HIDDENVIEW

By Hinabina

145K 6.5K 249

(Dewasa) Ayaka, seorang streamer cantik terjebak dalam permainan mengerikan "Rumble Arena" yang diselenggarak... More

WARNING
1
2
3
4
5
6
TIM 23
7
8
9
10
11
12
13
14
15 (END)
SEASON 2
2 - 1
2 - 2
2 - 3
2 - 4
2 - 5
2 - 6
2 - 7
2 - 8
2 - 9
2 - 10
2 - 11
2 - 13
2 - 14
2 - 15
SEASON 3
3 - 1
3 - 2
3 - 3
3 - 4
3 - 5
3 - 6
3 - 7
3 - 8
3 - 9
3 - 10
3 - 11
3 - 12
3 - 13
3 - 14
Part 4
4 - 1
4 - 2
4 - 3
4 - 4
4 - 5
4 - 6
4 - 7
4 - 8
4 - 9
4 - 10
4 - 11
4 - 12
4 -13
4 - 14
4 - 15
Epilogue

2 - 12

1.8K 97 1
By Hinabina

"B- bagaimana keadaan anak saya Dok!?" Seorang wanita dengan wajah pucat khawatir menatap Lasagna. Tangannya yang dingin dan gemetar, menggenggam tangan seorang anak perempuan yang terbaring di atas kasur rumah sakit.

Wajah lucu itu telah berubah. Bengkak. Pipinya mengembung, bukan karena ekspresinya yang cemberut atau merajuk. Bengkaknya berlebihan, menjalar sampai ke bawah kantung mata. Leher dan bagian tubuh lainnya juga membengkak. Gadis lucu itu sekarang sudah seperti balon yang entah kenapa terlihat ingin meledak. Rasa khawatir jelas menumpuk, di benak Sang Mama dan juga Sang Ayah yang setia menemani di samping.

Lasagna memeriksanya. Pria itu juga melihat hasil analisa lab yang sudah tertera di dokumen yang ia bawa. Jantung. Ada sesuatu yang salah di jantung gadis itu, sehingga ia membengkak seperti ini. Kesimpulan hasil lab juga mengatakan kalau sebaiknya gadis ini dirujuk ke rumah sakit lain. Rumah sakit tempat Lasagna sekarang tidak mempunyai fasilitas untuk mengobati anak ini. Ia harus dirujuk ke Rumah Sakit khusus jantung, segera, sebelum keadaan semakin buruk.

"Anak Ibu ada gangguan jantung. Tapi ..." Lasagna menutup dokumen laporan analisis di tangan, "Jangan khawatir. Kami bisa menanganinya." Lasagna mengangguk, ia bersama perawat pendampingnya pergi keluar.

"Berikutnya pasien kita yang mana?"

Si perawat kalang kabut mencari dokumen yang ia kapit di ketiak. "Eeeh, itu Dok. Pasien yang kena penyakit Hepatitis. Dia ada di ruang VIP."

"Hmm," Lasagna membaca profil pasien. Hepatitis, penyakit yang menyerang hati itu hinggap di sebuah tubuh pria yang kelihatannya cukup kaya sehingga mampu menyewa ruangan vip. "Suruh dia tes lagi, dan setelahnya berikan obat ini, ini, dan ini." Lasagna menulis obat yang ia maksud. Si perawat pun bingung, karena sejatinya dia bukanlah perawat baru. Dia salah satu perawat senior sehingga cukup tahu tentang obat-obatan suatu penyakit.

Tapi ini... Lasagna memberikan obat yang berlebihan dan tidak diperlukan. Apalagi menyuruh pasien untuk tes darah lagi. "Kenapa?" Tanya Lasagna.

"Eee..." Perawat itu pun bingung bagaimana mengatakan pikirannya.

"Sudah lakukan saja. Makin banyak obat yang dipakai pasien makin banyak juga keuntungan rumah sakit ini, bukan?" Lasagna tersenyum, ia tahu maksud tatapan perawat di sebelahnya ini. Tak mau mencari masalah, si perawat yang juga dijanjikan mendapat jatah uang dari Lasagna itu pun mengangguk saja. Siap melaksanakan perintah.

