Descendant (Sad Story Vkook)...

By elmi_wirastiti30

136K 10.1K 1.8K

"Hyung kenapa kau membenciku? Sebesar itukah kau membenciku? Hingga kau ingin membunuhku dengan teman kesayan... More

PROLOG
Beginning (Part 1)
Hyung (Part 2)
Tears and Smile (Chapter 3)
Tears (Part 4)
Loyalty (Part 5)
Enemy (Part 6)
Look Me Hyung (part 7)
Fire (Part 8)
Second (Part 9)
Limitless (Part 10)
perhatian ini penting (30/11/2017) 😭😭😭😭
Waiting For Secret (Part 11)
A Secret, Believe? (Part 12)
I Don't Know (part 13)
When You Meet Dark? (14)
Analogi (15)
Break Dawn (16)
Love Yourself, Please (chapter 17)
Blood on Fight (Part 18)
Drag Me Down (Part 19)
Revenge (20)
Sweet Psychopat (21)
Magic Door (22)
So my Lie (23)
I want all of these ends (24)
Adventure Time (25)
when fate says now (26)
the heirs (27)
the enemy is real and God is just (28)
Celebration pending (29)
Do You Want? (30)
When You Look Me (31)
Extradionary (32)
I hate this day (33)
When Did You Come? (34)
nightmare (35)
The Legend (36)
core (37)
Good Liar (38)
Omelas (39)
Save (40)
half destroyed (41)
Bad Dream (42)
Promosi anak baru ✓
When These Eyes are Swollen (43)
time to start (44)
Rival (45)
mysterious (46)
I am weak (47)
Breaking Dawn (49)
Not Today (50)
Angry Mom (51)
Inheritance and Will (52)
Kim Taehyung (53)
Latitude (54)
Last Wait (55) [END]✓

deadly explosion (48)

605 51 4
By elmi_wirastiti30

"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Manusia lahir berdasarkan garis keturunan kedua orang tuanya."

.

Kadang....

Seseorang tidak akan bisa memahami bagaimana penderitaan kita selama hidup di dunia. Selama kaki masih berpijak, dan tubuh menumpang di atas bumi. Yang kita lakukan adalah dua pilihan.... Pertama, kau hidup dengan cara bertahan. Kedua, kau bertahan dengan cara hidup.

Terlihat dengan jelas tak ada bedanya. Kedua itu adalah hal berbeda dari segala pandang sisi. Saat semua orang mencoba menghindar, membentur sesuatu yang merepotkan. Taehyung tak bisa berkutik dan mengelak, tangannya di dorong sedikit memaksa oleh tangan wanita di belakangnya. Seperti sebuah galah yang di sodor penuh pemaksaan.

Mata Taehyung tertuju pada seseorang dan menelan ludah susah payah. Siluet wajah sang adik, juga Hoseok yang tiba-tiba berdiri walau dia lemas, terluka parah. Mengabaikan konsekuensi dia terima sembari berteriak lantang, "aku akan membunuhmu Kim Taehyung! Jangan sakiti Jungkook!" Teriaknya keras. Membuat hati seseorang tersentak tidak percaya.

Hoseok memang terluka, dia masih memikirkan nasib orang lain tanpa peduli bahwa dia juga telah bobrok sebenarnya.

"Kalau kau melakukannya. Aku juga akan melakukan hal sama padamu."

Lucu....

Hera menganggap bahwa pemuda itu mengancam tanpa sebuah alibi. Dia tertawa terbahak dengan tangan menopang perutnya yang terasa ngilu karena hal lucu mampir di kedua gendang telinganya. Selama ini dia berusaha untuk tidak terlihat menyepelekan seseorang, manusia juga lainnya. Hal bodoh ditujukan oleh mereka di depan matanya, tangan menopang pada dinding dengan mata setajam elang menatapnya.

