Trauma Dini Hari

By DeeArnetta77

583 26 13

Seorang wanita (Lynn) yang belum bisa hamil hingga mertua memberi ultimatum satu tahun untuk mempunyai keturu... More

Bab 1 - Mertua yang Menyebalkan
Bab 2 - Hanya Satu Tahun
Bab 3 - Lelaki Bodoh
Bab 4 - Kenrich
Bab 5 - Always Remember Us This Way
Bab 7 - Jebakan
Bab 8 - Seratus Persen

Bab 6 - Petaka Dimulai

70 3 3
By DeeArnetta77

"Bryan, hari Sabtu ini Mama harus bertemu orang dan janji menginap di Villa Tjandra. Hari Senin sudah kembali ke Jakarta lagi," ucap Amifta saat makan malam.

"Bryan tidak harus ikut, 'kan, Ma? Banyak pekerjaan yang belum selesai di kantor," tanya Bryan.

"Kamu tega membiarkan Mama pergi sendirian? Delegasikan saja pekerjaan kantor ke asistenmu. Apa gunanya mempunyai karyawan dengan gaji tinggi? Tidak ada tawaran, kamu tetap harus ikut," tukas Amifta.

Wanita yang sangat merindukan kehadiran seorang cucu tersebut sama sekali tidak ingin rencananya bersama Laras menjadi gagal. Bryan menghela napas menghadapi ibunya yang keras kepala.
_____
Pagi-pagi Amifta telah siap. Ia sangat antusias membayangkan rencananya untuk menyatukan Bryan dengan Sita. Wanita yang keras kepala tersebut sama sekali tidak memikirkan perasaan Lynn sebagai menantu. Keinginannya untuk mendapatkan seorang cucu membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik. 

Amifta sengaja tidak menjemput Laras, ia ingin rencananya berjalan dengan natural. Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, akhirnya mereka sampai di Villa Tjandra. Bryan menyewa sebuah villa dengan dua kamar. Namun, Amifta menolak. Wanita setengah baya tersebut kemudian menyewa villa dengan empat kamar. Ia berencana akan memakai waktu yang sedikit itu dengan maksimal. 

Laras dan Sita masih dalam perjalanan. Di sepanjang perjalanan, Laras telah menginformasikan semua tentang Bryan dan meminta anak gadisnya untuk dapat merebut hati lelaki mapan tersebut.

"Mama meminta aku untuk menghancurkan rumah tangga orang lain? Aku tidak mau, Ma," tukas Sita sambil membelalakan matanya.

"Rumah tangga mereka sudah hancur karena tidak mempunyai keturunan, Sita. Jadi kamu tidak merusak pernikahan mereka. Lagi pula, istri Bryan sangat suka membangkang. Hal itu yang menyebabkan Tante Amifta tidak menyukainya. Kamu harus berusaha menaklukkan hati Bryan. Jika menikah dengannya, hidupmu akan terjamin. Selain tampan, Bryan juga sangat kaya," jelas Laras yang telah membayangkan hidup penuh kemewahan.

Sita terdiam. Ia memang telah jatuh cinta pada pandangan pertama ketika bertemu Bryan. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta pada lelaki sempurna seperti Bryan? Ia tampan, memiliki body goals, kaya, cerdas, dan gagah. Kedua ibu mereka juga sahabat karib, jadi Sita sudah pernah bertemu Bryan beberapa kali. Dulu, gadis berkulit kuning langsat itu memang hendak dijodohkan pada Bryan. Namun, terlambat karena Bryan telah memiliki Lynn dan serius dengan hubungannya.

"Pikirkan baik-baik, Sita. Tante Amifta juga sangat menyukaimu. Pergunakan dua hari ini dengan maksimal untuk meraih perhatian Bryan. Lelaki itu sedang ditinggal istrinya bekerja. Ini kesempatan luar biasa untukmu. Ia tentu sedang kesepian," ucap Laras yang hendak memakai semua cara asalkan Bryan menjadi menantunya.

