A Mission to Change the Stupi...

By hye___ri

337K 39.8K 3.1K

[KARYA ORIGINAL SENDIRI BUKAN TRANSLATE] Mina, seorang translator manhwa isekai tiba-tiba masuk ke dunia manh... More

Chapter 1; i hate her
Chapter 2; the stupid villainess
Chapter 3; first move
Chapter 4; breakup?
Chapter 5; the untold story
Chapter 6; the childhood friend
Chapter 7; town exploration (I)
Chapter 8; town exploration (II)
Chapter 9; unknown man
Chapter 10; before the party
Chapter 11; uninvited guest
Chapter 12; new friends (or maybe not?)
Chapter 13; a different story
Chapter 14; never ending guest
Chapter 15; dion
Chapter 16; leonore?
Chapter 17; what if
Chapter 18; a present and new business
Chapter 19; girl friend
Chapter 20; a date
Chapter 21; about life
Chapter 22; some story
Chapter 23; the oracle
Chapter 24; finding information
Chapter 25; the feeling of unsafe
Chapter 26; autumn collection
Chapter 27; the threat
Chapter 28; remember
Chapter 29; flower
Chapter 30; how it all started
Chapter 31; she's back
Chapter 32; revenge plan
Chapter 33; the engagement
Chapter 34; regret
Chapter 35; what fate do to us
Chapter xx; special
Chapter 36; move on
Chapter 37; diary
Chapter 39; two years later
Chapter 40; who is he?
Chapter 41; love or obsession
Chapter 42; reyana
Chapter 43; old friend
Chapter 44; cuddles
Chapter 45; wish you know
Chapter 46; tell him
Chapter 47; tears
Chapter 48; the heart wants what it wants
Chapter 49; reminiscing
Chapter 50; we really need to talk

Chapter 38; winter disaster

1.5K 230 14
By hye___ri




Author's POV

"Kau benar-benar tidak ada keinginan untuk mendukung kisah cintaku sama sekali ya?! Kalau tau giini kemarin aku bikin kau jatuh cinta dengan pohon cabe saja!" teriak seorang laki-laki berambut ikal.

TAK

Lilith yang sedang memperagakan tarian Elsa pas lari di atas danau yang ia rubah jadi es langsung menjitak kepala Elois dengan sangaat sopan.

"Kau tidak capek apa mengajakku bertengkar setiap hari?"

"Kau juga tidak mau tobat apa bertingkah ajaib?"

Dasar, bikin dejavu chapter lalu saja.

"Memangnya apa yang ajaib sih?!"

"Kau menari-nari kayak orang gila terus nyanyi dengan bahasa yang bukan dari dunia ini seakan-akan kau ratu salju jahat yang dikutuk menjadi batu karena durhaka dengan ibunya,"

CTAK

"Itu Malin Kundang, Boboboy!"

"Siapa pula Malin Kundang?! Lagipula namaku bukan Boboboy. Nama kampungan macam apa itu,"

"Oh iya, aku lupa kau kan tidak pernah sekolah. Mana tau kau legenda Tangkuban Perahu," ucap Lilith sekenanya.

Eh, seperti ada yang salah? -Hye

"Oke, kembali ke topik. Lagipula kau kan manusia pemilik harem terbaik di dunia ini, kenapa kau tidak mengajak salah satu priamu saja?"

"Demi apapun dari mana kau mengenal kata-kata itu?! Dan memangnya kau lupa apa yang terjadi kemarin?!"

Mata mereka berdua langsung secara serempak melihat tumpukan hadiah yang berada di sudut kamar Lilith yang sudah bukan menjadi sudut lagi karena tumpukan itu bisa membuat walk-in-closet sendiri baginya sambil meringis sendiri.

"Beginilah rasanya didekati para pria tajir melintir," celetuk Elois.

Lilith mengangguk, "padahal aku berdoa menjadi sugar baby di kehidupan sebelumnya dan sampai matahari terbit di Barat pun tidak kesampaian."

"Dasar manusia dakjal maunya kaya instan pake jalur sugar daddy,"

"Lah terus apa dong?"

"Itu lho yang warna pink ekor melingker-melingker,"

"Pink Mamba?"

"Apaan tuh?"

"Kok balik nanya?"

"Ya abis gajelas,"

"Ya terus maksudmu apa?"

"Babi ngepet,"

"ELOIS!"

---

Setelah acara perseteruan tidak penting—yang untungnya tidak menghancurkan riasan Lilith maupun Elois—mereka berdua berjalan masuk ke kastil utama Istana Soleil untuk menghadiri pesta dansa awal musim dingin.

Kalian pasti bingung mengapa Lilith tidak bersama Dion.

Gadis itu masih main Tom & Jerry dengan—entah apa hubungan mereka—nya itu karena Lilith tidak juga menjawab lamaran Dion. Kalian pasti melakukan hal yang sama jika menjadi Lilith. Untuk alasan ia menggantungkannya, itu merupakan sebuah rahasia yang hanya Lilith seorang yang tahu.

