ICE GIRL (HIATUS)

By nisawlt

160K 11.9K 581

Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluruh warga sekolah SMA Angkasa, karena keanehan... More

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
🍀CAST🍀
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51

Chapter 26

2K 154 10
By nisawlt

Hari ini Arka ada jadwal latihan renang, seperti biasa ia akan men-chat Agatha untuk datang membantunya. Tapi sedari tadi Chat nya tak kunjung dibalas oleh Agatha.

"Oke, latihan untuk olim sudah cukup, lanjut lagi lusa oke!" seru pak John sang pelatih.

"Iya pak!"

Arka pun beranjak dari pinggir kolam, tak lama pak John menghampirinya.

"Gimana tangan kamu? Udah baikan?" tanya Pak John.

"Iya pak, lumayan hehe..." jawab Arka terkekeh.

"Yasudah rajin-rajin diobatin tangannya ya. Kalo gitu bapak duluan ya."

"Iya pak," pak John pun pergi. Arka pun mengganti bajunya, lalu pergi ke kantin.

...

Sesampainya di Kantin, Arka pun duduk setelah melihat lambaian tangan Wildan dan Reza yang sudah mendapatkan meja.

"Udah pesen makanan aja nih lo berdua," ucap Arka.

"Lo mau gue pesenin?" Tanya Wildan.

"Ada maunya nih pasti!" celetuk Reza curiga.

"Enak aja lo, gue anak baik gini," seru Wildan.

"Gausah gue udah kenyang."

Arka pun membuka RoomChat dan menekan nama Verra.

Verra

Ver, Agatha ad d kls g?

Ngetik apasih?

Ck. Arka berdecak kesal, 'masa gitu aja gak tahu?' Batinnya.

Agatha ada ga di kelas lo!

Ohh, gitu kek yg jelas.
Ga ada, gak masuk, katanya sih sakit.

Lo mau ikt jngk gk brng gw?

Subhanallah Arka gue gak ngerti ketikan lo 😭
Lo mau ikut jongkok gak bareng gw? Gitu?

LO MAU IKUT JENGUK GAK BARENG GUE? NGAPAIN JG GUE NGAJAK LO JONGKOK!
Pny spp gn amt y

Ohh hayuu.
pny spp gn amt y

Ini mksdnya apani ?

Gk bukan apa²
Oke gue tnggu ya di parkiran plg sklh.

Oke.

Arka pun menghela nafas, sudah 7 hari semenjak Agatha pulang dari rumah sakit kemarin, hubungannya kini dengan Agatha semakin dekat.

Sarah yang melihat kedekatan mereka pun geram, ia ingin sekali menyingkirkan Agatha. Tetapi kini ia sedang disibukkan dengan jadwal Ballet nya.

Arka senang kini Agatha sudah tidak terlalu cuek dengannya, ya walaupun presentase Agatha tidak cuek hanya 5% saja, tapi tak apa, itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Pernah sekali Agatha melontarkan sebuah candaan dan dari situ ia sedikit mengetahui jika Agatha memiliki sisi ceria.

Hari ini tumben sekali Agatha tidak membalas Chatnya, dan ternyata Agatha sedang sakit, entah kenapa ia sedikit khawatir dengan kondisi Agatha. Ia berniat menjenguk Agatha sepulang sekolah bersama Verra.

***

Bel pulang pun sudah berbunyi, kini Arka sedang menunggu Verra di parkiran Mobil.

Tak lama Verra pun datang, sembari tersenyum ke arahnya.

"Kenapa lo senyum-senyum ke gue?"

"Nggak, gue cuma lagi seneng aja."

Arka mengangkat satu alisnya, "why?"

"Masa ya gue tadi sepulang sekolah..." Arka pun melihat Verra penasaran. "Nungguin ya..." Arka pun berdecak.

"Ck, pulang sendiri aja sana, gak usah ikut gue!" Kesal Arka, Verra hanya terkikik.

"Yah ngambek, gue lanjutin nih cerita gue."

"Di mobil aja deh, cepet masuk!" Perintah Arka.

"Ihh udah gak sabar banget sih, mau ketemu bebep nya," goda Verra sembari masuk ke Mobil.

"Bacot, gue aduin juga nih ke tante Irene kalo lo udah bolos upacara kemaren!" Ancam Arka kesal.

"Ihh lo kok tau sih gue bolos!"

"Tau lah, gue kan OSIS!"

"Iya juga ya, hehe."

"BODO AMAT VER, BODO AMAT," pekik Arka. 'Punya sepupu lemot amat ya,' batinnya.

Akhirnya mereka pun berangkat ke rumah Agatha.

...

Sesampainya Verra menganga. "Wow, ini rumahnya, gila gede banget. Enak ya jadi Agatha."

