GALEN

By vinaamla

867K 76.6K 3.6K

Gabby => GALEN Ini bukan kisah seorang gadis lugu yang bertemu dengan ketua geng. Melainkan kisah seorang gad... More

CAST
1. Awal yang baru
2. Hari sial Athan
3. Baper
4. Rooftop
5. perkara kaus kaki
6. Pajak jadian
7. Galen cemburu?
8. bunda
9. bolu coklat
10. Masa lalu Gibran
11. Mulai suka?
12. Pasar malam
13. Lapangan basket
14. Mine
15. keluarga harmonis
16. First kiss?
17. Ulangan Matematika
18. Marah
19. Posesive
20. Ice cream coklat
21. Perpisahan Arga
22. kesayangan Galen
23. Roti sobek
24. Gebby dan Yura
25. Get well soon Rere
27. Curiga
28. salah paham
29. Rencana
30. Pantai (END)

26. Siapa dia?

14.8K 1.5K 53
By vinaamla

AKU MAU CEPET TAMATIN CERITA INI, AKU UDAH OLENG SAMA CERITA KEDUA KU HAHAHAHA

"WOI BISA GA. GA USAH BERISIK?" teriak Gibran di depan kelas.

Semua murid nampak nya terkejut mendengar teriakan ketua kelas mereka itu.

"GANGGU KETENANGAN GUE TAU GA?!"

"Kalo mau tenang jangan di sini, di mall sana, shopping pasti tenang deh," jawab Mia.

"Diem lo, ga usah bacot!"

Mata Mia menjolak kaget. Athan yang tidak terima pun langsung berdiri dari duduk nya, "Ga usah kasar sama cewe gue!"

"Cewe lo banyak bacot!"

tangan Athan mengepal, rahang nya mengeras, Mia dengan sigap menahan lengan Athan agar pria itu tidak berbuat apa-apa.

Athan kembali duduk dengan keadaan yang masih memburu.

Sedangkan Alden di samping nya terlihat dari wajahnya, sepertinya Alden sedang tidak baik-baik saja.

Galen dan Dael pun bersamaan menuju meja Alden.

"Rere gimana?" tanya Galen.

Alden terdiam.

"Rere gimana Alden kondisi nya, budek ya telinga lo?" kini Athan yang bicara. Athan masih kesal dengan Gibran, jadi nada nya sedikit kesal.

Alden tetap terdiam tenang.

"Anjing lo Den! jawab Alden setan!" umpat Athan yang tidak sabaran karna Alden tak juga memberikan jawaban.

"Rere udah boleh pulang tadi pagi," Alden semakin menundukkan kepalanya, kedua tangan nya menutup kasar wajahnya.

"Muka lo kenapa sedih kalo Rere pulang? lo ga seneng?" tanya Dael.

Alden mengacak rambutnya frustasi, "gue bukan ga seneng soal itu, tapi..."

"Sampe lo bilang, tapi boong. Muka lo gua rujak!" sinis Athan.

"Gue putus sama Rere."

Tidak hanya Athan, yang lain pun ikut kaget mendengar ucapan Alden, mereka tahu jika Rere sangat menyayangi Alden dengan tulus, Rere tidak mungkin memutuskan Alden tanpa alasan.

"HAH? demi apa Den?"

"Ko bisa?"

"Karna lo jelek kali Den."

"Kenapa?"

sekali lagi Alden mengacak rambutnya kembali. "Itu udah keputusan orang tua Rere, dia ga boleh banyak pikiran."

"Rere udah coba nolak berkali-kali tapi orang tuanya tetep kekeuh sama keputusan nya sendiri."

Athan merasa kasihan dengan sahabat nya yang sangat dekat dengan nya ini, Athan memeluk Alden lalu membuat ekspresi nangis yang dibuat-buat.

"Gue tau ko gimana perasaan lo, gue cuma mau bilang sabar ya." Athan mengusap pundak Alden kasar.

"Den, sorry ya, gara-gara gue ajak Rere ke mall, Rere jadi sakit. Terus hubungan lo sama Rere malah jadi ga beres gini." jelas Athaya. Dael merangkul pinggang nya posesif, agar Athaya sedikit tenang.