Tatapan yang sama seperti Taehyung punya. Minseok terkejut juga lantaran istrinya sudah berubah menjadi wanita yang jauh dari kesan cinta pertamanya dulu. Dia juga pernah berdebat dengan Nana yang cemburu, demi Hera istrinya. "Kau membalas semua yang aku lakukan padamu dengan ini. Kau sudah mengecewakan kepercayaan ku padamu." Tangannya masih memegang pistol kosong tanpa isi. Dia juga terluka tapi lebih sakit hatinya akibat istri pertamanya.

Alasan kenapa Nana selalu meminta rumah dipisah adalah.... Dia lebih mengenal Hera dari siapapun. Gadis yang dulunya penuh ambisi untuk mendapatkan kemauannya. Berubah menjadi ratu dalam sekejap, sementara dia bagaikan selir seorang raja walau punya status perkawinan yang sah pula. Dengan hati-hati tangannya mencoba untuk mengambil senapan laras panjang milik tentara yang telah meninggal.

Terlalu lelah mentertawakan kebodohan seseorang membuat dia langsung menyeka air mata bahagianya pelan. Dia melihat bagaimana seorang pemuda yang kolot begitu percaya bahwa dia mampu melindungi bocah yang tak bisa melakukan apapun. Jungkook itu orang bodoh yang hanya di lindungi saja. Tak mampu melindungi orang lain, termasuk dirinya.

"Kau sama saja. Aku sangat terpukau dengan kesetiaan mu. Hanya saja, kau bekerja pada suamiku cukup lama. Benar bukan?" Dia menodongkan pistol dengan santai, setelahnya dia menurunkan tangannya seperti mempermainkan keadaan. Jauh di sana Nana mencoba untuk meraih di tengah kakinya yang telah diikat. "Kau naif, hanya karena kau balas Budi dengan Nana. Kau malah menggunakan tubuh mu sebagai benteng pertahanan. Apa kau begitu yakin bisa mengalahkan putraku. Selama ini kau juga banyak terluka dan berubah menjadi lebih melunak. Kau itu kakaknya, kenapa bisa kau membela musuh."

"Eomma!"

Taehyung membentak, dia melakukan dengan nada spontan. Ibunya tidak peduli, dengan sengaja dia bicara dengan nada keras dan bahasa begitu jelas. DNA dalam dirinya telah mendidih begitu lama, mendidik sang anak secara langsung adalah hal paling menyenangkan baginya. Apalagi dia sudah lama tidak melakukan tugasnya sebagai seorang ibu.

Jungkook menampakkan raut tak percaya dengan gelengan pelannya. Tubuhnya seperti membeku di tempat dengan belenggu terpasang di leher hendak mencekik. Kebenaran seperti ini membuat dia sulit bertahan pada sebuah kebenaran yang menjadi tragedi. "Eomma, kenapa kau mengatakan itu disini. Kenapa kau bisa tahu, selama ini aku mencari bukti sendiri dan mendapatkan nya." Kesal dan marah, tipe seseorang yang tidak pernah bisa membiarkan dirinya sendiri gagal di tengah tempat.

Hera tersenyum begitu mudah. Anaknya menjadi pembangkang dalam waktu beberapa detik saja, dia mendorong sedikit tangan dengan senjatanya untuk kembali ke posisi semula. Disini Taehyung seperti boneka Pinokio yang di kendalikan dengan benang. "Putraku.... Ibu selalu mempercayaimu. Jangan berteriak keras seperti itu. Ibumu tidak suka." Suaranya menekan dengan punggung sang anak di tepuk. Perlahan tapi pasti, dia menjatuhkan tudung kepalanya secara perlahan.

Wajah cantiknya semakin terawat, berbeda dari Nana yang notabene terlalu sibuk dengan bisnis juga keadaan putranya. Wajah keriput adalah hal normal, biasa terjadi pada manusia yang sudah menua. Untuk mendapatkan awet muda seperti ini memang membutuhkan uang yang begitu banyak. Sengaja pamer dengan harapan suaminya bangga, dia pergi bukan hanya sia-sia belaka.

