RELATIONSHIP

By Mywideyy_

383K 24.1K 1.3K

Judul Awal : Toxic Relationship Judul baru : RELATIONSHIP [END] ━━ FOLLOW sebelum membaca! Jangan lupa tingga... More

Prologue
Part 01-[True Friend]
Part 02-[Sweet]
Part 03-[Fart and anger]
Part 04-[Black door]
Part 05-[Afraid]
Part 06-[Punishment]
Part 07-[Maybe will be disappointed]
Part 08-[(Forced) to lie because of circumstances]
Part 09-[About singing partner]
Part 10-[Out of town]
Part 11-[One roof]
Part 12-[Warning]
Part 13-[Sulk]
Part 14-[Trait problem]
Part 15-[Unexpected event]
Part 16-[Chaotic situation]
Part 17-[Surgery]
Part 19-[Hunch and a mother's anger]
Part 20-[Decision]
Part 21-[New Student]
Part 22-[Threat]
Part 23-[Deteriorate]
Part 24-[Go from his side]
Part 25-[Really go]
Part 26-[Heavily drunk]
Part 27-[Refuse explanation]
Part 28-[Stop fighting]
Part 29-[Heart treatise]
Part 30-[Always miss her]
Part 31-[What's wrong with Chandra?]
Part 32-[Secha or not?]
Part 33-[Still haven't found it]
Part 34-[Secha or not? (2)]
Part 35-[How could that be?]
Part 36-[This is crazy]
Part 37-[Looking for clues]
Part 38-[Can not be understand]
Part 39-[Explanation and truth (1)]
Part 40-[Explanation and truth (2) -END-]
Epilogue
E-book!

Part 18-[Really bad]

8.7K 559 25
By Mywideyy_

Jempolnya masih sehat, kan? Alhamdulillah.
Jangan lupa vote❤

⋆┈┈。゚❃ུ۪ ❀ུ۪ ❁ུ۪ ❃ུ۪ ❀ུ۪ ゚。┈┈⋆

Di karenakan pasien koma yang tidak boleh dijenguk banyak orang sekaligus, maka mereka semua memutuskan bahwa Devan dan Femi lah yang terlebih dahulu memasuki ICU dengan pakaian sterilnya. Nira, Deon, Yoga dan Rizal memutuskan untuk pulang terlebih dahulu setelah melewati banyak pertimbangan. Lagipula, Nira juga harus mengemasi baju-baju Secha yang ada di Rumah untuk ganti di sini. Bisa dilihat tubuh Secha yang dipenuhi peralatan pernafasan dan lain sebagainya. Rasanya, Devan ingin tenggelam saat ini juga ketika melihat hal tersebut.

“Cha, separah ini, ya?” Devan berjalan kaki mendekat kearah sang kekasih. Ah, masih pantaskah dirinya menyebut status itu?

Lelaki tersebut menitikkan air matanya, menatap lurus wajah Secha yang tampak putih pucat, bibirnya mengering juga tak ada kemerahan sedikit pun.”Maaf, maaf... banget...” Devan berbisik lirih. Kemudian ia mendudukkan dirinya dikursi yang tersedia disamping brankar.”Aku bodoh, Cha. Aku gak bisa menyangkal itu.”

“Bukan Cuma bodoh, tapi tolol banget!” suara Femi terdengar menyhuti pelan. Devan hanya melirik sekilas, sebelum kembali memusatkan perhatiannya kepada sang pujaan hati.

Laki-laki itu menggenggam jari-jemari Secha perlahan, tangan yang satunya dia majukan untuk mengelus pipi gadis tersebut yang terdapat goresan luka kecil-kecil. Devan menggeleng pelan, menundukkan kepala menjadikan lengan Secha sebagai tumpuan.”Maaf... Cha. Aku gak tahu mau ngomong apalagi sekarang. Rasanya... sesak, Cha. K-kamu... aku cinta kamu.” lelaki itu tak bisa berkata banyak. Yang ada, penyesalannya bertambah besar saat ini juga.

“Lo memang pembawa sial, Dev.” Femi yang berada disebelah Secha yang satunya pun kembali bersuara. Memaki Devan sesuai isi hatinya.”Kalau aja lo gak egois, mungkin sekarang ini, Secha masih ketawa-ketawa sama gue!”

Devan mendengar, itu memang benar.”Maaf...” memangnya, apalagi yang harus ia ucapkan selain meminta maaf?

“Maaf lo itu, gak bisa sembuhin sahabat gue! Percuma!”

Tak ada balasan lagi, Devan juga tidak tahu ingin membalas apa. Semua yang dikatakan Femi memang benar, ia tak bisa menyangkal.

Femi sendiri kembali memusatkan perhatiannya kepada Secha, menggenggam jemari gadis itu dengan lembut—sama seperti yang Devan lakukan saat ini. Femi terisak pelan, bayangan kebahagiaannya dengan sang sahabat melintas begitu saja diotaknya. Membuat ia tidak bisa mengetahui bagaimana cara mengurangi kesedihannya ini.

