demon byuntae | jaywon

By bunajaywon_

538K 67.9K 18K

Do not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminu... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
πŸ¦‡ Main Cast πŸ¦‡
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 27
ending saga : demon byuntae.
an epilogue : love wins all.

chapter 26

8.3K 1K 262
By bunajaywon_

"Aku pulang..". Ucap Jungwon begitu menginjakkan kakinya didalam sebuah unit apartementnya. Lantas iapun membawa kedua tungkainya menaiki anak tangga menuju kamar miliknya.

"Jay?". Panggilnya saat tak mendapati sesosok pemuda tampan yang memang sudah beberapa hari ini menginap di apartementnya, menemaninya.

"Aku disini, Mine".

Jungwon lantas menghela nafasnya begitu mendengar sebuah sahutan yang berasal dari dalam kamar mandi. Dengan perlahan, iapun membawa langkahnya menghampiri pemuda tersebut.

'Krieet'

Terdengar suara derit pintu yang terbuka. Lantas hal pertama yang Jungwon dapati setelahnya adalah sosok si pemuda Park yang sepertinya baru saja selesai dengan ritual mandinya. Pemuda itu bahkan masih mengenakan sebuah handuk putih yang tersampir begitu apik di pinggangnya hingga memperlihatkan tubuh bagian atasnya. Seolah dengan sengaja ingin memamerkan bagaimana bentuk dari otot-otot perut serta lengannya yang kekar.

Sementara itu, Jungwon hanya dapat menelan salivanya dengan bersusah payah begitu disuguhi oleh pemandangan seperti itu.

"Ada apa, hm?". Ujar si pemuda Park menginterupsi sembari mengulas senyuman di wajahnya.

Sontak saja vampir kecil itupun bergeming setelahnya. "Kau.. baru saja selesai mandi?".

Pertanyaan yang terdengar cukup bodoh memang. Seharusnya, hanya dengan melihat penampilan Jay saat ini saja, Jungwon sudah tau jawabannya sendiri bukan?

Sang incubbus itu lantas terkekeh pelan sebelum menganggukkan kepalanya, mengiyakan. "Omong-omong apa kau juga ingin mandi? Tapi sebelum itu, bisakah kau menungguku sebentar lagi? Aku ingin bercukur lebih dulu". Ujar Jay sembari mengambil sebuah pisau cukur milik si manis dari balik lemari kecil yang terpajang tepat diatas dinding kamar mandi tersebut.

Jungwon sama sekali tak memberikan tanggapan apapun. Ia hanya dapat terdiam di tempatnya berdiri sembari menggigit bibir bawahnya.

"Mine?".

"ugh.. ya".

"Kau baik-baik saja 'kan?". Ucap Jay dengan nada yang terdengar khawatir didalamnya sembari menatap lekat pada sosok cantik itu.

Dengan cepat, si manis pun mengangguk. "Hmm omong-omong, tadi kau bilang mau bercukur kan? Kalau begitu.. biarkan aku membantumu".

Lantas tanpa ingin mendengar persetujuan lebih dulu dari sang empu, Jungwon sudah mengambil alih pisau cukur tersebut dari tangan kekasihnya.

"Ayo menunduk!". Titahnya sembari menepuk dan menekan kedua bahu kekasihnya agar sedikit merendah padanya. Jungwon hanya ingin membuat pemuda itu mensejajarkan tingginya agar ia tak perlu berjinjit. Sontak saja hal itupun mengundang tawa renyah sang incubbus.

"Jangan menertawakanku, ish! Kau mendengarkanku tidak sihJay!! Astaga... Apa yang kau lakukan? Cepat, turunkan aku!". Pekik si manis dengan sedikit rusuh begitu tubuhnya di angkat secara tiba-tiba sebelum didudukkan pada sebuah meja kecil yang berada tepat di samping wastafel.

"Bukankah begini lebih baik?". Ujar sang incubbus sembari mengambil tempat diantara kedua kaki jenjang milik si manis yang terbuka.

Perlahan, jemari lentik itupun bergerak menangkup rahang tegas kekasihnya. Jungwon tampak menghela nafasnya sejenak sebelum mulai melakukan kegiatannya yaitu membantu Jay untuk bercukur.

"Jangan menatapku seperti itu!". Tegurnya sembari tetap fokus pada pekerjaannya.

Jay lantas kembali tertawa begitu mendengar gerutuan yang keluar dari mulut kecil pemuda manis dihadapannya. "Lalu aku harus bagaimana, hm? Kau kan berada tepat di depanku, Sayang".

"Tutup saja matamu kalau begitu". Sahut Jungwon dengan sekenanya.