Jungkook menggeleng tidak percaya saat melihat ini semua. Selama ini dia juga menganggap bahwa ibunya Taehyung adalah ibunya juga. Dia akhirnya maju dengan meminta Hoseok tidak menghalangi setiap langkah kaki mendekati dirinya. "Aku ingin bicara denganmu, ibu!" Jungkook spontan, dia tidak suka jika kakaknya juga semua keluarga dipermainkan seperti ini.

"Jungkook apa yang kau lakukan. Jangan sembarangan, dia bisa saja membunuhmu." Hoseok melarang keras, dia ingin menahan pemuda itu tapi seseorang memberikan tembakan di belakang punggungnya. Semua terkejut termasuk Yoongi yang mengatakan bajingan ke arah pria dengan anak panahnya.

Benda tradisional tapi juga berbahaya.

Dor!

Suara tembakan yang keras, disini Seokjin menghentikan kecemasan walau beberapa detik saja. Kepala bolong akibat pistol di belakang kepalanya. "Jin Hyung, kau... Apa yang kau lakukan?" Hera memberikan sedikit protesnya. Dia tidak suka dengan sikap sembarangan seseorang disana. Sudah lama Seokjin menjadi salah satu anak buah yang menjalankan hal ini.

"Sudah cukup. Aku menjadi jahat karena dirimu. Aku telah gila karena ini, kau pikir aku bisa? Jelaskan semua pada Taehyung dan juga lainnya." Pintanya menggunakan wajah dingin. Saat ini tatapan mata seorang kakak terlihat kosong tanpa semangat seperti biasanya. Taehyung mengenal dan memahaminya.

Kemana perginya kakak yang cerewet dan suka mengatur? Saat bibir bawahnya dia gigit, sesuatu di dalam hatinya seperti memberontak keluar.

"CEPAT JELASKAN PADA SEMUA SOAL KEJAHATAN MU WANITA SIALAN!"

"Jaga sikapmu Kim Seokjin. Dimana sopan santun mu, kau hanya pemuda yang tidak tahu apapun. Kau harus menjalankan tugasmu, ikut campur boleh tapi ada batasnya." Ingin sekali memecah kepala itu dengan bazoka. Tapi kenyataan ini membuat dia tidak bisa. Karena pemuda itu masih bisa membawanya dalam kunci kesuksesan.

Sama halnya dengan Taehyung. Menoleh dan melihat dari samping. Putranya sudah besar dan menjadi pemuda tampan, dia berterima kasih pada Seokjin yang sudah merawat anaknya dengan baik sampai seperti ini.

"Kenapa kau marah? Bukankah semua ini rencana mu. Kim Taehyung, aku ingin mengatakan hal ini sejak lama. Ibumu punya tabiat busuk! Sangat busuk!" Mengelak dengan keras juga bangga. Kebenaran bisa dia katakan, untuk melindungi semuanya dia menjadi pembangkang untuk ayahnya.

Parah!

Pertama kali dalam hidupnya dia membentak. Melihat bagaimana Taehyung seperti kecewa dengan kejadian saat ini. Ibunya sangat keterlaluan hingga dia malu untuk membanggakan ibunya. "Apakah yang dia katakan ini benar? Ibu berusaha menipuku? Menjerumuskan diriku dalam lubang dan membuat aku membenci adikku!" Memukul pistol pada dinding. Selama ini dia selalu percaya diri, lalu sekarang....

Ibunya menjadi wanita berbahaya layaknya teroris.

"Ibu, kenapa kau melakukan hal ini. Apa kesalahan ku sampai membuat fitnah, dan Taehyung Hyung membenciku. Katakan padaku ibu... Apakah aku punya kesalahan padamu. Tidak! Jangan sakiti pengawal ku! Dia adalah kakakku!" Kini Jungkook menjadi benteng. Wanita itu marah dengan tangan menodongkan pistol ke arah Jungkook.

