Luka dan Takdirku (Hiatus)

Por A_tina03

613 172 365

Dia pergi disaat aku mulai mencintainya. Dan kembali membawa luka yang begitu dalam. Aku percaya bahwa allah... Mais

blurb
Part 1
Part 2
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9

Part 3

58 22 26
Por A_tina03

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah mengetahui fakta yang sebenarnya" Azra Nur Khoirunnisa.

🍁🍁🍁

Ya Allah apakah ini yang dinamakan pahit dalam hidup? Andai saja Tante Nafila tidak menangis didepanku, mungkin saja aku tidak menerima lamaran putranya. Aku tidak bisa melihat orang menangis didepan mataku sendiri.

"Ra."

Aku tersentak tiba-tiba ada seseorang orang memegang pundaku,"eh ifah kenapa,"tanyaku menghapus air mata yang masih tersisa di pipi.

"Nggak usah sok kuat, aku tahu ini semua sulit,"ucapnya.

"Aku nggak tahu, aku nggak tega fa lihat tante Nafila nangis,"ucapku

"Jadi kamu nerima lamaran dia karna kasihan liat tante Nafila nangis,"tanya arifah kaget.

Aku mengangguk.

"Tunggu-tunggu jadi kamu terpaksa Ra,"tanyanya kembali.

"Terpaksa sih nggak fa, tapi...."

"Iya aku tahu," potongnya

Aku mendengus itu tau kenapa harus tanya lagi sih bikin orang pusing," itu tahu ngapain nanya,"ucapku jengkel.

"Ya kan aku mastiin aja," ucapnya nyengir.

"Tapi cara kamu salah ra,"ucapnya.

"Salah dimananya?"

"Kenapa kamu nggak tolak aja, nggak bikin pusing juga, kamu tinggal bilang kalok kamu nggak suka sama dia beres kan,"ucapnya.

Aku menonyor jidatnya,"kamu aneh apa gimana sih fa? ya kali aku harus nolak mentah-mentah, bikin malu tau nggak,"ucapku kesal.

"Ya bukan gitu ra, tapi kan kamu kalok nggak suka bisa nolak dia dengan cara halus,"ucapnya.

"Serah."

"Aku bercanda kali ra, gitu aja di ambil hati,"ujarnya.

"Gini-gini,terpaksa atau nggak terpaksa ra kalau udah jodoh mau gimana lagi, gini ya sekarang,iya dia buta.Kan dia cuma buta mata bukan hatinya buta mata bisa cari pendonor kalok dia buta hati gimana coba, hati kan nggak bisa dipaksakan ra, disini sih menurut gue yang seharusnya beruntung sih kamu ra,"ucapnya.

"Lah kok aku?"

"Iyalah,  kalau aku jadi kamu aku beruntung, beruntung nya dia ganteng pinter, hafidz uuh mantep lah pokoknya, cuma satu sih dia buta, tapi butanya dia membawa keberuntungan,"ujarnya.

"Keberuntungan gimana?"

"Dia ganteng otomatis dia nggak bakal ngelirik cewe lain,"ucapnya tertawa.

"Kamu mah ngarah ganteng nya doang,"ucapku kesal.

"Udah didengerin beneran malah bercanda nggak lucu."

"Yeee kok marah sih kan omongan aku bener ra, coba geh kamu renungin omongan aku barusan"ucapnya

Ada benernya juga sih omonganya si Ifah, tapi apa aku sanggup menjalani pernikahan dengan laki-laki yang tidak aku kenal.

"Udah sih ngapain dipikir dalem-dalem inget 2 hari lagi kamu harus nentuiin jawaban kedua kamu ra," jelasnya.

"Iya aku tahu."

