Detik Pertama; kita baik-baik...

Od kacangsenja

1.1K 415 1.5K

[DIMOHON JANGAN JADI SILENT READERS!!] Sebenarnya apa alasan mu membenci orang itu? "Gak suka aja," seperti... Více

I'm Okay
Tokoh Utama
🌵Malam Gembira
1🌵 Amnesia
2🌵 Skorsing
3🌵Di Bawah Kesadaran
5 🌵 Terjebak Dalam Satu Tim
6🌵 Misi Menaklukan Hati
7🌵Peringatan Gelora
8🌵 Ledakan?
9🌵Ratu drama
10🌵Debat Kusir
11🌵Pemeran Utama
12 🌵 Si Capung dan Dinosaurus
13 🌵 Gadis Yang Beruntung
14🌵 Sekedar Niat Baik
15🌵 Hiburan (Malam)?

4🌵 Tulisan Tangan Pembawa Sial

49 15 45
Od kacangsenja

Vote komen yaa gais, biar nulisnya makin semangat kan lagi puasa, suka loyo wkwkwk

—————

Thank you, for those who have been patient and accept my shortcomings.

⏱️⏱️⏱️

Flashback to birthday night

Dion akhirnya membawa Annetha keluar dari pesta itu. Perempuan itu sendiri belum sadar, ia kebingungan bagaimana cara membawa Annetha pulang ke Jakarta dalam keadaan seperti ini. Panji lalu muncul dari arah belakang sembari meneteng tas Annetha.

"Tadi Rehana kasi ke gue," katanya. "Lo balik naik mobil gue aja," tawarnya kemudian.

"Lo sendiri?"

"Gue bisa bareng yang lain."

"Thank's, Ji."

Panji mengangguk. Ia kemudian membantu Dion membawa Annetha ke mobilnya. "Hati-hati, ya bro. Cewek kalo mabuk itu bahaya," ucap Panji mengingatkan.

"Bahaya kenapa?"

"Lo tau lah nanti," katanya tersenyum jahil, setelah itu pergi.

⏱️⏱️⏱️

Di tengah perjalanan, Annetha mulai sadar kembali. Namun sepertinya masih di bawah pengaruh alkohol. Perempuan itu menggeliat tak nyaman. "Annetha?" panggil Dion.

"Gue... gue mau mun... huekk."

"Eh.... tahan-tahan, jangan di mobil. Ini bukan mobil gue." Dion mulai panik.

"Huekkk."

Segera Dion meminggirkan mobil, mencari tempat yang aman untuk Annetha muntah.

"Huekk..."

"Turun,"

Annetha segera turun lantas memuntahkan seluruh makanan yang bahkan belum dicerna dengan baik. Beruntung di dalam mobil Panji selalu tersedia air mineral, cowok itu lalu menyodorkannya pada Annetha untuk di minum.

"Gimana? Udah mendingan?" tanya Dion khawatir.

Annetha mendongak dengan mata memelek. "Lo siapa?" tunjuk Annetha tepat di depan wajah Dion.

Ia kemudian tertawa, lalu menangkap wajah Dion. Kedua pipi cowok itu dicubit hingga Dion sendiri meringis. "Lo siapa?! Lo ngejiplak muka babang tampan gue ya? Ngaku!"

"Mabuk lo ya?"

"Minggir!" Annetha mendorong Dion lalu berjalan sempoyongan ke jalanan, Dion segera menangkapnya lagi.

"Annetha!"

"Tolong!!! Gue diculik!" teriak Annetha, lantas Dion membekap mulut perempuan itu.

"Anjir, diam gak lo! Ini gue Dion!"

Annetha menoleh. Ia meneliti wajah itu. "Dion? Hmmm, lo emang mirip Dino gue," katanya.

"Gue punya satu Dino tampan di rumah. Dia baik, pengertian, ganteng, pintar, dan...."

"Iya ini gue Dino lo, sekarang si Dino mau ngajak lo jalan-jalan," sela Dion seraya menuntun Annetha kembali ke mobil.

"Jalan-jalan? Kemana?"

"Ke hutan."

"Jangan! Annetha takut hutan, ke laut aja ya?"

"Iya, sekarang lo duduk, diam, terus tidur. Oke?"

"Oke sayang."

