Claire [COMPLETED]

By yeaaudry

353K 65.6K 17.7K

Sejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yan... More

Claire'01
Claire'02
Claire'03
Claire'04
Claire'05
Claire'06
Claire'07
Claire'08
Claire'09
Claire'10
Claire'11
Claire'12
Claire'13
Claire'14
Claire'15
Claire'16
Claire'17
Claire'18
Claire'19
Claire'20
Claire'21
Claire'22
Claire'23
Claire'24
Claire'25
Claire'26
Claire'27
Claire'28
Claire'30
Claire'31
Claire'32
Claire'33
Claire'34
Claire'35
CERITA BARU!

Claire'29

8.2K 1.8K 755
By yeaaudry

Claire berjalan ke sana dan kemari sambil menggigit ujung kukunya dengan ponsel yang terus menempel di kuping, Claire berdecak karena Nolan benar-benar tidak mengangkat teleponnya, "angkat dong, Lan." Claire kembali mencoba menghubungi Nolan.

Claire menghentakkan kakinya dan menghempaskan tubuhnya di tempat tidur dengan rasa khawatir yang terus bertambah. "Gue harus ngapain dong."

Claire menutupi wajahnya dengan bonekanya sambil berpikir keras bagaimana caranya agar Nolan tetap baik-baik saja. Claire baru menjauhkan wajahnya saat teringat sesuatu, "opa Mike bisa gak ya bantu gue? Coba deh." Claire beranjak dari tempat tidur untuk pergi ke rumah Mike.

"Opa! Opa!" Seru Claire saat sudah berada di lantai di mana kamar Mike dan Afra berada. "Opa!"

"What? What?"

Claire berlari saat melihat Mike membuka pintu kamar dan segera ia bawa pria itu ke balkon, "ada yang mau Ai bilang!"

"Apa? Soal apa?"

"Opa tau Nolan?"

Mike mengangguk dengan sedikit malas karena tadinya ia sudah hampir tertidur.

"Nolan hilang! Ai yakin banget pasti ulahnya uncle Archie sama opa Valdo nih!"

"Kenapa Ai jadi nuduh mereka?"

Claire menghela napas dan mulai menceritakan semuanya pada Mike dan saat Claire sudah selesai bercerita, Mike menghela napas.

"Gak ada yang bisa opa lakuin, lagian emang dia salah."

"Kenapa sih kalian pada gak peduli sama Nolan? Ai suka sama Nolan! Siapa sih yang mau orang yang dia suka kenapa-napa!"

"Karena Ai masih suka sama dia, paling bentar lagi Ai suka sama laki-laki lain terus lupain dia."

"Ai ke sini mau minta bantuan opa lho, lagian pikirin deh perasaan keluarga Nolan sekarang, pasti mereka sedih banget."

"Nanti opa pikirin, pulang, udah malem banget ini." Mike meninggalkan balkon dan Claire masih berdiri di sana dalam kekhawatiran.

-Claire-

Sambil berjalan, Claire menoleh ke kanan dan kiri di mana gadis itu sedang berjalan di sebuah gang sempit yang hanya dapat dilalui oleh sepeda motor. Claire sedang berjalan menuju rumah Evelyn dan di depannya ada Evelyn.

"Lama lagi, Eve?"

"Enggak kok, itu rumah aku."

Claire pun sedikit menggeser tubuhnya, "yang cat warna orange?"

Evelyn mengangguk, "iya."

Claire berjalan di sebelah Evelyn sambil memperhatikan rumah Evelyn yang memang tampak sangat sederhana dengan pilar yang terbuat dari kayu, dua kursi plastik berada di teras yang lantainya hanya terbuat dari semen.

"Aaaaa!!!" Jerit Claire dan Evelyn langsung menoleh.

"Kamu kenapa?"

Claire memasang ekspresi jijik dan seperti ingin menangis sambil menatap sepatunya, "gue nginjek tai ayam!"

"Ya udah ntar aku cuci sepatu kamu, kita masuk dulu."

Claire kembali berjalan namun seperti orang pincang walaupun yang terkena kotoran ayam adalah sepatunya.

"Kamu mau duduk di dalem atau luar? Saran aku di luar aja karena di dalem panas banget."

Claire mengangguk sambil melepas sepatunya dengan sangat hati-hati lalu membayangkan begitu saja dan duduk di kursi plastik rumah Evelyn.