*****

Hutan semakin jauh disusuri tapi Macaroni belum tampak di mana pun. Andrew sudah mulai ingin kembali, karena mau bagaimanapun, mereka semakin dalam masuk ke hutan, dan tentunya kemungkinan mereka bertemu sesuatu yang berbahaya semakin tinggi. Entah suku kanibal yang bermukim di tengah pulau, atau Tim lain. Terutama... Tim 21 yang kelihatannya berburu tim lain.

"Sebaiknya, kita istirahat dulu. Bagaimana?" Ucapan Andrew diangguki Lasagna dan juga Ayaka yang memang keduanya sedang kelaparan.

Sudah terlalu siang, kalau pesawat dan pengumuman tadi datang tepat pertengahan hari, sekarang mungkin sudah jam 2an.

Kasa yang juga lapar dengan cepat memanjat pohon. Rupanya, mereka sedang ada di bawah pohon yang berbuah. Kasa menggoyang batang dan ranting, dan buah-buah kecil berwarna merah berjatuhan ke tanah. Ayaka tak pernah melihat dan memakannya. Baru ini. Warnanya merah, seperti apel tapi jelas bukan apel. Bentuk kecil-kecil, mungkin sejenis berry, entahlah, Ayaka tak tahu.

Yang jelas, ketiga manusia modern yang sedang terduduk beristirahat itu melihat bagaimana Kasa mengupas buah merah itu lalu mulai makan. "Hmm!" Ayaka menyeru. "Enak! Manis!" Walau agak sedikit sulit untuk dikupas, Ayaka harus memakai pisaunya untuk mencongkel kulit buah yang keras. Tapi, begitu empuk dan basahnya daging buah menyentuh lidah, rasanya menyegarkan sekaligus memenuhi tuntutan gula darah yang membuat lapar.

Sejak kemarin, mereka memakan hewan buruan yang dimasak seadanya. Begitu memakan buah yang manis, tak disangka rasanya begitu nikmat seperti ini. Rasa natural yang disediakan alam dibanding daging ikan hambar yang tidak matang merata, pilihan yang cukup bagus kalau misalkan mereka tidak mendapatkan supply makanan.

"Kita sudah masuk terlalu dalam ke hutan. Bagaimana?"

Andrew menatap Lasagna, tapi kemudian pria tua itu menatap Ayaka, ingin tahu responnya. Seakan saling paham, Lasagna juga berpikiran hal yang sama dengan Andrew. Mereka sudah terlalu jauh masuk ke hutan. Bagaiamana selanjutnya? Apakah lanjut menantang risiko demi mencari Macaroni? Atau kembali ke gua?

"Hm!?" Dan tiba-tiba, Kasa bergidik lalu menerjang Ayaka.

"Kyah!?" Keduanya jatuh dari batang pohon yang mereka duduki. Ayaka hendak menyeru kenapa tiba-tiba bocah suku pedalaman itu berkelakuan demikian, tapi, Ayaka melihat ada sebuah anak panah menancap di pohon. "AWAS!"

Teriakan Ayaka membuat Lasagna serta Andrew langsung waspada. Semuanya menunduk ke tanah lalu segera merayap mencari perlindungan dari balik pohon.

Anak panah kembali melesat, semakin cepat, dan dekat. Sosok penyerang Ayaka pun menampakkan diri. Mereka bukanlah suku Kasa, melainkan kumpulan manusia berpakaian modern yang datang berempat, bergerombol dan membabi buta menembaki Ayaka dan yang lainnya dengan anak panah. Rupanya, salah satu dari mereka adalah pria yang tadi sempat ditakuti Ayaka. Pria itu berlari, melapor ke kelompoknya dan memutuskan untuk menyerang balik Ayaka dan yang lain.

"Mereka di balik pohon!" Hujan anak panah terus berlanjut, membuat Ayaka dan yang lainnya terjebak bersembunyi. Ayaka memeluk Kasa, sedangkan Andrew dan Lasagna ada di pohon lain yang tak jauh dari mereka.