"Udah jadi diri lo sendiri aja, gausah pengen jadi orang lain."

"Suka-suka gue dong."

"Dih, songong," ucap Arka.

"Berarti dugaan gue bener kalo rumor kemarin itu boong."

"Rumor apaan?"

"Rumor Agatha anak orang miskin."jawab Verra.

"Iya emang, hanya orang bodoh yang percaya sama gosip murahan kayak gitu," celetuk Arka.

Arka pun mengklakson mobilnya.

Tak lama, seorang Pria berseragam Satpam membuka gerbang, lalu menghampiri mobilnya.

"Nyari siapa mas?" Tanya Satpam itu.

"Kami temennya Agatha pak, Agatha nya ada pak?" Jawab Arka.

"Oh temannya non Agatha, ada mas. Silahkan masukin mobilnya mas," ucap Satpam itu ramah.

Arka pun memarkirkan mobilnya.

Mereka berdua pun turun dari mobil. Satpam itu pun mempersilahkan masuk ke dalam rumah dan disambut ramah oleh bi Inah.

"Eh ada temannya non Agatha. Ayo masuk, duduk dulu ya den, non. Mau minum apa? Biar bibi buatkan," tawar Bi Inah.

"Apa aja bi," jawab Arka yang diangguki oleh Verra. Bi Inah pun pergi ke Arah Dapur untuk membuatkan mereka minum.

Meow...

Tiba-tiba seekor anak kucing menghampiri Verra dan mengelus-eluskan bulu nya di kakinya. Ia ingat kucing ini adalah kucing temuan Agatha di saluran air dekat taman komplek. "Ihh lutunaa..." ucap Verra.

Tak lama ada seorang wanita datang dari arah pintu luar.

'Kayaknya tante itu tuan rumah nya deh, gayanya Stylish banget, gue aja kalah.' pikir Verra melihat ke arah wanita itu.

Tak lama wanita itu menoleh ke arah Verra dan Arka. "Eum maaf kalian siapa ya? Cari siapa?"

"Kami teman nya Agatha, mau jenguk Agatha yang lagi sakit tante," jelas Arka tersenyum canggung.

"Ohh, Agatha nggak sakit kok, dia baik-baik aja dikamarnya," kedua sepupu itu pun mengernyit bingung dengan pernyataan Bella. "oh iya tante mau ngomong ke kalian tentang Agatha boleh?"

Kedua orang itupun mengangguk bersamaan, mereka tidak mungkin menolak kan?! Jika mereka menolak Itu sangat tidak sopan.

"Jadi gini, kenalin dulu nama tante Bella. Ibunya Agatha." Bella pun mengulurkan tangannya yang dibalas oleh mereka berdua.

"Saya Arka tante."

"Kalo saya Verra tante."

"Oke langsung ke pembahasan aja ya? Tante mau kalian jauhi Agatha!" Arka pun terkejut begitu pula Verra, namun Arka dengan cepat mengubah raut wajahnya.

"A–ada apa ya tante?" tanya Verra hati-hati.

"Agatha itu sebenarnya... gila! Dia suka mukul-mukulin tante kalo malem-malem tante ke kamarnya buat ngecek keadaannya, tante—tante juga gak tau alasan dia kayak gitu kenapa... hiks, padahal tante nggak pernah nyakitin dia... hiks," Bella pun mulai terisak, dengan sedikit mengeluarkan senyum liciknya karena ternyata sangat mudah mengelabui anak-anak ingusan ini.

"Tante, Agatha gak Mungkin nyakitin tante," elak Arka lembut.

'Duh ni anak sape sih, udah ganteng, tinggi, lembut pula, ckck inget umur Bell,' batin Bella bergumam.

"Kamu gatau kebenaran nya nak, dia... seperti nya... bipolar," ucap Bella memelankan suara di akhir katanya. Membuat kedua orang itu terkejut.

"Tante gak bohong, dia suka manggil tante dengan sebutan bayangan hitam, Monster atau apapun yang mengerikan jika kalian bayangkan."

Bi Inah pun datang menaruh tiga minuman dingin di meja, ia yang mendengar cerita kebohongan yang keluar dari mulut sang majikannya hanya tersenyum pahit, ia tidak menyangka, majikannya berkata seperti itu. Ia yang sudah menganggap Agatha seperti anak sendiri pun merasa sakit mendengar penuturan majikannya itu. Lalu ia pun kembali ke dapur.

Arka dan Verra pun tak bisa berkata apa-apa. Arka masih tidak percaya dengan omongan wanita di depannya ini, tapi berbeda dengan Verra yang sedikit mempercayai.

"Mau tante panggilin Agatha nya?"