"Kamu mau minum apa? Hari ini panas banget, es mau? Tapi es serbuk gitu."

Claire mengangguk walaupun Celine melarangnya tapi karena ingin dan haus, Claire mengangguk saja. "Ada gorengan gak? Gue lagi pengen makan gorengan."

"Ada, aku bawa ke kamar mandi dulu ya sepatu kamu abis itu aku beli minuman sama gorengannya."

Claire mengangguk dan Evelyn masuk ke dalam rumah untuk mencuci sepatu Claire yang terkena kotoran ayam. Claire mengeluarkan ponselnya dari tas selempangnya dan membuka aplikasi mengirim pesan, Claire menghela napas dan menjadi tidak semangat karena Nolan belum juga membalas pesannya yang sudah menumpuk.

-Claire-

"Gue udah lama banget gak makan gorengan sama es kayak gini, sorry ya kalo gue keliatan rakus."

Evelyn tertawa, "gak papa. Hasil tes DNA nya lama lagi keluarnya?"

"Tuh, 'kan, lo ikutan gak sabar. Penasaran banget ya?"

"Awalnya aku gak peduli, tapi tiba-tiba aja aku jadi penasaran."

Claire melahap gigitan terakhir tempe gorengnya, "lo mau gak ketemu onti sama uncle gue?"

"Ketemu mereka?"

Claire mengangguk.

"Aku jadi gugup sekarang, masa kita ketemu sama mereka cuma karena kamu mau bawa aku ke rumah mereka."

Claire menggeleng, "ada yang mau gue omongin juga sama uncle gue."

Evelyn tertawa, "aduh, gimana ya. Aku malah jadi gugup sekarang."

Claire ikut tertawa, "mumpung masih siang ayo deh kita ke rumah mereka. Btw, nyokap lo gak ada, 'kan?"

"Ibu aku lagi kerja, biasanya sampe di rumah jam lima sore."

Claire langsung berdiri, "ayo."

Evelyn memainkan jemarinya dengan jantung yang berdegup kencang sekaligus bingung apakah ia harus bertemu dengan Archie dan Aurora atau tidak.

-Claire-

Claire dan Evelyn keluar dari mobil yang dikendarai oleh Claire, mereka baru saja tiba di rumah Archie. Claire memperhatikan Evelyn yang terus memperhatikan sekeliling mereka terutama rumah yang ada di depan mereka. Claire menghapus air matanya yang tiba-tiba saja keluar melihat Evelyn tampak takjub dengan rumah yang menurut Claire tempat di mana Evelyn seharusnya berada.

"Ayo, Eve." Claire menggenggam tangan Evelyn dan membawa gadis itu berjalan menuju teras.

"Itu rumah siapa?" Evelyn menunjuk rumah yang ukurannya lebih besar dari rumah Archie.

"Rumah opa sama oma lo."

Evelyn tertawa, "hasilnya aja belum tau tapi kamu udah sebut mereka opa sama oma aku."

Claire tersenyum dan menekan bel, tidak lama pintu langsung terbuka. Melihat seorang wanita sudah berdiri di depan mereka, Evelyn langsung menoleh pada Claire.

"Aku mau ketemu sama uncle, Mbak."

Evelyn kembali menatap wanita yang ternyata merupakan pekerja rumah itu.

"Oh, tuan ada. Ayo masuk."

"Zea ada gak?" Tanya Claire dengan pelan.

"Ada, tapi lagi tidur."

Claire mengangguk dan bernapas lega karena ia malas bertemu apalagi melihat Zea. Claire dan Evelyn berjalan masuk lalu duduk di ruang tamu untuk menunggu Archie.

"Kamu selalu dateng kayak tamu? Pencet bel terus duduk di ruang tamu, aku pikir kamu bakal langsung masuk."

"Dulu gue kayak gitu, tapi karena gue lagi ada konflik sama sepupu gadungan gue, gue mau yang sopan-sopan aja sekarang."

Evelyn mengangguk sambil memperhatikan barang-barang mewah dan interior rumah itu. Evelyn menatap Claire karena Claire menyikut tangannya sambil memperhatikan sesuatu. Evelyn pun menoleh untuk melihat apa yang sedang Claire perhatikan dan jantung Evelyn langsung berdegup kencang melihat seorang wanita yang memiliki paras hampir sama dengannya berjalan masuk ke ruang tamu.

"Akhirnya Ai ke sini lagi." Aurora tersenyum melihat Claire kembali datang ke rumahnya.

