
Will You Marry Me?
Epilog : Where Dreams Begin
Ems Note - Open PO

Deja Vu With Happy Ending

4.3K 811 81
Por emslenora

Update...





Update...




Update..




Ready??




Happy Reading

--------------------

Paloma menghampiri ketika Kylie baru saja kembali dari makan singnya bersama Tobias, ia mengikuti Kylie yang masuk ke ruang kerjanya.

"Ada yang mencarimu tadi." Paloma memberitahu Kylie sambil tersenyum lebar. Kylie mengerutkan kening.

Ia menggantung tasnya dan membuka jaketnya. "Siapa?"

"Sebastian Montez." jawab Paloma, tangan Kylie yang hendak menggantung jaketnya terhenti lalu berbalik menghadap Paloma.

"Sebastian datang?" Ia bertanya, Paloma mengangguk.

"Dia tampak bersemangat ketika memasuki kantor tapi langsung memasang wajah kecewa ketika aku mengatakan bahwa kau keluar dengan Tobias." Paloma tertawa kecil.

"Kau mengatakan padanya bahwa aku keluar bersama dengan Tobias?" Kylie bertanya kepada Paloma yang mengangguk lalu senyum wanita itu menghilang.

"Apa aku mengatakan hal yang tidak seharusnya?" Ia bertanya khawatir. Kylie memandang Paloma lalu menggeleng.

"No, Kau tidak salah. Jangan khawatir." Kylie menenangkan Paloma yang menarik napas lega.

"Baiklah kalau begitu. Kita akan mempunyai janji dengan tukang cat-" Kalimat Paloma berikutnya tidak diperdulikan oleh Kylie, ia hanya mengagguk lalu berjanji akan menemani Paloma.

Sebastian mencari dirinya?

Kylie duduk di kursi kerjanya sambil memikirkan ada apa pria itu ingn bertemu dengannya.

"Jangan terlalu percaya dulu Kylie, kemungkinan besar dia ingin bertemu untuk membahas pekerjaan." Kylie menggerutu pelan lalu membuka berkasnya.

"Lalu kenapa tidak menitipkan kepada Tobias?" Ia menarik napas panjang lalu mengambil ponselnya, menimbang untuk menghubungi Sebastian atau tidak.

Setelah lima menit ia memikirkannya, Kylie dengan cepat mendial nomor Sebastian, sebelum ia berubah pikiran. Kylie mengetukkan jarinya di meja sembari menunggu.

Sebastian menghentikan pembicaraannya ketika pintu ruang rapat terbuka, ia melihat Tobias memberikan senyum permohonan maaf lalu berjalan masuk dan duduk di sisi Sebastian.

"Baiklah, Hector akan menjelaskan apa yang akan kita perlukan." Sebastian memangguk memberi tanda kepada staff-nya yang langsung mengambil alih rapat.

"Maafkan aku, tadi aku sedang ada urusan sedikit." Tobias berbisik kearah Sebastian yang hanya mengangguk.

Getar ponsel Sebastian yang ada di atas meja membuat dirinya berpaling untuk melihat siapa yang menghubunginya.

Kylie calling...

Sebastian menatap sekilas kemudian membuat ponselnya dalam mode diam kemudian kembali memusatkan perhatiannya kepada rapat. Tobias mengerutkan kening melihat Sebastian mengacuhkan panggilan dari ponsel pribadinya. Sudah menjadi infornasi umum, pria itu selalu membedakan ponselnya bagi kehidupan pribadi ataupun untuk pekerjaan. Dan pria itu selalu memprioritaskan jika panggilan itu berasal dari ponsel pribadinya.

"Kau tidak menjawab panggilan itu?" Tobias bertanya kepada Sebastian yang menoleh kearahnya lalu menggeleng.

"Nanti, hanya Valentina." sahutnya  menutup mulut Tobias, mereka kembali memusatkan perhatiannya kearah Hector.

Sementara itu Kylie menarik napas panjang ketika Sebastian tidak menjawab panggilannya, ia meletakkan ponselnya keatas meja berkata kepada dirinya sendiri untuk berhenti mencoba.

"Kenapa aku pusing memikirkan dirinya?" Gerutu Kylie pelan allu berdiri dan berjalan menuju ruang kerja Paloma.