"Aku cuma mau bilang ra, ini aku serius! Terima dia apa adanya,masalah cinta atau sayang nanti bakal tumbuh dengan sendirinya, kamu tinggal jalani hidup kamu sebagai istri yang baik, nurut sama suami masalah dia buta ra, kita semua bakal bantu cari pendonor buat dia biar bisa liat kamu,"ucapnya

"Tapi fa aku takut kalau nanti dia bisa liat aku, dia kaget gimana terus dia nyesel udah nikahin aku,"ucapku

"Hanya orang bodoh yang nyia-nyiain perempuan sebaik dan sekuat kamu Ra, aku sebagai sahabat kamu nggak terima kalok dia sampe kaya gitu, udah kamu tenang aja ra aku selalu ada buat kamu,"ucapnya

Aku langsung memeluk Ifah, fa kamu sahabat yang paling baik yang aku kenal, aku bersyukur punya sahabat kaya kamu, kamu nggak pernah beda-bedain yang miskin ataupun yang kaya kamu mau berteman dengan ikhlas.

"Iya ra makasih ya nasehat nya,"ucapku.

"Sama-sama."

"Loh kalian ada disini, ibu cariin muter-muter malah asik pelukan," tanya ibu

Kita berdua hanya nyengir," Tadi itu cuma Azra aja yang disini tapi si ifah ikut-ikutan,"ucapku melirik Ifah

"Yeee kalok ngomong nggak pakek filter asal ceplos aja, gini-gini aku itu sahabat paling baik,mau menemani sahabatnya yang lagi sedih,"ucapnya sombong.

"Sombong."

"Sombong-sombong gini sahabat kamu ra,"ucapnya marah.

"Tau nggak buk, ara bilang ke ifa kalok dia ter...."

Aku langsung membungkam mulut ifa yang kelewatan cerewet, kalok sampai ibu dan ayah tau bisa-bisa cereamah tujuh hari tujuh malam kaya waktu itu.

"Eemmuummm apaan sih ra kan aku mau ngasih tau ibu kalok,"

"Udah diam!"

Aku melepaskan tanganku dari mulut Ifah.

"Kalian ini ribut terus udah jangan ribut lagi,"ucapan tegas ibu membuat kita berdua terdiam.

"Maaf buk,"ucap kita berbarengan.

"Oh iya tadi bunda mu nelvon fa katanya kamu mau nginep apa pulang,kalau pulang nanti dijemput sama ayah kamu,"ucap ibu.

"Pulang aja bu besok ada kuliah pagi kalok nginep bisa telat, jarak kampus dari sini kan jauh,"jelasnya.

"Yah kirain mau nginep fa, udah seneng-seneng,"ujarku sedih.

"Lain kali ra tapi nggak janji tau kan aku sekarang gimana,"ujarnya

Aku mengangguk, aku memahami dia, iya dia sekarang sibuk kaya penjabat, gimana nggak sibuk kalok dia sekarang jadi asisten dosen, "iya aku ngertiin kamu,"ucapku.

"Emang sekarang gimana,"tanya ibu

"Dia kan jadi asisten dosen bu wajar aja kalok dia sekarang kaya gitu,"jelasku.

"Ooo bagus siapa tau bisa cinlok sama dosennya,"ejek ibu.

Aku tertawa dan berkata," Bener itu fa,kabarin aku ya kalok dosen nya mau ngelamar kamu,"ledek ku.

Pipi ifa sudah merah merona kek pantat bayi yang baru lahir.

"Udah-udah jangan godain ifa liat mukanya udah merah,"ujar ibu.

"Seharus itu kamu ra yang jadi pertanyaan sekarang,gimana sama jawaban kamu,"tanya ibu.

"Kok jadi Azra sih buk kan lagi ngeledekin ifa."

Ifah tertawa ngakak,"Mangkanya jangan suka ngeledekin orang,"ucapnya.

"Jadi gimana,"tanya ibu.

"Gimana apa nya buk?"

"Nggak usah pura-pura pikun Ra belum tua Loh,"ujar ifah.

Gimana sih kok jadi aku yang kenak,ya Allah gimana ini aku harus jawab apa," Besok insyaallah Azra jawab Bu,"ucapku.

"Kenapa besok?"

"Yah kan baru tadi ngasih waktunya,"ucapku membela diri.

"Baiklah,semoga jawabanmu tidak mengecewakan ibu dan ayah,"ucap ibu mengelus puncuk kepalaku

Aku mengangguk mengamiinkan

"Aamiin,"ucap ifa.

"Ya udah sebelum ifa pulang kita makan malam dulu,"ajak ibu.

