Claire [COMPLETED]

By yeaaudry

353K 65.6K 17.7K

Sejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yan... More

Claire'01
Claire'02
Claire'03
Claire'04
Claire'05
Claire'06
Claire'07
Claire'08
Claire'09
Claire'10
Claire'11
Claire'12
Claire'13
Claire'14
Claire'15
Claire'16
Claire'17
Claire'18
Claire'19
Claire'20
Claire'21
Claire'22
Claire'23
Claire'24
Claire'25
Claire'26
Claire'27
Claire'29
Claire'30
Claire'31
Claire'32
Claire'33
Claire'34
Claire'35
CERITA BARU!

Claire'28

8K 1.7K 456
By yeaaudry

Claire membasuh wajahnya dan menoleh saat mendengar pintu toilet tertutup dengan cukup kuat, tubuh Claire yang sedikit berbungkuk mulai tegak sambil memperhatikan Zea yang berjalan ke arahnya.

"Just for your information, bokap sama opa gue udah tau soal yang kemaren."

Claire tertawa seraya mengambil tisu untuk mengeringkan wajahnya, "beraninya keroyokan nih?"

"Lagian kalo gue bisa lakuin semuanya sendiri tetep aja gue butuh bokap sama opa gue, terutama opa gue, power opa gue lebih kuat dari siapapun."

Claire kembali tertawa sambil memperhatikan wajahnya melalui cermin, "power rangers, Say?"

Zea langsung mendorong tubuh Claire hingga bagian belakang Claire menabrak dinding dan Claire membalasnya dengan sebuah senyuman. "Seharusnya lo juga ikut mati kayak Nolan, gue pastiin lo bakal mati."

Claire membulatkan mata, "lo beneran gila! Mau gue anter ke rumah sakit jiwa?"

Zea meremas kerah seragam Claire, "gue gak akan pernah  mau mohon-mohon sama siapapun tapi demi lo, gue bakal mohon-mohon sama opa gue untuk bikin lo mati."

"Cih, psikopat. Lo gilanya keterlaluan sumpah, gue jadi curiga kalo lo bukan anak onti sama uncle gue."

Zea tertawa, "lo ikutan gila ternyata."

Claire mendorong Zea dan sekali dorongan saja Zea langsung menjauh dari Claire, "lo bisa suruh opa lo bunuh Nolan tapi gue minta waktu delapan hari, oke? Bye, psikopat." Claire melambaikan tangan lalu melakukan kiss bye dan keluar dari toilet.

-Claire-

Nolan datang ke gudang sekolah dan saat melihat pintu gudang sedikit terbuka, Nolan masuk. Nolan datang bukan untuk menemui Claire melainkan menemui Zea atas keinginan Zea sendiri.

Ucapan sekaligus permintaan Claire mengenai Nolan harus di rumah saja tidak Nolan turuti, tidak didengarkan. Nolan tetap datang ke sekolah tanpa sepengetahuan Claire dan sampai Nolan berada di gudang pun, Claire tidak mengetahuinya.

Nolan berhenti melangkah karena jaraknya dengan Zea sudah cukup Zea. Zea yang sedang memperhatikan sebuah lukisan yang sudah tidak terpakai menoleh pada Nolan.

Plak!

Zea langsung menampar Nolan dan rasanya cukup perih di pip. Nolan menyentuh bagian dalam pipinya dengan lidah lalu menatap Zea.

"Bajingan." Zea tersenyum kecut sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Nolan cukup terkejut dengan ucapan Zea barusan karena sikap juga gaya bicara Zea sangat berubah, Zea terlihat sangat berbeda kali ini. Namun, ketika Nolan mengingat ucapan Claire mengenai bagaimana Zea yang sebenarnya, Nolan mulai percaya setelah sebelumnya tidak.

Zea maju selangkah, "terpaksa deketin gue?"

Nolan menaikkan sejenak kedua alisnya seperti mengatakan iya sambil tersenyum.

Melihat tangan Zea kembali terangkat untuk menamparnya lagi, dengan cepat Nolan tahan tangan itu "Liat gimana lo yang sebenernya buat gue makin yakin untuk jauhin lo."

Zea tertawa kecil dan menarik tangannya lalu memajukan wajahnya, "you have to say goodbye to the world, you don't have much time, Dear." (Kamu harus ucapkan selamat tinggal untuk dunia, kamu tidak punya banyak waktu, Sayang).

Nolan membentuk huruf O dengan bibirnya sambil mundur dan menyipitkan mata, "what a dangerous b*tch."