Sadar melihat mangsa mereka terpisah, tim itu pun lanjut mendekat sambil terus menembaki pepohonan dengan anak panah agar Ayaka dan yang lain tidak dapat membalas serangan atau pun kabur.

"Sial! Bagaimana ini!?" Ayaka menatap Andrew, dan lelaki itu juga terlihat kebingungan. Ia sebenarnya tinggal berlari lurus secepat mungkin dan sesekali menyembunyikan diri di antara pepohonan karena posisinya tepat ke arah kembali ke gua tempat persembunyian mereka. Masalahnya adalah Ayaka dan Kasa yang terjebak.

Ayaka dan Kasa ada di belakang pohon, dan kalau ingin ke arah Andrew, mereka harus menyebrang yang sama saja bunuh diri karena pasti anak panah akan mengenainya kalau berani nekat. Tatapan Andrew ke Ayaka juga membuat perempuan berdarah campuran itu mengerti kalau ia harus ke tempat Andrew, lalu mundur untuk sementara waktu. Tapi sekali lagi, Ayaka terjebak.

Mau tak mau, Ayaka menyiapkan pisau lemparnya di tangan. Kalau misalkan penyerangnya itu mendekat dan sudah dalam jarak serangan, ia akan menyerang mereka. Pertaruhan yang cukup berisiko, mengingat Ayaka tak tahu kemampuan musuh. Meskipun tahu, tetap tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dalam perkelahian bersenjata. Strategi menghindar dan membiarkan tim lain saling mengeleminasi memang strategi teraman, tapi Ayaka sendiri yang mengalami kalau strategi itu tidak akan bisa membawakan kemenangan!

"Hei Lasagna! Kau bisa lari mencari tempat aman lalu menembaki mereka untuk pengalih perhatian!?"

Lasagna lantas meliahat posisi musuh. Ia sudah melihat tiga dari mereka. Salah satunya adalah pria berjaket merah yang tadi ditakuti Ayaka, sedangkan duanya lagi adalah masing-masing seorang perempuan dewasa berumur sekitar tiga puluh tahunan dengan jaket bomber kuning, dan satu lagi seorang pria tua berjas putih seumuran dengan diri Lasagna. Pemanah yang menghujani mereka adalah si pria berjaket merah dan si perempuan berjaket bomber kuning. Sedangkan pria tua berjas putih itu masih berdiri di antara kedua rekannya, mengamati.

"Bisa!" Lasagna mengangguk. Ia kemudian berpaling mencari tempat aman, yang di mana adalah sudut dari balik pohon di mana ia bisa mengambil ancang-ancang untuk membalas serangan panah.

Tanpa banyak kata, Lasagna segera melakukan rencana sederhana itu. Beberapa anak panah melesat, dan hampir mengenai diri, tapi beruntung, ia masih sempat mengamankan diri dari balik pohon. Sekarang, perhatian terpecah menjadi tiga tempat. Ayaka serta Kasa, Andrew, lalu Lasagna. Pemanah dari tim itu hanya ada dua, sehingga salah satu dari Ayaka, Andrew atau pun Lasagna punya celah untuk bebas membalas serangan.

Lasagna mengintip, ketika ia melihat pria berjaket merah dan perempuan berjaket kuning itu masing-masing mengarahkan busur ke Ayaka dan Andrew, ia pun mengambil kesempatan itu. Wush! Sebuah anak panah melesat dari Lasagna.

"Ughh!" Duri dari anak panah itu melesat dan melukai paha si perempuan berjaket kuning. Mendapati serangan mereka mendapatkan balasan, mereka pun tak lagi begitu gegabah terus menyerang dan membuka diri. Mereka lantas ikut bersembunyi, berlindung dari balik pohon. Layaknya perang sungguhan, kedua tim itu sama-sama menunggu satu sama lain melakukan kesalahan dan memberikan serangan balasan.