"Iya Bu,"ucapku dan ifa berbarengan.

Makan malam pun selesai.

"Assalamualaikum,"ucap seseorang dari luar.

"Siapa,"tanya ibu dan ayah.

"Tidak tahu yah,"ucapku.

"Kamu buka ra," ucap ayah menyuruhku.

"Iya yah."

Aku membuka
pintu,"wa'alaikumussalam,"ucapku.

"Eh om mau jemput ifa ya,"tanyaku menyalimi tangan om akmal.

"Iya nak gimana kabarmu," tanya Akmal.

"Alhamdulillah baik om,seperti om lihat sekarang ini,"ucapku.

"Alhamdulillah kalok baik,"ujar om akmal.

"Masuk om, ifa lagi siap-siap tadi,"ucapku.

"Iya."

"Duduk om kalok gitu Azra tinggal mebelkang dulu,"ucapku

Om akmal mengangguk.

"Siapa ra,"tanya ayah.

"Om Akmal yah,"ucapku.

"Nggak kamu suruh masuk."

"Udah yah, om akmal ada diruang tamu,"ucapku.

Ayah mengangguk dan mehampiri om akmal.

"Buatkan teh buat om akmal ya ra, ibu mau keruang tamu,"ucap ibu.

Aku mengangguk.

"Ra."

"Iya fa kenapa?"

"Siapa yang datang?"

"Ayahmu."

Ifa mengangguk dan berkata,"Ra inget omongan aku ya kamu harus terima dia, walaupun dia buta aku yakin dia bisa jadi suami yang baik buat kamu, dan jangan terima karna orang tua kamu atau aku tapi karna hati kamu dan niat tulus kamu Ra,"ucapnya

"Dan aku nggak tau ra aku bisa nasehatin kamu lagi kapan, mangkanya aku ingetin kmau sebelum aku berangkat ke Bandung,"ucapnya.

"Ngapain kebandung?"

"Kan aku asisten dosen Ra tau sendiri dosen ku paling sibuk se Jakarta ini malah ngelebihin pak presiden,"ucapnya

Aku terkekeh melihat tingkah ifa, ada-ada aja si ifah.

"Iya fah insyaallah do'a in aja semoga jawabanku nanti bisa buat mereka senang,"ucapku.

"Aamiin, ya udah ayok kedepan kamu udah selesai kan buat kopinya?"

"Udah, ayok,"

"Diminum teh nya om,"ucapku.

"Iya nak, terimakasih ngerepotin,"ujarnya.

"Nggak kok om,nggak ngerepotin,"ucapku.

Sekitar 15 menit berbincang banyak hal. Om akmal pun pamit pulang.

"Saya do'akan semoga jawaban nak Azra yang terbaik,"ucap om akmal.

"Aamiin,"ucapku dan mereka yang ada diruangan

"Kalok begitu saya dan ifa pamit pulang,"ucap om akmal.

"Iya hati-hati,"ucap ayah.

"Salam buat bundamu ya fa,"ucap ibu.

"Iya bu pasti,"ucap ifa.

Aku menyalami tangan om akmal dan memeluk ifa," Hati-hati,"ucapku lirih.

"Iya."

Om Akmal dan Ifah sudah masuk kedalam mobil, Terimakasih fa kamu udah buka hati yang dipenuhi dengan kasakitan ini, kamu adalah sabahabat terbaik ku, semoga kamu mendapatkan jodoh yang mau menerima kekurangan mu dan menerimamu apa adanya.

🍁🍁🍁

1342 kata 😭
Alhamdulillah selesai juga par 3 nya.

Kalok kalian jadi Azra kalian harus gimana?👉🏻💬

Kritik dan saran kalian, jika ada penulisan yang salah.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote komen kalian.

Lampung,23 Mei 2021

Continuar a ler

Também vai Gostar

2.3M 126K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3.9M 304K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
777K 56.3K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.8M 259K 67
"Kalau umur gue udah 25 tahun dan gue belum menikah, lo nikahin gue ya?" "Enggak mau ah, lo tepos!" Cerita ini tentang Mayluna dan Mahesa yang sudah...