Claire tersenyum.

Aurora beralih menatap Evelyn dan wanita itu sempat terdiam, "temen Ai?" Tanya Aurora pada Claire.

"Sepupu." Balas Claire di mana Evelyn terkejut mendengar jawaban Claire.

"Kok onti baru tau ya? Nama kamu siapa?" Tanya Aurora sambil duduk di hadapan Claire dan Evelyn.

"Evelyn, Bu." Jawab Evelyn dengan sedikit gugup.

Aurora mengangguk tanpa bisa melepaskan tatapannya dari Evelyn.

"Menurut Ai, onti sama Evelyn mirip lho."

Aurora mengangguk, "kenapa sepupu Ai mirip sama onti ya?" Tanya Aurora sambil tertawa.

Archie masuk ke ruang tamu dan matanya langsung tertuju pada Evelyn, saat Archie duduk pun, mata pria itu masih tertuju pada Evelyn.

"Sepupu Ai, kamu tau?" Tanya Aurora pada Archie.

Archie mengerutkan dahi, "sepupu? Sepupu dari siapa?" Archie bertanya pada Claire.

"Ada deh." Balas Claire sambil melirik Evelyn.

"Ai ke sini mau ngapain?" Tanya Archie.

"Ngomong sama uncle, tapi cuma berdua. Mungkin onti bisa ajak Evelyn ke mana gitu."

Aurora mengangguk, "ayo ikut tante." Ujar Aurora pada Evelyn.

Evelyn menatap Claire dan Claire langsung mengangguk sambil tersenyum, Evelyn pun beranjak dan berjalan mengikuti Aurora.

"Di mana Nolan?" Tanya Claire saat Aurora dan Evelyn sudah tidak terlihat.

Archie mengerutkan dahi, "di mana? Kenapa nanya sama uncle?"

"Ih! Di mana? Kalo uncle gak mau kasih tau Ai, Ai bakal kasih tau mami sama daddy kalo uncle udah tampar Ai!"

"Uncle gak sengaja, Ai."

"Bodo amat! Di mana Nolan?"

"Uncle beneran gak tau, beneran."

Claire mengamati ekspresi wajah Archie di mana Archie terlihat benar-benar tidak tahu mengenai keberadaan Nolan.

-Claire-

Dengan sedikit kesusahan, kedua mata Nolan mulai terbuka seraya menyesuaikan penglihatannya dengan lampu yang hanya menerangi sekitarnya.

Nolan menoleh ke kanan dan kiri di mana di sekitarnya tidak ada siapa-siapa, Nolan memejamkan mata untuk mengingat apa yang sudah terjadi dan matanya terbuka lebar karena Nolan dapat langsung mengingatnya di mana awalnya Nolan yang hendak masuk ke mobil dihampiri oleh seorang pria yang meminta tolong karena mobil pria itu mogok dan saat Nolan sudah berada di dekat mobil itu, tiba-tiba saja Nolan dipaksa masuk ke dalam mobil tersebut dan di sinilah Nolan berada.

Nolan menoleh dan mempertikaikan pintu yang baru saja terbuka namun Nolan tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang datang, hanya sebatas bayangan.

"Sei proprio un imbecille." (Kamu benar-benar berengsek). Ucap seorang pria dalam bahasa Italia sambil berjalan dan Nolan diam menunggu pria itu mendekat untuk melihat wajahnya.

Nolan menegakkan tubuhnya ketika pria itu berdiri di depannya dan sudah memperlihatkan wajahnya.

"Berani-beraninya kamu manfaatin cucu saya."

Nolan memperhatikan Valdo, Nolan tahu siapa pria yang ada di depannya dan bagaimana riwayat hidup pria itu dan Nolan mengetahuinya dari ayahnya.

Nolan tidak hanya dengan Valdo, ada beberapa orang bodyguard yang mengelilingi mereka, posisi Nolan sedang duduk dengan tangan juga kaki yang terikat.

"Saya gak pernah turun tangan langsung, tapi karena kamu keterlaluan, saya harus ikut andil untuk habisi kamu." Valdo berjalan memutari meja dan duduk di tepi meja, tepat di hadapan Nolan.

"Saya memang manfaatin cucu Anda tapi ada baiknya Anda cari tau dulu gimana cucu Anda yang sebenernya."