"Mine..". Panggil Jay sembari melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping kekasihnya.

"Sudah cukup lama kita tak memiliki lagi waktu berdua, bahkan hanya sekedar untuk memelukmu se-erat ini. Kalau boleh jujur, aku sangat merindukan saat-saat seperti ini denganmu, when it's just you and me". Ucap si pemuda Park dengan setengah berbisik.

Sontak saja gerakan si manispun terhenti. Ia menaruh pisau cukur itu lantas mengalungkan sepasang tangannya pada leher sang kekasih.

"Hmm kau benar, Jay. Kurasa itu karena kita terlalu sibuk dengan banyaknya permasalahan yang terjadi belakangan ini". Ujarnya sembari membalas pelukan erat pemuda itu sekaligus menyamankan dirinya, mencari sebuah kehangatan.

Aroma maskulin yang menguar dari tubuh si pemuda Parkpun terasa begitu memabukkan namun menenangkan. Dan Jungwon sangat menyukainya.

"Pumpkin..". Panggilnya saat merasakan pemuda manis yang berada dalam dekapannya itu tengah mengendusnya bahkan sesekali menghembuskan nafas hangatnya dengan sengaja di perpotongan lehernya.

"you thirsty, hm?".

Perlahan, kepala si manis pun terdongak keatas. Kedua manik kucingnyapun menyorot dengan tatapan yang begitu sayu.

"Huum sedikit hehe. Tapi untuk saat ini, aku sedang tak ingin menghisap darahmu". Cicitnya sembari menggambar pola acak diatas permukaan dada bidang pemuda itu.

"Lalu.. Apa kau menginginkan sesuatu? Katakan saja Sayang, aku akan mengabulkan apapun keinginanmu". Sahut Jay sembari menyibak helaian anak rambut si manis yang sudah semakin memanjang hingga menghalangi sebagian wajahnya.

Namun Jungwon tak segera menyahut. Ia tampak sedikit ragu untuk mengutarakan keinginannya sembari menggigit bibir bawahnya cukup kuat. Dan tentu saja hal itupun tak luput dari pandangan Jay.

"hey cutie, don't bite your lip. you can get hurt. Katakan saja kau ingin apa?". Ujarnya sembari melepas gigitan si manis pada bibirnya.

Jungwon lantas menghela nafasnya sejenak sembari menatap sosok pemuda dihadapannya itu dengan lekat sebelum berucap, "i.. i want to take a bath with you. but it seems you will reject me—eh?".

Seketika tubuh ringkih itupun tersentak saat Jay tiba-tiba saja mengendongnya. Lantas dengan refleks, si manispun berpegangan pada bahu kekar itu.

"Kau sengaja sekali ingin menggodaku ya, Kitten?". Bisiknya tepat di depan wajah vampir kecil itu dengan nada yang terdengar begitu seduktif.

"Dasar mesum! Siapa juga yang sedang menggodamu, huh? Aku kan hanya mengajakmu untuk mandi bersama dan itu tidak lebih ya!". Sahut Jungwon dengan kesal menyentil kening kekasihnya.

Namun bukannya marah ataupun merasa kesal setelah dikatai seperti itu oleh si manis. Yang ada malah, Jay tertawa dengan renyah begitu mendengar ucapannya. Karena menurutnya, Jungwon itu terlihat lebih menggemaskan saat sedang kesal seperti ini.

"Ahaha.. Baiklah-baik. Kalau begitu, mari kita mandi bersama sekarang!".

"Tapi Jay, kau kan baru saja selesai mandi. Apa tak masalah kalau kau harus mandi lagi?".

"Tentu saja tidak, Mine. Aku malah merasa sangat senang dengan tawaranmu kali ini". Ujarnya yang terdengar sangat berantusias sembari membawa langkahnya menuju sebuah bathub.

Perlahan, tubuh ringkih si manis ia turunkan dengan begitu berhati-hati ke dalam sebuah bak mandi yang telah terisi oleh air. Namun setelahnya, Jungwon pun sontak membulatkan kedua maniknya sembari berusaha menelan salivanya dengan kasar begitu melihat si pemuda Park yang hendak melepaskan handuk yang menjadi satu-satunya kain yang menutupi bagian privasinya.

"J-jay?". Lirihnya dengan suara tercekat.

Lantas si pemilik namapun berdehem pelan.

"can i... take back what i said?". Ujarnya sembari menatap sosok pemuda dihadapannya itu dengan tatapan memelas layaknya anak kucing yang minta di pungut.