"Sejak dulu aku ingin membunuhmu!" Jujurnya dengan tegas. Taehyung memberontak dengan mencengkram telapak tangannya dengan kuat. Sampai kepalan tangan itu bergetar. "Eomma, katakan sebenarnya. Apakah kau ingin warisan milik adik? Atau kau punya dendam dengan ayah? Ini sudah keterlaluan." Membuang pistolnya dan menginjaknya dengan keras.

Tak peduli jika benda itu sempat menjadi kesayangannya selama lima menit di tangannya. Ibunya tersenyum sekedar basa-basi saja. Seokjin membuang pelurunya lagi, saat dia menembak salah satu orang yang mencoba untuk menyakiti adiknya. "Kalau kau membuat Taehyung terluka. Kepalamu akan pecah." Hilang sudah sopan santun dalam hidupnya. Saat ini dia tidak ada pilihan hidup kecuali menebus dosa juga kesalahannya.

Seokjin membanting seseorang yang tengah memukul dirinya dari belakang menggunakan patung Buddha lama. Menyadari hal itu membuat kaki Seokjin melayang sampai menempeleng kepala itu ke samping. Dalam keadaan pingsan, dirinya mengambil pistol itu. Disini ada begitu banyak pengkhianat, bajingan penuh kontroversi.

Taehyung juga melawan beberapa orang yang mencoba untuk menyakiti dirinya juga lainnya. Hera mempunya kesempatan saat Jungkook lemah dan dia ditarik Hoseok ke belakang untuk melindungi pemuda itu dari situasi penekanan. Lehernya di bekuk dengan lengan dan tercekik.

Sementara kuku tangan wanita itu mencoba menancap pada kulit di luka itu.

"Hobi Hyung?!" Jungkook berseru dia mencoba melepaskan penyerangan itu saat wanita itu mengeluarkan pisau, mencoba menusuk pengawal yang selama ini selalu kuat. Keberanian disana hilang seolah Hoseok tidak mampu menghadapinya. "Katakan pada dia anakku, siapa aku! Katakan padanya siapa aku!" Teriak setelah mendorong tubuh Jungkook hingga kedua pantatnya menyentuh lantai rumah miliknya.

"Kau bukan ibuku. Ibuku bukan bajingan seperti kau!" Dalam satu hentakan kuat dia menekuk lengan wanita itu ke belakang punggungnya. Ringisan kesakitan juga wajah protes itu ada disana. Hera tidak ingin kalah dengan bocah ingusan bergaji besar. "Kau pikir aku mau punya anak sepertimu. Jika bukan karena ayahmu, aku tidak akan mau. Kau dan ayahmu sama saja, kalian berdua bajingan!"

"JANGAN HINA AYAH KU!"

Banyak orang bilang seorang ayah adalah pahlawan. Hoseok akui jika ayahnya belum bisa seperti itu karena sikapnya yang keterlaluan dan menimbulkan perasaan yang bernama sakit hati.

"Brengsek ini!" Gumamnya diantara senyuman cantik. Bibir merah itu akan semakin merah karena darah disana. Sama seperti dulu, saat dia pura-pura dibunuh seseorang. Terngiang bagaimana seorang pria pernah melakukan hal bejat padanya. Alasan dimana dia bisa membenci wajah itu, polos tapi keturunan seorang pria brengsek.

"Kau tidak pantas mengatakan keburukan ayahku. Walau dia jahat padaku juga ibuku, tapi aku tidak pernah sekalipun mengatakan aib nya meski dia sudah meninggal dalam kemungkinan besar." Sebelah matanya sedikit bengkak. Dia mendongak sesekali menghisap udara di sekitar. Oksigen mencoba masuk ke dalam paru-parunya. Sangat membagongkan, dia tidak tega memaksa Jungkook untuk tetap di belakang. Dia melihat juga bagaimana Yoongi mencoba menahan tubuh Jungkook agar tidak keluar batasan.