"Gausah tante–"

"Boleh tante–"

Ucap Arka dan Verra bersamaan. Arka pun menatap Verra tajam, Verra yang emang dasarnya gak peka, hanya menganggukkan kepalanya dan menggerakan mulutnya pada Arka 'apaan?'

Arka berdecak, ia pun mengabaikan Verra "boleh tante," ucap Arka.

"Eum... bentar ya tante panggilkan," dengan ragu Bella pun pergi dari ruang tamu. Lalu tak lama ia mengeluarkan senyum liciknya dan bergumam "drama besar akan datang!"

Well, Bella bisa dibilang sangat handal terhadap seni peran karena dulu ia selalu menjadi tokoh utama dari sebuah drama remaja. Dan ia senang hari ini bakat Akting nya berguna setelah sekian lama hiatus, haha.

Rencana licik pun tiba di kepalanya. Bella pun masuk ke kamar Agatha yang memang saat itu sedang terlelap karena demam yang tak kunjung hilang. Ya walaupun kini keadaan nya tidak seburuk kemarin. Bella pun membangunkan Agatha. Tak lama gadis itu membukakan matanya.

Agatha mengusap matanya "m–mama?" ucap nya  serak.

Bella pun menarik Agatha hingga gadis itu berdiri tegak. Agatha pun kelimpungan, karena ia baru saja bangun dari tidurnya sudah langsung disuruh untuk berdiri. Nyawa nya belum kekumpul semua.

Bella yang melihat ada sebuah gunting di nakas pun mengambil gunting tersebut dan memberikannya pada Agatha, gadis itupun bingung. "Kamu turuti apa kata saya, okay!? Kalo tidak. saya pastikan kamu diusir dari sini dan tidak bisa melihat papa tercintamu itu!" Agatha pun mengangguk. "Good, sekarang kamu coba tusuk mata saya pake gunting ini sekuat tenaga, dan teriak seakan-akan saya akan membunuh kamu, paham?"

"Ta–tapi—"

"Turuti. Saja!" Tekan Bella. Dengan pasrah Agatha mengangguk. Ia pun mulai mengayunkan lengan nya ingin menusuk mata Bella dan untungnya Bella dengan cepat dapat menahan serangan gadis itu.

Dengan sedikit cekatan Agatha teriak "PERGI KAMU, JANGAN PERNAH BERANI-BERANINYA BUNUH SAYA!" Sontak Bella pun menyeringai.

Bella pun memulai aktingnya "ARKH... TOLONGIN TANTE!"

Arka dan Verra yang mendengar teriakan dari kedua orang diatas pun saling bertatapan, lalu dengan segera menghampiri arah suara. Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat hal ini...

Bahkan Arka pun tak percaya dengan penglihatannya. Ini tidak mungkin, walaupun Agatha orang yang cuek dan dingin, tapi ia yakin gadis itu tidak akan berbuat seperti itu pada ibu nya. Verra pun membuyarkan lamunannya "heh ayo bantuin tante Bella!"

"Agatha!" Agatha yang mendengar suara rendah Arka pun menoleh dan betapa terkejutnya ia.

"A–arka?" Cicit Agatha. Bella pun masih dengan sandiwaranya, terjatuh ke lantai dan menangis.

Kini Agatha tahu maksud Mama nya seperti ini. Ya memang mamanya tetap akan menjadi monster di matanya. Mamanya ingin menyudutkannya, dan ingin membuat mereka berdua salah paham terhadapnya. Agatha pun memundurkan tubuhnya, saat Arka mendekat ke arahnya.

Verra pun menghampiri Bella dengan tatapan khawatirnya. "Tante gak papa?" Ia pun menatap ke sekeliling kamar Agatha, ia tertegun melihat banyak nya medali, piagam dan piala yang terpajang di sudut ruangan, namun raut wajahnya berubah ketika matanya menatap ke arah Agatha. Kecewa? Tentu. Ia tidak menyangka Agatha akan berbuat sejauh ini.

"Tha lo tenangin diri lo ya?" Arka pun mencoba menenangkan Agatha yang terus saja mundur.

"Gak, menjauh! Lo liat kan gue mau nusuk monster itu?" Agatha pun menatap Bella yang sedikit tersenyum tipis ke arahnya. Lagipula memang sebaiknya ia menjauh kan dari Arka? Karena ia merasa telah banyak merepotkan lelaki itu. Dan ditambah lagi Verra, yang terkadang menolongnya di saat dia memang butuh pertolongan. Lebih baik ia dijauhi.

"Tha, gue tau lo gak seperti itu..." ucap Arka lembut pada Agatha yang mulai menodongkan gunting ke arahnya.

"Jangan mendekat! Atau gunting ini bakal nembus di kulit lo!?" Arka terkejut, sedikit. Tapi ia tidak mempermasalahkannya.

