Detik Pertama; kita baik-baik...

By kacangsenja

1.1K 415 1.5K

[DIMOHON JANGAN JADI SILENT READERS!!] Sebenarnya apa alasan mu membenci orang itu? "Gak suka aja," seperti... More

I'm Okay
Tokoh Utama
🌵Malam Gembira
1🌵 Amnesia
2🌵 Skorsing
4🌵 Tulisan Tangan Pembawa Sial
5 🌵 Terjebak Dalam Satu Tim
6🌵 Misi Menaklukan Hati
7🌵Peringatan Gelora
8🌵 Ledakan?
9🌵Ratu drama
10🌵Debat Kusir
11🌵Pemeran Utama
12 🌵 Si Capung dan Dinosaurus
13 🌵 Gadis Yang Beruntung
14🌵 Sekedar Niat Baik
15🌵 Hiburan (Malam)?

3🌵Di Bawah Kesadaran

60 24 130
By kacangsenja

Haloo!!

Assalamualaikum..

Gimana puasanya? Lancar?

Alhamdulillah...

Mumpung bulan ramadhan, segala bentuk kebaikan kecil bisa jadi pahalanya berlipat ganda. Makanya manfaatkan jempol kalian dengan sebaik-baiknya yaa..

Caranya, vote dan komen banyak-banyak, wkwkwk.

Cusss...

—————

Apa membodohi seseorang adalah sebuah kebanggaan bagimu?

⏱️⏱️⏱️

Flashback of Birthday Party

Leon mengajak Annetha ke salah satu ruang keluarga milik orang tuanya. Jujur saja firasat Annetha tidak baik, namun ia teringat rencananya dengan Lora dengan membuat Leon terpesona malam ini.

Selama ini Leon selalu merendahkan Annetha, Lora yang tidak terima ingin membalas perlakuan saudaranya.

"Kita mau ngapain disini?" tanya Annetha.

"Tadi lo bilang pestanya masih lama, jadi gimana kalau kita ngobrol dulu disini? Soalnya diluar berisik," ajak Leon.

Annetha mengangguk setuju.

Arga, Genta, dan Clarissa juga masuk dengan membawa beberapa makanan dan minuman. Mereka menawarkan segelas minum pada Annetha.

"Minum," suruh Leon.

Setelah meminumnya seteguk, Annetha memekik. "Ini alkohol?"

"Lo tau rasa alkohol?"

Annetha menggeleng. Gue belum pernah sih minum kayak gituan."

"Lo tenang aja, gak bakal mabukin kok." Leon berbohong.

Mereka terus membuatnya meminum minuman itu hingga kesadaran Annetha mulai hilang. Ia mulai bertingkah aneh dihadapan keempat temannya.

"Leon? Lo udah terpesona sama gue ya?" tanya Annetha di bawah kesadaran.

"Kayaknya," jawab Leon tersenyum jahil.

"Yes, gue berhasil. Rencana gue berhasil! Yeayyy!"

Clarissa mulai khawatir. "Emang gak papa kita lakuin ini?" tanyanya pada Genta, pacarnya.

"Gak papa, Leon juga yang mau." Genta lalu mulai merekam aksi Annetha.

"Emang rencana lo apa?" tanya Leon.

"Buat lo terpesona."

Leon berdecih. "Kenapa lo lakuin itu?"

"Karena.... Annetha kesal liat Leon terus-terusan ngerendahin Annetha, makanya Annetha harus buat Leon suka sama Annetha."

Leon menatapnya tak percaya, senyum licik mulai terbentuk di bibirnya. "Lo mau buat gue luluh ya?"

Annetha mengangguk.

"Ada caranya," Leon mendekat. "Kalau lo mau nunjukin sesuatu yang luar biasa, gue pasti bakal luluh."

"Apaan tuh?" Leon menyentuh pelan lengan Annetha, matanya menatap licik pada perempuan yang sedang mabuk itu.

⏱️⏱️⏱️

Dion dan Panji segera masuk ke dalam Villa, mereka terus mencari ke semua ruangan berharap segera menemukan Annetha sebelum sesuatu hal yang buruk terjadi. Hingga Dion tanpa sengaja mendengar suara berisik dari ruangan di depan sana. Ia melangkah lebih cepat, dan ketika pintu dibuka, Annetha telah selesai menjadi tontonan mereka yang menyaksikan perempuan malang tersebut rela memperlihatkan sesuatu hal yang harusnya tidak diperlihatkan.

