Zero Kara no watashi no Tabi

By WezQPad

6.4K 814 91

Menceritakan seorang pelajar bernama Shinra Tanaka yang dipanggil kedunia pararel menjadi pahlawan, bersama d... More

Prologue
Chapter 1 Tuan Putri
Chapter 2 Dungeon
Chapter 3 Kebencian
Chapter 4 Kesedihan Dan Kesenangan
Chapter 5 Bertahan
Chapter 6 Kekuatan Besar
Chapter 7 Awal Yang Baru
Chapter 8 Pertemuan
Chapter 9 Menyelamatkan
Chapter 9.5
Chapter 10 Pembebasan dan Pulang
Chapter 10.5
Chapter 11 Pengadilan
Chapter 12 Persiapan
Chapter 13 Orang Misterius
Chapter 14 Semangat
Chapter 15 Perjalanan
Chapter 16 Bodoh dan Tanggung Jawab
Chapter 17 Amukan Besar
Chapter 18 Kembalilah
Chapter 19 Harta Paling Berharga
Chapter 19.5
Chapter 20 Pertemuan yang tak Terduga
Chapter 21 Kesombongan yang Merugikan
Chapter 22 Selesaikan
Chapter 23 Wanita BerShall Merah
Chapter 24 Persiapan menuju kehancuran
Chapter 25 Dageon Rahasia
Chapter 26 Apakah ini Akhir?
Chapter 27 Selamat Dari Bencana Besar
Chapter 28 Sang Naga Hitam
Chapter 29 Kenangan Masa Lalu
Chapter 30 Mari Berteman
Chapter 31 Kekacauan Yang Besar
Chapter 32 Amukan Tak Terkendali
Chapter 33 Kembalilah
Chapter 34 Perpisahan
Chapter 36 Persiapan
Chapter 37 Persiapan 2
Chapter 38 Melindunngi
Chapter 39 Masa Lalu
Chapter 40 Kehebohan
Chapter 41 Jamuan Mewah
Chapter 42 Kedekatan dengan Sang raja
Chapter 43 Jalan-Jalan di Kota
Chapter 44 Quest
Chapter 45 Perselisihan
Chapter 46 Mengalahkan Kraken Raksasa
Chapter 47 Diskriminasi
Chapter 48 Kebahagian
Chapter 49 Siapa Mereka?
Chapter 50 Serangan tak Terduga
Chapter 51 Penyelamatan
Chapter 52 Kesepakatan
Chapter 53 Pembalasan
Chapter 54 Sebuah Ikatan

Chapter 35 Sedih dan Senang

53 12 2
By WezQPad

Mereka tetap diam dan terus berjalan. Smapai dia berhenti di salah satu mayat yang ditutupi oleh kain. Shinra msaih bingung dengan apa yang mereka perbuat. Dan saat Mikasa membuka kain itu terlihat wajah Mizuki yang sudah menutup mata. Merasa tidak terima Shinra terus megelak bahwa Mizuki telah meninggal.

"Kalian pasti bercandakan? Benar Kak Mizukipasti hanya tidurkan?"

"Tanaka Kak Mizuki sudah-"

"Tidak mungkin!! Kalian jangan bercanda!!"

"Tuan..."

"Benar, Raptharia, ini hanya candaankan."

"Tidak Tuan."

Akhirnya Shinra pun terdiam. 

Shinra pun menundukkan kepalanya, laliu membalik badannya dan kembali kerumah. Melihat Shinra pergi Raptharia bertanya.

"Tuan ingin pegi kemana?"

"Aku akan kembali dulu."

"Biarkan saya ikut,"

"Tidak... Biarkan aku sendiri dulu "

Shinra pun berjalan kembali kerumah. Saat Raptharia ingin mengejar Mikasa menepuk pundang Raptharia dan berkata.

"Biarkan dia sendiri dulu."

"Tuan..."

Shinra berjalan dengan lemas dan tatapan kosong memikirkan apakah ini semua salah nya.

"Apakah ini salahku? Seandainya kami tidak bertemu saat itu pasti dia masaih hidup dan hisup bahagia, Apakah aku bersalah?" Guamamnya

Shinra pun sampai dirumah dan dia langsung masuk kekamarnya, dia mengunci pintu nya. Dia hanya mengurung dirinya dan didalam kamar Shinra menyalahkan dirinya atas segala hal yang dialami desa ini.