Zea langsung menunjukkan raut emosi setelah mendengar ucapan Nolan barusan di mana Nolan sudah mengejek dan menghinanya.

Nolan kembali menahan tangan Zea yang hendak meraih kerah seragamnya, "jangan sentuh gue."

"Tapi gue bakal sentuh Claire, gue bakal sentuh Claire buat lo. Apa yang lo suka dari Claire? Mukanya? Apa harus gue cakar-cakar dulu biar lo makin suka sama Claire?"

"Lo calon psikopat kayaknya, apa udah jadi psikopat?"

"Ada orang di dalam?"

Nolan dan Zea sama-sama menatap ke arah pintu gudang, Zea langsung menarik tangannya.

Plak!

Nolan terkejut dan membulatkan mata karena tiba-tiba saja Zea menampar pipi gadis itu sendiri lalu Zea berpura-pura jatuh terduduk di lantai.

"Kalian ngapain?"

Nolan masih syok dengan apa yang Zea lakukan hingga tidak bisa menoleh pada seorang pria yang merupakan petugas keamanan yang baru saja masuk.

"Zea? Kamu kenapa? Pipi kamu merah."

Nolan mengepalkan tangannya melihat wajah Zea berubah sedih lalu Zea menunjuk dirinya.

"Dia tampar aku."

"Ah, f*ck! Tell the truth! Lo sendiri yang tampar pipi lo!"

"Itu gak mungkin." Petugas keamanan itu langsung membela Zea karena ia tahu bagaimana Zea tanpa mengetahui bagaimana Zea yang sebenarnya.

"Panggil daddy ke sekolah." Zea bangkit berdiri dengan dibantu petugas keamanan itu.

"Kamu dalam masalah besar." Ucap sang petugas keamanan pada Nolan lalu mengeluarkan alat komunikasi genggam semacam walkie-talkie dan meminta rekannya untuk datang ke gudang dengan segera.

Nolan memejamkan mata sambil menghela napas melihat betapa keterlaluannya Zea dan seketika Nolan merasa sangat kesal pernah mendekati gadis itu.

"Dia tampar Zea, langsung bawa ke kantor." Kata petugas keamanan tadi pada dua orang rekannya.

"Daddy udah di telfon, katanya bentar lagi ke sini." Kata petugas keamanan yang lain pada Zea dan Zea mengangguk sambil menunduk namun sedang tersenyum.

-Claire-

Nolan sedang berdiri dan memperhatikan Archie yang tampak sangat khawatir sambil mengecek pipi Zea yang terlihat merah, Nolan masih emosi atas apa yang Zea lakukan dan kini sedang menahan amarahnya.

"Berani-beraninya kamu tampar anak saya." Archie menatap Nolan dengan tatapan yang sangat tajam.

"Lebih tepatnya anak Anda yang tampar diri dia sendiri."

Archie langsung meremas kerah seragam Nolan dan Nolan menatap Zea yang menyunggingkan senyum penuh kemenangan kepadanya.

"Kamu bakal saya keluarin dari sekolah dan saya jamin kalau hidup kamu bahkan keluarga kamu gak akan tenang."

Nolan menatap Archie, "jangan sentuh keluarga saya. Kalo emang saya salah cukup saya, gak perlu bawa-bawa keluarga saya."

Archie menjauhkan tangannya dari seragam Nolan dan sedikit mendorong laki-laki itu, "laki-laki berengsek kayak kamu gak cocok jadi pahlawan keluarga. Kamu manfaatin anak saya demi orang tua kamu? Demi sebuah bisnis? Kamu gak pantes hidup."

Nolan tertawa karena ia melihat Zea kembali tersenyum, "kenapa lo senyum-senyum?"

Archie menoleh pada Zea dan Zea langsung memasang topengnya, menunjukkan wajah polosnya dan berpura-pura sedih.

"Segitu bencinya kamu sama aku? Kamu keliatan anggap remeh daddy aku."

Nolan menggeleng kecil karena ia tidak menyangka dengan bagaimana Zea saat ini, "lo busuk, lo orang terbusuk yang pernah gue temuin."

Plak!

Archie melayangkan sebuah tamparan untuk Nolan namun yang terkena tamparan itu adalah Claire.

Archie membulatkan mata dengan tangan yang masih berada di udara, pria itu syok karena tiba-tiba saja Claire berdiri di depan Nolan tepat saat Archie ingin menampar Nolan.

"Ai, kenapa di sini?" Archie menyentuh kedua bahu Claire.

Nolan juga syok dan tidak menyangka jika Claire tiba-tiba saja berdiri di depannya karena sebelumnya Claire tidak ada di dekatnya.