Mata Sita membelalak, ia sangat syok mendengar permintaan wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Ma-Mama memintaku untuk menggoda Bryan hingga ia mau tidur denganku? Aku memang menyukai lelaki itu. Namun, masih mempunyai harga diri, Ma. Apa yang akan Bryan katakan jika aku terlalu agresif. Bukankah ia akan menganggapku sebagai wanita murahan?" tukas Sita yang tidak habis pikir dengan perkataan Laras.

"Anak bodoh, hal seperti itu sudah biasa. Lagi pula, nanti kamu juga akan menikah dengan Bryan. Tante Amifta sudah mengatakan, paling lama pernikahan mereka hanya bertahan setahun lagi," ucap Laras kesal karena Sita tidak mau mengikuti perintahnya.

"Terserah Mama saja," balas Sita pasrah.

"Perbaiki dandananmu, sebentar lagi sudah sampai," pinta Laras. 

Mobil keluaran terbaru berwarna burgundy itu memasuki halaman villa. Laras segera menghubungi Amifta untuk menanyakan nomor villa.

"Bryan, jemput Tante Laras ke sini. Mereka sudah sampai dan saat ini ada di lobi. Mama sudah mengirimkan foto Tante Laras ke ponselmu," ucap Amifta.

Bryan yang baru mau mengerjakan tugas kantor hanya dapat menghela napas kesal. Dengan langkah malas, ia menuju lobi. 

"Bryan!" Terdengar sebuah suara memanggilnya.

Bryan menoleh. Ia masih mengenali Tante Laras, sahabat karib ibunya. Sita tampak terpaku ketika menatap Bryan. 'Lama tidak bertemu, Bryan makin terlihat tampan,' batinnya. 

"Sore, Tan. Lancar di jalan?" tanya Bryan sopan.

"Lancar, Bryan. Oya, kamu masih ingat Sita? Anak gadis Tante. Dulu, kalian sering bermain bersama," ucap Laras sambil mendorong Sita ke depan.

"Hai …," sapa Bryan.

"Hai …," balas Sita, tertunduk malu.

"Mari aku antar ke villa, Tan. Mama sudah menunggu," ucap Bryan sambil mendorong koper milik Laras.

Lelaki yang tidak bisa menolak permintaan ibunya tersebut, berjalan di depan. Sita agak kecewa karena Bryan sama sekali tidak memperhatikannya. Ini untuk pertama kali, ada seorang lelaki yang tidak menaruh perhatian padanya. Sita adalah gadis blasteran Indonesia - Australia. Gadis cantik bermanik mata biru tersebut sudah terbiasa dipuja seperti dewi oleh lawan jenis. Banyak lelaki yang ingin menjadi pasangannya. Namun, ia tidak pernah jatuh cinta pada mereka.

Sekarang, di depannya berjalan seorang lelaki yang nyaris sempurna. Seseorang yang telah merebut hatinya sejak pandangan pertama dan lelaki itu pula yang merupakan orang pertama yang tak acuh padanya. Hati Sita kecewa, ada perasaan tertantang untuk dapat menaklukkan Bryan.

"Laras, senangnya dapat bertemu kembali," sapa Amifta sambil memeluk erat sahabatnya.

"Long time no see. Kamu tampak semakin cantik saja. Oya, perkenalkan ini Sita, anak gadisku," balas Laras sambil mendorong Sita ke depan.

"Sore, Tante," sapa Sita sopan sambil mencium punggung tangan Amifta.

"Sita cantik dan sopan, ya. Bryan, tolong antar Sita ke kamarnya untuk membersihkan diri," ucap Amifta, mulai memainkan peran.

Bryan sangat jengkel pada Amifta. Ia tidak dapat mengerjakan tugas kantor karena sebentar-sebentar Amifta pasti memanggilnya. Dengan wajah masam, ia mendekati Sita.
"Ikut aku," ucapnya tidak ramah.

Sita menunduk, ada rasa kecewa bercampur sedih. Lelaki yang dirindukannya seakan menganggap kehadirannya sebagai gangguan.

