Bab 1 - Mertua yang Menyebalkan

122 3 3
                                    

"Apa istrimu tidak bisa mengurangi kegiatan bisnisnya, Bryan? Kalau Lynn selalu dalam keadaan lelah, kapan rahimnya akan subur dan kalian akan mempunyai anak," tukas Amifta, wanita yang melahirkan Bryan dengan jengkel.

Lelaki berusia 27 tahun itu merasa lelah karena ibunya selalu mengungkit hal yang sama. Padahal, baik Bryan maupun Lynn sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Wanita cantik yang dinikahinya baru berusia 24 tahun. Mereka masih muda dan ingin mengembangkan bisnis terlebih dahulu.

"Sudahlah, Ma. Allah pasti akan memberikan momongan. Saat ini, fokus Lynn adalah mengembangkan bisnis dan aku mendukungnya," ucap Bryan dengan lembut, agar wanita berusia 52 tahun tersebut tidak tersinggung.

"Mama memberi waktu satu tahun agar Lynn hamil. Jika tidak, kamu harus menceraikannya!"

Bryan menatap tak percaya ketika mendengar kalimat tersebut keluar dari bibir wanita yang sangat dihormatinya. Ia segera berlalu, khawatir terpancing emosi.
____
Lynn Alexa, seorang pebisnis muda yang bergerak di bidang kuliner. Memulai bisnis keluarga dari sebelum menikah dengan Bryan. Tangan dinginnya membuat ia memiliki beberapa tambahan outlet dalam waktu singkat, di berbagai kota besar di Indonesia.

Wanita cantik yang bertubuh bak model itu, tampak melangkah dengan anggun. Ia masuk ke dalam sebuah kafe modern minimalis, yang mempunyai halaman belakang luas. Kafe yang instagramable tersebut merupakan tempat hangout bagi anak muda. Pemilik insting bisnis yang tajam tersebut, memanjakan pengunjung dengan membangun berbagai obyek foto unik. Tujuannya adalah untuk memuaskan kreativitas anak muda yang merupakan pelanggan. Tidak hanya itu, ia juga menyuguhkan berbagai menu makanan enak dan terjangkau oleh dompet mereka.

Kafe sangat ramai. Terdengar gelak tawa anak muda dari berbagai sudut. Sebentuk senyum tampak di bibir sensual wanita yang memiliki tinggi 165 cm tersebut. Terlihat wajah yang berseri-seri, puas dengan perkembangan bisnisnya.

"Selamat datang, Bu," sambut beberapa karyawan.

Lynn mengangguk." Tolong minta Pak Azka untuk ke ruangan saya."

Azka-lelaki tampan yang menjadi tangan kanan Lynn-melangkah masuk ke dalam ruang kerja Lynn.

"Siang, Bu. Ini laporan perkembangan kafe yang Ibu minta tadi pagi," ucapnya sopan sambil menyerahkan berkas laporan.

"Duduklah dan panggil namaku, tidak usah memakai embel-embel Ibu ketika tidak ada karyawan lain. Kamu sudah lama bekerja pada Daddy, lagi pula kita sebaya," ujar Lynn, menatap malas pada tangan kanannya. "Laporkan saja, Az. Aku malas melihat angka," lanjutnya.

"Kamu harus mempelajari laporan itu sendiri, Lynn. Jangan mempercayai bawahan seratus persen. Bisa saja, laporan sudah dipalsukan," nasihat Azka.

"Kamu memang sangat mengesalkan, Az. Ya sudah, aku akan pelajari di rumah. Sekarang, jelaskan garis besarnya," ucap Lynn sambil menyandarkan tubuh di sofa empuk.

Azka menjelaskan kemajuan dari masing-masing outlet. Lelaki pekerja keras tersebut dipercaya oleh Lynn untuk memantau semua outlet Magnolia Cafe (MC) yang ada. Keseluruhan ada lima belas outlet di berbagai kota besar di Indonesia.

"MC Bali paling ramai. Namun, sepertinya ada yang ingin bermain denganmu, Lynn. Aku curiga ada yang mencoba memalsukan laporan keuangan," jelas Azka.

"Siapkan semuanya, Az. Aku akan minta izin dulu pada Bryan. Esok siang kita sidak MC Bali," ucap Lynn dingin.
_____
"Mas, ada yang mencoba memalsukan laporan keuangan di MC Bali. Esok, aku izin sidak bersama Azka. Setelah selesai, akan segera pulang," pinta Lynn, menatap suaminya yang tampan.

Bryan menghela napas. Percakapan dengan Amifta kembali tergiang. Sejujurnya, ia sendiri sangat mengharapkan kehadiran buah hati. Pernikahan mereka memang baru berjalan enam bulan. Beberapa istri temannya, yang menikah setelah mereka, telah positif hamil. Namun, lelaki mapan tersebut sadar jika Lynn bukan wanita rumahan seperti istri temannya. Sebelum menikah, ia sudah mempunyai bisnis sendiri.

Trauma Dini HariWhere stories live. Discover now