Claire sendiri memang ada di sana namun di ambang pintu ruangan Archie, hanya Zea yang menyadari kehadiran Claire dan kedua gadis itu saling melempar tatapan dengan Zea yang menunjukkan raut penuh kemenangannya.

Claire menyentuh pipinya yang terasa sangat panas dan perih sampai kepala Claire terasa mulai pusing.

"Ai, uncle minta maaf. Kenapa tiba-tiba aja kamu berdiri di sini?"

Nolan yang geram dengan Archie langsung menjauhkan tangan Archie dari bahu Claire dan membawa Claire keluar dari ruangan Archie.

-Claire-

"Lo kenapa sih pake sok-sokan berdiri di depan gue?" Tanya Nolan seraya marah-marah.

"Refleks." Balas Claire sambil memperhatikan pipinya yang berubah merah dari kamera ponselnya. Claire berdecak dan menatap kesal Nolan, "seharusnya tadi gue ngomong dulu baru lo bawa gue pergi!"

"Bisa ikutan gila kita kalo lama-lama di sana." Nolan duduk di kursi sedangkan Claire duduk di brankar UKS.

Claire membulatkan mata dan meremas kerah seragam Nolan, "kenapa lo sekolah?! Kenapa lo sekolah?!"

"Alesan apa yang harus gue kasih ke keluarga gue sampe gue gak sekolah? Lagian abis ini kita langsung pulang ajalah, emosi gue di sini."

Claire kembali memperhatikan pipinya.

"Sakit banget?"

"Lo gak denger senyaring apa tadi?"

"Gak mungkin Zea bukan anak uncle lo, mereka berdua sama aja menurut gue."

"Gimana sih ceritanya sampe lo ada di ruangan uncle gue?"

Nolan menghela napas, "gue bener-bener emosi sama Zea. Dia tampar gue, dia maki terus ancem gue. Gue sama dia lagi di gudang terus tiba-tiba aja ada petugas keamanan masuk dan lo mau tau apa yang dia lakuin?"

"Apaan?"

"Dia tampar pipinya sendiri terus pura-pura jatoh dan dia nuduh gue kalo gue yang tampar dia, segila itu sepupu lo!"

Claire menarik sebentar kuping Nolan, "makanya dengerin gue! Udah gue bilang jangan sekolah tapi lo tetep sekolah!"

"Ngadu aja lo sama bonyok lo kalo lo ditampar."

"Suka keributan lo? Ogah sih, gue mau diem-diem aja."

Nolan menjentikkan jarinya, "gimana kalo lo ancem uncle lo? Bilang sama dia jangan apa-apain gue kalo gak lo bakal ngadu sama bonyok lo kalo lo ditampar."

Claire tersenyum dan bertepuk tangan, Nolan juga melakukan hal yang sama.

"Heh! Barusan lo manfaatin gue ya!"

"Bantu, Claire, bantu gue. Bukan manfaatin lo!"

"Udahlah gue mau pulang, sepatu gue dong."

Nolan mengambil sepatu Claire yang berada di dekat kaki kursi yang ia duduki, Nolan menepuk-nepuk pahanya. "Kaki lo di sini, biar gue pakein sebagai ungkapan terima kasih."

Claire langsung menaruh kakinya yang terbungkus kaus kaki di paha kanan Nolan dan Nolan sedang mengendurkan tali sepatu agar kaki Claire bisa masuk dengan mudah nantinya.

Claire menatap Nolan yang tampak serius lalu Claire beralih menatap kakinya yang berada di paha Nolan.

Nolan sedikit menggeser sepatu Claire yang menutupi kaki Claire lantaran kaki gadis itu atau lebih tepatnya jemari kaki Claire sedang mengusap-usap pahanya.

Nolan memilih untuk mengabaikannya namun karena gerakan jemari Claire semakin terasa, Nolan menghela napas dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lalu menatap Claire, "go ahead." (Lanjutkan).

"Sialan! Gue pikir lo bakal suruh gue berhenti!" Claire menendang dengkul Nolan sambil tertawa dan Nolan juga tertawa.

-Claire-

"Ai denger daddy bantu papanya Nolan soal bisnis?"

Justin menoleh, "Ai tau dari mana?"

"Nolan."

Justin melepas kacamatanya dan menatap lekat Claire yang sedang duduk di sofa ruang kerjanya, "kalian deket lagi?"

Claire mengangguk, "gimana ya, Ai pengen cerita tapi gak pengen."

"Cerita soal apa? Jadi kenapa Ai pake hoodie gini sih? Biasanya pake piyama" Tanya Celine yang baru saja datang sambil membawa segelas susu untuk Claire.