Sesaat setelah melesatkan anak panahnya, Lasagna melihat sesuatu. Tadi, ia sempat berpikir untuk menunggu tim penyerang mereka itu kehabisan anak panah, karena memang daritadi tim itu membabi buta melesatkan panah ke mereka. Sampai-sampai, tubuh pohon yang mereka pakai untuk berlindung terkoyak oleh anak-anak panah yang melesat. Hanya saja, Lasagna melihat kalau amunisi tim itu masih sangat banyak. Mereka membawa sekarung anak panah yang diseret di sebuah tas besar. Berbeda dengan tim Lasagna di mana masing-masing dari mereka memiliki senjata masing-masing, Ayaka dengan pisau lempar, Andrew dengan tongkatnya, dan Lasagna dengan panahnya, tim yang menyerang ini sepertinya adalah tim pemanah.

"Grrrr..." Lalu, di saat jeda saling tukar serangan itu terjadi, sayup-sayup terdengar bunyi geraman dari balik semak-semak dan pepohonan. "Grrrr!" Suara geraman itu makin dekat, dan makin nyaring, menunjukkan kepada para manusia yang mendengar semengerikan apa pemilik geraman itu hanya dengan suaranya saja.

Semuanya pun terdiam membatu pucat mendengar geraman yang tidak hanya satu, melainkan banyak sekali tak terhitung. "A- apa itu!?" Ayaka merinding dari punggung sampai ke leher. Matanya melirik ke arah Andrew yang juga sama-sama membatu pucat. Bukan cuma mereka berdua, Lasagna, serta tim yang sedang menyerang mereka juga sama-sama pucat. Semua manusia yang ada di sana ketakutan dan siap siaga menghadapi geraman yang makin dekat.

"Grrrr!"

"Sial! Ayo lari!" Seru tim penyerang itu begitu melihat sumber geraman.

Ayaka dan Andrew pun melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk bersatu. Ayaka berlari kencang hendak menghampiri Andrew, tapi, "GRAAAA!" Sesosok serigala melompat menghalangi Ayaka. Kasa dengan cepat menarik Ayaka menjauh, kembali ke pohon tempat mereka bersembunyi. Lantas, serigala liar itu kemudian menatap Andrew yang sontak saja mengacungkan tongkat yang ujungnya telah diikatkan pisau Ayaka sehingga menjadikannya sebuah tombak. "Grrrrr!"

Serigala itu tidak sendiri. Sebagian dari mereka mengejar tim penyerang tadi, yang sekarang berlari kencang menyelamatkan diri. Tersisa satu ekor yang tampaknya tidak akan melepaskan niat menyerangnya terhadap Andrew. Lasagna sendiri saat ini mengamati dari jauh. Ia ingin melesatkan anak panah untuk menyelamatkan Ayaka dan Andrew tapi ia sendiri harus berhadapan dengan seekor serigala terakhir yang keluar dari kawanan dan mulai mendekati dirinya.

"Ughh!" Lasagna melepaskan tembakan, namun matanya yang rabun dekat menyebabkan akurasi rendah sehingga anak panahnya berhasil dihindari serigala itu. Jelas saja ia semakin marah karena telah diserang, tapi hewan liar itu tetap punya insting untuk mempertahankan diri, ia tahu untuk tidak sembarangan menerjang manusia tua dengan panah di hadapannya ini.

"GRaaa!"

"Ughh!" Andrew menusukkan tombaknya ke arah serigala yang menerjang. Tubuh lelaki itu terjatuh ke tanah, mendapat hantaman dari sosok serigala. Taring tajam hampir mengenai wajah. Air liur serigala itu juga sudah menetes mengenai dada Andrew. Tangan berkuku tiba di sebelah bahu, tepat sedikit saja lagi, dipastikan taring dan cakar itu dapat mengoyak tubuh Andrew dengan mudah. "Ughh!" Tapi, Andrew masih dapat bereaksi dengan cukup cepat. Tombaknya menusuk masuk bulu serigala hingga tembus melewati tubuh serigala itu. Tongkatnya juga hampir patah akibatnya, tapi, Andrew selamat. Ia berhasil menusuk serigala itu sampai tewas sebelum leluhur anjing itu lebih dulu mengoyak lehernya.