---------------------

Kylie's Apartement, Granada, Spain

"Paloma, hari ini biar aku saja yang akan pergi untuk melihat proyek sekolah." Kylie berbicara kepada Paloma melalu telepon empat hari berikutnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan langsung ke kantor." Paloma menyetujui rencana Kylie.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa di kantor." Kylie mengakhiri pembicaraan lalu menoleh ketika Demi keluar dari dalam kamarnya dengan menggunakan paiama. Ia mengerutkan kening melihat Demi yang biasanya telah rapi pada pagi hari.

"Kau tidak bekerja?" Kylie bertanya kepada Demi yang menggeleng, wanita itu mengambil susu di dalam kulkas lalu berjalan menuju meja makan dan duduk dihadapan kylie.

"Aku akan mengajukan pengunduran diriku." Kylie langsung memandang kaget kearah Demi.

"Apa maksudmu? Ada apa?" Ia bertanya cepat.

"Aku ingin menenggelamkan kepalaku di Selat Gibraltar. Oh Kylie, aku membuat kesalahan kemarin." Erang Demi sembari meletakkan keningnya di atas meja.

"Kesalahan apa?" Kylie bertanya sambil mengerutkan kening.

"Kau ingat tentang Rafael?" Demi mengangkat wajahnya untuk memandang Kylie yang mengangguk.

"Sang kepala perawat?" Wanita itu mengangguk.

"Aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya." Demi berkata cepat lalu menutup wajahnya, Kylie mengerjap kaget.

"Kau? Mengatakan cinta kepada Rafael?" Kylie mencoba menegaskan siapa tahu telinganya bermasalah. Demi mengangguk lalu mengerang.

"Astaga itu sangat memalukan." seru Demi, Kylie membersihkan tenggorokannya.

"Lalu apa reaksi Rafael?" Kylie bertanya kepada Demi yang menggeleng, wanita itu memandang Kylie dengan tatapan memelas.

"Aku tidak tahu." Kylie menatap kaget.

"Apa maksudmu kau tidak tahu?" Demi menegak susunya.

"Aku kabur sebelum ia memberikan jawaban. Aku tidak berani mendengar jawabannya, wajahnya begitu kaget ketika mendengar aku mengatakan bahwa aku mencintainya."

Satu ingatan mencoba menyeruak keluar di otak Kylie yang langsung di tolak oleh Kylie, ia merasa seperti deja vu, di suatu waktu dulu.

"Dan sekarang kau ingin resign karena ini?" Kylie bertanya, Demi mengangguk lalu menggengam tangan Kylie seolah meminta pertolongan.

"Kylie, tolong katakan apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar tidak bisa berhadapan dengannya." Demi memandang Kylie yang langsung duduk tegak.

"Kau mau nasihatku?" Ia bertanya, Demi mengangguk.

"Opsi pertamaku. Pergi mandi, pakai bajumu yang paling bagus. Jika tidak ada cari di lemariku. Kau akan berdandan dan memperlihatkan kepada Rafael apa yang akan di dapatkannya jika dia menerimamu. Sebuah permata." Kylie menepuk tangan Demi lembut.

"Dan untuk opsi keduaku jika dia menolakmu, jangan turunkan wajahmu di hadapannya. Angkat tinggi-tinggi wajahmu dan perlihatkan padanya bahwa dia telah salah karena melepaskanmu. Tunjukkan bahwa mungkin bagi dia kau bukan siapa-siapa, tapi akan ada orang selain dia yang akan menganggap kau luar biasa." Demi mendengarkan ucapan Kylie, ia duduk tegak.

"Kau benar. Kenapa aku harus mengundurkan diri dari pekerjaanku hanya karena seorang Rafael jika ia menolakku." Demi berkata tegas.

"Good girl." Kylie membalas sambil tertawa.

"Bagaimana kau tahu semua ini, Kylie. Kau mengatakan bahwa kau tidak pernah berpacaran?" Demi bertanya kepada Kylie yang menyeruput kopinya.

"Aku pernah ada di posisimu." Kylie berkata singkat, Demi memandang kaget, ia mencondongkan tubuhnya.

"Yang benar? Lalu apa yang terjadi?" Demi menumpangkan wajahnya di tangannya. Kylie tersenyum kecut.

"Aku melakukan opsi kedua." Senyum Demi menghilang seketika.