"Ini kamarmu. Ada yang perlu dibantu lagi?" ucap Bryan.

"Tidak ada, Mas. Maafkan, aku telah merepotkan Mas Bryan," ucap Sita lembut.

Bryan menatap gadis di depannya. Gadis tersebut sangat cantik dan sopan. Gadis blasteran dengan tubuh yang langsing. Dilihat dari dandanannya, ia berasal dari keluarga kaya. 

"Jika membutuhkan bantuan, ketuk saja pintu kamarku, ada di sebelah sana," ucap Bryan.

Sita mengangguk. Kamar mereka ada di lantai dua, letaknya pun berdekatan. Gadis itu segera masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri. Perjalanan darat yang cukup jauh, membuat tubuhnya menjadi lengket. 

Sementara itu, Amifta dan Laras mulai menyusun agenda untuk mendekatkan Bryan dan Laras. Amifta memang sengaja mengambil villa berlantai dua agar rencana mereka tidak terdengar oleh kedua anak muda tersebut. Selain itu, ia sengaja membagikan kamar Bryan dan Sita agar menempati lantai dua. 

Bryan menatap ponselnya. Ia menghela napas. Sudah empat hari Lynn pergi ke Bali. Namun, tidak ada pesan yang masuk sama sekali dari istrinya. Ada perasaan rindu kepada istri cantiknya. Akan tetapi, Bryan tidak ingin menghubunginya agar wanita itu belajar menghormati keinginan suami. 

'Mungkin dengan berpisah beberapa hari seperti ini, Lynn akan lebih terbuka pikirannya bahwa uang bukan segalanya.' batinnya.

Amifta mengirimkan pesan pada Bryan agar mengajak Sita berenang. Setelah itu, mereka akan makan malam di pinggir kolam renang. Sita sendiri sudah menerima pesan dari Laras. Ia segera memakai bikini untuk mendapatkan perhatian Bryan. Gadis itu sedang memasukkan baju ganti ke dalam tas ketika Bryan mengetuk pintu kamarnya. Ia membuka pintu dengan hanya memakai bath robes. Sita juga menggeraikan rambutnya hingga ia tampak sangat cantik.

"Ada apa, Mas?" tanyanya, pura-pura tidak tahu.

"Mama mengajak berenang dan makan malam di samping pool," jelas Bryan.

"Baik, Mas. Tunggu sebentar, aku memakai baju renang dulu," ucap Sita.

Gadis itu menyandarkan tubuh di balik pintu. Ia memegang dadanya yang berdegup kencang. Bryan tampak begitu jantan. Sita sungguh hampir tidak dapat menahan dirinya. Ingin rasanya mendekap lelaki tersebut. 

'Aku tidak boleh terlihat mengejar Bryan. Aku akan menggodanya seakan-akan sesuatu terjadi tanpa sengaja,' batinnya.

Continue Reading

You'll Also Like

620K 32.8K 20
𝐒𝐡𝐢𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐱 𝐑𝐮𝐝𝐫𝐚𝐤𝐬𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 ~By 𝐊𝐚𝐣𝐮ꨄ︎...
1.3M 31.9K 46
When young Diovanna is framed for something she didn't do and is sent off to a "boarding school" she feels abandoned and betrayed. But one thing was...
518K 18.2K 93
"Leave, you're free. Don't ever come back here again." She said, hoping he wouldn't return and she'll get to live Hael was shocked, "Are you abandon...
376K 43.8K 28
"𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒐𝒖𝒍𝒅 𝒃𝒓𝒆𝒂𝒌 𝒎𝒚 𝒉𝒆𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏 𝒕𝒘𝒐 𝒃𝒖𝒕 𝒘𝒉𝒆𝒏 𝒊𝒕 𝒉𝒆𝒂𝒍𝒔, 𝒊𝒕 𝒃𝒆𝒂𝒕𝒔 𝒇𝒐𝒓 𝒚𝒐𝒖" ...