"Brengsek lo anjing!" Dion lantas memberikan pukulan keras pada Leon.

Tak berhenti hingga darah mengucur keluar di hidung cowok itu. Bahkan dalam keadaan itu Leon masih sempatnya tertawa.

"Ayo! Pukul lagi Dion! Ayo! Ayo! Dion! Dion! Ya... Leon kalah, kasiann..." ledek Annetha. Gaunnya bahkan belum terpasang dengan benar. Tapi bisa-bisanya dia ikut memanasi keadaan.

"Astaga... Dion!" Panji ingin menengahi, namun sebelum itu dia melepas jasnya dan memberikannya pada Annetha untuk menutupi dadanya. Sementara Annetha masih bersorak mendukung Dion yang memukuli Leon tanpa henti.

"Kalian berdua kenapa malah bengong anjir?! Pisahin mereka!" kesal Panji. Arga dan Genta meringis ketakutan melihat Leon terkapar tak berdaya. Sedangkan Clarissa sudah kabur.

"Apa yang lo lakuin sama Annetha hah?!" tanya Dion kesal.

"Kenapa? Cemburu? Gue liat sesuatu yang belum lo liat?"

BUGH!

"Mati lo bangsat!"

Leon terus membiarkan Dion memukulinya tanpa melakukan perlawan, ia bahkan hanya tersenyum dan meminta Dion menambah pukulannya. Sebelum Leon benar-benar mati malam ini, Panji segera menarik Dion menjauh hingga akhirnya semua orang datang.

Panji yang merupakan sahabat Dion berusaha menahan cowok itu agar tidak memukuli Leon yang kini sudah terkapar tak berdaya. Mata Dion masih menatap layang pada cowok itu dan teman-temannya yang meringkuk ketakutan.

"Apa-apaan kalian?!" gertak Arta, papa si kembar.

"Leon!"

Semua yang melihat kejadian itu histeris. "Annetha!" Rehana mendekat ke arah Annetha yang tidak sadarkan diri.

"Leon... siapa yang melakukan ini? Jawab?!" tanya mamanya.

"Saya," Dion mengaku.

Paruh baya itu menoleh. "Kenapa? Kenapa kamu melakukan ini?!"

"Tanya sendiri sama anak anda setelah dia sadar, beruntung saya tidak membunuhnya malam ini." Panji berusaha menenangkan Dion dan mengajaknya keluar sebelum emosinya semakin menyulut.

Dion lalu membopong Annetha keluar dari villa. "Sebenarnya ada apa, kak?" tanya Lora sebelum Dion pergi, namun cowok itu berlalu tanpa menjawab.

Arta segera membawa Leon ke rumah sakit, ia meminta pesta malam ini dibubarkan saja. Sebelum keluar ruangan itu, Lora melihat begitu banyak makanan berserakan di lantai. Ia lalu menatap tajam ketiga teman Leon yang masih ketakutan.

"K-kita gak tau apa-apa, Ra."

Lora tak menyahut, ia hanya merebut benda pipih di tangan Genta.

Flashback Off

⏱️⏱️⏱️

Gelora meminta Rehana membawa Annetha keluar kelas, saat seperti ini perempuan itu butuh waktu menenangkan diri. Ia lalu menatap tajam Leon yang tidak melepaskan pandangannya dari Annetha.

"Puas lo?" gertak Lora. "Ini alasan kenapa gue berharap Annetha gak ingat semuanya. Mungkin emang keliatan bodoh dimata kalian, tapi liat? Annetha lebih terluka begitu dia tau lo udah bodohin dia."

Leon terkekeh pelan.

"Hati lo emang busuk ya Leon! Enek gue punya kembaran kayak lo," sinis Lora. Perempuan itu lalu melempar sesuatu pada Genta yang berdiri di belakang Leon.

Genta sigap menangkap benda pipih itu, untung saja tidak jatuh. Ia segera mengecek isinya. "Di hapus, beib."