"Aku seharusnya di sini bersama Ophelia sayangku," gerutu Elois, "sekarang malah terjebak dengan nenek lampir galak."

Lilith auto mencubit lengan Elois, "kau benar-benar ingin mencalonkan diri menjadi ikan nila bakar ya di sini?" 

"Kenapa nila bakar sih?"

"Ikan nila kan merah. Habis aku cubiti kau mau aku panggang di tempat pemanggangan jenazah," ucap Lilith sembari menampilkan senyum cantiknya agar tidak terlihat aneh di depan orang-orang.

"Dasar bucin sadis,"

"Kau tidak tertarik aku berikan kaca?"

"Boleh, berlapis emas ya,"

TAK

"Dasar, tidak tahu diri," dengan tanpa perasaannya, Lilith meninggalkan oknum Elois di pintu depan kastil dalam keadaan jempol yang diinjak heels setinggi 7 cm miliknya.

"AW-Hey, tunggu aku!" teriak Elois sambil berlutut dan mengelus-elus jempol malangnya.

Lilith masuk ke dalam kastil yang sudah dipenuhi para bangsawan. Ia dapat melihat keberadaan keluarganya di tengah ruangan. Adiknya sedang berbincang dengan beberapa gadis seusianya dan bahkan tidak segan-segan mengelus perutnya yang semakin membesar seolah-olah menyombongkannya kepada dunia. Ayahnya sedang berbincang dengan para bangsawan sedangkan ibunya berdiri di sebelah Leonore. Tentu saja keberadaan Eduard tidak dapat ditemukan.

Lilith mengalihkan perhatiannya ke pinggir ruangan dan mendapati wanita asing sedang berbincang bersama Arte. Tingkah mereka terlihat biasa saja bahkan seperti teman yang sudah nyaman satu sama lain. Untung saja ia menolak ajakan Arte untuk menjadi pasangannya. Arte harus memiliki teman, bahkan wanita, lain selain dirinya!

Lilith tersenyum simpul sebelum beralih ke sudut ruangan lainnya dan melihat Ophelia yang mencoba memapah Elois yang kena serangan mautnya. Dasar pasangan bucin, bahkan sekarang ia dicampakkan oleh partnernya sendiri. Well, teknisnya dia sih yang meninggalkan.

Di samping pasangan bucin itu juga berdiri Jisung—bukan—, maksudnya Nicholas dengan Emily yang sedang meminum white wine yang disediakan sambil mencuri-curi makanan yang terhidang di atas meja penyajian. Apakah Lilith ke sana saja ya daripada gabut sendirian?

"Kau melamun," ucap seseorang dari arah belakang.

Lilith langsung membalik badannya dengan mata berbinar-binar, "Michael!"

Michael terkekeh, "ya, ini aku. Kau bahkan tidak sungkan denganku setelah menolak ajakan menjadi partnerku."

Lilith merengut, "kan tidak asik mengajak sepupu sendiri di acara seperti ini."

"Dan kau mengajak kekasih sahabatmu?"

Lilith menggeleng, "di dunia ini dia merangkap jadi budakku. Lagipula butiknya masih bergantung kepada hasil desainku."

Michael terkekeh sambil mengacak pelan rambut Lilith, "kau selalu pintar dalam berbicara."

"Tentu saja. Kalau tidak pria menyebalkan itu akan selalu gagal dalam berbisnis. Lihat saja kelakuannya dulu, hanya mengandalkan muka pas-pasannya," ejek Lilith sambil melirik ke arah Elois. Ia yakin pria itu merasakan gatal di kuping kirinya.

"Seharusnya ia bersyukur karena kau datang membantunya,"

Lilith mengangguk semangat, "ya, kan!"

"Ekhem," suara seseorang dari arah belakang, "aku kira aku berhak mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan calon tunanganku."

"Salam, Yang Mulia," ucap Lilith dan Michael memberikan salam kepada Dion.

Dion menatap Michael tajam sebelum Michael memutuskan untuk mengundurkan diri dan memberikan ruangan kepada kedua pasangan itu sedangkan Lilith sedang mencari celah sekecil mungkin untuk kabur dari pria di depannya itu.

"Kau menghindariku," ucap Dion dingin.

"Saya yakin pangeran salah sangka," ucap Lilith tenang.

"Kau bahkan tidak memanggilku Dion lagi,"

"Bukankah Yang Mulia seharusnya keluar bersama Raja dan Ratu nanti?"

"Kau mengalihkan pembicaraan,"

"Saya yakin Yang Mulia sibuk, saya pamit undur diri," Lilith langsung berbalik untuk melangkah pergi dari tempat itu.