"Kalau kau percaya dengan Hoseok. Kau harus percaya, kesalahan jika kau mengabaikan keinginannya agar dirimu aman. Sebaiknya kita cari tempat sembunyi, Taehyung juga lainnya. Aku rasa bukan musuh utama lagi dia." Keputusannya melanjutkan peperangan. Sudah kepalang tanggung juga banyaknya kematian anak buah atas nama sumpah dan tugas pada tuannya.

Yoongi juga menyeret Jimin dan Jungkook membantunya. Sementara Nana, dia bangun dengan pistol Laras panjang di tangannya. Membuat jiwa lebay Jimin kumat. "Anda sangat keren nyonya." Ungkapnya sembari memberikan dua jempol untuknya. "Terima kasih Jimin, tapi kau harus menjaga diri juga anakku. Yoongi bawa Jungkook ke tempat aman. Aku harus menolong Hoseok juga Taehyung. Keduanya adalah anakku, kalau Hera memutusakan membunuhnya. Maka aku akan melakukan lebih dulu." Dia membenarkan ikatan di rambutnya.

Jungkook adalah orang pertama kali yang enggan jika ibunya menantang maut sendirian. Dia berlari dan memeluk ibunya, ada luka di bagian pinggangnya. Karena disana ada darah merembes keluar dan perban melilit di bagian perutnya melintang juga kencang.

"Ibu kau terluka?" Kedua mata melotot dalam keadaan bingung. Dia juga mencoba membatu tapi ibunya menolak dengan sangat halus juga tersenyum. Mengusap rambut sang anak serta mencium keningnya di depan Yoongi juga Jimin. Jujur hal manis itu saja membuat kedua pengawal itu iri. Mereka rindu akan ibunya. "Jungkook, aku sayang padamu. Kau adalah anak kesayangan juga satu-satunya di kandunganku. Ikutlah dengan Yoongi agar aman. Pastikan kau dan lainnya baik saja, aku janji akan pulang dengan selamat." Dia mengatakan begitu mantap.

"Aku tidak mau ibu mengatakan kebohongan lagi. Waktu itu kau juga mengatakan hal yang sama." Jungkook menolak, dia lantas mengambil pistol milik Hoseok yang ada di sakunya. Yoongi menyusul saat langkah kaki pemuda itu sangat lincah dalam lari menaiki tangga. "Yoongi tahan Jungkook, apapun yang terjadi jangan biarkan putra mahkota tiada. Hal itu akan membuat separuh kota ini hancur ditangan Hera."

Ini perintah dan cukup adil, di samping senjatanya sedang tak bisa di gunakan. Yoongi mampu menggunakan keahlian bela diri dan juga tenaga besarnya.

"Aku akan membawa tuan muda dengan selamat." Membungkuk hormat dan pergi. Wanita itu menarik nafas dalam, melihat bagaimana Hera bisa membuat Hoseok kewalahan. Taehyung, dia mendapatkan begitu banyak serangan kelompok. Jika dia bisa menembak mati mereka sama saja akan memberikan keringanan bagi keduanya. Dia hanya perlu menembak lawan dengan kemampuan tembakan jitu miliknya.

Hendak pergi, ditahan oleh Jimin. Keduanya saling bertemu tatap dalam keadaan serius.

"Ijinkan aku membantu anda. Saya tahu tempat paling pas untuk membuat tembakan jitu dengan luas." Yang Jimin inginkan adalah tempat. Dimana suatu area yang mendukung jalannya rencana. Nana tidak akan protes seperti biasanya, melihat bagaimana suaminya mengejar salah satu musuh utama membuat dia juga semangat. Dia juga melihat Seokjin yang mengangguk pelan setelah memberi bogeman mentah pada salah satu musuhnya.