Clarissa berdecak. "Udah biarin."

⏱️⏱️⏱️

Annetha tak kuasa menahan tangisannya. Rehana membawa Annetha ke toilet untuk membasuh wajahnya yang kucel sehabis menangis. Tak lama Lora datang.

"Annetha, lo gak papa?" tanya Lora.

"Gue malu," suaranya parau. Annetha menangis lagi.

"Gue bener-bener malu!"

Bagaimana Annetha tidak malu? Dengan bodohnya ia menuruti keinginan Leon untuk memperlihatkan tubuhnya. Setelah ini ia mungkin tidak akan berani menampakkan wajahnya di hadapan orang-orang. Sungguh menjijikkan.

Dan lebih menyakitkan lagi, melihat Leon.... cowok brengsek yang seolah tak memiliki salah apa-apa.

Rehana berusaha menangkan Annetha, ia memeluk erat tubuh sahabatnya. "Gak papa, Neth. Gak papa, ada kita. Okay?" ucap Rehana.

Tangan Lora mengepal. Jujur saja Gelora pun menyesal, ia juga menjadi alasan mengapa sahabatnya berakhir menyedihkan seperti itu.

"Maaf karena kita gak jujur, kita tau lo bakal seterluka ini makanya lebih baik lo tetap gak ingat apa-apa. Tapi—"

Annetha menggeleng. "Gue yang minta maaf, Ra. Karena gue, pesta lo jadi kacau," lanjutnya kemudian menangis.

⏱️⏱️⏱️

Dion menyodorkan sebuah kunci mobil dihadapan Panji. Setelah pulang sekolah cowok itu meminta bertemu di salah satu cafe dekat sekolah mereka.

"Thanks."

Panji mengangguk.

"Oh iya, lo udah tau belum? Kayaknya Annetha udah ingat kejadian malam itu. Leon juga udah masuk sejak kemarin."

Dion diam beberapa saat. Matanya jelas menyorot kemarahan, kedua tangannya pun mengepal kuat. "Hemm, harusnya gue bunuh aja dia malam itu."

⏱️⏱️⏱️

Annetha tak berhenti memikirkan kejadian memalukan di pesta ulang tahun Gelora. Entah emang Leon yang kejam atau dirinya yang bodoh sampai-sampai tak sadar kalau minuman itu memang alkohol.

"Goblok goblok!" Ia membenamkan wajahnya di bantal seraya menggeram frustasi. Begitu banyak sumpah serapah yang ia utarakan teruntuk Leon yang sedang menikmati makanannya dirumah.

"Leon bangsat!"

"Setan!"

"Bajingan!"

"Asu!"

"Apa lagi ya?" pikirnya, mencari kata yang cocok untuk disumpahi ke Leon.

Annetha membuang napas. Dia tidak boleh gila karena ini. Bisa-bisa si raja hutan itu menang banyak.

"Tunggu aja ya, pembalasan gue. Gue santet lo!" gumamnya.

Annetha lalu meraih Hp-nya, mencari tutorial santet di internet. Tiba-tiba ia kepikiran sesuatu. "Terus gimana gue bisa sampai di rumah Kak Dion?" tanyanya mulai overthingking.

Ia memejamkan matanya, mulai mengingat-ingat kembali. Saat ingatanya muncul sempurna, Annetha membelalak. " Omo... Ottokke?"

"Andwee," katanya mulai khawatir.

Ia bangkit dari tidurnya.

"Tidakkkk!!!!!" Annetha bergegas turun dari kasur,  lantas meluncur keluar kamar. Ia harus menyelamatkan catatan memalukan itu sebelum kedapatan Dion!!

🄳🄴🅃🄸🄺 🄿🄴🅁🅃🄰🄼🄰
ᵏⁱᵗᵃ ᵇᵃⁱᵏ⁻ᵇᵃⁱᵏ ˢᵃʲᵃ

Terima kasih dan selamat menjalankan ibadah puasa✨





Apa yang ingin kalian sampaikan ke raja hutan?

Sabar ya....

Next gak nih?


By Randa Tapak

13.4.31

Continue Reading

You'll Also Like

572K 38.7K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
2.3M 123K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
448K 51.1K 34
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...