"Bukan salah lo,"

"Gue yakin pasti bakal ada jalan keluarnya!" seru Mia.

"Gimana kalo kita liburan ke pantai?" usul Athan.

Mia langsung menoyor kepala Athan, "Gila lo ya, Rere lagi sakit malah ngajak liburan,"

"Nanti kalo Athan yang sakit, gimana kalo kita camping aja?" goda Gebby.

"Gue kan cuma bantu nyari solusi." jawab Athan membela diri.

"Solusi lo ga berguna Athan."

"Eh, tapi boleh juga kita kepantai." kali ini Alden ikut menimpali.

"ALDEN!"

•••

Perpustakaan yang amat sepi menjadi pandangan Yura saat ini, dirinya seorang diri tengah berada di dalam perpustakaan yang tidak ada orang satu pun, duduk di kursi belakang sambil terus memandangi pintu masuk.

"Lama banget dateng nya." gumam nya.

sorot matanya tak henti-henti memandang pintu, sepertinya dia sedang menunggu seseorang untuk datang.

Beberapa menit kemudian seorang laki-laki dengan wajah yang tampan menghampiri nya.

"Akhirnya lo dateng juga,"

Gibran menggeleng pelan sambil memutar bola matanya enggan, "Ga usah basa-basi."

"Lo mau balikan sama gue?"

Yura sama sekali tidak keberatan mengatakan itu, dirinya dengan pede to the poin meminta Gibran agar kembali pada nya.

Karena menurut nya dengan adanya Gibran, maka hidup nya lebih berwarna, Yura sudah merasa tertekan dengan kedua orangtuanya, bahkan teman pun Yura tidak punya, entahlah mengapa gadis itu tidak mencari teman.

"Ga punya malu. Lo?"

"Ngapain gue malu, disini cuma ada lo dan gue."

"Jadi cewe jangan murahan gini Yur, mahalan dikit dong," sindir Gibran dengan senyum menyeringai.

"Bran gue cuma mau Lo! kenapa susah banget si Bran buat lo suka lagi sama gue?!"

"Karna lo ga lebih dari murahan Yura!"

"Bran plis, gue mohon. Gue cuma butuh orang yang selalu ada buat gue, di saat gue liat orang lain sedih, mereka bisa meluk bokap, nyokap nya, atau bahkan sahabat nya, tapi gue ga bisa Bran! gue cape hidup kaya gini terus,"

tak sadar air mata Yura turun begitu deras, hingga membasahi kedua pipinya.

"Gue ga punya orang lain selain lo, itu alesan kenapa gue terus ngejar lo Bran, lo bilang apa tadi? murahan? iya gue emang murahan,"

"Gue cuma cewek murahan yang selalu sendiri dirumah, yang selalu dapet perilaku kurang baik dari orangtuanya, yang ga pernah dapetin apa itu kasih sayang..."

"Gue cuma...." suara Yura semakin lirih. Bahkan dia tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

tangisan Yura semakin pecah, membuat Gibran tak tega melihatnya, bagaimana pun juga gadis didepannya ini dulu pernah berada di hatinya. Dulu Gibran sangat menyayangi Yura.

Gibran menarik tubuh Yura agar lebih dekat dengan nya, lalu membawa Yura kedalam bekapan Gibran.

dengan lembut Gibran mengusap punggung Yura, hingga membuat isakan Yura semakin mereda.

seragam Gibran menjadi basah saat isakan Yura terus berlangsung, "ga usah nangis, cengeng banget lo." ucap Gibran, lalu tangan beralih mengusap kepala Yura.

Yura mendongak agar bisa bertemu dengan wajah Gibran, "Makasih,"

"Buat?"

"Lo udah mau peluk gue, cuma ini yang gue mau Bran, dulu lo selalu meluk gue kalo gue sedih, dan sekarang lo lakuin itu."

Gibran tersenyum manis tak menjawab ucapan Yura.

"Lo boleh peluk gue kapan pun lo mau, tapi lo harus ingat kalo hati gue buat orang lain."

•••

Kini Gebby berada di supermarket yang letaknya tak jauh dari rumahnya, karena merasa bosan alhasil Gebby memilih untuk membeli cemilan saja.