Sialnya, entah sejak kapan mereka berdua berada di tengah lantai dansa, tepat di bawah sebuah chandelier besar yang membuat ruang dansa itu terkesan sangat mewah dan mahal. Seluruh mata mengarah ke mereka dan keheningan tengah melingkupi ruangan itu.

Rupanya para bangsawan sangat tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hubungan putera mahkota yang terkenal dingin itu.

Lilith menggelengkan kepalanya sebelum melangkah ke arah keluar. Belum ia melakukan langkah pertamanya, matanya menangkap sesuatu yang terang di atas balkon mengarah ke tali penopang chandelier di atasnya. Lilith langsung berbalik dan mendorong Dion yang daritadi terpaku melihat ke arahnya.

"Awas!"

DOR

CTAS

PYARR

Ruangan seketika hening. Seluruh manusia di ruangan itu membeku di tempat melihat chandelier yang selalu mereka idam-idamkan untuk dimiliki mendarat secara tidak cantik di atas lantai dansa.

Tiba-tiba, darah mulai keluar di sela-sela kristal chandelier tersebut seakan-akan menarik mereka ke kenyataan apa yang sebenarnya terjadi.

"LILY!!!" teriak Ophelia histeris sambil berlari ke arah tengah ruangan.

"Li-li-lily," gagap Emily sambil berjalan mengikuti Ophelia yang sudah berada di tengah ruangan dalam sekejap.

"PENGAWAL! Tangkap siapapun dalang dari kecelakaan ini. SEKARANG JUGA!" teriak Dion kencang.

Keadaan yang berawal dengan suasana pesta dengan musik klasik yang menyenangkan tiba-tiba berubah menjadi tempat kejadian perkara yang dapat membuat semua orang trauma. Demi Tuhan, mereka melihat sendiri kejadian seseorang tertimpa chandelier yang besar dan pastinya berat.

"Pesta hari ini dibubarkan. Pergilah kalian semua," ucap Arte yang berusaha tenang ditengah paniknya semua orang.

Para bangsawan lain, bukannya pergi malah semakin penasaran dengan keadaan si korban yang tertumpuk chandelier.

"SEKARANG!" teriak Arte yang membuat para bangsawan langsung bergegas keluar sampai seluruh ruangan kosong dan menyisakan Lilith bersama para orang-orang terdekatnya.

Tangan Lilith yang entah mengapa bisa tidak tertimpa chandelier bergerak sedikit seakan-akan memanggil siapapun yang berada paling dekat dengannya.

Ophelia melihat itu dan mendekap tangan sahabatnya, "hiks, Lily, hiks. Ini aku, Ophelia."

"Ophel," ucap Lilith dengan suara nyaris tidak terdengar, "jika aku tidak mati, jangan berikan hukuman apapun kepadanya. Aku yang akan memutuskannya," katanya sebelum ia kehilangan kesadaran kesadarannya sepenuhnya.

Ophelia langsung menatap Elois dengan mata penuh air mata, "Elois... Lily...."

Elois langsung memeluk kekasihnya untuk menenangkannya.

"Panggil dokter untuk menangani ini," ucap Michael kepada salah satu pelayan pria yang berada di ruangan itu.

Tadinya Dion ingin langsung mengangkatnya, tetapi Arte mencegahnya karena beling-beling yang arahnya belum jelas itu kemungkinan besar bisa malah memperparah luka Lilith dan semakin mengancam nyawanya. Akhirnya, Arte mengalihkan perhatian Dion dengan mengajaknya fokus ke pencarian si pelaku.

"Aku akan di sini menunggu putriku, kalian pulang saja dulu," sahut Count Lecuyer yang memutuskan untuk berjalan mendekat kepada Countess dan Leonore yang masih sangat pucat tanpa memutuskan pandangannya kepada si pencuri perhatian.

"Di mana dokter itu?" teriak Count Lecuyer mencoba berpikir jernih.

"Sedang berjalan ke sini, tuan Count,"

"Suruh dia untuk berlari, putriku," Count Lecuyer memandang ke arah Lilith, "jika putriku mati, aku akan mencabut seluruh investasiku kepada kerajaan ini," ucapnya tajam kepada si pelayan istana. Pelayan tersebut otomatis mengangguk dan berlari ke arah klinik rumah sakit untuk segera membawa dokter kerajaan.

Tanpa mereka sadari, seseorang sedang tesenyum simpul melihat kejadian itu.

"Sudah kubilang untuk tidak bermain-main denganku, Daph," ucapnya dengan intonasi yang diyakini bukan milik manusia.

———

1442 words

Another day another mistery!! Kira-kira siapa guys impostornya??

Dion

Arte

Kai

Michael

Elois

Ophelia

Emily

Nicholas

Count Lecuyer

Orang lain

Continue Reading

You'll Also Like

519K 32.1K 61
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
174K 453 18
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
217K 547 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
2.3M 136K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...