"Bawa aku. Katakan padaku dengan jelas, apa yang harus aku lakukan dengan senjata ini. Tadi aku sempat berfikir cara menggunakannya sama dengan pistol." Meringis sama seperti dilakukan seseorang. Jimin dalam hati menepuk jidat dan menggeleng tidak kuasa. Berharap bahwa dia bisa mengandalkan nyonya besarnya, semua sama saja.

Orang kaya jarang belajar mengenai suatu masalah untuk persiapan semua yang mereka bakal hadapi.

"Oke. Kalau begitu  patahkan sebelah sepatu anda. Aku tidak ingin lambat karena musuh bisa saja membunuh kita."

Ini adil dan ide bagus. Bagaimana bisa seorang wanita bisa berlari kencang dengan sepatu tingginya. Mengambil dengan cepat, mencoba untuk mematahkannya. Sayang sekali, tenaga wanita ini tidak sekuat penampilannya tadi.

"Berikan padaku." Jimin merasa gemas, dia memang mengalami luka tapi tidak separah kelihatannya. Dalam satu benturan pada dinding, sepatu itu patah. Jika membiarkan alas kaki tanpa sepatu maka pecahan kaca akan mengenainya. "Sudah, bagaimana. Ini sepatu model baru buatan kerusakan ku." Jimin menyebutnya sebagai sepatu pejuang. Karena dibuat dalam beberapa detik juga penuh ketegangan.

Jimin menggandeng wanita itu dengan erat, membawanya ke dalam tempat lebih aman. Dimana mereka tidak akan disadari musuh, dia juga membawa pistol yang ada di lantai.

.

Taehyung mendorong pria itu dengan keras. Membuat kedua tangan itu menjadi kebas. Taehyung menusuk lengan itu dengan pecahan kaca. Sementara Jungkook dia menarik rambut seorang pria yang berusaha menyakiti ayahnya.

Darah keluar dari lengannya, luka itu mencuat dengan darah keluar cepat sampai daging itu sobek. Darah merembes keluar begitu cepat. Kesakitan dan akhirnya tangan itu membogem wajah Taehyung.

"Taehyung Hyung, kau tak apa?" Jungkook sedikit teralihkan, dia mendapatkan serangan menuju perutnya. Rasa sakit begitu sangat hingga lambung di dalam perutnya obrak-abrik. Muntah dengan ludah keluar dari mulutnya.

"Sebaiknya, kau pikirkan dirimu sendiri." Cukup merepotkan karena tangan itu menarik dengan sedikit kuat. Jungkook merasa kesakitan, dimana lengan itu merangkul pada kakaknya sampai di bawa ke salah satu dek di bawah tangga.

"Kau gila Jungkook, kau tidak bisa bertarung tapi nekat. Menarik rambut di kepalanya, apakah kau gadis?"

Secara bersamaan suara ledakan keras, membuat sebagian ruangan rumah terguncang. Jungkook menutup telinganya dan Taehyung berpegang pada pintu dek menahan dorongan tenaga bom atom.

.......

TBC...

Yang aku tulis ini adalah kisah menegangkan menurutku. Aku harap kalian semua puas dengan kisah yang aku tulis ini. Tetap semangat dimanapun berada.

Jangan lupa jaga kesehatan kalian, jangan sampai lupa makan ya hehehe...

Gomawo and saranghae.

#ell

15/04/2021

Continue Reading

You'll Also Like

126K 12K 102
Update : Random Tittle : Cinta di Waktu Subuh (GS) Author : Kingtaehyung636 Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook Genre : Religius Rated : Mature Cover...
172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
58.9K 3.7K 29
Jeon Jungkook, seorang pelajar yang mendapat sebuah kuas dari seseorang yang tak ia kenal. Berkat kuas itulah kehidupannya mulai berubah. [TAMAT] ⚠️...
764K 36.8K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...