Gebby terus mencari apa saja yang ia inginkan, saat Gebby ingin mengambil coklat,
tangan nya tak sampai untuk mengambil itu.

ia berusaha dengan cara meloncat pelan, tapi nihil, hingga sebuah uluran tangan kekar mengambil coklat yang Gebby inginkan, pria itu memberikan coklat tadi kepada Gebby.

Gebby berbalik badan agar bisa melihat wajah seseorang yang sudah berbaik hati mengambil kan coklat untuk nya.

"Makas--" mata Gebby membulat saat mengetahui seseorang yang sudah berada tepat didepan nya ini.

"Gebby?"

tanpa aba-aba pria itu langsung memeluk tubuh Gebby erat. Gebby langsung membalas pelukan yang ia rindukan selama ini.

"Lo kemana aja bocil?" tanya pria itu.

"Lo jahat tau ga!"

"Gue minta maaf ya dulu udah ninggalin lo, demi pacar gue,"

"Gimana sekarang hubungan lo?"

"Gue udah lama putus Geb, oiya, mamah dirawat, udah seminggu lebih, dia kangen banget sama lo. Dia terus nanyain lo."

"Gue juga kangen Tante Nina,"

"Gue boleh ajak lo buat ketemu mamah di rumah sakit?"

"Boleh, tapi Ngga hari ini, ini nomor telepon gue, nanti lo chat gue aja, biar gue kirim alamat rumah gue ya."

setelah itu Gebby Langsung pergi meninggalkan laki-laki tadi.

•••

Galen menyalakan televisi dikamar nya, ia terus menggerutu kala Gebby tak kunjung membalas pesan nya.

Ia berdecak kesal, mungkin sudah kesekian kali, "Gebby lo kemana si?"

Galen langsung menekan tombol hijau, ia mencoba untuk terus menghubungi gadis nya.

"h-halo Gal? Maaf Gal baru pulang dari supermarket."

Galen menghela nafas lega saat berhasil mendengar suara Gebby. Sudah malam begini gadis itu masih saja berkeluyuran.

"Jangan bikin gue khawatir, kalo mau kemana-mana izin, handphone juga kenapa ga di bawa?"

diseberang sana Gebby tersenyum, jujur Gebby lebih senang Galen yang posesif seperti ini, menurut nya ini suatu bentuk kasih sayang yang Galen berikan.

"khawatir banget, atau khawatir aja?"

"Banget, tadi keluar pake jaket ga?"

"Ngga, kenapa?"

"Kalo mau keluar malam itu pake jaket nya, dingin."

"oiya Gal, tadi di supermarket aku ketemu sam--"

"Sebentar Geb, bunda panggil."

"oke, lain kali aja aku cerita nya,"

tut

panggilan telefon berakhir, Galen langsung pergi menuju Agatha karena wanita itu terus memanggil nama nya.

IKUTIN ALUR NYA AJA YA HEHE....

KARNA INI CERITA PERTAMA KU, JADI MASIH BANYAK KEKURANGAN.

JANGAN LUPA VOTE NYA.

OIYA, EMANG KALO ARGA ADHITAMA DI BUATIN CERITA TERPISAH BAKALAN BANYAK YANG BACA?

TAPI ABIS GABBY TAMAT AKU UDAH PUNYA CERITA BARU, JADI NANTI KALIAN JANGAN LUPA BACA YA....

Continue Reading

You'll Also Like

511K 22.7K 56
Bunyi tamparan yang sangat keras mendominasi di rooftop sekolah ini. "Gugurkan!" Ashanara memandang tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan...
207K 9.9K 58
Alesya Juan Wijaya gadis yang cantik, manis dan pendiam ini harus bertemu dengan seorang lelaki bernama Adibrata Galen Baskara pemimpin Geng Leon ter...
3K 897 37
(sebelum baca follow author biar tahu kapan update dan info lainnya!😊) "Aku akan selalu di samping kamu, walau dia meninggalkan kamu, Ara," ucap men...
18.3K 2.6K 54
semenjak jiwa Matsumoto (M/N) masuk ke Yada (M/N), ia mengetahui beberapa masa lalu 'miliknya' yang belum terselesaikan. salah satunya adalah membala...