“Kira-kira, kapan lo bisa sembuh? Padahal baru tadi siang lo kecelakaan, tapi gue udah kangen sama tawa lo lagi.” Femi mendongak, mengusap air matanya yang tak bisa berhenti. Mungkin sekarang ini wajahnya sudah amburadul dengan kantung mata yang besar. Ia tak peduli.”Bahkan gue belum pulang daritadi, Cha. Gue belum mandi, belum makan, cuma pengen temanin lo doang.”

“Cepet sembuh, Cha. I love you, lo udah gue anggap sebagai saudari kandung sendiri.”

Diam-diam, Devan setuju dengan ucapan Femi. Kekasihnya memang sangat baik, jadi tak heran jika Femi sampai menganggap Secha sebagai saudari kandungnya sendiri. Lelaki itu kembali mengangkat kepala, mengusap wajahnya agak kasar. Devan benar-benar kacau saat ini.

“Love you, Cha. Kamu memang pantas mendapat cinta dari semua orang.” Devan sedikit berdiri dan membungkukkan badan, mengecup kening Secha dengan penuh kasih sayang.”Cepet sadar, kesayangannya Devan.”

***

Laudya menghela nafas kasar, menghampiri Devan yang duduk dengan pandangan kosongnya. Ia ikut mendudukkan diri disamping lelaki itu.”Yang kuat, Dev. Gue tahu, lo gak bakal nyerah begitu aja sama keadaan.” ucapnya sambil menepuk pundak Devan.

Devan menggeleng ringan, mengulum bibir bawahnya.“Gue takut, Lau. Takut kalau Secha....” tak bisa dilanjutkan. Ia terlalu takut mengatakan hal tersebut. Ia tak sanggup. Laudya diam tak memberi respon, namun dari raut wajahnya seolah menyakinkan sang sepupu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Lo gak marah sama gue?”

Laudya termangu sebentar,”Marah? Buat apa?” tanyanya pelan. Kemudian terjadi keheningan sesaat, sebelum gadis itu kembali membuka suara.“Marah, sebenernya sih iya. Gue marah sama lo. Waktu itu, gue udah kasih peringatan sama lo, kan? Tapi kenapa gak di anggap?” ujarnya penuh kehati-hatian, takut membuat Devan bertambah kacau karena kalimatnya nanti.

“Dan untuk sekarang, semuanya udah terlanjur. Marah pun rasanya gak ada gunanya. Menyesal, apalagi? Penyesalan lo juga gak bakal ada gunanya. Gue maklumin lo, karena pada dasarnya manusia itu tempatnya salah. Eits, tapi walaupun gue gak marah dan maklumin lo, bukan berarti gue gak ada rasa kecewa, ya.” Laudya berhenti sejenak, menatap kesembarang arah sambil memainkan kuku-kuku jarinya yang indah dan lentik.

“Lo menyesal, itu udah baik. Buat pelajaran, besoknya jangan pernah lakuin hal buruk kayak gitu lagi.” Lanjut gadis itu dengan serius,“Dan, kalau dikasih wejangan itu, mbok ya didengerin. Gue juga gak suka sama salah satu sifat lo yang menyepelekan sesuatu dengan mudahnya.”

Laudya berdiri dari duduknya, menatap Devan dengan senyum tipis. Dia berjanji akan tetap menjadi sumber tenaga untuk sepupunya itu, disaat semua orang hanya ada disampingnya tanpa memberi kalimat  yang menenangkan dan berarti. Sesalah apapun Devan, ia tetap manusia biasa yang bisa hancur kapan saja. Tidak ada salahnya menjadi salah satu sumber kekuatan lelaki itu lewat kata-kata, kan?

“Gue keluar dulu, jaga Secha baik-baik, jangan lakuin aneh-aneh.” Laudya menepuk bahu sang sepupu, kemudian melangkah menjauh. Devan melirik sekilas punggung gadis itu, lalu mengacak rambut frustasi.

“AKKHHHH! I'M REALLY BAD!”

Continue Reading

You'll Also Like

3K 98 36
Chandra berbeda dari remaja kebanyakan. Lelaki itu memilih menghabiskan waktunya dengan melakukan pelanggaran. Tak peduli sebanyak apa buku tata tert...
29.1K 1.7K 41
Hong Jisoo gadis cantik berusia 22 tahun yang saat ini tengah menjalani hubungan terlarang dengan Lee Seokmin yang berusia 31 tahun. Mengapa terlaran...
The Same Glass By gi

Mystery / Thriller

52.1K 5.6K 12
Sakura Haruno perlahan mengetahui rahasia kekasihnya yang selama ini disembunyikan. [KOLABORASI BERSAMA @umayonnaise] Disclaimer©Masashi Kishimoto St...
2.2M 102K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