"Seandainya saja aku langsung pergi setelah sembuh, seandainya aku tidak kalah saat itu, ini semua terjadi karena aku lemah, semua kekuatan yang kumiliki masih sangat lemah. Saat Shinra berkata kekuatan yang dia miliki sangat lemah Iratus merasa tersinggung dan menarik jiwa Shinra msauk kedalam alam nbawah sadar.

"Kau boleh menyalahkan dirimu tetapi kau jangan menghina kekuatanku."

"Tapi mengapa kau tidak memberiku kekuatan penuh saat itu,mengapa kau harus memberiku ujian?"

"Karena kau masih belum pantas menerimanya dan aku masih belum percaya denganmu."

"Apa ini semua salahku kau dihianati, apakah ini salahku jika kau dikurung diasana!!"

Shinra berteriak dengan penuh emosi dan rasa sedih yang dia lampiaskan pada Iratus.

"Begitulah manusia, dia hanya bisa menyalahkan orang lain jika dia lemah dan gagalmelindungi sesuatu."

Shinra langsung terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Dengar bocah jika kau ingin menjadi kuat, akuilah kesalahanmu dan berkembanglah!"

Saat mendengarkata itu Shinra langsung sadar dan terbangun dari tidurnya. Saat baru terbangun Shinra mendengar teriakan dari balik pintunya.

"Tanaka keluarlah!"

Shinra tetap diam dan tidak melakukan apa apa.

"Baiklah jika kau tidak ingin keluar tetapi bacalah ini!"

Mikasa menyelipkan sebuah buku dibawah pintu kamar Shinra, lalu Shinra mendekati buku itu dan mengambilnya.

Judul buku : Kehidupanku setelah mati

Ini Aku Mizuki, ya itulah namaku setelah aku mati, sekarang aku adalah seorang elf,aku tidak tau bagaimana aku bisa terlahir kembali. Tetapi aku senang bisa hidup untuk kedua kalianya.

Shinra membaca semua isi buku itu, dan saat hampir sampai di akhir buku itu dia melihat kata kata yang membuatnya mendagis

Setelah 22 Tahun aku dihidupkan kembali aku merasa beretmu seseorang yang mirip dengan anakku dikehdupan sebelumnya, dia bernama Tanaka, walaupun aku masih belum yakin dia adalah anakku tetapi mereka terlihat mirip.

Setelah beberapa minggu dia tinggal dirumahku, ternyata dia juga sama sepertiku hal itu membuatku semakin yakin kalau dia adalah anakku, saat dia ingin pergi berlatih aku betanya untuk apa dia ingin menjadi lebih kuat dan dia menjawab

"Agar aku bisa melindungi senyuman semua orang dan membuat mereka nyaman bersama ku"

Mendengar hal itu membutaku semakin yakin kalau dia adalah anakku yang berumuh 8 tahun, aku sangat senang karena dapat bertemu dengannya lagi. Dan dapat melihatnya menjadi lelaki dewasa walau berarti ia sudah mati,

Saat membaca bagian itu Shinra tidak dapat menahan air matanya dan berkata.

"Maaf.. Maaf...Ibu aku tidak dapat menepati janji janji itu."

Shinra menagis dengan keras dan Mikasa dan yang lainnya mendengartangisannya. Raptharia begitu menghawatirkannya.

"Apakah Tuan baik baik saja?Sebaiknya aku pergi kesana."

"Tidak untuk sementara biarkan dia sendiri bukankah tadi di berkata seperti itu "

"Tapi.."

Mikasa menggelegkan kepalanya dengan menatap Raptharia dengan serius.

Setelah Shinra merasa tenag dan ingin menutup buku itu ada selembar amplip yang tertulis untuk Shinra.

Shinra pun membuka amplop itu.

Shinra, aku merasa kalau hidupku sekarang sedang diincar oleh seseorang dan jika aku tidak selamat tolong jaga Mikasa dan bawalah kedalam perjalananmu.

Dari Mizuki

Baiklah jika dia ingin aku akan menjagaya dengan nyawaku. Shinra pun menennagkan dirinya dan akhitnya membuka pintu kamarnya. Saat mendengar pintu terbuka Raptharia langsung lari menuju kamar Shinra. Raptharia langsung bertanya tentang keadaan Shinra.

"Apakah Tuan sudah merasa baikan?"

"Apakah Tuan sudah merasa tenang?"

Shinra langsung mengelus kepala Raptharia dan berkata.