"Maafkan aku, Kylie." Kylie tertawa kecil lalu menepuk tangan Demi.

"Kenapa harus minta maaf? Kau tahu apa yang aku lakukan setelah itu?" Ia melihat pertanyaan di wajah Demi ketika wanita itu menggeleng

"Aku pergi ke Las Vegas bersama Taylor. Aku berjudi, aku mabuk dan merawat diriku selama seminggu penuh hingga ayahku datang untuk mnyeretku pulang." Demi tertawa mendengar cerita Kylie.

"Dan aku pulang ke New York dengan perasaan yang lebih baru dan tidak membiarkan kenangan itu merantai kehidupanku." Kylie bangkit berdiri lalu berjalan menuju tempat cucian piring.

"Katakan padaku jika Rafael menolakmu dan aku akan langsung membawamu kabur untuk liburan sehingga kau tidak memikirkannya lagi." Kylie menarik napas panjang lalu mengambil ponselnya.

"Aku harus pergi. Kau akan menghubungiku dengan apapun hasilnya bukan?" Kylie bertanya kepada Demi yang mengangguk.

"Aku akan menghubungimu." Kylie mengambil mantel dan tasnya lalu berjalan menuju pintu.

"Kalau begitu sampai jumpa nanti sore."

"Bye." Seru Demi, Kylie membuka pintu apartemen lalu terdiam ketika melihat seorang pria asing tengah berdiri di depan pintu dengan tangan terangkat ingin mengetuk pintu.

"Permisi, ini rumah Demi?" Ia bertanya kepada Kylie yang mengangguk.

"Apakah Demi ada? Aku-"

"Rafael?" Kylie berbalik dan melihat Demi berdiri dibelakangnya dengan tatapn tak percaya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Demi bertanya, Kylie membuka pintu lebih lebar sehingga Rafael masuk. Pria itu mendatangi Demi dengan gugup, Kylie berdiri  diam di ambang pintu untuk melihat apakah Demi membutuhkan bantuannya. Ia melihat wajah Demi tak kalah gugupnya.

"Kemarin kau menjatuhkan bom lalu tidak menunggu kerusakan apa yang kau buat." Alis Kylie terangkat ketika mendengar Rafael berbicara kepada Demi.

"Maafkan aku. Aku-" Ucapan Demi terputus ketika Rafael dengan cepat menarik wajah Demi lalu mencium wanita itu. Kylie terkesiap kaget lalu dengan cepat keluar dan menutup pintu. memberikan Demi dan Rafael privasi. Kylie tersenyum lebar melihat ternyata perasaan Demi tidak bertepuk sebelah tangan.

Well, setidaknya ada seseorang yang mendapatkan akhir bahagia. Kylie berjalan keluar gedung apartemennya dengan langkah ringan. Ia menatap langit Granada yang cerah lalu tertawa kecil. Ia harus membelikan sesuatu untuk Demi.

Senyum itu tak redup hingga Kylie sampai ke proyek dan melihat tukang telah membangun dinding untuk kelas dan mempersiapkan ruang untuk para pengajar.

"Kau seperti mercu suar yang lampunya baru saja di ganti."  Ucapan itu membuat Kylie berbalik dan melihat Tobias sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum. Kylie tertawa lalu memandang kebelakang Tobias seolah sedang mencari sesuatu atau seseorang.

"Kau mencari siapa?" Tobias bertanya kepada Kylie yang langsung menggeleng.

"Tidak, aku pikir kau datang bersama partnermu." Kylie menjawab, Tobias mengangguk.

"Sebastian masih terhambat oleh Isabella." Ia memberitahu Kylie yang terdiam.

Ia lalu berbalik dan menatap ruangan yang masih berbentuk kasar.

"Bagaimana menurutmu dengan ruangan ini?" Kylie mengubah pembicaraan yang langsung disambar oleh Tobias.

Isabella?

--------------------

Done ya Chapter ini





Ahh ini cerita makin sweet ya.





Jangan lupa vote dan komennya

Dari Ems si fakir vote





Hope you enjoy read this chapter

See you in next WDB





Regards,






Emslenora


Seguir leyendo

También te gustarán

6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
9K 530 16
Val adalah gadis yatim piatu yang harus kembali ke kota asalnya, sebuah kota kecil yang konservatif, untuk menikah dengan calon walikota yang juga pu...
3.7M 54.2K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...