Sebenarnya Jay itu sangat lemah jika dihadapkan dengan kekasihnya yang tengah merajuk seperti ini. Namun untuk kali ini, biarkan ia mengikuti egonya. Lagipula salah Jungwon sendiri karena ia sudah berani membangunkan singa dalam dirinya?

"unfortunately, I can't fulfill your wish this time. So.. prepare yourself because I'm sure we're not just bathing together, sweety".
















**





Tampak seorang pemuda manis yang tengah berjalan seorang diri di tepian pantai Hyeopjae sembari menikmati desir angin yang berhembus menerpa kulit. Kelopak mata cantiknya perlahan terpejam saat merasakan sensasi menyejukkan seperti itu yang seolah membuat dirinya lupa akan semua permasalahan yang tengah dihadapinya. Dan beruntungnya lagi, suasana pantai kala itu tak terlalu ramai oleh pengunjung.

Lantas setelahnya, kelopak mata itupun kembali terbuka. Senyuman yang sedari tadi juga turut terukir di wajahnya pun seketika lenyap begitu ia mendapati sesosok pemuda bersurai violet yang berdiri tak jauh darinya, menatapnya dengan senyuman tak terbaca.

"Kau..".

"Lama tidak bertemu, Jake-ssi". Sahutnya sembari berjalan mendekat.

Si pemilik namapun lantas mendengus pelan. "Apa yang sedang kau lakukan disini? Apa kau sengaja mengikutiku, huh?".

Tawa kecil milik Ren pun terdengar menyapa telinganya seolah menyatu dengan deru ombak pantai Hyeopjae yang cukup riak . "Tidak, Jake-ssi. Aku sama sekali tidak mengikutimu. Tapi mungkin kau bisa menyebut ini sebagai pertemuan tak sengaja".

Jake berdecih pelan begitu mendengar ucapannya.

"Omong-omong.. kau kesini untuk melarikan diri kan? Apa kau tau? Park Sunghoon seolah kehilangan akal mencarimu. Dia bahkan mengira kalau aku yang sudah menyembunyikanmu di suatu tempat. Itu terdengar sangat bodoh sekali. Lagipula untuk apa aku melakukannya?".

Satu alis milik si pemuda Shim pun lantas terangkat keatas.

"Kau pasti merasa bingung bukan? Ah.. Begini saja Jake, aku akan menjelaskan sesuatu padamu. Jika kau tertarik kau bisa ikut denganku dan kita bisa mengobrol sebentar—".

"Tidak, terimakasih. Aku sama sekali tak ingin mempunyai urusan apapun lagi denganmu". Sela Jake cepat sembari bergegas membawa langkahnya pergi dari sana.

Ya.. Karena bagaimanapun juga, Jake masih mengingat dengan jelas apa saja yang terjadi padanya setelah ia berurusan dengan pemuda bersurai violet itu. Hubungannya dengan Sunghoon yang berubah memburuk beserta masalah lain yang datang silih berganti menghampiri hidupnya.

"Padahal aku hanya ingin membagi sebuah rahasia besar tentang Park Sunghoon dan juga Yang Jungwon padamu. Hhh.. Tapi sepertinya kau tak sama sekali tak tertarik ya?".

Seketika langkah si pemuda Shim pun terhenti tepat setelah ia mendengar dua nama yang di sebutkan tersebut. Ren lantas semakin merekahkan senyuman di wajahnya begitu melihat pemuda itu kembali berbalik menatapnya.

"Aku tau kau pasti akan berubah pikiran".

















***

uhm... sebenernya buna mau lanjutin chapter ini buat januari tadinya hehe karena jujur aja nih yaa buna agaknya sedikit berat buat selesaiin book ini secepetnya huhuu sekali lagi maaf banget yaa buat kalian yang udah nungguin dari lamaa🙏

Continue Reading

You'll Also Like

5.9K 74 3
Menceritakan tentang 4 remaja yang sangat tergila gila pada kpop (idol) "Issh asik sama Korea" "Dari pada lu INDIA" "Anjayyyy" /High five Suatu hari...
9.8K 479 20
Hai semuaaa, wp baru yaa. yg chikara gk bisa di lanjut krna tibaΒ² ngehapus sendiri ceritanya jdi yaudh wp baru aja okkk. menceritakan tentang janji...
104K 12.6K 62
Tentang haruto yang akhirnya mengetahui sebuah rahasia yang ditutupi oleh para sahabatnya,tentang siapa mereka sebenarnya. Dan juga karna kejadian pa...
28.1K 3.9K 29
On going Cerita dimana Werewolf dan Gumiho bersatu untuk menyelamatkan diri dari ancaman para Hunter To be continued- #1 soulmate - 110422 #3 JayWon...