"Ya aku sudah bai baik saja maaf sudah membuatmu khawatir "

Yuri-Chan pun merasa kwathir dengan Shinra karena saat Di terbangun dia langsung melihat situasi yang buruk.

"Kakak tidak apa apa, kenapa kakak mengurung diri dikamar?"

"Tidak. Kakak tidak apa apa, kakak hanya ingi beristirahat."

"Oh syukurlah kakak baik baik saja "

Shinra tersenyum melihat bahwa masih ada orang yang menghawatirkannya.

"Kuarasa inilah keluarga baruku." Gumamnya

"Apa Tuan?"

"Tidak bukan apa apa "

Shinra tersenyum bahagia. Setelah bercengkrama untuk merubah suasana sedih ini Shinra ingin mengobrol sesuatu hal penting kepada mereka ber 4.

"Mikasa, Raptharia, Yuri-Chan. Aku ingin membicarakan sesuatu hal yang pernting kepada kalian,"

"Baiklha sebaiknya kita ke ruang tengah "

"Ya "

Mereka pun berjalan menuju ruang tengah, dan duduk dikursi.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan."

"Baiklah, pertama aku adalah Shinra, Shinra Tanaka, salah satu pahlwan yang dikabarkan telah mati "

"Jadi Tuan adalah Pahlawan?"

"Ya, dan kaluan tau kalau pahlwan membenci ras selin manusia, jadi jika kalian ingin marah Atu memukulku, silahkan "

Sikap Raptharia langsung berubah dari senang menjadi marah dan dia langsung berdiri, Shinra menutup mata dan siap meneriam serangan dari Raptharia. Namun Raptharia hanay memeluk Shinra dengan kuat dan berkata.

"Jangan bilang seperti itu walaupun Tuan adalah salah satu pahlwan yang membenci ras kami teteapi Tuan berbeda dengan mereka, Tuan tetap menyelamatan kami dan menerima kami, jadi Tuan jangan bilang seperti itu."

"Baiklah kau minta maaf tentang apa yang aku bilang sebelumnya "

Yuri-Chan pun ikut memeluknya. Lalu Mikasa mengusulkan melanjutkan pebicaraan ini

"Ehem, mari kita lanjutkan pembicaraan ini "

"Ya "

Raptharia dan Yuki-Chan melepaskan pelukannya dan melanjutkann pembicaraan ini.

"Lalu yang kedua, Mikasa apa kau ingin ikut kami melakukan perjalanan?"

"Mengapa aku harus ikut?"

"Kakrena Kak Mizuki memberikan pesan bahwa aku harus menjaga mu."

Mikasa pun memikirkannya.

"Biklah jika itu keinginan Kak Mizuki aku akan menerimanya dengan senang hati."

Yuri-Chan merasa senang karena Mikasa ikut dalam perjalanan mereka.

"Yeee, jadi perjalan kita akan semakin ramai dong."

"Iya."

"Hoorree!!"

"Kurasa itu saja yang aku ingin bicarakan kepada kalian."

"Tetapi bagaimana dengan rumah ini?"

"Kita akan meninggalkannya dan seuatu saat kita akan kembali menjenguknya,"

"Baiklah, mungkin sebaiknya sekarang kita memakamkan mayat Kak Mizuki dengan baik."

"Baiklah."

Mereka pun pergi ke daerah dikumpulkannya mayat mayat yang mati setelah bertarung dan mengammbil mayat Mizuki, lalu mereka membakarnya. Setelah selesai melakukan upacara. Mikasa meletakkan abunya di dalam rumah. Setelah keadaan desa mulai membaik.

Lalau mereka merapikan barang barang dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Setelah selesai melakukan persiapan mereka menuju kedepan rumah dan berdoa untuk ketenangan arwah Mizuki.

"Semoga Kak Mizuki tenang disana." Doa mereka

Lalu saat mereka berbalik Shinra melihat seperti sosok Ibunya dan Mizuki tersenyum bahagia dan mendengar suara yang lirih.

"Terima kasih nak, sekarang aku kami tidak memilki penyesalan dan mulai sekarang kami akan selalu mengawasi kalian dari jauh."

"Tolong selalu awasi kami dari jauh... ibu."

Lalu Raptharia memanggil Shinra karena dia tertinggal

"Tuan Ayo!!"

"Ah, Iya iya!!"

Continue Reading

You'll Also Like

314K 18.4K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
245K 20.9K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
1M 77.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
821K 72.9K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...