Claire menyentuh penutup kepala hoodie nya di mana Claire sedang menyembunyikan pipinya yang masih merah, "pengen aja. Ai cerita gak ya?"

"Cerita aja udah, mami jadi kepo." Celine menunjuk dirinya lalu mengambil toples cemilan.

Claire meminum susunya sebelum bercerita, "jadi, mami sama daddy mau tau? Nolan deketin Zea karena ada alesannya lho, ada maksud gitu."

"Halah! Mulut buaya, Ai. Jangan dipercaya." Kata Celine.

"Ih, orang Nolan sendiri yang cerita sama Ai. Beneran, Mi, Nolan emang terpaksa demi bisnis papanya biar lancar jaya! Jadi si Nolan deketin Zea terus pepet uncle Archie biar papanya bisa kerja sama sama uncle. Tapi akhirnya daddy ya yang kasih bantuan ke papanya Nolan?" Claire menoleh pada Justin yang juga mendengarkan ucapannya.

Justin mengangguk, "terus kenapa tiba-tiba aja dia kasih tau Ai?"

Claire menaikkan sejenak kedua bahunya, "gak tau. Tapi yang jelas Ai percaya sama Nolan. Malah tadi si Nolan di tampar sama Zea terus mami sama daddy mau tau lagi? Mereka ketemu di gudang sekolah terus tiba-tiba aja ada petugas keamanan, si Zea dakjal malah tampar pipinya terus jatoh duduk di lantai seolah-olah Nolan yang tampar Zea! Sampe masuk ke ruangan uncle lho si Nolan."

Celine yang berhenti mengunyah langsung mengunyah saat Claire selesai bercerita, "udah fix gila sih dia. Ya ampun, Ai jangan sampe ya, Nak." Celine mengusap-usap kepala, lengan, dan kaki Claire.

"Ya enggak lah, amit-amit!" Claire mengetuk-ngetuk kepalanya lalu mengetuk meja. "Terus, Zea tau kalo Nolan deketin Zea karena ada maksud."

Celine membulatkan mata, "tau dari mana? Zea langsung ngadu tuh pasti."

"Emang Zea udah ngadu, uncle sama opa Valdo udah tau."

"Ya udah mampus si Nolan." Balas Celine dengan tenang dan asyik mengunyah.

"Mami!" Claire memukul paha Celine, "kok ngomongnya gitu? Ai khawatir lho kalo Nolan kenapa-napa."

"Resiko dia itu, udah Ai gak usah ikut-ikut."

"Mami kok gitu sih?"

"Kok gitu sih apaan? Mami masih sakit hati sama dia kalo inget dia pergi gitu aja sama Zea abis si Zea bikin mental Ai terganggu."

"Daddy! Lakuin sesuatu dong untuk Nolan!" Claire memohon pada Justin.

"Daddy gak bisa lakuin apa-apa."

Claire menghentakkan kakinya dan seketika kesal kepada kedua orang tuanya.

"Lho, Ai di sini?"

Mereka menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka oleh Noah.

"Emang kenapa?" Tanya Celine.

"Gak papa, kirain Ai lagi sama Nolan soalnya dari sore tadi sampe malem gini Nolan belum pulang."

Claire yang baru saja ingin mengetikkan pesan pada Nolan terhenti lalu menatap Noah, "apa?"

"Katanya Nolan pergi beli jam tangan gitu terus Nolan bilang sebelum maghrib dia udah pulang tapi sampe sekarang gak pulang-pulang." Noah duduk di hadapan Celine dan Claire.

Celine dan Justin saling tatap lalu mereka menatap Claire yang terdiam seperti patung.

Claire

Qotd: kalo emang Nolan berhadapan sama Valdo, kalian pengen hal apa bakal terjadi?

👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

2M 60.2K 57
(FOLLOW DULU KALAU MAU BACA, SEBAGIAN PART ADA YANG DIACAK) Rasanya memang saat ini takdir belum berpihak pada Athena, diusianya yang masih 18 tahun...
4M 343K 55
Menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang masuk dalam kategori buruk namun populer di sekolah bukanlah impian gadis bernama lengkap Chasya Queen...
405K 30.2K 16
menceritakan tentang seorang gadis yang bernama adena terpaksa yang bertransmigrasi dan menetap ke dalam sebuah novel yang berjudul My Lovely Sun. A...
283K 9.4K 24
Harap bijak memilih bacaan 17+ setelah hubungannya kandas 4 tahun yang lalu Acha seorang wanita petakilan tidak bisa melupakan cinta pertamanya yaitu...