⏱️⏱️⏱️

Akhirnya, setelah lebih dari sejam perjalanan mereka tiba di Jakarta, Dion melihat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tidak mungkin Annetha pulang dengan kondisi seperti ini, papanya bisa khawatir dan memikirkan hal yang tidak-tidak. Makanya, Dion membawa Annetha kerumahnya saja.

Dion membaringkan Annetha di sofa, lengannya benar-benar pegal gara-gara mengangkat perempuan itu. Ia lalu mengambil Hp Annetha dan mengirimkan pesan pada Om Dika.

Setelah itu ia berlalu ke arah dapur, luka ditangannya bahkan belum di obati. Dion meraih sebotol air mineral dari kulkas. Ketika berbalik Annetha tiba-tiba ada di belakangnya, langsung saja Dion menyemburkan air yang ada dimulutnya karena terkejut.

"Haus," kata Annetha parau. Dion menyodorkan botol minum itu. Setelah Annetha meneguknya habis, perempuan itu kemudian berbalik, dan bodohnya malah merebahkan tubuhnya di lantai.

"Hemm, dingin."

Dion menggeram frustasi. Ternyata ini maksud ucapan Panji tadi.

Dengan susah payah Dion mengangkat Annetha dan membawanya ke kamar. Pada saat diangkat, Annetha kembali tersadar. Dion lantas tertegun begitu Annetha meniup-niup lehernya. Cowok itu terpaksa melempar tubuh Annetha ke kasur karena tak kuat lagi menahan beban. Ia mengatur napasnya kemudian keluar kamar.

"Sial."

Sepeninggal Dion, tak lama Annetha kembali bangun. Perempuan itu menuju ke meja belajar Dion dan meraih buku musiknya. Sebuah buku dimana Dion selalu menulis lirik lagu kesukaannya.

Pada halaman yang kosong, Annetha menuliskan sebuah kalimat sederhana.

Dion Love Anneth, 4ever.

Mmuach.

Annetha cengengesan.

⏱️⏱️⏱️

Annetha tak berhenti merutuki kebodohannya. Ia bahkan tidak berani muncul dihadapan Dion saat ini. Lalu bagaimana caranya mengambil catatan itu kembali?

"Semoga aja Kak Dion gak liat ya Allah!!" gumamnya frustasi.

Annetha terus mendongak menatap rumah di hadapannya. Bolak-balik memikirkan strategi yang aman untuk membobol masuk ke kamar Dion. Bagaimana caranyaaaa?

"Annetha?"

Anneth tersentak, tubuhnya gemetar Dion tiba-tiba ada dihadapannya entah dari mana. "Kenapa gak masuk?"

Annetha gugup. "I-ini mau masuk kok," ia menyengir. Dion berlalu lebih dulu diikuti Annetha di belakangnya.

Sesampainya di dalam, Tante Dela tentu menyapanya, begitupula Delima yang sedang mengerjakan PR. "Anan mana kak?" tanya Delima.

"Lagi ngerjain PR."

"Tumben ngerjain sendiri? Biasanya minta bantuan Delima," sahut Tante Dela. Delima adalah adik Dion, perempuan berusia dua belas tahun. Teman seper-drakoran Annetha.

"Hmm, gak tau tuh. Tumben aja, hehehe," ucapnya beralasan.

Ia lalu menoleh pada Dion yang baru saja dari dapur. "Kak Dion, Annetha mau minjem buku catatan Fisika kelas duanya dong."

"Buat apa?"

"Itu.. ada tugas yang gak Anneth ngerti, catatan Kak Dion kan lengkap."

"Udah, pinjemin aja Dion," tutur mamanya.

"Tugas apaan emang? Biar gue bantu jawab."

"Hah? Gak, gak, Annetha mau kerja sendiri. Hmm...catatan Anneth juga kurang lengkap jadi mau dilengkapin, makanya mau minjem catatannya Kak Dion." Annetha menahan napas, entah dia harus beralasan apa lagi jika kali ini Dion menolak.

"Oke. Ada di kamar, bentar gue cariin." Dion kemudian naik ke kamarnya.

Dion itu pintar dan rajin sekali mencatat materi. Tentu saja buku-bukunya sangat banyak hingga dia kesulitan mencari kembali. Makanya Dion lebih memilih mengajari Annetha langsung dibanding harus meminjamkan catatannya.