Valdo tertawa lalu menoleh pada salah satu bodyguard nya dan sang bodyguard itu langsung menaruh koper hardcase di meja dan memasukkan kode lalu membukanya.

Nolan memperhatikan senjata dan benda tajam seperti pisau yang ada di dalam koper itu lalu menatap Valdo.

"Lebih baik kamu diam supaya waktu kamu untuk hidup bisa sedikit lebih banyak." Ujar Valdo seraya mengambil pistol.

"Lo so che sono un cretino, ma che pretendete?" (Aku tahu aku berengsek, tapi apa yang kamu harapkan?). Tanya Nolan lalu tersenyum melihat Valdo tampak terkejut karena ia juga bisa berbicara bahasa Italia.

Valdo mengarahkan pistol ke kening Nolan, "die."

"Saya yakin Claire tau kalau saya lagi ada di hadapan Anda, gak bisa saya bayangin gimana bencinya Claire sama Anda karena Anda bunuh saya."

"Apa saya keliatan peduli?"

Nolan tertawa kecil, "of course not, you are Valdo Wilson. Tapi saya cuma mau kasih tau kalau saya sama Claire pacaran."

"Isi." Valdo memberikan pistolnya pada salah satu bodyguard nya untuk mengisi peluru pada pistol itu.

Valdo memperhatikan wajah Nolan, "kenapa dia gak dipukuli?" Tanya Valdo kepada para bodyguard nya.

"Kami harus lakukan itu sekarang, Tuan?"

"Nanti. Saya bakal ajuin pertanyaan untuk kamu dan kalau menurut saya jawaban kamu salah, ada tujuh bodyguard di sini dan secara bergiliran mereka bakal pukulin kamu. Pertanyaan pertama, kamu memang pacaran sama Claire?"

Nolan mengangguk, "iya."

"Di mulai dari kamu." Valdo menunjuk seorang bodyguard yang berdiri di sebelahnya dan bodyguard itu langsung maju lalu melayangkan satu pukulan di wajah Nolan lebih tepatnya pipi.

Valdo kembali mengajukan pertanyaan untuk Nolan dan semua jawaban yang Nolan berikan adalah salah menurut Valdo sehingga Nolan habis dipukuli oleh para bodyguard Valdo dan tidak ada kata ampun untuk Nolan.

-Claire-

Claire dan Evelyn berlari menyusuri lorong rumah sakit karena Claire baru saja mendapat kabar jika hasil tes DNA sudah keluar dan itu lebih cepat dari yang diperkirakan.

"Claire, dokter Unna bilang kamu tunggu sebentar dan duduk di sini." Kata seorang suster sambil menunjuk kursi.

Claire duduk bersama Evelyn di mana kedua orang itu sangat gugup dan gelisah menunggu hasil tes DNA nya.

Evelyn menggenggam tangan Claire yang terus saling bertautan, "apapun hasilnya, semoga Nolan gak papa."

Claire memejamkan mata sejenak, "gue gak yakin! Nolan lagi ada sama opa Valdo!"

"Kita berdoa aja semoga Nolan gak kenapa-napa, Claire."

Claire mengangguk dan kembali memejamkan mata sambil menerka sendiri bagaimana hasil tes DNA nya nanti.

"Claire."

Claire menoleh dan langsung berdiri, "ini hasilnya?" Claire menunjuk amplop cokelat yang berada di tangan sang dokter. Melihat dokter itu mengangguk, Claire langsung merampasnya dan membukanya dengan sangat terburu-buru.

Evelyn memainkan jemarinya di mana tangan Evelyn berubah dingin dan berkeringat menunggu hasilnya.

Mata Claire langsung tertuju pada tulisan yang di bold alias ditebalkan dan Claire membulatkan mata melihat angka probabilitas dari hasil tes DNA antara Archie dan Evelyn.

Claire

Qotd: kalian yakin Evelyn anak Archie Rora?

👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

4M 343K 55
Menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang masuk dalam kategori buruk namun populer di sekolah bukanlah impian gadis bernama lengkap Chasya Queen...
2M 60.2K 57
(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun...
322K 43.7K 34
"Morgan, tolong nikahi saya." Morgan tertawa keras setelah mendengar permintaan gurunya yang masih muda itu. Walaupun cantik, masih muda, dan sudah p...
428K 41.7K 120
Dimitra Series yang ketiga Putra ketiga dari keluarga Dimitra yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit "Tolong saya..." Sebuah kalimat yang...