"Kak!"

Ayaka bersama Kasa berlari menghampiri Andrew. Ia lantas membantu Andrew menyingkirkan mayat serigala dengan mata masih terbelalak itu dari atas tubuh Andrew. "Kak!?"

"Hah! Hah! Hah!" Andrew ngos-ngosan. Jantungnya masih berdegup kencang karena nyaris saja, beberapa detik yang lalu ia bisa saja mati oleh taring dan cakar. Tubuhnya berkeringat, dan tatapannya kosong beberapa saat menatap wajah cantik Ayaka yang sama pucatnya, khawatir bukan main.

Keadaan yang dikira menjadi lebih baik, namun rupanya serangan serigala liar ini belum berakhir. Beberapa serigala dari kawanan yang mengejar tim penyerang tadi berbalik, begitu melihat salah satu dari mereka ditumbangkan Andrew. "Grrr! Awuuuuu!" Mereka mengaum, dan berlarian kembali.

"Kak!?" Ayaka menarik tangan Andrew, membantu lelaki itu untuk berdiri. Tak ada kata, mereka tahu harus segera lari karena kali ini serigala yang datang jumlahnya bukan hanya satu. Melainkan lima ekor. Itu sangat berbahaya menghadapi mereka semua! Pilihan terbaik adalah mundur kembali ke gua secepatnya!

Wussh! Sebuah anak panah melesat, menumbangkan salah satu dari kawanan serigala yang berbalik ingin menyerang Andrew. Itu adalah sosok Lasagna yang sudah berhasil menumbangkan satu serigala yang tadi berniat menyerangnya. "Cepat lari!" Teriakan Lasagna langsung ditanggapi kaki Ayaka dan Andrew. Mereka semua berlarian sekuat tenaga, secepat yang mereka bisa. Lasagna juga sesekali menembakkan panah untuk membuat jarak mereka dan serigala yang berlari begitu cepat itu menjauh. Tapi ... "Ggaaaah!" Bruk! Di saat asyik menembak ke belakang, Lasagna yang berlari untuk mendekat ke Andrew dan Ayaka terjatuh ke sebuah jurang.

"Lasagna!" Andrew lantas menepi untuk melihat kondisi pria itu.

"Aku baik-baik saja!" Seru Lasagna dari bawah yang beruntung mendarat di atas ranting pohon dan semak-semak yang memperlambat jatuhnya. Pria itu melihat sekeliling, memastikan jalan keluar, sama seperti Andrew dan Ayaka yang melihat kawanan serigala itu sudah semakin dekat. "Aku baik-baik saja! Aku ingat jalan pulang! Kita bertemu di gua!" Seru Lasagna yang lantas mulai berlari.

"Hei tunggu!"

"Grrr!"

Andrew yang ingin menegur Lasagna tak bisa berlama-lama karena kawanan serigala semakin dekat. Akhirnya, ia bersama Ayaka yang sudah ketakutan menarik tangannya. Mereka pun pergi, secepat yang mereka bisa dari kawanan serigala yang terpecah, dua di antaranya melompat ke jurang dan lanjut mengejar Lasagna.

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 117 6
Kumpulan cerita one shoot Genre : Short Story, Romance, Teen Fiction Jangan lupa follow, vote, dan komen! . . . Ok, terima kasih :) Instagram @icyvan...
3.9K 149 22
PERINGATAN 21+ Entah apa yang dimimpikan Tanaya semalam? Apakah dia mendapat keberuntungan? Atau Kesialan? Secara tak disangka dia harus bertemu dan...
19.1K 1.4K 7
Sasuke & Hinata Hanya sekumpulan Fanfiction pendek dari saya
38.8K 1.4K 16
‼️ Harap perhatikan Tag!! Untuk kejadian yang tidak diinginkan!! ‼️ ‼️Akan ada tahap Revisi‼️ Hermione dan Pansy bekerja di toko bersama. Draco, Harr...