Ketika mengeluarkan semua kotak kumpulan buku kelas sebelas, Dion mulai mencari buku catatan Fisika yang Annetha maksud. "Halo kak?" Dion tersentak, Annetha tiba-tiba muncul di depan kamarnya.

"Lo ngapain disitu?"

"Mau bantu nyari," alasannya. Dion menghela napas dan meminta Annetha mencari di kotak yang lain.

"Yang ini udah, lo cari yang disitu."

Annetha mengangguk. "Iya kak," jawabnya. Tangan Annetha mulai mencari, namun matanya juga fokus mencari hal lain.

Kedua netra itu berbinar begitu melihat buku musik Dion di meja belajar, ia lalu memikirkan cara untuk mengambilnya. Berhubung Dion membelakanginya, Annetha melangkah pelan menuju meja belajar.

"Disitu gak ada, lo nyari apa?" tanya Dion tiba-tiba. Annetha tersentak.

"Oh anu... itu... meja belajar Kak Dino rapi bener dah, berbanding lurus dengan meja belajar Anneth," terangnya disertai cengiran.

Dion menghela napas lagi. "Yang disitu udah lo cari?" tunjuknya pada kotak lain.

"Belum," Annetha lanjut mencari bukunya. Ia menggerutu. Pokoknya malam ini dirinya harus dapat catatan itu! Bisa terjadi perang jika Dion sampai lihat. Yaaaa, walau dirinya tidak yakin cowok itu belum melihatnya.

"Dion! Temen kamu datang nih!" panggil mamanya dari bawah.

Annetha semringah. "Gue ke bawah dulu. Kalau udah dapat rapiin kembali," sahut Dion.

"Siap!" balasnya penuh semangat.

Tanpa mengulur waktu lagi, Annetha segera meraih buku musik itu dan mencari halaman dimana tulisan tangannya berada.

Dion Love Anneth, 4ever.

Mmuach.

"Ewww," membaca tulisannya sendiri bahkan membuat Annetha jijik, bagaimana jika Dion yang baca?

Oh no!

Annetha lantas merobek kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku. Setelah misinya selesai, Annetha segera merapikan buku-buku Dion, tak lupa mengambil asal satu buku catatan. Seusai merapikannya kembali, ia segera turun ke bawah.

"Tante, Annetha pulang dulu ya?"

"Udah ketemu bukunya?"

"Udah tan, Annetha pamit yaa, good night!"

"Good night too!"

Perempuan itu melangkah keluar, lagi-lagi ia berpapasan dengan Dion yang baru saja mengantar temannya ke depan. Annetha tak melihat siapa orang itu, karena keburu pergi dengan taksi.

"Siapa kak?"

"Violet."

"Oh, ngapain?"

"Kepo."

Annetha mencibir tak jelas.

"Bukunya udah dapat?"

Annetha mengangguk dan tersenyum. "Udah. Kalau gitu Annetha duluan ya kak, dadah!"

Annetha berlalu cepat.

"Annetha?"

Annetha berdecak. Ia berbalik. "Besok gue udah masuk."

"Serius?"

Dion berdehem.

"Akhirnya!" Annetha kemudian teringat sesuatu. "Maaf ya kak, dan terima kasih juga."

"Buat apa?"

Annetha tersenyum tulus. "Semuanya. Annetha pulang dulu ya, dah!" Ia berbalik kembali.

"Padahal enak pake taksi, adem," gumam Annetha.

"Itu kan buku matematika," gumam Dion memerhatikan buku di tangan Annetha.

🄳🄴🅃🄸🄺 🄿🄴🅁🅃🄰🄼🄰
ᵏⁱᵗᵃ ᵇᵃⁱᵏ⁻ᵇᵃⁱᵏ ˢᵃʲᵃ

Tim Dion ada gak nih? Wkwk

Aku udah gadang-gadang cerita ini bakal terpecah jadi 2 tim, tapi liat ajalah entar hahaha.

So, di part kali ini spesial Dion—Annetha ya gais.

Gimana kesannya?

Jangan lupa tinggalin jejak yaaa, lov yu :*

By Randa Tapak

17.4.21

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

536K 57.8K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
4.1M 241K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
5.2M 356K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
2M 100K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...