Bab 3 - Lelaki Bodoh

57 4 2
                                    

Mobil mewah berwarna aurora tersebut membelah jalanan Kota Bali. Alam yang terlihat eksotis, sedikit banyak membuat Lynn terhibur. Matanya menatap ke arah luar mobil, melihat keindahan ciptaan Tuhan yang luar biasa.

"Lynn, maafkan kelancanganku. Hanya penasaran, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Bryan? Apa dia menyakitimu lagi? Ayo, ceritakan," desak Azka, yang jika sedang penasaran melebihi bawelnya mak-mak.

"Aku tidak mempercayaimu. Kau pasti akan melaporkannya pada Daddy," tukas Lynn, membuang pandangan ke luar mobil.

Bibir tipis Azka membentuk sebuah lengkungan, ia cukup senang karena Lynn mulai berinteraksi setelah dua hari mood wanita modis itu tampak kacau.

"I swear by the moon and the star in the sky …," canda Azka.

"Basi. Kita mau kemana, Az? Pantai Melasti Ungasan saja, ya," pinta Lynn.

Azka mengangguk lalu segera menuju ke pantai tersebut. Lelaki tampan itu terlihat makin memesona saat menggunakan outfit kasual. Ia memakai navy bomber jacket, kaus putih polos berbahan katun, stonewashed jeans, dilengkapi dengan sneakers putih. 

Mereka telah sampai di Pantai Melasti Ungasan, pantai yang indah, terletak di Selatan Pulau Bali. Pantai Melasti ini dianggap sebagai saingan dari Pantai Pandawa. Dikelilingi oleh tebing batu, yang seakan berada di belahan dunia lain. Tempat itu merupakan spot foto yang sangat bagus. Terdapat tulisan Pantai Melasti Ungasan, yang terpatri di tebing batu tersebut.

Sebelum pintu masuk, terdapat barisan patung penari yang sangat indah. Mereka berdiri, menyambut wisatawan dengan lekuk tubuh menggoda. Gerbang utama Pantai Melasti berwarna hitam eksotis juga tampak sangat elegan. Pantai Melasti mempunyai pasir putih yang bersih, juga air laut biru kehijauan yang sangat eksotis. Namun, yang paling disukai Lynn adalah awan yang berarak di cakrawala yang jernih.

Lynn duduk dengan santai, ia berencana akan menunggu matahari terbenam. Azka mengajaknya ke Minoo Beach Club agar lebih nyaman. 

Lynn tampak keberatan. Namun, akhirnya mengikuti Azka setelah pasir yang didudukinya terasa panas. Kehadiran mereka di club membuat semua mata memandang kagum. Lynn yang cantik jelita tampak serasi ketika bersama Azka yang tampan.

"Mau pesan apa, Bu?" goda Azka.

"Sekali lagi saja, kupastikan tidak ada bonus yang akan masuk ke dalam rekeningmu, Az," balas Lynn, kesal.

"Jangan emosi terus, serum keriput sangat mahal harganya. Suntik serum Salmon saja bernilai satu milyar," kelakar lelaki yang mempunyai tubuh nyaris sempurna itu.

Lynn mengerucutkan bibir sensualnya yang membuat Azka menelan saliva–ia masih pria normal. Azka melambaikan tangan untuk memesan minuman dan makanan ringan. 

"Lynn, mau Minoo Signature atau Mocktail saja?" tanya Azka, sambil menyodorkan buku menu.

"Saya pesan Testomili Minoo Signature," ucap Azka yang langsung mendapat tatapan tajam dari Lynn.

"Ayolah, Lynn. Kadar vodka-nya hanya sedikit. Di dalamnya ada lime, mint, dan strawberry. Aku tidak akan fly," tukas Azka.

"Saya pesan Mocktail Frozen Breeze dan Crispy Calamari. Kamu mau makan apa, Az?"

"Wedges dan Vegetable Spring Rolls," ucap Azka, mengembalikan buku menu tersebut. 

Trauma Dini HariWhere stories live. Discover now