Ternyata Agatha salah, ia kira dengan menodongkan sebuah gunting, lelaki itu akan menjauh. Tapi ternyata tidak, lelaki itu malah semakin mendekati nya.

"Ayo tan aku anterin ke kamar," Verra pun membopong Bella dan mengajaknya pergi ke kamar.

Langkah Arka pun terhenti kala Agatha yang sudah terpojok di dinding mendudukan diri dan meringkuk. Arka dapat melihat bahwa bahu Agatha bergetar yang menandakan gadis itu sedang menangis.

"Pergi!" Suara parau terdengar dari mulut gadis itu yang masih menelungkupkan kepalanya di balik lututnya.

"Gue gak akan pergi sebelum lo berhenti nangis!"

Alhasil bukannya mereda, tangisan Agatha malah semakin menjadi.

Arka pun terkejut melihat sisi lain Agatha yang begitu rapuh.

"Lebih baik gue MATI!" Agatha pun menggoreskan pisau dari gunting itu ke letak nadinya berada, darah pun mulai keluar dari tangannya. Arka yang melihat pun terbelalak dan terkejut. Ia pun lari mendekat lalu menahan tangan kanan Agatha yang ingin menyakiti tangan kirinya.

Agatha masih memberontak, "LEPASIN GUE!" Arka pun berhasil melempar gunting tersebut ke sembarang arah.

"Nggak. Lo gak boleh nyakitin diri lo kayak gini!" Dengan cepat dan tanpa ragu Arka pun membawa tubuh Agatha ke dekapannya.

Agatha sedikit tersentak dengan gerakan Arka yang tiba-tiba, tapi entah kenapa ia malah membiarkan Arka mendekapnya seperti ini.

Agatha merasa, hidup nya memang sudah dinasibkan sial seperti ini oleh tuhan, jika dapat memilih, sebaiknya ia lebih memilih untuk tidak hidup sama sekali daripada ia harus hidup dengan ke sialan. Ia menangis sejadinya, mengingat kehidupannya yang malang, ia yang telah menyebabkan Aressa pergi meninggalkannya, ia yang membuat keluarga ini hancur berantakan, ia yang membuat semua orang risih dengan keberadaannya yang selalu bersikap aneh bahkan pernah ia berteriak didepan umum hanya karena ada seorang yang sedang mengunyah makanannya, ia juga telah merepotkan orang-orang disekitarnya, Rasanya ingin sekali ia mengakhiri hidupnya.

Akhirnya Agatha pun membalas pelukan Arka, menenggelamkan wajahnya kedalam dekapan Arka, yang hangat dan— nyaman? Entahlah ia merasa nyaman dengan posisi ini.

Arka merasakan baju nya basah karena air mata Agatha, lalu tersenyum tenang. "Gak apa apa, keluarin semua tangisan lo Tha."

"Hiks... gue... udah gak sanggup hidup gini Ar, hiks... gue rasa gue harusnya pergi dari dunia ini." Hati Arka pun sakit kala mendengar kata-kata itu keluar dari mulut gadis yang ada di dekapannya ini.

"L–lo gak boleh ngomong kayak gitu Tha, masih banyak orang yang sayang dan peduli sama lo!" Ucap Arka sembari mengelus rambut Agatha, tentu membuat Agatha semakin nyaman dan menenggelamkam wajahnya pada dada bidangnya.

"Siapa Ar, siapa?! Gue bahkan gatau apa tujuan gue hidup selama ini."

"Gue! Ada gue yang sayang dan peduli sama lo Tha!" Secara tak sadar Arka mengucapkan hal tersebut pada Agatha.

Nafas Agatha pun terhenti sejenak kala mendengar ucapan itu.

Tak lama Arka pun tersadar akan ucapannya

Arkh sial, kenapa gue harus jujur sih. Kalo dia ngejauh gimana? Mulut sialan. Rutuk Arka dalam hatinya, dan entah sejak kapan jantung nya bekerja lebih cepat dari biasanya. Dan ia takut, jika Agatha dapat mendengarnya.

Tapi ternyata dugaannya benar.

Agatha mendengarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued

Agatha cantik jgn mainin gunting yaa;v

Arkaa kenapa sih kamu tuh...... (oke kalian bisa isi sendiri)
.
.

Hah, gak cukup kalo dijadiin satu chapter, bakalan panjangg😕 Jadi aku buatin dua chapter deh, karna chapter ini aja udh 2000+ words. Maaf kalo ga jelas atau ga ngefeel ceritanya😭 lagi rajin² up cerita nih wkwk.


Jgn lupa votmen ya🤗

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 271K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
245K 23.3K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.6M 139K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1.1M 42.9K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...